Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Watterson, Karen L.
Reading, Mass.: Addison-Wesley , 1995
004.36 WAT c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putut Basuki Putro
"Jaringan komputer atau jaringan komunikasi data merupakan salah satu dari teknologi informasi yang mempunyai peranan penting dalam mengalirkan data / informasi dari satu lokasi kelokasi lainnya, dan akan menjadi sangat penting apabila arsitektur aplikasi yang dijalankan dikembangkan dengan teknologi client-server.
Dengan beralihnya konsep teknologi dari mainframe based ke client-server based, maka konsep pemrosesanpun berubah dari centralized menjadi desentralized sehingga metoda akses dari setiap pemakai aplikasi ke server aplikasi maupun data center yang melalui sistem jaringan tidak bertumpu kesatu arah, akan tetapi tersebar dan saling silang menyilang dengan volume data dan jumlah user yang jauh lebih besar dan frekuensi trafik lalu lintas data yang cukup tinggi. Untuk itu diperlukan pengembangan teknologi jaringan komputer yang mempunyai kemampuan fault tolerant, dan kehandalan dalam transportasi data antar komputer dengan volume yang besar dan frekuensi tinggi dari sejumlah client dan server yang sating berhubungan, balk didalam sate lokasi maupun lokasi remote area.
Analisa dan solusi dalam pembangunan jaringan komputer dengan teknologi client-server, mencakup beberapa hal yang terkait dalam pengembangan aplikasi perusahaan seperti : kondisi operasional jaringan komputer dan kebutuhan masa depan, teknologi jaringan komputer dan kecendelungannya serta optimamalisasi jaringan yang mendukung sistem aplikasi. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai jaringan komputer keuangan pada suatu perusahaan dengan teknologi client-server, untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan perangkat keras dan lunak komputer dalam memberikan pelayanan informasi yang lebih balk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Babcock, Dorothy E.
St. Louis: Mosby , 1994
615.507 1 BAB c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Amperiyanto
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009
005.84 TRI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jonatan Kristian Muda
"Laporan magang ini berfokus pada bagaimana SSS Consulting Firm melakukan prosedur penerimaan klien mereka ke PT TECH dan PT PROPERTY. PT TECH adalah perusahaan teknologi informasi multinasional yang berfokus pada industri makanan dan kedirgantaraan. PT PROPERTY adalah perusahaan yang memberikan layanan yang berfokus pada pengelolaan bisnis properti atau pengelolaan gedung. Laporan ini menjelaskan mengapa penting untuk meninjau banyak hal dari klien sebelum menerimanya. Selain itu, ada beberapa diskusi mendalam ke dalam setiap langkah prosedur penerimaan klien, di mana penulis ditugaskan. Prosedur penerimaan klien pada kedua klien dimulai dari kuesioner ke klien, proposal ke klien, pemeriksaan konflik klien hingga penerimaan klien. Secara keseluruhan, SSS Consulting memiliki prosedur penerimaan klien yang layak karena mereka telah menerapkan banyak referensi yang kredibel dan melakukan semua prosedur ke PT TECH dan PT PROPERTY dengan cermat. Ada juga refleksi diri penulis terhadap program magang ini. Dengan mengevaluasi pengalaman magang, penulis dapat mempelajari pentingnya soft skill dan pengalaman yang dibutuhkan, serta laporan ini membantu penulis dalam memproyeksikan rencana masa depannya.
......This internship report focuses on how SSS Consulting Firm perform their client acceptance procedure to PT TECH and PT PROPERTY. PT TECH is multinational information technology company that focuses on the food and aerospace industry. PT PROPERTY is a company that provide service focuses on managing property business or building management. This report explains why it is important to review a lot of things from the clients before accepting them. Moreover, there are some deep discussions into every step of the client acceptance procedure, where the author was assigned to. The client acceptance procedures on both clients starts from questionnaire to the clients, proposal to the clients, client conflict check to client acceptance from. Overall, SSS Consulting Firm have decent client acceptance procedure because they have implemented a lot credible of reference and do all the procedure to PT TECH and PT PROPERTY meticulously. There is also the author’s self-reflection to this internship program. By evaluating the internship experience, the author is able to learn the importance of the soft skills and experience that are needed, also this report helps the author to project his future plan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjiati
"Rumah sakit sebagai pemberi jasa pelayanan harus dapat memuaskan masyarakat sebagai pengguna jasa. Kepuasan adalah perbandingan antara harapan klien dengan kenyataan yang diterima oleh klien.
