Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arti Wahyuni
"Pada kondisi pangsa pasar yang semakin kompetitif saat ini, banyak perusahaan menerapkan berbagai strategi pemasaran guna mempertahankan kepuasan pelanggan mereka agar tidak tertarik untuk berpindah pada produk kompetitornya. Strategi pemasaran yang diterapkan pun beragam, dan salah satunya adalah penerapan bundling. ?PAHE" (Paket Hemat) atau "BUY 2 GET FREE? atau yang dikenal dengan BUNDLING (PAKET) seringkali kita dengar dan telah menjadi umum bagi kita untuk menemukan strategi ini diaplikasikan oleh banyak perusahaan.
Saat ini banyak perusahaan, baik yang memproduksi barang maupun jasa, secara rutin menawarkan begitu banyak bentuk bundling dengan beragam kombinasi produk didalam satu paket. Contohnya airlines, hotel, bioskop, perbankan, rumah sakit dan lainnya. Tidak terkecuali dengan perusahaan yang bergerak dibidang restoran, salah satunya adalah Kentucky Fried Chicken (KFC).
KFC merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang restoran siap saji, yang menerapkan menu paket pada penjualan produk ayamnya. Padahal dalam rangka meningkatkan profit penjualan dan mempertahankan kepuasan konsumen mereka, diperlukan suatu penelitian mengenai pengaruh menu paket terhadap kepuasan konsumen.
Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan: faktor-faktor apakah yang terpenuhi didalam menu paket KFC yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen KFC di Jakarta. Didalam model penelitian dinyatakan bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan, keinginan, nilai dan harapan.
Unit analisis penelitian ini adalah konsumen menu paket KFC di Jakarta. Pengambilan sample dilakukan di 5 outlet yang tersebar di 5 wilayah Jakarta, masing-masing outlet disebarkan 50 kuesioner kepada konsumen yang baru saja membeli menu paket KFC. Item pertanyaan kuesioner adalah indikator-indikator untuk mengukur konstruk penelitian ini. Konstruk penelitian kebutuhan diukur
dengan 5 indikator, sedangkan konstruk penelitian keinginan, nilai dan kepuasan diukur dengan 4 indikator, dan konstruk penelitian harapan diukur dengan 3 indikator. Seluruhnya terdapat 20 indikator dalam penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis faktor pada
setiap konstruk yang ada pada model penelitian. Hal ini dilakukan guna meiihat kelayakkan indikator-indikator dalam membentuk masing-masing konstruk. Setelah diperoleh hasil dari teknik analisis faktor, maka dilakukan teknik analisis tahap kedua yaitu dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel babas terhadap variabel terikat.
Jumiah konsumen menu paket KFC yang berhasil dijadikan responden dan
memiliki data jawaban yang sah untuk digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 250 responden.
Hasil analisis data dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa:
1. Faktor keinginan konsumen secara signifikan mempengaruhi kepuasan konsumen menu paket KFC.
2. Faktor nilai konsumen secara signifikan mempengaruhi kepuasan konsumen menu paket KFC.
Sedangkan faktor kebutuhan dan harapan konsumen tidak signifikan mempengaruhi kepuasan konsumen menu paket KFC.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T18809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Ramadhania
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta membahas makna metafora dalam iklan produk McDonald’s Jepang dengan menggunakan teori metafora Knowles & Moon. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan yang diunggah pada akun twitter resmi McDonald’s Jepang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 10 data iklan yang mengandung 12 metafora. Ditemukan 8 metafora kreatif dan 4 metafora konvensional. Penggunaan metafora kreatif mampu mengemas pengalaman dalam mengkonsumsi produk dengan cara yang unik, sementara penggunaan metafora konvensional mempermudah pemahaman calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan, dengan ungkapan metaforis yang telah digunakan secara umum.

