Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indiana Salsabila
Abstrak :
Kondisi dunia setelah Perang Dunia II melahirkan tema-tema terkait kematian dalam kesusastraan Prancis. Salah satu contoh karya sastra dengan tema ini adalah LEtranger, sebuah roman yang dipenuhi aspek-aspek absurditas yang ditulis oleh Albert Camus. Konsep absurditas Camus menyatakan bahwa untuk menghadapi absurditas, manusia harus berkonfrontasi dengan kondisi absurd secara langsung dengan kesadaran. Dengan begitu, manusia dapat menjalani hidup absurd hingga kematian tiba. Artikel ini memperlihatkan bagaimana peristiwa kematian yang secara konsisten hadir dalam roman LEtranger berkaitan dengan absurditas Camus. Melalui analisis perkembangan fokalisasi dalam cerita, narasi Meursault menunjukkan hubungan gagasan absurditas Camus dengan kematian melalui perubahan Meursault dalam memaknai kematian. Selain itu, analisis struktur naratif teks melalui alur cerita menunjukkan bahwa peristiwa kematian mengantarkan tokoh utama dalam menjadi Manusia Absurd. Terasingkan dari masyarakat akibat pandangannya terkait kematian, Meursault sampai pada kesadaran bahwa menjadi orang asing di dunia yang absurd berarti menerima kepastian kematian dengan terus menjalani hidup dengan tanggung jawab. ...... The worlds condition after World War II gave birth to death-related themes in French literature. One example of literature work is LEtranger, a novel rich with aspects of absurdity written by Albert Camus. Camus concept of absurdity states that to face absurdity, one must confront it with consciousness and live through the absurd life until death. This article aims to reveal how death, which consistently occurs in LEtranger, is related to Camus concept of absurdity. Through the analysis of focalization development apparent in the story, the recurring events of death as told through Meursaults narration connects Camus idea of absurdity and death. Moreover, storyline and narrative breakdowns show that death occurrences expose the main character to the steps towards becoming the Absurd Man. Alienated in a world of absurdity, Meursault shows how being the stranger means accepting the inevitability of death by continuing to live the absurd life with consciousness and responsibility.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Myrita Parameswara
Abstrak :
Nouvelle vague merupakan istilah yang dipopulerkan oleh sekelompok kritikus film dari majalah Cahiers du cinéma yang merujuk kepada sebuah fenomena kultural yang muncul akibat perkembangan tren politik, sosial, ekonomi, dan estetika pada tahun 1950-an di Prancis. Dalam penelitian ini, akan dibahas film Pierrot le fou (1965) garapan Jean-Luc Godard, seorang sutradara nouvelle vague yang terkenal dengan kekhasan artistiknya seperti teknik jump cuts. Dengan fokus pada tokoh utama film, Ferdinand, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Pierrot le fou yang merupakan produk nouvelle vague menggunakan absurditas sebagai perangkat naratif dan tematik, serta bagaimana pengaluran serta penokohan dalam Pierrot le fou menantang tema konvensional dan norma-norma masyarakat yang ada melalui eksplorasi absurditas. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan visual pada film sebagai korpus penelitian. Teori yang digunakan adalah teori analisis struktur dramatik oleh Gustav Freytag, analisis sinematografi berdasarkan The Art of Watching Film oleh Boggs dan Petrie, serta teori absurditas Albert Camus dari bukunya yang berjudul The Myth of Sisyphus. Analisis skema naratif memperlihatkan keberadaan manusia dalam kacamata absurditas melalui tokoh Ferdinand. Masalah utama dalam kehidupan Ferdinand adalah rasa terjebak dalam kehidupan monoton dan dangkal. Pierrot le Fou mempertanyakan konsep absurditas dalam kehidupan manusia, memperlihatkan repetisi yang tidak bisa dihindari dan berakhir dengan repetisi lainnya. Memperlihatkan kenyataan yang tidak nyata dan serangkaian ilusi melalui kehidupan tokoh Ferdinand dan gambar-gambar yang ditampilkan. ......Nouvelle vague is a term popularized by a group of film critics from the magazine Cahiers du cinéma which refers to a cultural phenomenon that arose as a result of developments in political, social, economic and aesthetic trends in the 1950s in France. In this research, we will discuss the film Pierrot le fou (1965) directed by Jean-Luc Godard, a nouvelle vague director who is famous for his artistic peculiarities such as the jump cuts technique. With a focus on the main character of the film, Ferdinand, this research was conducted to find out how Pierrot le fou, a product of nouvelle vague, uses absurdity as a narrative and thematic device, and how the plot and characterizations in Pierrot le fou challenges conventional themes and existing societal norms through an exploration of the absurdity. This research is conducted using qualitative method with a visual approach to film as a research corpus. The theory used is the theory of dramatic structure analysis by Gustav Freytag, cinematographic analysis based on The Art of Watching Film by Boggs and Petrie, and Albert Camus's theory of absurdity from his book titled The Myth of Sisyphus. The analysis of the narrative scheme shows human existence through the lens of absurdity from the main character’s point of view, Ferdinand. The main problem in Ferdinand's life is the feeling of being trapped in a monotonous and shallow life. Pierrot le fou questions the concept of absurdity in human life, showing repetition that is inevitable and ends with another repetition. Showing an unreal reality and a series of illusions through the life of the character Ferdinand and the images shown.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Rara Kinasih