RSU FK-UKI Jakarta dengan BOR tahun 2001 (51%) masih lebih rendah dari BOR tahun 2000 (52%), target BOR Rumah Sakit 60%. Belum tercapainya BOR yang ditargetkan dan hasil pelatihan komunikasi terapeutik yang belum memuaskan (47%), merupakan salah satu indikator ketidakpuasan klien. Kepuasan klien belum pernah dilakukan penelitian di rumah sakit. Selanjutnya penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien. Tujuan penelitian ini adalah diidentifikasinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien di ruang rawat inap RSU FK-UKI Jakarta.
Metode penelitian adalah deskriptif korelasi dengan desain cross sectional, dan menggunakan 2 kuesioner yaitu kuesioner A untuk mengukur data demografi, pribadi, keluarga, sosial ekonomi, budaya dan berat ringannya penyakit klien dengan isian. Kuesioner B mengukur harapan dan kenyaaan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien pada fase perkenalan/orientasi, kerja dan terminasi dengan isian skala Likert. Uji coba kuesioner B dilakukan pada 30 orang klien yang dirawat inap di RSU FK-UKI Jakarta yang tidak termasuk ke dalam responden penelitian. Untuk menguji validitas dilakukan tehnik korelasi product moment dengan hasil kuesioner tentang harapan r 0,368 - 0,791 dan kenyataan r 0,383 - 0,725 terhadap hubungan terapeutik perawat klien, sedangkan uji reliabilitas dilakukan Alpha Cronbach dengan hasil kuesioner tentang harapan a 0,9460 --0,9430; dan kenyataan a 0,9411 - 0,9385 terhadap hubungan terapeutik perawat klien. Artinya kuesioner B tersebut mempunyai tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi.
Populasi dalam penelitian berjumlah 109 orang, sedangkan jumlah sampel yang diikutsertakan penelitian sebanyak 95 orang klien, dengan kriteria inklusi: klien dewasa dan yang dinyatakan pulang, kesadaran klien composmentis, klien mampu berkomunikasi verbal. Pengambilan sampel dari: kelas I, II dan III, dan Cara pengambilan sampel secara random.
Analisis data penelitian terdiri dari analisis univariat, bivariat, multivariat dan analisis diagram kartesius. Hasil penelitian sebagai berikut: sebagian besar klien mempunyai umur antara 20-40 tahun, perempuan, pendidikan menengah (tamat SLTA), pekerjaan wiraswasta/swasta, penghasilan antara 500 ribu - I juta, suku Jawa, dirawat di kelas III, lama dirawat lebih dan 5 hari, belum pernah sakit, penyakit sedang. Harapan paling tinggi pada fase terminasi dengan skor rata-rata 3,35 dan harapan paling rendah pada fase kerja dengan skor rata-rata 3,26. Kenyataan paling tinggi pada fase terminasi dengan skor rata-rata 2,99 dan kenyataan paling rendah pada fase kerja dengan skor rata-rata 2,85: Total rerata harapan 3,31 dan total rerata kenyataan 2,92 terhadap hubungan terapeutik perawat klien. Kepuasan terhadap hubungan terapeutik dengan rata-rata skor 88,37, dan 25 orang klien (26,3%) mengatakan puas terhadap hubungan terapeutik perawat klien, artinya ada sebagian klien yang mencapai nilai 100 untuk kepuasan. Selanjutnya berdasarkan analisis bivariat bahwa variabel pilihan ruang rawat (kelas I, II dan III) dan keadaan penyakit (berat, sedang, ringan) mempunyai hubungan yang bcrmakna dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien, dan masing-masing dengan p value 0,035 dan 0,050. Kedua variabel yang bermakna pada analisis bivariat dilakukan analisis multivariat secara bersama dengan hasil tidak ada satu pun yang paling berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien. Analisis diagram kartesius menunjukkan bahwa pelaksanaan hubungan terapeutik perawat klien pada fase kerja dinilai sangat penting oleh klien, sedangkan pelaksanaannya belum memuaskan klien (12,6%), fase terminasi sudah dilaksanakan sesuai dengan kepentingan dan harapan klien sehingga dapat memuaskan klien (46,3%), fase perkenalan/orientasi masih dianggap kurang penting bagi klien dan kualitas pelaksanaannya belum memuaskan (32,6%).