Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lulu`ul Badriyah
"Stunting merupakan salah satu faktor yang paling signifikan menghambat pembangunan sumber daya manusia. Tujuan utama dari penelitian adalah mengetahui hubungan sanitasi dan hygiene dengan stunting pada anak usia 0-23 bulan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 9.688 anak. Penelitian ini mengolah data Riskesdas 2013 menggunakan analisis regresi logistik. Prevalensi stunting pada anak usia 0-23 bulan di Indonesia sebesar 33,3%. Hasil analisis bivariat menunjukkan stunting berhubungan signifikan dengan sumber air minum, penggunaan jamban, pembuangan air limbah, pengelolaan sampah, cuci tangan dengan sabun, dan BAB sembarangan, Dalam analisis multivariat, stunting berhubungan dengan penggunaan jamban (AOR 1,132 95% CI 1,013-1,265) dan pengelolaan sampah (AOR 1,191 95%CI 1,078-1,316). Selain itu, variabel lain yang berhubungan signifikan dengan stunting adalah usia anak, jenis kelamin, ASI eksklusif, berat lahir, tinggi ibu, dan pendidikan ibu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sanitasi dan hygiene berhubungan signifikan dengan stunting pada anak usia 0-23 bulan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan intervensi sanitasi dan hygiene sebagai bentuk preventif terhadap stunting.
Stunting is one of the most significant factors inhibiting the development of human resources. The main objective of the study was to determine the relationship of sanitation and hygiene with stunting in children aged 0-23 months in Indonesia. This study used a cross-sectional design with a total sample of 9688 children. This research used data of Riskesdas 2013. Data analysis used regression logistic. The prevalence of stunting in children aged 0-23 months in Indonesia was 33.3%. In bivariate analysis, stunting significantly associated with sources of drinking water, use of latrines, sewage management, waste management, wash hands with soap, and open defecation. In multivariate analysis, stunting associated with latrine use (AOR 1.132 95% CI 1.013-1.265) and waste management (AOR 1.191 95% CI 1.078-1.316). In addition, other variables associated with stunting are the child's age, gender, exclusive breastfeeding, birth weight, maternal height and maternal education. The conclusion of this study is sanitation and hygiene significantly associated with stunting. Therefore, it is necessary to improve intervention of sanitation and hygiene behavior to prevent stunting"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T53652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desyana Endarti Hendraswari
"Anak usia 0-23 tahun merupakan masa golden period namun sangat rentan mengalami kurang gizi yang akan mengganggu pertumbuhan baik fisik maupun otak anak. Gangguan pertumbuhan pada masa ini bersifat irreversible. Penyakit infeksi menjadi salah satu penyebab langsung anak mengalami kekurangan gizi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan penyakit infeksi (ISPA, diare, kecacingan, campak, TB paru, Pnemonia) dengan wasting dan underweight pada anak usia 0-23 bulan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan design studi cross sectional dengan menggunakan data SSGI 2021 dengan jumlah sampel 32.084 balita. Pada hasil penelitian proporsi underweight 14,32%, wasting 9,56% dan penyakit infeksi 31,54%. Anak dengan riwayat infeksi memiliki risiko 1,03 kali lebih tinggi untuk wasting dibandingkan anak tanpa riwayat penyakit infeksi setelah dikontrol dengan variabel berat badan saat lahir serta IMD dan tidak bermakna secara statistik. Sedangkan anak dengan penyakit infeksi berisiko 1,1 kali (95% CI:1,00-1,14) lebih tinggi untuk underweight dibandingkan anak tanpa riwayat penyakit infeksi setelah dikontrol dengan variabel usia anak serta berat badan saat lahir dan bermakna secara statistik.

