Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indrayani
Abstrak :
Peningkatan populasi lansia berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Pada masa lansia terjadi berbagai perubahan fisik, kognitif maupun psikologis. Harapan hidup dan kualitas hidup merupakan hal yang sangat penting bagi lansia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia. Subjek penelitian berjumlah 242 orang lansia yang diperoleh dengan cara random dari populasi yang berjumlah 349 lansia di Desa Cipasung Kabupaten Kuningan. Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF, kuesioner dukungan keluarga dan fungsi keluarga. Penelitian ini dianalisis dengan uji Chy Square dan uji Regresi Logistik. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup lansia adalah pendidikan (OR=4,9, p value=0,022), pekerjaan (OR=3,5, p value=0,000) dan dukungan keluarga (OR=5,7, p value=0,000). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga dengan nilai OR 5,7 yang berarti bahwa lansia dengan dukungan keluarga kurang berpeluang 5,7 kali lebih besar memiliki kualitas hidup buruk dibandingkan dengan lansia yang mendapat dukungan keluarga baik. Berdasarkan penelitian ini, faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga, pendidikan dan pekerjaan. ......Increase of elderly population will have an impact on various aspects of life. In the elderly occurs a physical changes, cognitive and pshycological. Life expectancy and quality of life is very important for elderly. There are many factors affect the quality of life of elderly. The purpose of this research to know factors that relating with the quality of life of elderly. The subject of study were 242 the elderly obtained by means of random of the population which consisted of 349 elderly in Cipasung Village Kuningan. The interviewers were conducted using WHOQOL-Bref questionnaire, family support and family function questionnaire. The study analyzed by Chy Square test and Logistic Regresion test. A variable that has a significant relation exists with the quality of life for the elderly is education (OR=4,9, p value=0,022), work (OR=3,5, p value=0,000) and the family support (OR=5,7, p value=0,000). Factors the most dominant relating to the quality of life of elderly is family support with the OR=5,7 which means that for the elderly with poor family support had a chance 5,7 times as great as having the quality of life poorly compared to good family support. Based on this research, factors that relating with quality of life of elderly is family support, education and work.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Andriani
Abstrak :
ABSTRAK
Lansia mengalami perubahan pada kualitas hidup dan tidak terlepas dari kebutuhan dasar salah satunya ialah spiritualitas. Spiritualitas dipandang mampu meningkatkan kualitas hidup pada seseorang termasuk lansia. Penelitian ini merupakan penelitian analisa korelasi yang menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat spiritualitas dengan kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 01 Cipayung, Jakarta Timur dengan responden sebanyak 75 orang. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat spiritualitas dengan kualitas hidup (p value < α 0,05). Sedangkan untuk karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin, status pernikahan, dan tingkat pendidikan, menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna signifikan dengan kualitas hidup (p value = 0,215; 0,261; 0,384; 0,317). Berdasarkan hasil tersebut, aktivitas kegiatan spiritual (pembinaan, pemantauan, dan kerja sama) perlu dipertahankan dan ditingkatkan untuk dapat menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi lansia.
ABSTRACT
Elderly had an experience of changes in quality of life and could not be separated from the basic needs, one of them is spirituality. Spirituality was deemed to improve the quality of life in a person, including the elderly. This research is a correlation analysis using quantitative methods with cross sectional study to determine the relationship between the level of spirituality with the quality of life of the elderly in Social House of Tresna Werdha Budi Mulya 01 Cipayung by respondents as many of 75 people. Data were analyzed using univariate and bivariate with chi square test. These results showed a significant relationship between the level of spirituality with significant quality of life (p value < α 0,05). As for the characteristics of the respondent which include age, gender, marital status, and education level, showed no significant relationship with quality of life significantly (p value = 0.215; 0.261; 0.384; 0.317). Based on these results, spiritual activities (establishment, monitoring, and cooperation) need to be maintained and enhanced in order to create a better quality of life for the elderly.
2016
S63722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Wiwie Nasrun
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
PGB-pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Safirahilda
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan jumlah lansia yang tergolong cepat (United Nation, 2013) akan diikuti dengan peningkatan permasalahan pada lanjut usia salah satunya adalah penyakit demensia. Hingga saat ini, perawatan yang diberikan kepada lansia dengan demensia di Indonesia lebih banyak dilakukan di rumah oleh anggota keluarganya sendiri (caregiver) (Do-Le & Raharjo, 2002). Menjadi caregiver bagi lansia dengan demensia bukan pekerjaan yang mudah. Terdapat banyak konsekuensi negatif yang muncul ketika seorang caregiver ditinggal pergi oleh pasiennya, salah satunya adalah kemungkinan untuk mengalami complicated grief (Schulz et al, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh complicated grief terhadap tingkat kualitas hidup dan kecenderungan depresi pada caregiver demensia. Melalui teknik simple regression dan binary logistic regression, ditemukan bahwa complicated grief memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat kualitas (F (4,81) = 12,97, R2 = 0,134, p = 0,001) dan kecenderungan depresi (X2 (1) = 6,35, R2 = 0,108, p = 0,027).
ABSTRACT
A rapid growth of elderly population (United Nations, 2013) led to an increase on dementia incident. In Indonesia, care provided for elderlies with dementia was mostly done by their own family members (caregivers) (Do-Le & Raharjo, 2002). Becoming a caregiver was not easy and had many negative consequences, including a possibility of experiencing complicated grief after the patient died (Schulz et al, 2008). This study aimed to assess the effect of complicated grief on quality of life and depression tendency among dementia caregivers. This study found that complicated grief had significant negative impact on quality of life (F (4,81) = 12,97, R2 = 0,134, p = 0,001) and risk of depression tendency (X2 (1) = 6,35, R2 = 0,108, p = 0,027).;
2016
S65636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library