Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryartha Soepardi
Abstrak :
Proses pengadaan peralatan dan material di dalam proyek EPC dapat mencapai 60% dari waktu keseluruhan proyek. Salah satu masalah yang sering timbul adalah peralatan dan material yang belum/tidak sesuai dengan PO/spesifikasi proyek dikirim ke Site. Hal ini menimbulkan adanya pekerjaan ulang atau pekerjaan tambahan. Adanya tambahan waktu penyelesaian masalah ini dapat menjadi salah satu penyebab keterlambatan penyelesaian proyek. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek adalah dengan mendeteksi dan mengendalikan risiko pada tahap pengadaan peralatan dan material. Tujuan penelitian ini adalah untuk merekomendasikan pengembangan perencanaan pengadaan peralatan dan material dengan menerapkan Equipment Criticality Rating pada tahap pengadaan sebagai alternatif tindakan pencegahan dan perbaikan untuk faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian peralatan dan material terhadap spesifikasi proyek. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan strategi penelitian berupa analisa arsip, survei, studi kasus serta validasi pakar. Instrument penelitian ini adalah interview para pakar profesional dan kuesioner pada profesional yang telah lama bekerja dalam proyek EPC fasilitas oil & gas. Risk analysis digunakan untuk mengetahui tingkat risiko dan analytical hierarchy process digunakan untuk menentukan keputusan alternatif penanganan faktor penyebab ketidaksesuaian. Hasil penelitian ini akan diperoleh pengembangan proses perencanaan pengadaan peralatan dan material dengan peningkatan inspection level pada saat fabrikasi dapat menurunkan terjadinya pengiriman peralatan dan material yang tidak atau belum sesuai spesifikasi sehingga mendukung meningkatkan kinerja waktu.
The procurement process of equipment and materials in the EPC project are able to reach 60% to the overall project time. Problems that often arises are equipment and materials which not yet or is not conform to the PO or Project Specification are sent to the site. This condition results an additional work or rework. The additional time to resolve this problem could be one of the causes of project completion delays. One of the way to prevent project completion delays is to detect and control risks at the procurement stage. The purpose of this study is to recommend the improvement procurement planning for the equipment and materials by implementing Equipment Critical Rating at the procurement stage as an alternative preventive and corrective action for the factors which cause equipment and material unconformity to project specifications. The research method is quantitative descriptive method with a research strategy in the literature review, surveys, case studies and expert validation. The instrument of this research is interviewing experts and questionnaires to professionals who have worked in the EPC project for oil & gas facilities. The results of this study are the improvement procurement planning process of equipment and materials by increasing inspection levels at fabrication or manufacturing stage able to reduce delivery of non-conform equipment and materials to specifications and so it supports improving project time performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Yandri
Abstrak :
Proyek Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) dilaksanakan dengan melibatkan banyak pihak dan memakai berbagai macam sumberdaya, dan juga menghadapi banyak masalah, masalah pengadaan menjadi penting karena resiko proyek EPC yang tinggi, persaingan antar perusahaan EPC dan porsi nilai pengadaan yang tinggi dalam pelaksanaan proyek. Proyek pengadaan sangat menentukan dalam keberhasilan kinerja biaya proyek karena rata-rata porsi pengadaan pada proyek EPC mencapai 70% dari nilai proyek. Tujuan dari penelitian adalah untuk menentukan strategi proses pengadaan yang efektif pada posisi critical dan leverage untuk meningkatkan kinerja biaya proyek EPC. Penelitian untuk mengetahui strategi pengadaan dengan menggunakan teknik Delphi yang didapat dari wawancara dengan pakar project management dan metode AHP untuk analisa hasil kuesioner manajer proyek dan team inti proyek pada perusahaan PT X. ......Engineering, procurement and construction proyect were involved with many participant and used to many kind of resources and too many problem, procurement problem to be important because EPC project hight risk, EPC company competition and value of high procurement portion in project execution. Procurement process very important to increase project cost performance because procurement portion average in EPC project almost seventy percent from project contract. Goal of this research is to prepare effectiveness of procurement process strategy in critical and leverage position to increase cost performance EPC project. Research is to know procurement strategy with used Delphy method and AHP method to analize result of quesitioner from PT X.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Basaria