This study aims to identify and discuss the meaning of metaphors in Japanese McDonald's product advertisements using Knowles & Moon's metaphor theory. The data source used in this research is advertisements uploaded on the official McDonald's Japan twitter account. The results of this study show that there are 10 advertisement data containing 12 metaphors. Eight creative metaphors and four conventional metaphors were found. The use of creative metaphors is able to express the experience of consuming products in a unique way, while the use of conventional metaphors makes it easier for potential consumers to understand the products offered, with metaphorical expressions that have been commonly used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanka Devi
"Peningkatan penggunaan layanan mandiri telah menjadi tren di berbagai industri untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pelanggan. Salah satu yang kerap dijumpai adalah penggunaan Self-Ordering Kiosk (SOK) di restoran cepat saji. SOK menawarkan berbagai jenis pembayaran nontunai, seperti kartu debit, kartu kredit, dan QRIS yang dapat menggantikan pembayaran secara tunai di kasir. Analisis dilakukan terhadap perubahan perilaku pembeli dari pembayaran tunai di kasir ke pembayaran nontunai di SOK pada restoran cepat saji McDonald’s Indonesia dengan memanfaatkan teori Push- Pull-Mooring (PPM). Peralihan pembayaran ini perlu dianalisis karena belum banyak diteliti dan memiliki potensi penting di era digital ks pembayaran tunai dan meningkatnya pembayaran nontunai. Selain itu, belum ada penelitian yang secara khusus mengeksplorasi faktor penggunaan SOK di Indonesia. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong (push factor), menarik (pull factor), dan menghambat (mooring factor) perubahan tersebut. Analisis dilakukan secara kuantitatif menggunakan CB-SEM dengan data survei 744 responden dan dilanjutkan dengan analisis kualitatif menggunakan content analysis terhadap 31 narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa traditional payment habit memengaruhi inertia. Selain itu, inertia, transaction inconvenience, perceived usefulness, trust, perceived ease of use, dan mandatory interaction terbukti memengaruhi switching intention, serta switching intention memengaruhi switching behavior. Namun, facility constraints, employee service, dan control tidak memengaruhi switching intention. Pada faktor moderasi, inertia terbukti memoderasi seluruh hubungan faktor push dan pull terhadap switching intention, sedangkan facility constraints juga memoderasi hubungan faktor push dan pull terhadap switching intention, kecuali pada hubungan employee service dan control terhadap switching intention. Penelitian ini memberikan kontribusi berupa eksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi perpindahan dari pembayaran tunai ke pembayaran nontunai di SOK McDonald’s Indonesia, memperkuat dan memberikan temuan baru terkait variabel untuk memahami faktor adopsi teknologi, serta memberikan justifikasi baru terkait variabel yang tidak berpengaruh terhadap perpindahan pengguna. Penelitian ini juga memberikan implikasi praktis bagi McDonald’s Indonesia untuk mengoptimalkan perangkat SOK, menawarkan pilihan pembayaran nontunai di SOK yang beragam dan terbaru, serta menginformasikan cara pembayaran nontunai yang lebih lengkap.