Children aged 0-23 years are the golden period but are very vulnerable to malnutrition which will interfere with the growth of both the physical and brain of the child. Growth disturbance at this time is irreversible. Infectious diseases are one of the direct causes of children experiencing malnutrition. The purpose of this study was to determine the relationship between infectious diseases (ARI, diarrhea, helminthiasis, measles, pulmonary tuberculosis, pneumonia) with wasting and underweight in children aged 0-23 months in Indonesia. This study used a cross-sectional study design using SSGI 2021 data with a total sample of 32,084 toddlers. In the results of the study the proportion of underweight was 14.32%, wasting was 9.56% and infectious disease was 31.54%. Children with a history of infection had a 1.03 times higher risk of wasting than children without a history of infectious disease after controlling for birth weight and IMD variables and were not statistically significant. Meanwhile, children with infectious diseases had a 1.1 times (95% CI: 1.00-1.14) higher risk of being underweight than children without a history of infectious diseases after controlling for the variables of child's age and birth weight and statistically significant."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resita Nurbayani
"Wasting merupakan kurangnya berat badan terhadap tinggi badan (low weight for height). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian wasting pada anak usia 0-23 bulan di 13 provinsi di Indonesia (Studi Data IFLS-2 Tahun 1997, IFLS-3 Tahun 2000, dan IFLS-5 Tahun 2014). Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel anak yang berusia 0-23 bulan pada tahun 1997 sebanyak 582, tahun 2000 sebanyak 1263, dan tahun 2014 sebanyak 1609. Wasting diperoleh dari pengukuran berat badan dan panjang badan dengan tingkat ketelitian 0,1 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi wasting pada tahun 1997 adalah sebesar 12,20 %, pada tahun 2000 sebesar 11,96 % dan pada tahun 2014 sebesar 10, 13 %. Hasil bivariat menunjukkan bahwa pada tahun 1997 terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian MPASI, status kemiskinan, dan jenis kelamin dengan kejadian wasting,  sedangkan pada tahun 2000 tidak terdapat variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian wasting, dan pada tahun 2014 terdapat hubungan yang signifikan antara status kemiskinan dan panjang lahir. Hasil multivariat menunjukkan bahwa status kemiskinan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian wasting pada tahun 1997 dan 2014. Pencegahan wasting sebaiknya dilakukan sebelum masa kehamilan dan berfokus pada masyarakat dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.

Wasting is low weight for height. This study aims to determine the difference factors associated with wasting in children aged 0-23 months in 13 provinces in Indonesia (Study of IFLS-2 in 1997, IFLS-3 in 2000, and IFLS-5 in 2014).The research design was used cross sectional with  total sample of children aged 0-23 months was 582 in 1997, 1263 in 2000, and 1609 in 2014. Wasting was measured using weight scale, length board with  level of accuracy was 0,1 cm.
The results showed the decrease in the prevalence of wasting from 12,20%  in 1997, 11,96%  in 2000 and 10,13% in 2014. Bivariate results showed that in 1997 there were a significant relationship between provision of companion breastfeeding food, poverty status, and sex with wasting events, while in 2000 there were no variables that significantly associated with wasting events, and in 2014 poverty status and body length birth were the significant factors. Multivariate results showed the poverty status was the dominant factor associated with wasting in 1997 and 2014. Prevention of wasting should be started prior pregnancy and focused on community with high poverty level."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meetry Rona Pangestika
"Masalah kurang gizi pada baduta yaitu stunting, wasting dan underweight baik di Sulawesi Barat maupun di tingkat nasional masih menjadi masalah serius. Ditambah lagi kenyataannya terdapat anak-anak yang memiliki dua atau lebih masalah kurang gizi secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan CIAF (composite index anthropometric failure) pada baduta di Sulawesi Barat. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang memanfaatkan data Riskesdas 2018 dengan jumlah sampel sebanyak 395 anak. Analisis dilakukan mengunakan uji chi kuadrat dan regresi logistic ganda. Hasil penelitian didapatkan prevalensi CIAF pada anak usia 0-23 bulan di Sulawesi Barat  tahun 2018 sebesar 47.3 %. ISPA dan berat badan lahir memiliki hubungan signifikan dengan CIAF, dimana ISPA merupakan faktor dominan (OR= 2.13). Namun tidak ada hubungan yang signifikan antara CIAF dengan keanekaragaman konsumsi makanan (MDD), diare, TB Paru, MPASI Dini, imunisasi, status pekerjaan ayah, status pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, wilayah tempat tinggal, inisiasi menyusu dini (IMD), cara pembuangan tinja baduta, sumber Air minum dan pemberian kapsul vitamin A. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu anak yang mengalami ISPA dalam berisiko 2.1 kali mengalami CIAF sehingga upaya pencegahan penyakit infeksi berulang perlu ditingkatkan agar tidak berdampak pada masalah kurang gizi.