Abstrak :
Perusahaan EPC dituntut untuk bersaing dalam industri yang sangat kompetitif dengan margin keuntungan tipis. Kualitas rancangan adalah salah satu faktor krusial untuk memastikan proyek berjalan mulus dan menghasilkan keuntungan. Studi terdahulu menemukan bahwa sekitar 70% aktivitas pekerjaan pada proyek konstruksi adalah aktivitas yang tidak bernilai tambah dimana mayoritas proyek berakhir dengan keterlambatan dan pembengkakan biaya. Hal serupa terjadi pada proyek yang dikerjakan PT. XYZ. Kerangka lean information akan digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor pemborosan pada fase perancangan proyek EPC. Sebanyak 28 faktor pemborosan berhasil diidentifikasi lewat studi literatur mendalam. Kemudian, uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan indikator yang valid dan andal. Uji korelasi selanjutnya dilakukan terhadap masing-masing indikator dan kategori pemborosan. Selanjutnya analisis statistik deskriptif dan relative index dilakukan untuk mendapatkan peringkat faktor pemborosan dominan. Penelitian ini menghasilkan tujuh faktor pemborosan dominan yaitu X14 (menunggu dokumen yang dibutuhkan), X5 (rapat yang terlalu lama, X17 (menunggu respon atas dokumen), X15 (menunggu persetujuan dokumen), X13 (mengerjakan dokumen dengan basis informasi yang sudah outdated), X24 (informasi yang tersedia salah), dan X23 (mengerjakan dokumen demi target yang tidak realistis). Implikasi manajerial dari penemuan ini adalah perusahaan perlu berfokus pada: (1) perencanaan proyek yang efisien, (2) aliran informasi yang lebih ramping, (3) aktivitas berbasis pull-planning, (4) pengembangan yang berkesinambungan, dan (5) komitmen dalam pengembangan sumber daya manusia. ......EPC company is challenged to compete in a cut-throat industry with many competitors and slim profit margin. The engineering quality is the most crucial factor to ensure project runs smoothly and still profitable. Previous studies revealed that 70% of activities in a construction project is non-added value activities. Coherently, historical results showed that most of projects run by PT. XYZ ended up in delay and cost overrun which reduced company's profit. Lean information framework was utilized to analyze factors that contribute to waste of cost during the engineering phase of the EPC project. Through a extensive literature review, 28 waste factors were identified. Validity and reliability test were employed to get valid and reliable indicators. Then, correlation test was carried out to determine all indicators that correlated with waste of cost. Furthermore, the correlated indicators were ranked using descriptive statistic and relative index analysis. The result showed that there are seven dominant factors which are X14 (wait for the needed documents), X5 (the meetings are too far and too long), X17 (wait for the feedback of information), X15 (wait for the documents' approval), X13 (produce the documents with outdated information), X24 (error of provided information), and X23 (produce the dummy document to meet target). The managerial implications are PT. XYZ should focus on: (1) efficient planning, (2) streamlined information flow, (3) pull-based planning activities, (4) continuous improvement, and (5) human resource development.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Shinta Theresia
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai evaluasi yang dilakukan mahasiswa terhadap sistem manajemen mutu proyek EPC pada fase perancangan produk detail engineering yang dikerjakan PT XYZ dengan berbasis manajemen risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi sasaran mutu fase engineering produk detail engineering. Penelitian ini dilakukan dengan meneliti aktifitas-aktifitas yang dilakukan pada proses bisnis dari PT XYZ. Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kinerja mutu kemudian dianalisis dengan metode SPSS serta risk management. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 16 faktor-faktor risiko dominan (dengan kategori risiko sedang dan tinggi) yang dapat mempengaruhi kinerja mutu produk proyek EPC pada PT XYZ (studi kasus proyek boiler tank), dengan risiko tertinggi yaitu X13 dan X37.