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini berisi tentang kesadaran absurditas tokoh Aku dalam Coh CMEWHORO YENOBEKA/SON SMESNOGO COELOVEKA/Mimpi Seorang Konyol karya Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Metode yang digunakan adalah metode deskripsianalitis. Penulis mengaitkan metode ini dengan konsep absurdisme dari Albert Camus, dan berdasarkan analisis yang dilakukan penulis berhasil membuktikan bahwa tokoh Aku mengalami kesadaran absurditas dalam hidupnya yang dapat dilihat dari keputusan tokoh Aku untuk tetap menjalani hidupnya dan menolak bunuh diri. Karena bunuh diri menurut Albert Camus bukanlah merupakan solusi bagi mengatasi absurd.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyra Daniera
Abstrak :
Kumpulan cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma merupakan salah satu karya sastra yang mengangkat pemikiran eksistensialisme absurditas melalui tokoh-tokoh di dalamnya. Penelitian ini mengangkat persoalan bagaimana absurditas dalam kumpulan cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku digambarkan melalui tokoh Tukang Pos. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan absurditas dalam kumpulan cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku melalui tokoh Tukang Pos. Penelitian dilakukan terhadap bagian "Trilogi Alina" yang memuat tiga cerpen, “Sepotong Senja untuk Pacarku”, “Jawaban Alina”, dan “Tukang Pos dalam Amplop”, dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Aspek tokoh dan penokohan Tukang Pos dianalisis berdasarkan konsep absurditas Albert Camus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa absurditas digambarkan oleh tokoh Tukang Pos melalui pencarian konstannya akan jati diri dan makna hidup dalam dunia yang tidak rasional. Perasaan keterasingan akibat pekerjaannya sebagai tukang pos mendorongnya untuk mendapatkan kejelasan makna hidup. Kejelasan ini berusaha diwujudkan ketika ia masuk ke dalam amplop berisi senja, bertransformasi menjadi manusia ikan, dan membangun peradaban baru. Setelah keluar dari amplop, Tukang Pos tetap melanjutkan pekerjaannya mengantar surat. Perilaku ini sejalan dengan tokoh Sisifus yang dikisahkan Albert Camus dalam esai filsafat legendarisnya, Mitos Sisifus (Le Mythe de Sisyphe). ......Sepotong Senja untuk Pacarku by Seno Gumira Ajidarma is a short story anthology that explores existentialism and absurdity through its characters. This study examines how absurdity is portrayed in the short stories through Tukang Pos. The aim of this research is to demonstrate the absurdity in Sepotong Senja untuk Pacarku through Tukang Pos. The research focuses on the "Trilogi Alina" chapter, which includes three short stories, “Sepotong Senja untuk Pacarku”, “Jawaban Alina”, and “Tukang Pos dalam Amplop”, using a descriptive qualitative method. Aspects of the character and characterization of Tukang Pos are analyzed based on Albert Camus' concept of absurdity. The results show that absurdity is portrayed by Tukang Pos through his constant search for identity and the meaning of life in an irrational world. The feeling of alienation caused by his job as a postman drives him to seek clarity in the meaning of life. This clarity is attempted when he enters an envelope containing sunset, transforms into a human-fish body, and builds a new civilization. After exiting the envelope, Tukang Pos continues his job delivering letters. This behavior aligns with the character of Sisyphus as illustrated by Albert Camus in his legendary philosophical essay, The Myth of Sisyphus (Le Mythe de Sisyphe).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ganang Dwi Kartika
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rieuwpassa, Keeke I.A.
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menguraikan unsur-unsur absurditas yang terdapat dalam drama Pastorale karya Wolfgang Hil_desheimer berdasarkan teori Martin Esslin. Tujuannya adalah untuk menunjukan bahwa sebenarnya unsur-unsur yang bersifat absurd itu adalah pencerminan kenyataan.

Dalam drama Pastorale ditemukan unsur-unsur absurditas menurut Martin Esslin yang mencakup fungsi bahasa, alur, tokoh dan elemen mimpi. Melalui unsur-unsur yang tidak konvensional itu dapat terlihat bahwa sesungguhnya sebuah karya sastra absurd merupakan salah satu cara yang baik untuk mengetengahkan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata dalam masyarakat modern.