Undernutrition in children under five especially aged 0-23 months like stunting, wasting, underweight either in West Sulawesi or nationally is still being a serious problem. In addition there are children who have two or more undernutrition problem simultaneously and none of the three conventional indicators are able to provide the overall prevalence burden of undernutrition. This research aims to determine the dominant factor of composite index anthropometric failure aged 0-23 months in West Sulawesi using Riskesdas Data 2018. This research used cross sectional design with a sample total of 395 children aged 0-23 months. Data were analyzed using chi square for bivariate analysis and multiple regression logistic for multiple analysis. The result showed that 47.3% children aged 0-23 months were undernourished by using CIAF. Acute respiratory infection and birth weight were significantly related to CIAF with acute respiratory infection is a dominant factor (OR 2.13). Meanwhile there were no significant relationship between minimum dietary diversity, diarrhea, lung tuberculosis, early complementary feeding, basic immunization, early initiation of breastfeeding, working status of mother, working status of father, education status of mother, area of residence, source of drinking water, feces children disposal, and supplementation of vitamin A. The conclusion of this research was children who have suffered ARI in the last month have a risk 2.3 times of experiencing CIAF. Therefore increasing efforts to prevent repeated ARI is needed. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Sagung Indriani Oka
"Suatu intervensi edukasi bagi kader Posyandu di kotamadya Bekasi yang diberikan dua tahun lalu terbukti meningkatkan kemampuan komunikasi kader tentang Pemberian Makan Pendamping ASI yang aman. Karena itu sangat menarik untuk mengetahui pengetahuan dan praktek pengasuh pada pemberian makan bayi dan anak usia 0-23 bulan di daerah tersebut. i. Penelitian potong lintang telah dilakukan di dua kelurahan di kotamadya Bekasi. Data mengenai pengetahuan dan praktek pemberian makan bayi dan anak dikumpulkan dari 636 pengasuh dan anak usia 0-23 bulan. Penelitian ini menemukan di Bekasi terdapat 76.9% pengasuh yang memiliki pengetahuan yang benar dan 32% memiliki praktik pemberian makan bayi dan anak yang baik. Level pendidikan ayah, ibu dan pengasuh non-ibu, serta status pekerjaan ibu terbukti berhubungan dengan pengetahuan pengasuh yang benar. Faktor yang berpengaruh terhadap praktik pemberian makan bayi dan anak pada pengasuh adalah pengetahuan pengasuh dan usia anak. Informasi mengenai pemberian makan bayi dan anak sebaiknya diberikan secara teratur dan terus menerus serta tidak hanya membidik pengasuh tapi juga anggota keluarga lainnya. Pelatihan kepada kader Posyandu juga sebaiknya disesuaikan dengan rekomendasi WHO yang terbaru.