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hubungan terapeutik perawat klien di ruang rawat inap RSU FK-UKI Jakarta adalah sebagai berikut: sebanyak 25 orang klien (26,3%) menyatakan puas terhadap hubungan terapeutik perawat klien, artinya ada sebagian klien mempunyai nilai 100%, faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien adalah: pilihan ruang rawat (kelas I, II, dan III) dan keadaan penyakit (berat, sedang, ringan) namun keduanya tidak ada yang paling berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien. Fase terminasi sudah dilaksanakan dan dipertahankan, dan fase kerja belum memuaskan klien, fase perkenalan/orientasi dianggap kurang penting dilaksanakan.
Untuk meningkatkan kepuasan klien maka pimpinan RSU FK-UKI Jakarta disarankan melaksanakan sosialisasi tentang hasil penelitian kepada seluruh tenaga staf keperawatan, peningkatan program pengembangan sumber daya keperawatan melalui pendidikan dan pelatihan tentang komunikasi khususnya hubungan terapeutik perawat klien, agar perawat pelaksana memahami tentang pentingnya pelaksanaan hubungan terapeutik sehingga perawat pelaksana mampu menerapkan komunikasi khususnya hubungan terapeutik perawat klien terutama pada saat melaksanakan pelayanan keperawatan. Bagi peneliti lain dapat dilakukan penelitian dengan metode kuasi eksperimen sehingga tergali lebih dalam tentang faktor apa yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien.
Daftar bacaan 56 (1983 - 2001)

Analysis Factor's Related To Client's Satisfaction Toward Nurse - Client Therapeutic Relationship in Patient Care at RSU FK - UKI Jakarta.As an institution that gives services in treatment, a hospital should be able to satisfy the client, as the customer service. Satisfaction is a comparison between client's hope and reality obtained.
BOR in 2001 at RSU FK-UKI Jakarta (51%) is still lower than those in 2000 (52%), the target of BOR is 60%. Enriched BOR target and unsatisfied result of therapeutic communication training (47%) is an indicator of client unsatisfied. There has not been done research in this hospital. Then, the writer wants to know about factors that related to client's satisfaction toward nurse - client therapeutic relationship. The purpose of this research is to identify factors related to client's satisfaction toward nurse - client therapeutic relationship in patient care at RSU FK-UKI Jakarta.
The research method is correlation descriptive with cross sectional design, and using two questioners: questioner A to measure demographic data, and personal: family, social economic, culture and condition of client's illness with filler. Questioner B measures hope and reality of client toward nurse-client therapeutic relationship in introduction/orientation phase, working phase and termination phase with Likert scale filler. The questioner B test was done to 30 clients in overnight patient care at RSU FK-UKI Jakarta who do not include as respondent in this research. To test validity is used moment product correlation technique with the result of hope r 0,368 - 0,791 and reality obtained r 0,383 - 0,725 toward nurse - client therapeutic relationship, meanwhile re ability test is used Alpha Cronbach with the result of hope a 0,9460 - 0,9430; and reality a 0,9411 - 0,9385 toward nurse client therapeutic relationship. It means that the questioner B has a high validity and re ability rate.
The population in this research is 109 clients and total sample is 95 clients, with inclusion criteria: client, who is adult, permitted to go home, compos mentis consciousness, can verbal communication. Sample, which is taken from three classes: class I, class II, and class III, is randomly taken.
