Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nina Maulina
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Andrey Hamzah Darpo Kusumo
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42444
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Qadarini
Abstrak :
Sejak pertama kati didirikan, sosok menara hampir sela\u ditemukan di setiap bangunan mesjid dan gereja. Keduanya sama-sama berfungsi sebagai tempat untuk memanggil umatnya beribadah; bagi muazin untuk menyerukan adzan dan bagi gereja untnjk membunyikan Ionceng. Selain itu menara juga dapat diartikan sebagai lambang kekuatan dan kemenangan serta pemberi identitas_ Kevertikalannya menggambarkan adanya pengakuan akan Tuhan yang dipuja oleh manusia. Namun terkadang keberadaan menara pada bangunan ibadah ini kurang mendapat perhaiian karena ia bukan tempat dilakukannya kegiatan beribadah.

Seiring dengan perjalanan waktu, maka éangat banyak gaya menara yang telah dihasilkan. Jika dahuiu kebanyakan menara memiliki bentuk dasar berupa balok dan silinder, mqka saat ini banyak ditemukan menara déngan pengolahan bentuk yang lebih bebas. Apakah menara tersebut tidak lagi difungsikan sebagaimana mestinya, hal itu sepertinya tidak terlaln menjadi masalah selama ia dapat dijadikan sebagai salah satu bembentuk image dan identitas sebuah bangunan ibadah.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lim, Seok Jae
Seoul: Doseo-Chulphan Yegyeong, 1998
KOR 722.13 LIM h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gathut Dwihastoro
Abstrak :
Banten atau Banten Larva sekerang merupakan situs kepurbakalaan masa Islam. Bekas kota kesultanan Banten yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati ini, masih tampak jelas pening_galannya, salah satunya: mesjid Kasunyatan. Mesjid ini dibangun pada masa pemerintahan Maulana Yusuf (1570-1580) dan putranya, Maulana Muhammad (1580-1596).Mesjid Kasunyatan terletak di desa Kasunyatan, kecamatan Kasemen, kabupaten Serang, Jawa Barat. Penelitian arkeologi pada situs kepurbakalaan Benten Lama sudah dimulai sejak tahun 1976. Baik yang dilakukan o_leh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslitarkenas), Fakultas Sastra UI, jurusan arkeologi, maupun oleh instansi atau lembaga terkait lain. Penelitian pada kompleks mesjid Kasunyatan yang bersifat pendahuluan ini, bertujuan untuk memberi gambaran sekilas dan sebagai sumbangan data bagi penelitian arkeologi di situs Banten Lama. Karena bangunan _mesjid dapat dikaitkan dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Dari segi arsitekturalnya mesjid Kasunyatan menarik untuk dibahas, seperti: denahnya, ragam hias, gapura, dan a_tapnya yang berbentuk tumpang sebagai ciri bangunan mesjid kuno di Indonesia. Metode atau cara pendekatan yang digu_nakan dalam pembahasan di sini, adalah: (1) Kajian kepustakaan (2) Pengamatan obyek penelitian (langsung dan tak lang_sung), dengan melakukan mendeskripsian, membuat gambar, foto, peta dan sebagainya. (3) Wawancara kepada instansi yang terkait.
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S11856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Handoko
Abstrak :
Penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi ini pada dasarnya membahas mengenai korelasi/ hubungan antara bentuk-bentuk gapura dengan keletakannya di dalam kompleks keraton. Gapura merupakan bangunan pintu gerbang yang keberadaannya tidak terbatas hanya pada kompleks keraton saja, tetapi dapat juga berada pada kompleks pemakaman, mesjid, candi dan sebagainya. Data berupa gapura keraton diambil sebagai objek penelitian ini mengingat keraton memiliki berbagai simbol kekuasaan yang diungkapkan antara lain lewat arsitekturnya. Dari deskripsi gapura-gapura pada keraton-keraton di Cirebon (Keraton Kasepuhan, Kanoman dan Kacerbonan), dapat dilihat banyaknya variasi-variasi bentuk gapura, meskipun pada dasarnya tetap merupakan 2 tipe, candi bentar dan paduraksa. Pengaruh arsitektur Hindu (pra-Islam) masih tampak pada gapura-gapura tersebut. Misalnya dari ragam hiasnya serta adanya komponen-komponen pelengkap gapura yang biasanya terdapat pada candi, yaitu pipi-tangga, menara sudut pipi-tangga dan kemuncak. Pola dasar peletakan gapura-gapura di kompleks keraton pun masih menampakkan pola lama. Seperti yang terlihat di Keraton Kasepuhan dan Kanoman dimana gapura-gapura candi bentar ditempatkan pada halaman luar dan gapura-gapura paduraksa pada halaman dalam.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safari
Abstrak :
Keberadaan umat Islam tidak dapat.dilepaskan dari keberadaan bangunan peribadatan (masjid). Masjid dapat diartikan sebagai identitas masyarakat Muslim, karena peranan masjid dalam kehidupan masyarakat Muslim tidak hanya berfungsi sebagai tempat melaksanakan ibadat wajib (Shalat) saja, tetapi masjid juga berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial kultural umat Islam. Bahkan tidaklah berlebihan jika masjid juga dikatakan sebagai tempat pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan (Wiryoprawiro 1986: 155).