ABSTRACT
This thesis discuss about the student?s evaluation of quality management system of detail engineering at EPC project at PT XYZ in the design phase ? based on risk management. The purpose of this research is to knowing dominant factor which can influence the quality performance of PT XYZ. This research conducts by examine each activities in the business processes of PT XYZ. Based on those activities, student has found the risk factors which influence the quality performance of detail engineering?s product that has been produced by PT XYZ. The outcome of this research shown there is 16 factors which can influence the quality performance (medium and high category) of EPC project?s products by PT XYZ (case study boiler tank project), and the highest risks are X13 and X37.
2016
T46817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Ida Hayati
Abstrak :
Pelaksanaan proyek konstruksi yang menangani paket pekerjaan EPC yang meliputi engineering (perancangan), procurement (pengadaan), dan construction (pelaksanaan konstruksi) sangat membutuhkan strategi pengelolaan yang cermat dari tahap perencanaan sampai tahap akhir pelaksanaan proyek. Kegiatan pengadaan (procurement) memegang peranan yang penting dalam proyek. Hal ini disebabkan karena biaya pengadaan baik barang maupun jasa pada kebanyakan proyek memerlukan lebih dari separuh biaya total proyek (60%-70%). Adanya faktorfaktor ketidakpastian dalam pengadaan proyek baik berupa harga, mutu, dan waktu yang tidak bisa diprediksi dengan pasti sebelumnya akan menimbulkan risiko pada proyek. Manajemen Komunikasi merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk dapat meningkatkan performa kerja dengan sasaran kinerja biaya, sehingga tujuan proyek yang memenuhi spesifikasi klien dan memberikan keuntungan bagi perusahaan dapat tercapai. Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan masukan kepada para kontraktor yang bergerak dalam bidang rekayasa, yang meliputi bidang engineering, procurement dan construction agar dapat meningkatkan manajemen komunikasi yang telah dimiliki menjadi lebih optimal dan efisien. Proses didalam manajemen resiko proyek adalah identifikasi faktor-faktor resiko, analisa resiko, evaluasi resiko, dan tindakan mengelola resiko (treatment atau risk response). Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor resiko dilakukan secara kualitatif, dengan menganalisis data persepsi yang didapat dari kuisioner dengan responden manajer proyek dan team inti proyek perusahaan EPC pada PT X yang mempunyai pengalaman dalam proyek EPC, analisa resiko dilakukan secara kuantitatif terhadap variabel resiko dari hasil kuisioner, selanjutnya data tersebut diolah dengan softwar SPSS untuk mendapatkan faktor risiko yang dominan dan untuk mengetahui hubungan antara variabel risiko dengan penyimpangan biaya. Dengan melakukan tindakan identifikasi, analisis serta evaluasi risiko yang disusun sebagai database, maka perusahaan EPC di Indonesia, khususnya PT X diharapkan dapat meminimalkan penyimpangan biaya pelaksanaan proyek.