The implementation of IYCF key actions and intervention in Indonesia was categorized in a poor situation. It is interesting to assess the knowledge and practices of caregivers on infant and young child feeding (IYCF) to children age 0-23 months in Bekasi municipality which couple years ago their posyandu cadres received education intervention and showed improvement on communication about safe complementary feeding competencies. A cross-sectional survey was conducted in in selected areas/villages of Bekasi. Information on IYCF knowledge and practices were collected from 636 children age 0-23 months and caregivers. It was found that 76.9% caregivers had good IYCF knowledge and 32% had appropriate practices. Fathers, mothers, Non-Maternal Caregivers? education level and also employment status were associated with good knowledge. Message delivery on the IYCF recommendation should be given regularly, frequently and targeted not only to caregivers but also other influencing family member. There is also a need to ensure the cadres receive comprehensive training of the latest WHO recommendation."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Mardiana Rohmatillah
"Indonesia menghadapi tantangan besar dalam buruknya praktik Pemberian Makan pada Bayi dan Anak PMBA . Salah satu intervensi yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah program pelatihan PMBA bagi kader posyandu yang diselenggarakan oleh MCA-I pada tahun 2016. Penelitian ini tidak memberikan pelatihan dan hanya bertujuan untuk mengevaluasi dampak pelatihan PMBA dengan membandingkan pengetahuan dan praktik ibu terkait pemberian makan pada bayi dan anak yang tinggal di daerah yang sudah mendapatkan pelatihan PMBA dan daerah yang belum mendapatkan pelatihan PMBA.
Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan dengan mewawancarai pengasuh yang mempunyai balita berumur 0-23 bulan di kedua wilayah. Informasi tentang implementasi pelatihan PMBA di lapangan di dapatkan dengan mewawancarai kader posyandu, staff puskesmas, staff dinas kesehatan dan staff MCA-I. Data untuk kuantitatif dianalisis menggunakan chi-square test dan analisis multivariate. Kemudian data kualitatif dianalisis menggunakan koding dan identifikasi tema dari transkrip verbatim menggunakan software Dedoose.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengasuh yang tinggal di daerah tempat dilakukannya pelatihan PMBA mempunyai pengetahuan yang lebih baik daripada pengasuh yang tinggal di daerah non-pelatihan PMBA. Terdapat perbedaan pengetahuan pengasuh di daerah pelatihan PMBA dan non-pelatihan PMBA p.

Indonesia was facing big challenge of having high of poor in Infant and Young Child feeding IYCF practices. One of intervention has been done by government was IYCF training program in posyandu cadres that was organized by MCA I in 2016. This study did not conduct the training and only aimed to evaluate impact of IYCF training program by comparing IYCF knowledge and practice of caregivers living in IYCF training program and non IYCF training program.
Cross sectional study was conducted using qualitative and quantitative approach mixed methods . Data were collected through interview with caregivers who have children 0 23 months both in IYCF training area and non IYCF training area. In depth interviews were conducted with key informants i.e. posyandu cadres, puskesmas staff, district health office staff, and MCA I staff to understand the implementation of IYCF training program. Data analysis for quantitative data was done with statistical test using chi square test and multivariate analysis. Thus, data analysis for qualitative data was done through coding and identifying themes from verbatim transcripts using Dedoose software.
The study shown that caregivers in IYCF training area have better knowledge than caregivers in non IYCF training area. There was significant different in caregivers rsquo knowledge in IYCF training area and non IYCF training area p.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiana Kusumasari Agustin
"Kurang gizi pada balita 0-23 bulan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat diProvinsi DKI Jakarta. Pada tahun 2017 prevalensi underweight di Provinsi DKI Jakarta tergolong prevalensi medium 14,5, sementara wasting tergolong serius, sedangkanuntuk stunting termasuk rendah 18,1. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, asupan protein, asupan lemak, keragaman jenis makanan, frekuensi pemberian makanan, ASI eksklusif, inisiasi menyusu dini, penimbangaan berat badan, pemberian kapsul vitamin A, riwayat pendidikan formal ibu dan status ibubekerja dengan kurang gizi pada Balita 0-23 bulan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017.Kurang gizi diukur menggunakan Compocite Index of Anthropometric Failure CIAF. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 658 balita 0-23 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kurang gizi pada Balita 0-23 bulan dengan indikator CIAF jauh lebih tinggi 31,9 dibandingkan dengan indikator BB/U,PB/U, dan BB/PB. Asupan protein, keragaman jenis makanan, pemberian kapsulvitamin A dan status bekerja ibu berhubungan signifikan dengan kurang gizi. Faktor dominan adalah asupan protein. Balita yang mengkonsumsi protein kurang memiliki risiko sebesar 4,8 kali 95 CI: 0.599-38.746 untuk mengalami kurang gizi dibandingkan Balita yang mengkonsumsi protein cukup. Terdapat interaksi antaraasupan protein dan keragaman jenis makanan. Interaksi tersebut saling melemahkan terhadap kejadian kurang gizi.