Masjid berasal dari kata bahasa Arab yaitu Sajada yang bermakna tempat bersujud. Dalam pengertian umum masjid adalah sebidang tanah yang dapat digunakan oleh umat Islam untuk me_lakukan sembah dan sujud kepada TuhanNya (Aboebakar 1955: 3). Pengertian tersebut tidaklah bertentangan dengan pengertian hukum Islam tentang masjid.

Dalam Alqur'an secara tegas diperintahkan umatnya untuk mendirikan masjidl. selain itu Rasulallah Muhammad SAW secara langsung bersabda; Barang siapa yang membangun masjid karena mengharap ridha Allah, maka Allah akan membengunkan rumah untuknya di surga (HR. Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban).

Dari kedua sumber hukum Islam. tersebut dapatlah dibuat kesimpulan, bahwa Islam secara tegas memerintahkan umatNya untuk mendirikan masjid, tetapi secara teknis kedua sumber hukum dasar Islam tersebut tidak memberikan batasan yang jelas tentang bentuk masjid itu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S12078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iroh Siti Zahroh
Abstrak :
Di Asia Tenggara sejak masa pra-Islam telah dikenal kepercayaan mengenai kesejajaran makrokosmos dengan mikrokos_mos, antara jagat raya dengan dunia manusia (Geldern 1972:1). Akibat kepercayaan itu, masyarakat selalu menjaga keselarasan makrokosmos dengan makrokosmos, antara jagat raya dengan dunia manusia. Penjagaan ini disebabkan oleh keinginan manusia supaya keadaan dunia selalu tenteram. Pada masa pra-Islam satu pusat kota, keraton, dan raja dianggap sebagai salah satu hubungan dari kesejajaran makrokosmos dengan mikrokosmos. Masyarakatnya rnenganggap bahwa pusat kota, keraton, dan raja selain dianggap sebagai pusat politik, sosial, ekonomi, keagamaan dan budaya juga dianggap sebagai pusat magis. Hal seperti ini pada masa Islam masuk dan berkembang, di Jawa pemikiran seperti ini masih ada walau pun samar-samar (Tjandrasasmita 1981/1982:236). Salah satu bentuk nyata dari pemikiran ini yaitu pusat kota, keraton, Sering di kelilingi termbok, parit , atau kedua_rya. Fungsi pertama tembok dan parit tersebut untuk menjaga segala serangan dari luar. Fungsi kedua yaitu sebagai tanda batas antara daerah sakral dan profan.
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S11772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrira Juniba Sekarini
Abstrak :
ABSTRACT
Generally, a nation has a Diplomatic Mission to be carried out in another country. Australia has a Diplomatic Mission in Italy that is realized through an Embassy in Rome, and two consulates located in Milan and Venice. However, the Venice consulate is located 50 kilometers outside Venice itself, which makes it inconvenient and disadvantageous for people who would like to access the consulate from Venice. Meanwhile, a consulate should be a place that is easily accessible to facilitate people who are often dealing with sudden and urgent matters. Thus, it is essential to re locate the Australian Consulate in Venice and enhance the architectural quality by designing a new consulate that does not only assist people in regards to living overseas but also translates and embodies the relationship between two countries. The consulate must also include office space as well as residential space and consider the privacy and public space design. Through a comprehensive research on consulates, the social and political aspect of Australia and Venice, and context and site analysis, this report will be focusing on the proposed design of the new Australian Consulate in Venice and its process of transforming the concept based on the analysis of both countries into a built form. This report will be in accordance with the author rsquo s competed studio project in Queensland University of Architecture, Queensland, Australia.