Analysis data of research consists of univariate, bivariate, multivariate and Cartesian diagram analysis. The result is that most of client's aged are between 20-40 years old, women, high school graduates, entrepreneurs, between 500 thousands-1 million rupiahs earnings, Javanese, taken care in class III, more than 5 days taken care, never ill, and medium illnesses. The highest average score of hope is 3,35 in the termination phase and the lowest average score of hope is 3,26 in the working phase. The highest average score of reality is 2,99 in the termination phase and lowest average score of reality is 2,85 in the working phase. Total average of hope is 3,31 and total average of reality is 2,92 toward nurse - client therapeutic relationship. Satisfaction toward therapeutic relationship has an average score 88,37 and 25 clients (26,3%) satisfied toward nurse-client therapeutic relationship, it means that there is a half clients reaching grade ? 100 for satisfaction. Based on bivariate analysis, variable of choice of patient care (class I, II, and III) and condition of illness (heavy, medium, and light) have a meaningful relationship with client's satisfaction toward nurse-client therapeutic relationship, and p values of each are 0,035 and 0,050. Both of meaningful variables in the bivariate analysis were done multivariate analysis together with result that no one is the most related to client's satisfaction toward nurse - client therapeutic relationship. Cartesian diagram analysis shows that nurse-client therapeutic relationship in the working phase is evaluated important by clients, meanwhile the implementation of it has not satisfied clients (12,6%), those in the termination phase has been done as suitable as client's importance and hope so it can satisfy clients (46,3%) and those in the introduction /orientation phase is still evaluated unimportant for client and having an unsatisfied implementation quality.
From the result of research, it can be concluded that toward nurse-client therapeutic relationship in overnight patient care at RSU FK-UKI Jakarta: client's satisfaction toward nurse-client therapeutic relationship are 25 clients (26,3%) satisfied, it means that there is client who has 100% grade, factors that related satisfaction toward nurse - client therapeutic relationship are: choice of patient care room (class I, II, and III) and condition of illness (heavy, medium, and light) but no one of them is the most related to nurse - client therapeutic relationship. Termination phase has been done and maintained but the working phase has not satisfied clients, and the introduction/orientation phase is still evaluated unimportant to be done.
To increase client's satisfaction, the chief of RSU FK-UKI Jakarta is suggested to socialize the result of research to all nursing care staff, to raise the nursing care resources development program through education and training about communication especially nurse - client therapeutic relationship, to make nurse manager understands the importance of doing therapeutic relationship so the nurse manager is able to communicate especially nurse - client therapeutic relationship specially in doing nursing care services. Another researcher can do research by using experiment question method so it can be known more what factors related to client's satisfaction toward nurse client therapeutic relationship.
Bibliography list 56 (1983 -2001)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T5885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilowati
"Krisis keuangan dan moneter yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, telah membuat banyak bank-bank terpuruk. Banyak bank yang dilikuidasi, diambil alih oleh Pemerintah dan direkapitalisasi. Untuk menumbuhkan kembali operasi perbankan yang sehat maka pemerintah kembali memberikan rambu-rambu regulasi, agar perbankan beroperasi secara hati-hati dan bertanggung jawab.
Aspek kepuasan nasabah menjadi sangat penting bagi setiap bank, ditengah ketatnya regulasi, perkembangan teknologi informasi yang pesat, serta meningkatnya tuntutan nasabah yang mulai sadar akan hak-haknya sebagai konsumen.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Bauran Pemasaran terhadap Tingkat Kepuasan Menabung Nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bauran pemasaran yang memberikan kontribusi tertinggi dalam memberi kepuasaan menabung, untuk mengetahui kemampuan bauran pemasaran jasa bank yang dilaksanakan Kantor Cabang Pondok Indah dalam memenuhi kepuasan menabung nasabah dan meneliti hubungan antara bauran pemasaran dengan kepuasan nasabah.
Penelitian ini dilakukan dengan memakai pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survey. Tehnik ini digunakan karena melibatkan populasi yang besar, sehingga diambil sejumlah sampel sebagai sumber penggalian data.