System delivery method of construction services using EPC approach covering engineering, procurement, and construction require careful management strategy from planning phase. Activity of procurement play an important role in project. Expenses of procurement at most of EPC approximaly will come handling 60%-70% of total project cost. Existence of uncertainty factors in project procurement of good in the form of price, quality, and time which can not predicted categorically previously will generate risk of project. Management Communication is one of the appliance which of vital importance to be able to improve project performance with performance target of expense of, so that the target of project fulfilling the specification of client and give advantage for company can reach. Target of this writing is to give input to all peripatetic contractors in the field of engineering, covering area of engineering, and procurement of construction so that can improve communications management which have owned to become more efficient and optimal. Process in project risk management are identifying risk factors, risk analysis, risk evaluation, and treatment of risk response. Research to know risk factors conducted qualitative, by got perception data analyzis of quisioner with manager respondent and project team at PT X having experience in project of EPC, risk analysis conducted quantitatively to risk variable of result of quisioner, hereinafter the data processed by with SPSS software to get dominant risk factors and to know relation between risk variable with cost overruns. By conducted action identify, analysis and also evaluate compiled risk as database, hence company of construction services using EPC approach, specially PT X expected should be minimizated project cos overruns.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25096
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Yandri
Abstrak :
Proyek Engineering, Procurement dan Construction (EPC) dilaksanakan dengan melibatkan banyak pihak dan memakai berbagai macam sumberdaya, dan juga menghadapi banyak masalah, masalah pengadaan menjadi penting karena resiko proyek EPC yang tinggi, persaingan antar perusahaan EPC dan porsi nilai pengadaan yang tinggi dalam pelaksanaan proyek. Proses pengadaan sangat menentukan dalam keberhasilan kinerja biaya proyek karena rata-rata porsis pengadaan pada proyek EPC mencapai 70% dari nilai proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan strategi proses pengadaan yang efektif pada posisi critical dan leverage untuk meningkatkan biaya proyek EPC. Penelitian untuk mengetahui strategi pengadaan dengan menggunakan teknik Delphi yang didapat dari wawancara dengan pakar project management dan metode AHP untuk analisa hasil kuesioner manajer proyek dan team inti proyek pada perusahaan PT X. ......Engineering, procurement and construction project were involved with many participant and used to many kind of resources and too many problem, procurement problem to be important because EPC project high risk, EPC company competition and value of high procurement portion in project execution. Procurement process very important to increase project cost performance because procurement portion average in EPC project almost seventy percent from project contract. Goal of this research is to prepare effectiveness of procurement process strategy in critical and leverage position to increase cost performance EPC project. Research is to know procurement strategy with used Delphy method and AHP method to analyze result of questioner from PT. X
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T 24948
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novario Jaya Perdana
Abstrak :
Proyek EPC (Engineering, Procurement, Commissioning) merupakan jenis proyek yang melibatkan banyak sekali aktifitas, dan membutuhkan banyak orang. Pengelolaan pengetahuan menjadi faktor penting dalam menjalankan proyek ini. Diperlukan adanya pengukuran keberhasilan tingkat adopsi pengelolaan pengetahuan di dalam suatu organisasi agar aktifitas ini dapat memberikan nilai lebih bagi jalannya proyek. Pada penelitian ini, terdapat tiga kategori elemen pengelolaan pengetahuan yang diukur, antara lain sumber daya pengetahuan (knowledge resources), proses pengetahuan (knowledge processes), dan faktorfaktor penunjang (knowledge factors). Dengan menggunakan analisa faktor, berhasil didapatkan dua belas komponen laten dari ketiga kategori tersebut yang menjadi faktor utama dalam penerapan pengelolaan pengetahuan. Akhirnya, strategi pengelolaan pengetahuan dirumuskan dengan menggunakan analisa kepentingan - kinerja agar adopsi pengelolaan pengetahuan dapat ditingkatkan dan menjadi keunggulan kompetitif bagi organisasi tersebut. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingkat adopsi pengelolaan pengetahuan pada proyek EPC mencapai tingkat tiga, yaitu enabled/practiced. Strategi untuk meningkatkannnya adalah dengan pembuatan sistem informasi pengelolaan pengetahuan, pemberdayaan database pengetahuan dan penyebaran strategi dan tujuan pengelolaan pengetahuan. ...... The EPC (Engineering, Procurement and Commissioning) project is a type of construction contract which requires many human resources with a lot of activities in its process. Due to the vast scope of the project, knowledge management holds an important role in the process. It is necessary to measure the adoption rate of knowledge management adoption in an organization who works on an EPC project. There are three main categories of knowledge management elements which measured, i.e. knowledge resources, knowledge processes, and knowledge factors. By using factor analysis, major factors of knowledge management implementation could be obtained out of these categories. Furthermore, the knowledge management strategy was formulated using importance - performance analysis in order to improve the adoption of knowledge management and become a competitive advantages for the organization. Result showed that adoption rate of knowledge management in EPC project is in level 3, which is enabled/practiced. The strategies to increase the adoption rate are build integrated knowledge management information system for the company, increase the usage of knowledge asset database and spread the knowledge management strategy and goals to the employees.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frinantika Novira
Abstrak :
PT BIRU yang menyediakan jasa konsultasi enjiniring di bidang minyak dan gas, diketahui sering mengalami keterlambatan waktu penyelesaian proyek terutama terkait proses DED (Detailed Engineering Design) sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan analisis pemborosan pada proses DED dalam proyek EPC (Engineering, Procurement dan Construction) yang dijalankan perusahaan dengan menggunakan pendekatan Lean Design Management. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, wawancara, dan data sekunder. Diagnosis dan evaluasi proses desain menggunakan value stream mapping, distribusi waktu, serta indikator kinerja. Dari identifikasi 24 pemborosan yang diteliti, ditemukan 10 pemborosan dengan kumulatif frekuensi 80% terjadi di proses DED PT BIRU. Dari hasil penelitian diperlukan tindakan perbaikan pada: ruang lingkup pekerjaan; alur komunikasi dan koordinasi internal; quality control; hubungan antar pemilik proyek dan kontraktor; integrasi sistem; motivasi dan dukungan manajemen. Value stream mapping diusulkan untuk mengurangi aktivitas non-added value sebesar 29,3% dan waktu tunggu sebesar 82,5%, serta meningkatkan utilisasi cycle time. ......PT BIRU who provide oil and gas engineering consultation has been suffered from many project delays especially related to DED (Detailed Engineering Design) process. Therefore losses to the company is inevitable. In order to overcome this condition, a waste analysis in DED process of EPC (Engineering, Procurement, and Construction) projects is needed. This analysis is conducted using Lean Design Management approach. Data is collected using questionnaire, interview, and secondary data. Process design diagnosis and evaluation is performed using value stream mapping, time distribution, and performance indicator. Out of 24 type of identified wastes, there are 10 type of wastes that have 80% of cumulative frequency that happened in the DED process of PT BIRU. The research suggests improvement activities in: scope of work; communication and internal coordination; quality control; relationship among project owner and contractor; system integration; and management support. A value stream mapping is proposed to decrease non-added value activity by 29,3%, reducing idle time by 82,5%, and increasing the utilization in the cycle time.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Hadi Putra
Abstrak :
Perusahaan-perusahaan EPC di Indonesia saat ini dalam membenahi kondisi kesehatannya melakukan beberapa terobosan yang dapat ditempuh untuk menyehatkan usahanya. Salah satunya adalah dengan melakukan restrukturisasi atau perubahan organisasi pengadaan perusahaan, yang berdampak kepada perubahan perilaku organisasi pengadaan tersebut, dan dengan dilakukan restrukturisasi, akan mempengaruhi kinerja waktu proyek yang dikerjakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor perubahan organisasi pengadaan yang dominan mempengaruhi kinerja waktu, dan mengetahui rekomendasi tindakan pencegahan dan koreksi yang dilakukan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus pada proyek Y, karena proyek ini merupakan proyek yang dikerjakan setelah perusahaan mengalami perubahan organisasi pengadaan.dan saat ini masih berlangsung. Analisa data diolah dengan pendekatan statistik non parametris dan pendekatan AHP, kemudian untuk dapat menentukan rekomendasi tindakan pencegahan dan koreksi digunakan metode