Undernutrition in under five children 0 23 months is still a public health problem in DKI Jakarta Province. In 2017, the prevalence of underweight in DKI Jakarta is classified as medium prevalence 14.5, while wasting is considered serious, meanwhile stunting is low 18.1. The objectives of the study were to investigate the relationship between energy intake, protein intake, fat intake, food diversity, feeding frequency, exclusive breastfeeding, early breastfeeding initiation, weight monitoring,vitamin A capsule supplementation, maternal formal education and maternal working status with undernutrition in under five children 0 23 months. Undernutrition was measured using the Composite Index of Anthropometric Failure CIAF. This research use cross sectional design with number of sample 658.
The results showed prevalence of undernutrition using CIAF indicator is much higher 31.9 compared with BB U, PB U, and BB PB indicators. Protein intake, dietary diversity, vitamin A capsule supplementation and maternal working status were significantly associated with undernutrition. The dominant factor is protein intake. Toddlers who consumed less protein had 4.8 times higher risk 95 CI 0.599 38.746 to experience undernutrition compared to toddlers who consumed enough protein. There is an interaction between protein intake and food diversity. The interactions are mutually debilitating to theincidence of undernutrition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
"Pengukuran panjang badan penting dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengukuran panjang badan anak usia di bawah 24 bulan seringkali kurang akurat. Sekitar 60-70 kesalahan pengukuran panjang badan disebabkan oleh faktor dari anak itu sendiri, terutama dalam hal pergerakan tubuh. Pengukuran pengganti dibutuhkan saat pengukuran panjang badan biasa tidak dapat dilakukan. Penelitian dengan desain studi cross-sectional ini bertujuan untuk mengembangkan model prediksi panjang badan anak usia 0-23 bulan berdasarkan panjang ulna dan tibia dengan menggunakan regresi linier. Sebanyak 153 orang anak laki-laki dan 153 orang anak perempuan yang berasal dari beberapa posyandu di Kelurahan Kebon Pala dilibatkan dalam penelitian ini selama bulan Mei-Juni 2018. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang sangat kuat antara panjang ulna kanan dengan panjang badan laki-laki r=0.908, perempuan r=0.922, panjang ulna kiri dengan panjang badan laki-laki r=0.904, perempuan r=0.922 serta panjang tibia kanan dengan panjang badan laki-laki r=0.922, perempuan r=0.938, dan panjang tibia kiri dengan panjang badan laki-laki r=0.924, perempuan r=0.937. Panjang ulna dan tibia dapat menjadi prediktor yang baik untuk memprediksi panjang badan, diperlukan penelitian lanjutan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas rumus model prediksi yang dihasilkan, serta uji coba pengaplikasian rumus prediksi untuk menilai apakah rumus dalam penelitian ini dapat mengidentifikasi stunting pada anak.
Length measurement is important in monitoring the growth and development of children. Length measurement in children under 24 months are frequently measured incorrectly. About 60 70 error of length measurement caused by the child factors, especially the movement of child. Surrogate anthropometric measurements are required when the actual length measurement is unobtainable and unreliable. This cross sectional study aims to develop length prediction model in children aged 0 23 months from ulna and tibia length by using liner regression. 153 boys and 153 girls aged 0 23 months from several integrated children health center in Kebon Pala Village from May June 2018. The result of this study showed that there are very strong correlation between right ulna length and body length boys r 0.908, girls r 0.922 left ulna length and body length boys r 0.904, girls r 0.922 right tibia length and body length boys r 0.922, girls r 0.938 and left tibia length boys r 0.924, girls r 0.937. Ulna and tibia length can be good predictors for predicting body length, but it needs a further study to test the validity and reliability of the prediction model formulas from this study, and test of application prediction formulas to assess whether the formulas in this study can be used to identify stunting in children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library