The increasing use of self-service has become a trend across various industries with the aim of improving efficiency and customer convenience. One commonly seen application is the use of Self-Ordering Kiosks (SOK) in fast food restaurants. SOK offers various types of cashless payments, such as debit cards, credit cards, and QRIS, which can replace conventional cash payments at the cashier. The analysis was conducted on the shift in buyer behavior from conventional cashier payments to cashless payments at SOK in McDonald's Indonesia using the Push-Pull-Mooring (PPM) theory. The transition from cash to SOK payments needs to be analyzed in research because this change has not been widely studied and has significant potential in the digital era, characterized by a decline in cash usage and an increase in cashless payments. Moreover, no studies have specifically explored the factors of SOK usage in Indonesia. The main objective of this study is to identify the push, pull, and mooring factors of the change. The analysis was conducted quantitatively using CB-SEM with survey data of 744 respondents, followed by qualitative analysis using content analysis of 31 interviewees. The results showed that traditional payment habits affect inertia. In addition, inertia, transaction inconvenience, perceived usefulness, trust, perceived ease of use, and mandatory interaction are proven to affect switching intention, and switching intention affects switching behavior. However, facility constraints, employee service, and control do not influence switching intention. For moderating factors, the inertia factor is proven to moderate the entire relationship of push and pull factors to switching intention, while facility constraints also moderates the relationship between push and pull factors and switching intention except for the relationship between employee service and control and switching intention. This research contributes by exploring the factors influencing the shift from cash to cashless payments at SOK in McDonald's Indonesia, strengthening and providing new findings related to the variables used to understand technology adoption factors, and providing new justification related to variables that do not affect user transition. This research also provides practical implications for McDonald’s Indonesia to ensure optimization of SOK software and hardware, offer diverse and latest non-cash payment options at SOK, and provide comprehensive information on non-cash payment methods."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabyna Maharani
"Peningkatan penggunaan layanan mandiri telah menjadi tren di berbagai industri untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pelanggan. Salah satu yang kerap dijumpai adalah penggunaan Self-Ordering Kiosk (SOK) di restoran cepat saji. SOK menawarkan berbagai jenis pembayaran nontunai, seperti kartu debit, kartu kredit, dan QRIS yang dapat menggantikan pembayaran secara tunai di kasir. Analisis dilakukan terhadap perubahan perilaku pembeli dari pembayaran tunai di kasir ke pembayaran nontunai di SOK pada restoran cepat saji McDonald’s Indonesia dengan memanfaatkan teori Push- Pull-Mooring (PPM). Peralihan pembayaran ini perlu dianalisis karena belum banyak diteliti dan memiliki potensi penting di era digital ks pembayaran tunai dan meningkatnya pembayaran nontunai. Selain itu, belum ada penelitian yang secara khusus mengeksplorasi faktor penggunaan SOK di Indonesia. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong (push factor), menarik (pull factor), dan menghambat (mooring factor) perubahan tersebut. Analisis dilakukan secara kuantitatif menggunakan CB-SEM dengan data survei 744 responden dan dilanjutkan dengan analisis kualitatif menggunakan content analysis terhadap 31 narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa traditional payment habit memengaruhi inertia. Selain itu, inertia, transaction inconvenience, perceived usefulness, trust, perceived ease of use, dan mandatory interaction terbukti memengaruhi switching intention, serta switching intention memengaruhi switching behavior. Namun, facility constraints, employee service, dan control tidak memengaruhi switching intention. Pada faktor moderasi, inertia terbukti memoderasi seluruh hubungan faktor push dan pull terhadap switching intention, sedangkan facility constraints juga memoderasi hubungan faktor push dan pull terhadap switching intention, kecuali pada hubungan employee service dan control terhadap switching intention. Penelitian ini memberikan kontribusi berupa eksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi perpindahan dari pembayaran tunai ke pembayaran nontunai di SOK McDonald’s Indonesia, memperkuat dan memberikan temuan baru terkait variabel untuk memahami faktor adopsi teknologi, serta memberikan justifikasi baru terkait variabel yang tidak berpengaruh terhadap perpindahan pengguna. Penelitian ini juga memberikan implikasi praktis bagi McDonald’s Indonesia untuk mengoptimalkan perangkat SOK, menawarkan pilihan pembayaran nontunai di SOK yang beragam dan terbaru, serta menginformasikan cara pembayaran nontunai yang lebih lengkap.