delphi. Hasil dari penelitian ini adalah; ada enam faktor dari perubahan organisasi pengadaan yang dominan terhadap kinerja waktu, yaitu: Terjadi kesalahan pembelian material karena strategi & struktur organisasi yang baru belum diterapkan secara maksimal; Terjadi kesalahan monitoring fabrikasi material karena strategi & struktur organisasi yang baru belum diterapkan secara maksimal; Terjadi ketidaksesuaian pendataan material di gudang karena kurangnya kapabilitas personil; Terjadi keterlambatan pembelian material karena kurangnya kapabilitas personil; Terjadi keterlambatan fabrikasi material karena prosedur kerja yang ada kurang jelas; dan Terjadi kesalahan monitoring fabrikasi material karena kurangnya kapabilitas personil. Akan tetapi dari hasil analisa level pengaruh, faktor-faktor dominan tersebut memiliki level pengaruh yang tidak terlalu besar, sehingga masih bisa teratasi. ......To straighten up the condition of health, EPC companies in Indonesia is doing some inovation. For this time one of the inovation is doing restructured or changing the procurement of organization company which effect to behaviour of that organization and doing the recontruction will influence project performance time. This research aim to identify change factors of procurement organization which influence time of performance, and knows recommendation of preventive and correction action. Approach of research that used is case study method project of Y, because this project is doing after company has changing the procurement organization, and it is still continue until now. Data analysis processed with approach of statistic non parametris and approach of AHP, and then to be able to determine recommendation of preventive and correction action used by Delphi method. The result of this research are; there are six factor of change dominant procurement organization to time performance, that is: Happened mistake of purchasing of material because strategy & new organization chart not yet been applied maximally; Happened mistake of monitoring of fabrication material because strategy & new organization chart not yet been applied maximally; Happened missed of material data in bond because lack of personnel capability; Happened delay of purchasing of material because lack of personnel capability; Happened delay of material fabrication because less clear existing working procedure; and Happened mistake of monitoring of fabrication material because lack of personnel capability. However from result analyse influence level, the dominant factors have influence level which do not too big, so that still solve the problem.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50565
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Nurthia
Abstrak :
Manajemen risiko merupakan salah satu faktor terpenting dalam manajemen proyek untuk memastikan proyek dapat terlaksana dengan baik. Dengan adanya pengelolaan risiko yang tepat, risiko-risiko yang mungkin terjadi dapat diantisipasi sedini mungkin. Pada akhirnya, kemampuan perusahaan untuk mengalokasikan dana kontingensi risiko menjadi faktor keberhasilan dalam mengestimasi biaya dan keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Pada penelitian ini, dilakukan proses identifikasi dan analisis risiko untuk memperoleh risiko yang termasuk kategori tinggi yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek PLTU X, serta menentukan strategi penanganan risiko. Setelah itu, dilakukan simulasi dengan menggunakan simulasi Monte Carlo untuk menentukan besarnya dana kontingensi optimal dengan tingkat kepercayaan mulai dari 80% sampai 100%. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan perhitungan alokasi dana kontingensi yang optimal, maka perusahaan dapat mengalokasikan dana dengan tepat dan pada akhirnya akan menguntungkan bagi pihak perusahaan. ......Risk management is one of the most important factors in project management to ensure that the project will accomplished well. By managing the risk well, it can anticipate risks that may appear from the beginning of the project. At the end, the company ability to allocate cost contingency for the risks become the success factor in cost estimation and profit that can be achieved by the company itself. The research contains of risk identification process and risk analysis to identify the risk that included as a high risk category that may occur along the project CFSPP X taken place, and determine risk response planning for each high risk category. After that, Monte Carlo simulation will be conducted to determine the optimal cost contingency with the level of confidence started from 80% until 100%. Overall, it can be concluded that by calculating the optimal cost contingency, company can allocate the fund correctly and will achieve the profit eventually.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50285
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>