ABSTRACT
Sebuah negara biasanya memiliki misi diplomatik di negara lain. Australia memiliki misi diplomatik di Italia yang direalisasikan melalui sebuah kedutaan di Roma, dan dua konsulat di Milan dan di Venesia. Meski demikian, konsulat yang semestinya berada di Venesia terletak 50 kilometer di luar Venesia itu sendiri, sehingga menyulitkan orang untuk mengaksesnya. Sedangkan, sudah semestinya bagi sebuah konsulat untuk memiliki akses yang mudah agar dapat memfasilitasi orang-orang yang membutuhkan bantuan mengenai masalah yang mendesak. Kedutaan dan konsulat merupakan representatif dari Australia di Italia. Maka dari itu, penting bagi Australia untuk merelokasi konsulat yang berada di Venesia dan meningkatkan kualitas arsitekturalnya dengan cara mendesain konsulat baru yang tidak hanya membantu dalam hal tinggal di luar negeri namun juga memencerminkan dan menanamkan relasi dari kedua negara. Konsulat tersebut harus memiliki ruang untuk kantor dan tempat tinggal dan mempertimbangkan pembagian antara ruang publik dan ruang privat. Melalui penelitian yang komprehensif mengenai konsulat, aspek social dan pilitik Australia dan Venesia, dan analisis konteks dan lokasi, tulisan ini akan membahas mengenai proposal desain baru Konsulat Australia di Venesia. Karya tulis ini berdasarkan proyek studio penulis yang diambil di Queensland University of Architecture, Queensland, Australia.
2017
S69834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Baiduri
Abstrak :
Masjid Raya Al Ma'shun Medan merupakan salah satu peninggalan dari Kesultanan Deli yang terdapat di kota Medan dan belum pernah diteliti secara khusus. Penelitian yang dilakukan sebelumnya hanya membahas secara singkat dan tidak mendalam. Masjid ini pernah disebutkan oleh peneliti Belanda bernama Van Ronkel dalam majalah NION (1916-1934) yang mengatakan bahwa Medan (Kota Raja) terkenal dengan kekayaannya dan keindahan masjidnya. la juga menyebutkan bahwa masjid ini dibangun di tanah kerajaan atas perintah pemerintahannya (Sultan). Masjid ini didirikan pada tahun 1906 M yaitu pada masa pemerintahan Sultan Ma'mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah dengan bantuan seorang arsitek berasal dari tentara KNIL yang bernama TH. Van Erp. Penelitian terhadap Masjid Raya Al Ma'shun Medan bertujuan untuk memaparkan bentuk arsitektur dan ragam hias arsitektural maupun ornamental yang terdapat pada masjid, mengidentifikasi komponen-komponen asing yang ada pada masjid dan komponen-komponen yang mendominasi rnasjid dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana kehadiran komponen-komponen asing tersebut diterapkan pada masjid. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka tinjauan yang dilakukan adalah tinjauan arsitektural dan ornamental. Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan metode yang dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama yaitu pengumpulan data dilakukan studi kepustakaan dan studi lapangan. Tahap selanjutnya adalah pengolahan data (analisis) dilakukan kiassifikasi, tabulasi dan perbandingan dengan komponen-komponen arsitektural dan ornamental yang mempunyai persamaan dengan komponen-komponen yang terdapat pada masjid. Tahap akhir dan penelitian ini (penafsiran data) dilakukan dengan menggunakan data analogi sejarah. Sumber sejarah yang digunakan berupa sumber-_sumber sejarah yang memberikan gambaran mengenai Kesultanan Deli, data-data mengenai perkembangan arsitektur (kesenian) Islam dan arsitektur Eropa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan. Komponen-komponen budaya yang mendominasi arsitektur dan ragam hias Masjid Raya Al Ma'shun Medan pada umumnya berasal dari Arsitektur Islam khususnya Mesir (periode Mamluk yang berlanjut sedikit pada periode Ottoman); Spanyol (Andalusia) dan Maghribi; India (periode Mughal Architecture); serta Arab (Timur Tengah) sedangkan komponen-komponen yang berasal dari Eropa (Kolonial) merupakan komponen pelengkap. Komponen-komponen budaya yang mendominasi masjid merupakan komponen-komponen yang pada umumnya berasal dari arsitektur Islam yaitu arsitektur yang berkembang pada masa puncak kejayaan kerajaan-kerajaan
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>