The increasing use of self-service has become a trend across various industries with the aim of improving efficiency and customer convenience. One commonly seen application is the use of Self-Ordering Kiosks (SOK) in fast food restaurants. SOK offers various types of cashless payments, such as debit cards, credit cards, and QRIS, which can replace conventional cash payments at the cashier. The analysis was conducted on the shift in buyer behavior from conventional cashier payments to cashless payments at SOK in McDonald's Indonesia using the Push-Pull-Mooring (PPM) theory. The transition from cash to SOK payments needs to be analyzed in research because this change has not been widely studied and has significant potential in the digital era, characterized by a decline in cash usage and an increase in cashless payments. Moreover, no studies have specifically explored the factors of SOK usage in Indonesia. The main objective of this study is to identify the push, pull, and mooring factors of the change. The analysis was conducted quantitatively using CB-SEM with survey data of 744 respondents, followed by qualitative analysis using content analysis of 31 interviewees. The results showed that traditional payment habits affect inertia. In addition, inertia, transaction inconvenience, perceived usefulness, trust, perceived ease of use, and mandatory interaction are proven to affect switching intention, and switching intention affects switching behavior. However, facility constraints, employee service, and control do not influence switching intention. For moderating factors, the inertia factor is proven to moderate the entire relationship of push and pull factors to switching intention, while facility constraints also moderates the relationship between push and pull factors and switching intention except for the relationship between employee service and control and switching intention. This research contributes by exploring the factors influencing the shift from cash to cashless payments at SOK in McDonald's Indonesia, strengthening and providing new findings related to the variables used to understand technology adoption factors, and providing new justification related to variables that do not affect user transition. This research also provides practical implications for McDonald’s Indonesia to ensure optimization of SOK software and hardware, offer diverse and latest non-cash payment options at SOK, and provide comprehensive information on non-cash payment methods."
Depok: 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Eka Putri Maharani
"Peningkatan penggunaan layanan mandiri telah menjadi tren di berbagai industri untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pelanggan. Salah satu yang kerap dijumpai adalah penggunaan Self-Ordering Kiosk (SOK) di restoran cepat saji. SOK menawarkan berbagai jenis pembayaran nontunai, seperti kartu debit, kartu kredit, dan QRIS yang dapat menggantikan pembayaran secara tunai di kasir. Analisis dilakukan terhadap perubahan perilaku pembeli dari pembayaran tunai di kasir ke pembayaran nontunai di SOK pada restoran cepat saji McDonald’s Indonesia dengan memanfaatkan teori Push- Pull-Mooring (PPM). Peralihan pembayaran ini perlu dianalisis karena belum banyak diteliti dan memiliki potensi penting di era digital ks pembayaran tunai dan meningkatnya pembayaran nontunai. Selain itu, belum ada penelitian yang secara khusus mengeksplorasi faktor penggunaan SOK di Indonesia. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong (push factor), menarik (pull factor), dan menghambat (mooring factor) perubahan tersebut. Analisis dilakukan secara kuantitatif menggunakan CB-SEM dengan data survei 744 responden dan dilanjutkan dengan analisis kualitatif menggunakan content analysis terhadap 31 narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa traditional payment habit memengaruhi inertia. Selain itu, inertia, transaction inconvenience, perceived usefulness, trust, perceived ease of use, dan mandatory interaction terbukti memengaruhi switching intention, serta switching intention memengaruhi switching behavior. Namun, facility constraints, employee service, dan control tidak memengaruhi switching intention. Pada faktor moderasi, inertia terbukti memoderasi seluruh hubungan faktor push dan pull terhadap switching intention, sedangkan facility constraints juga memoderasi hubungan faktor push dan pull terhadap switching intention, kecuali pada hubungan employee service dan control terhadap switching intention. Penelitian ini memberikan kontribusi berupa eksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi perpindahan dari pembayaran tunai ke pembayaran nontunai di SOK McDonald’s Indonesia, memperkuat dan memberikan temuan baru terkait variabel untuk memahami faktor adopsi teknologi, serta memberikan justifikasi baru terkait variabel yang tidak berpengaruh terhadap perpindahan pengguna. Penelitian ini juga memberikan implikasi praktis bagi McDonald’s Indonesia untuk mengoptimalkan perangkat SOK, menawarkan pilihan pembayaran nontunai di SOK yang beragam dan terbaru, serta menginformasikan cara pembayaran nontunai yang lebih lengkap.