Sampel dalam penelitian ini adalah nasabah tabungan BRI Kantor Cabang Pondok Indah. Metode yang digunakan adalah penelitian survey nasabah yang disebarkan kepada 98 nasabah tabungan. Untuk mencapai tujuaan penelitian digunakan analisis Core/asi Product Moment dan uji signifikansi dengan statistik hitung t, kemudian untuk melihat tingkat pelaksanaan bauran pemasaran dibuat analisa dengan menggunakan Diagram Cartesius (Analisa Kuadran).
Dari hasil penelitian, ternyata secara umum Bauran Pemasaran Kantor Cabang BRI Pondok Indah belum mampu memenuhi kepuasan nasabah. Dan dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan kepuasan menabung nasabah. Namun apabila dilihat secara terperinci dengan menggunakan statistik hitung t pada masing-masing variabel bauran pemasaran tersebut maka yang menunjukkan hubungan positif adalah variabel produk, lokasi, promosi, petugas, sarana fisik dan proses pelayanan sedangkan variabel bunga tidak menunjukkan hubungan yang positif dengan kepuasan nasabah. Variabel yang paling kuat menunjukkan hubungan positif adalah sarana fisik, hal ini ditujukan dengan nilai Pearson correlation yang paling tinggi diantara variabel lainnya yaitu sebesar 0,743."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Meliana Purba
"Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh identifikasi klien dan identifikasi profesional auditor terhadap kualitas audit. Sample yang digunakan pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP Big 4 dan KAP Non Big 4 di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa client image merupakan pembentuk identifikasi klien oleh auditor. Sedangkan audit tenure dan client importance tidak terbukti berhubungan dengan identifikasi auditor-klien. Identifikasi klien terbukti menurunkan kualitas audit yang diukur dengan tindakan penurunan kualitas audit oleh auditor. Disisi lain identifikasi auditor-klien tidak terbukti menurunkan kualitas audit yang diukur dengan auditor’s client acquiescence. Identifikasi professional juga tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
......
The purpose of this study is to prove empirically the influence of client identification and professional identification by the auditor on audit quality. The sample used in this study is the auditor working on Big KAP 4 and KAP Non Big 4 in Indonesia. The results of this study indicate that the client image is a form of client identification by the auditor. While tenure and client importance audits are not proven to be related to auditor-client identification. Client identification has been shown to decrease audit quality as measured by reduced audit quality acts by auditors. On the other hand, auditor-client identification is not proven to decrease audit quality as measured by the auditor's client acquiescence. Professional identification also has no effect on audit quality."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Anjaswarni
"Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya keseliatan. Keberhasilannya dalam rnemberikan pelayanan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pelayanan keperawatan yang memberikan pelayanan secara terus menerus selama 24 jam. Dengan demikian pelayanan keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dapat menjadi salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan serta berperan dalam menentukan kepuasan klien sebagai tolok ukur mutu pelayanan. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang perlu mendapat perhatian adalah perilaku `caring' perawat yang merupakan inti atau fokus dalam keperawatan sebagai bentuk praktek keperawatan profesional. Sehubungan dengan hal tersebut maka dirasakan perlu melakukan evaluasi kepuasan klien khususnya yang berhubungan dengan perilaku `caring' perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian `cross sectional'. Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat kepuasan klien terhadap perilaku `caring' perawat dan hubungan kepuasan klien dengan karakteristik demografi dan sosial ekonomi dan faktor psikologi 1dien. Populasi dalam penelitian ini adalah semua klien yang dirawat di Instalasi Rawat Inap I dan U RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pada bulan Mei sampai Juni 2002, penarikan sampel dilakukan dengan teknik acak sederhana (simple random sampling) sejumlah 125 responder. Data yang diperoleh adalah data primer yang dikumpulkan secara langsung dengan cara wawancara. Validitas dan reliabilitas instrumen telah diuji sebelum penelitian dilakukan dengan menggunakan uji korelasi `Pearson' dan uji koefisien reliabilitas `Alpha Cronbach'.