1995
S14684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Paramitha
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk memaparkan konsep kebebasan dari tiga tokoh utama dalam masing-masing cerpen/Ninocka/Ninochka, /Spat? Xocetsja/Mengantuk, dan /Pari/Taruhan karya Anton Pavlovich Chekhov dengan tokoh utamanya Pavel Sergeyevich Vikhlyenev, Varka dan Sang Pengacara. Ketiga tokoh ini memaknai konsep kebebasan dan melakukan pencapaian kebebasan sebagai bentuk dari pemberontakan atas kondisi hidup yang absurd. Penulis menggunakan teori absurdisme yang dikemukakan Albert Camus terkait dengan analisis konsep kebebasan dalam cerpen /Ninocka/Ninochka, /Spat? Xocetsja/Mengantuk, dan /Pari/Taruhan. This mini thesis aims to explain the freedom concept in the short stories /Ninocka/Ninochka, /Spat? Xocetsja/Sleepy, and /Pari/The Bet by Anton Pavlovich Chekhov with main characters Pavel Sergeyevich Vikhlyenev, Varka and The Lawyer. These three main characters define the freedom concept and achieve freedom as a rebellion of an absurd life condition. The author uses the absurdism theory by Albert Camus associated with the analysis of freedom concept on the main characters in the short story /Ninocka/Ninochka, /Spat? Xocetsja/Mengantuk, and /Pari/Taruhan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43464
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiah
Abstrak :
Dalam skripsi yang berjudul Tema Absurditas dalam Le Malentendu karya Albert Catus ini, dibahas mengenai sub tema absurditas yang ditemukan dalam penyajian karya tersebut. Subtema tersebut adalah sub tema kesadaran, kebisuan, pertanyaan yang ti_dak terjawab, keterasingan, kesia-siaan, ketiadaan makna hidup, kesalahpahaman, kebebasan, rairah, pemberontakan dan rasa bersa_lah. Jumlah keseluruhan sub tema tersebut adalah sebelas. Kesebelas sub tema tersebut ditemukan dalam semua unsur struktur karya, yaitu alur, pengaluran, tokoh, latar ruang dan latar waktu, dengan menggunakan teori aktan, penokohan, waktu dan tempat yang diungkapkan oleh Anne Ubersfeld dalam bukunya yang berju_dul Lire Le Theatre. Le Malentendu ini adalah salah satu karya terbesar Albert Camus yang membicarakan mengenai absurditas. Dalam karya tiga babaknya ini, Caaus menampilkan pemikirannya mengenai absurditas yang juga merupakan gambaran dari karyanya, yang lain, sebuah esai yang berjudul Le Mythe de Sisyphe.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S13841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B.R.Aj. Kooswardini Retno Wulandari
Abstrak :
Gagasan absurditas Albert Camus membahas mengenai konfrontasi antara nalar manusia yang selalu mencari jawaban dan kepastian mengenai kehidupan dan dunia yang tidak pernah memberikan jawaban tersebut. Satu-satunya hal yang pasti hanyalah kematian, hal ini membuat Camus mengatakan bahwa hidup yang dijalani manusia di dunia ini adalah sia-sia dan membandingkannya dengan mite Sisifus. Skripsi ini membahas bagaimana gagasan absurditas Camus tersebut ditampilkan dalam L?Étranger, sebuah roman yang bercerita mengenai Meursault, seorang manusia yang hidup tanpa mempedulikan norma-norma masyarakat dan dijatuhi hukuman mati. Pembahasan ini dilakukan baik melalui analisis alur dan pengaluran maupun analisis tokoh serta latar. ...... Albert Camus's idea on absurdity highlights the confrontation between men?s ratio that always seeks out answers and certainty on life and a world that never seems to provide that answer. The only certainty is death. This is what made Camus to mention that the life that we are all living is meaningless and have compared it to the Myth of Sisyphus. this thesis describes how Camus? idea of absurdity are shown in L?Étranger, following the story of Meursault, a man living outside the realms of civil conducts, who was sentenced to death. This paper will dissect the story through analysis of plot, characters and also settings.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14459
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risha Jilian Ch.
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang absurditas dalam Le Ping-Pong karya Arthur Adamov. Le Ping-Pong merupakan sebuah karya Nouveau Théâtre yang mengisahkan tentang dua lelaki yang sangat tertarik pada mesin pinball. Kedua tokoh tersebut terus-menerus berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari mesin pinball. Namun secara perlahan-lahan mesin pinball itu mengendalikan kedua tokoh tersebut hingga mereka tua. Tanpa kedua tokoh itu sadari, mereka menghabiskan waktu mereka hanya untuk permainan yang berakhir pada kesia-siaan. Oleh karena itu tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan nilai absurditas yang terkandung dalam Le Ping-Pong. Kesimpulan sementara yang didapat adalah bahwa Le Ping-Pong menunjukkan tentang kesia-siaan usaha manusia.
The focus of this study is absurdity of Arthur Adamov`s play, Le Ping-Pong. Le Ping-Pong is one of the best known play of Nouveau Théâtre. It was about two man fascinated by pinball machine. They make every endeavor to reach the benefit from that machine. But unconsciously, they wasted their lifelong just for the plaything, in the futile. So the purpose of this study is to explain the absurdity contained in Le Ping-Ping. The hypothesis is that Le Ping-Pong is concerned with the futility of human endeavor.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14521
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>