The increasing use of self-service has become a trend across various industries with the aim of improving efficiency and customer convenience. One commonly seen application is the use of Self-Ordering Kiosks (SOK) in fast food restaurants. SOK offers various types of cashless payments, such as debit cards, credit cards, and QRIS, which can replace conventional cash payments at the cashier. The analysis was conducted on the shift in buyer behavior from conventional cashier payments to cashless payments at SOK in McDonald's Indonesia using the Push-Pull-Mooring (PPM) theory. The transition from cash to SOK payments needs to be analyzed in research because this change has not been widely studied and has significant potential in the digital era, characterized by a decline in cash usage and an increase in cashless payments. Moreover, no studies have specifically explored the factors of SOK usage in Indonesia. The main objective of this study is to identify the push, pull, and mooring factors of the change. The analysis was conducted quantitatively using CB-SEM with survey data of 744 respondents, followed by qualitative analysis using content analysis of 31 interviewees. The results showed that traditional payment habits affect inertia. In addition, inertia, transaction inconvenience, perceived usefulness, trust, perceived ease of use, and mandatory interaction are proven to affect switching intention, and switching intention affects switching behavior. However, facility constraints, employee service, and control do not influence switching intention. For moderating factors, the inertia factor is proven to moderate the entire relationship of push and pull factors to switching intention, while facility constraints also moderates the relationship between push and pull factors and switching intention except for the relationship between employee service and control and switching intention. This research contributes by exploring the factors influencing the shift from cash to cashless payments at SOK in McDonald's Indonesia, strengthening and providing new findings related to the variables used to understand technology adoption factors, and providing new justification related to variables that do not affect user transition. This research also provides practical implications for McDonald’s Indonesia to ensure optimization of SOK software and hardware, offer diverse and latest non-cash payment options at SOK, and provide comprehensive information on non-cash payment methods."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelvira Avifah
"Pada tahun 2020 angka kasus keracunan makanan di DKI Jakarta menempati urutan pertama di Indonesia, hal ini disebabkan karena adanya kontaminasi bakteri pada makanan terutama pada makanan di Restoran Cepat Saji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketersediaan fasilitas hygiene dan sanitasi, pengetahuan, pemeriksaan kesehatan, dan ketentuan berpakaian kerja dengan perilaku personal hygiene pada penjamah makanan di restoran cepat saji di Jakarta Selatan pada tahun 2021.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dengan desain studi cross sectional. Data dianalisis secara bivariat dengan uji chi square dilanjut dengan uji analisis multivariat. Hasil penelitian uji chi square diketahui terdapat 93.1% penjamah makanan dengan perilaku personal hygiene yang baik. Kuantitas dan kelayakan tempat cuci tangan dan ketentuan dalam berpakaian kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku personal hygiene dengan nilai OR 6.375 (95% CI 1.244 – 32.670) dan 8.156 (95% CI 1.546 – 43.020). Meskipun demikian, masih perlu ditingkatkan kembali terkait dengan  ketentuan dalam berpakaian kerja dengan menerapkan kewajiban menggunakan pakaian kerja hanya pada saat jam kerja. 

In 2020 the number of food poisoning cases in DKI Jakarta is the first rank in Indonesia, this is due to bacterial contamination in food, especially in fast food restaurants. This study aims to determine the relationship between the availability of hygiene and sanitation facilities, knowledge, health checks, and provisions for work attire with personal hygiene behavior for food handlers at fast food restaurants in South Jakarta in 2021. The method used in this study was observational with design study cross sectional. Data were analyzed bivariately with chi square test followed by multivariate analysis test. The results of the chi square test showed that there were 93.1% of food handlers with good personal hygiene behavior. Quantity and appropriateness of hand washing facilities and provisions in work attire have a significant relationship with personal hygiene behavior with OR 6.375 (95% CI 1.244 – 32.670) dan 8.156 (95% CI 1.546 – 43.020). Nevertheless, it is still necessary to improve again related to the provisions in working attire by implementing the obligation to use work clothes only during working hours."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library