Hasil pengujian cukup valid dan reliabel pada r = 0,349 dan alpha = 0,8982 untuk instrumen harapan klien terhadap perilaku `caring' perawat dan alpha = 0,9188 untuk pelaksanaan perilaku 'caring' yang diterima klien.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata pencapaian tingkat kepuasan klien terhadap perilaku `caring' perawat adalah 82,25 % yang diperoleh dari membandingkan harapan dan kenyataan. Dengan menggunakan mean sebagai cut off point diketahui bahwa sejumlah 67 orang (53,6 %) kepuasannya di atas rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian tingkat kepuasan ini belum 100 % memenuhi harapan klien . Hasil analisis fungsi dengan diagram kartesius diketahui bahwa faktor `carative''caring' yang sudah dilaksanakan dengan baik oleh perawat dan memberi rasa puas klien adalah (1) pendekatan humanistik dan altruistik, (2) kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, (3) Meningkatkan dan penerimaan ekspresi peraaan positif dan negatif (4) memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Hasil analisis korelasional terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah dirawat dengan tingkat kepuasan klien dengan Pv = 0,009. Makin sering klien dirawat, makin rendah tingkat kepuasannya. Hasil uji ?t? dan ANOVA didapatkan ada perbedaan yang signifikan antara tingkat pendidikan klien dengan tingkat kepuasan klien dengan Pv = 0,05. Makin tinggi tingkat pendidikan klien, makin rendah tingkat kepuasannya. Pada analisis regresi linier ganda didapatkan bahwa 12,5 % saja sub variabel jumlah dirawat, pendidikan, dan pekerjaan menjadi penentu tingkat kepuasan klien terhadap perilaku `caring' perawat. Variabel yang paling signifikan dan besar perannya sehagai faktor penentu tingkat kepuasan klien terhadap perilaku `caring' perawat adalah variabel pendidikan klien dengan Pv = 0,003 dan koefisien betha = - 0,268.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian klien kepuasannya di atas rata-rata dan sebagian kecil klien kepuasan mencapai 100 % atau lebih. Sehubungan dengan hal tersebut make pihak rumah sakit perlu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berfokus pada perilaku 'caring' perawat dengan cara meningkatkan kemampuan dalam `profesional caring'. Aspek atau faktor `carative' dalam `caring' yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan berdasarkan analisis diagram kartesius adalah (1) membina hubungan saling percaya dan saling membantu dan (2) meningkatkan proses pembelajaran dalam hubungan interpersonal.

The Analyses Of Client Satisfaction Toward Nurse's Caring Behavior In The General Hospital `Dr. Saiful Anwar' In MalangHospital as the health service has function to prepare and provide health care. The successful of health care service depend on many factors, one of them is how to manage nursing care at 24 jam hours continuous. So that the nursing care is the basic of health care services at the hospital, and influence the client's satisfaction level as indicator of quality. Attention should be given to nurse's behavior especially `caring' as a focus of professional nursing pratice. In order that it was necessary to evaluate client's satisfaction related to nurse's 'caring' behavior In The General Hospital `Dr_Saiful Anwar' Malang.
The design in this sudy was descriptive analyses on cross sectional. The purpose of the study was to analyses the client's satisfaction level toward by nurse's caring behavior and correlation between client's satisfaction level with demography and social economic and psychology factors . The population in this study were all the client who had admatted in installation I and II during May to June 2002 in the General Hospital `Dr. Saiful Anwar' in Malang. The number of sample was 125 respondents were selected by using simple random sampling. The primary data were collected by direct interviev. The validity and reliability of the instruments had examinated before research by using person correlation test and coeficience cronbach alpha. The result of the examination is valid enough and reliable at r = 0,349 and alpha = 0,8982 for expected instrument and alpha = 0,9188 for performance instrument.
