Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kecemasan merupakan suatu keadaan individu/kelompok mengalami perasaan yang sulit dan
aktivasi sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan, ancaman tidak spesifik.
Kecemasan adalah respon kesehatan pada suatu yang pasti, unik dan pcngalaman yang tidak
biasa. Sikap merernehkan saat dimulainya cemas akan meningkatkan keadaan pesepsi, emosi
dan psikologi. Respon ini meningkatkan seseorang dalam penampilan, pembelajaran,
pemecahan masalah, kepuasan dan kesenangan. Keluarga klien yang dirawat di ruang ICU
akan merasakan kecemasan karena kondisi klien, kurangnya kemandirian, perpisahan,
masalah biaya, kurang informasi ataupun ancaman penyakit. Penelitian ini menggunakan
desain deskripsi korelasi bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemasan keluarga klien yang dirawat di ruang ICU. Penelitian ini dilakukan di RSUP
Fatmawati Jakarta pada bulan Mei 2008. Jumlah responden sebanyak 30 orang dengan cara
pengambilan sampel melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan penyebab kecemasan
karena perpisahan dengan keluarga sebanyak 73,3%, ingin tahu kondisi klien sebanyak
66,7%, masalah biaya sebanyak 53,3%, penjelasan perugas membuat keluarga berdebar-debar
sebanyak 53,3%, tidak dapat mandiri sebanyak 50%, dan karena takut kehilangan klien
sebanyak 33,3%. Tingkat kecemasan yang dialami oleh keluarga klien adalah cemas ringan
8,%, cemas sedang 11,5%, cemas berat 41%, dan panik 39%. Maka dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan terbesar pada keluarga klien yang dirawat di
ruang ICU adalah karena perpisahan dengan keluarga. Dan kecemasan yang paling tinggi
dialami keluarga klien adalah kecemasan berat"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5600
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Allif Maulana Syafri M.
"Buku ini akan menujukkan bahwa keluhan somatik (Fisik) yang di sampaikan oleh pasien adalah gangguan fungsuinal atau faal fisiologi dari satu atau lebih organ tubuh dan belum ditentukn kelainan fisik, atau dengan kata lain bahwa keluhan tersebut merupakan penjelmaan dari gangguan kecemasan. selain itu dalam buku ini akan di bahas pula mengenai gangguan obsesif kompulsif dan gangguan stress pasca trauma."
Jakarta: UI Publishing, 2024
616.852 2 LUB k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Fatmawati
"Artikel ini membahas tentang kecemasan pemustaka untuk berkunjung secara fisik ke perpustakaan. Kecemasan pemustaka merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan berkaitan dengan perasaan tidak pasti terhadap perpustakaan. Kecemasan menjadi pengalaman subjektif pemustaka yang bersifat tidak menyenangkan yang terkait dengan komponen perpustakaan. Kecemasan pemustaka dapat menimbulkan perasaan takut, khawatir, dan tidak nyaman terhadap perpustakaan. Kecemasan ketika sudah berkunjung fisik ke perpustakaan dapat terjadi saat menelusur sumber informasi, menggunakan fasilitas perpustakaan, dan ketika berinteraksi dengan pustakawan."
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI , 2019
020 MPMKAP 26:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sanders, Diana
London: Sage Publications, 2003
616.85 SAN c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Setia Herwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rofiqoh
"Kejang demam pada anak merupakan pengalaman traumatik dan menyebabkan kecemasan pada orang tua. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu pada anak yang mengalami kejang demam. Desain yang digunakan adalah cross sectional, dengan sampel 95, analisis data menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 82 (86,3%) responden mengalami cemas berat. Faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu pada anak yang mengalami kejang demam adalah frekuensi kejang demam pada anak, sedangkan yang tidak berhubungan adalah jumlah anak hidup, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, paparan informasi serta dukungan keluarga. Faktor paling dominan berhubungan dengan kecemasan ibu pada anak yang mengalami kejang demam adalah pengetahuan. Disarankan meningkatkan pengetahuan tentang kejang demam untuk menurunkan kecemasan ibu pada anak kejang demam.