The result of analyses, that the mean of client's satisfaction level to nurse's caring behavior was 82,25 percent. If we used mean as cut off point there were 67 persons (53,6 %) have satisfy above mean. This client's satisfaction not gain 100 percent. The result of analyses of function with cartecius diagram, the performance of four carative factors on caring was good there were (1) forming and acting from a humanistic and altruistic systems of values, (2) Sensitives to self and others, (3) promoting and accepting the expression of positive and negative feelings and emotions, and (4) assisting with gratification of basic human needs. The correlation analyses, there was significance correlation between the number of admitted to hospital with client's satisfaction level at Pv = 0,009, and the correlation is linier. The elder client had less satisfaction level than the young client. The result in differences of two mean with `t' test and ANOVA there were significance correlation between client's education with client's satisfaction level at Pv = 0,05. The client high education level had less satisfaction than low education. The multiple linier regression analyses got that 12,5 percent the number of admitted to hospital, education, and job influence the client satisfaction level, client education had dominance and significance at Pv = 0,003 and betha coefficient = - 0,268.
Finally, the results were part client who had satisfied level of client satisfaction above mean and there were less the satisfaction level gained on 100 %. So that the hospital must increased the quality services especially on nurse's caring behavior. From Cartecius diagram, there are two aspects on carative factors that must increase (1) developing helping - trusting relationship and (2) promoting teaching-learning process in interpersonal relationships.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusep Antonius
"ABSTRAK
Secara umum tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang peran dan fungsi Balai Pemasyarakatan dalam penanganan klien pemasyarakatan dari mulai pra ajudikasi sampai post ajudikasi dan apa saja kendala-kendala yang dihadapinya. Peran dan fungsi Balai Pemasyarakatan (Bapas) tidak terlepas dari tujuan sistem peradilan pidana. Sistem peradilan pidana merupakan salah satu kebijakan negara (public policy) dalam rangka menanggulangi kejahatan yang telah mengganggu ketertiban umum melalui proses penegakan hukum. Adapun kebijakan lainnya adalah penanggulangan kejahatan yang bersifat non-penal antara lain melalui upaya membangun kesejahteraan rakyat
Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan peran dan fungsi Bapas adalah meliputi : keterbatasan anggaran, keterbatasan instrumen dan metode litmas, kurang kondusifnya lingkungan kerja Bapas (faktor internal dan eksternal), keterbatasan perangkat hukum dan implementasinya, masih rendahnya kualitas PK, dan keterbatasan dalam proses pembimbingan.
Peran dan fungsi Bapas belum sesuai antara teori yang ada dengan praktek dilapangan, baik pada tahap pra ajudikasi maupun pada tahap post ajudikasi. Oleh karena itu disarankan adanya perombakan perangkat hukum, meningkatkan kinerja PK dengan memberikan pelatihan-pelatihan, perlunya perhitungan kembali besar anggaran bagi Bapas, adanya metode-metode khusus dalam memberikan pembimbingan kepada klien Bapas, adanya pembaharuan pasca institusi-institusi lain yang berkaitan termasuk kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Mengingat Bapas bukan satu-satunya institusi yang terlibat dalam peradilan pidana anak

ABSTRACT
In general this research target is give the imagine of about role and function of Balai Pemasyarakatan in handling of client pemasyarakatan from starting pre adjudication until post adjudication and any kind of constraints faced. Role and function of Balai Pemasyarakatan (Bapas) is not quit of judicature crime system target. Crime Judicature system is one of state policy (public policy) in order to overcoming the badness which have bothered the public orderliness through the straightening of law process. As for other policy is crime overcoming having the character of non-penal for example through build the people prosperity.
The factors becoming constraint in execution of Bapas role and function is consist of : budget limitation, limitation of instrument and social research (litmas) method, less conducive of work environmental the Bapas (internal and external factor), limitation of law peripheral and its implementation, still lower the quality of social counsellor (PK), and limitation in client tuition process.
Role And function of Bapas have not same yet between theory and the practice, as good at pre adjudication phase or at phase of post adjudication. Therefore, suggested by the changing of law peripheral, improving performance of PK by giving the training, the importance to review Bapas budget, existence of special methods in giving tuition to Bapas client, existence of renewal to other related institution including police, public attorney and justice. Considering Bapas is not only one institution which concerned in child criminal justice.
"
2007
T20500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>