Febrile convulsion in child is a traumatic experience and causes anxiety for parents. This research aimed to identify factors related to anxiety of mothers who have a child with febrile convulsion. Design used was a cross sectional study, with total sample 95. The data was analyzed using multiple logistics regression. The result showed that 82 (86,3%) of the mothers experienced severe anxiety. The factors correlated with mother’s anxiety due to children convulsion was the frequency of convulsion. On the other hand, factors that were not correlated were number of child, level of education, occupation, income, mothers knowledge, information exposure and family support. The dominant factor related to mother’s anxiety that a child with febrile convulsion is mothers knowledge. It is suggested that improving mothers’ knowledge about febrile convulsion is beneficial to reduce their anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaslina
"Terjadinya persalinan memiliki pengaruh psikologis, bukan hanya pada istri tetapi juga pada suami sebagai orang dekat dengan istri. Respon psikologi yang dapat terjadi pada suami diantaranya adalah oemas dan takut. Melihat fenomena yang ada dan kurangnya riset tentang aspek psikologis suami pada istri yang menghadapi persalinan maka peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kecemasan suami menghadapi persalinan istri yang pertama kali.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana dengan 26 orang responden. Proses pengumpulan data dimulai dengan melakukan perizinan dari bagian akademik sampai memberikan format persetujuan kepada responden dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner dan observasi berisikan tanda/gejala kecemasan ringan sampai dengan panik.
Selanjutnya data yang diperoleh dianalisa dengan mcnggunakan rumus mean untuk mendapatkan tingkat kecemasan yang dialami suami.
Penelitian dilaksanakan selama 3 minggu di RSCM Jakarta. Analisa data dilakukan dengan menggunakan deskriptif statistik yang diuraikan dalam bentuk tabel frekuensi dan perhitungan nilai rata-rata.
Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa tingkat kccemasan suami menghadapi persatinan istri yang pertama kali adalah kecemasan sedang, ecngan tanda atau gejala diantaranya 1 nafas pendek, susah tidur dan terpusat pada apa yang menjadi perhatiannya. Penelitian yang dilakukan ini masih memiliki banyak keterbatasan yaitu desain, sampel, dan instrumen. Penelitian Selanjutnya dapat dilakukan dengan desain penelitian yang lebih kompteks, jumlah sampel yang di perbesar, dan instrumen yang kesahihannya Iebih tinggi lagi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam ilmu keperawatan saat ini dan mendatang"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4995
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dibyo Harjo Susanto
"Pendahuluan Tumor Otak merupakan pertumbuhan jaringan otak yang tidak wajar atau abnormal dan berkembang tidak terkontrol. Prevalensi tumor otak di dunia maupun di Indonesia setiap tahun cenderung meningkat yang diikuti dengan peningkatan angka kematian pada pasien tumor otak. Kraniotomi dan general anestesi menjadi peristiwa paling traumatis dalam kehidupan seseorang. Kecemasan preoperatif merupakan reaksi yang ditunjukkan oleh sebagian pasien yang dijadwalkan untuk menjalani prosedur pembedahan yang ditandai dengan perubahan fisiologis maupun psikologis. Peningkatan kecemasan preoperatif berdampak negatif pada proses perioperatif. Kecemasan preoperatif menjadi satu masalah dengan berbagai faktor yang mendasarinya. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada pasien tumor otak sebelum tindakan kraniotomi elektif. Metode Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang melibatkan 100 responden di ruang rawat inap RSCM Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara usia (p = 0,019), pekerjaan (p = 0,015), persepsi terhadap penyakit (p = 0,001), pengetahaun tentang pembedahan (p = 0,001), perasaan takut (p = 0,001), dukungan sosial (p = 0,001), pengalaman spiritual (p = 0,043), dan riwayat pembedahan sebeluimnya (p = 0,004) terhadap kecemasan pada pasien tumor otak sebelum kraniotomi elektif. Adapun faktor dominan yang berpengaruh atau berhubungan dengan kecemasan pada pasien tumor otak sebelum kraniotomi elektif yaitu usia (OR = 17,73) dan persepsi terhadap penyakit (OR = 9,53). Kesimpulan kecemasan sebelum kraniotomi elektif paad pasien tumor otak berhubungan dengan usia, pekerjaan, persepsi terhadap penyakit, pengetahuan tentang pembedahan, perasaan takut, dukungan soisal, pengalaman spiritual dan riwayat pembedahan sebelumnya. Faktor yang paling berhubungan adalah usia dan persepsi terhadap penyakit.

Introduction Brain tumors are abnormal or unnatural growth of brain tissue that develops uncontrollably. The prevalence of brain tumors in the world and in Indonesia tends to increase every year, followed by an increase in mortality in brain tumor patients. Craniotomy and general anesthesia are the most traumatic events in a person's life. Preoperative anxiety is a reaction shown by some patients who are scheduled to undergo a surgical procedure characterized by physiological and psychological changes. Increased preoperative anxiety has a negative impact on the perioperative process. Preoperative anxiety is a problem with various underlying factors. Purpose This study aims to determine the factors associated with anxiety in brain tumor patients before elective craniotomy. Metohod This research method is descriptive analytical with a cross-sectional design involving 100 respondents in the inpatient room of RSCM Jakarta. Result The results showed a significant relationship between age (p = 0.019), occupation (p = 0.015), perception of illness (p = 0.001), knowledge of surgery (p = 0.001), fear (p = 0.001), social support (p = 0.001), spiritual experience (p = 0.043), and previous surgical history (p = 0.004) on anxiety in brain tumor patients before elective craniotomy. The dominant factors that influence or are associated with anxiety in brain tumor patients before elective craniotomy are age (OR = 17.73) and perception of illness (OR = 9.53). Conclusions anxiety before elective craniotomy paad in brain tumor patients is related to age, occupation, perception of disease, knowledge of surgery, feelings of fear, social support, spiritual experience and previous surgical history. The most related factors are age and perception of disease."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raditya Wahyuni
"

Kecemasan adalah emosi dasar berupa pikiran negatif akan ketidakpastian yang muncul ketika adanya ancaman, seringkali disertai nyeri kepala, jantung berdebar, gangguan lambung ringan maupun berkeringat. Rasa cemas berlebih akan menghambat fungsi seseorang dalam hidup. Di dunia, prevalensi gangguan kecemasan mencapai 5% dari jumlah penduduk, sedangkan di Indonesia gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) mencapai 9,8%. Pada tahun 2018 ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa FKM UI sebesar 87,2%, proporsi tertinggi pada tingkat severe (25,3%) dan terendah pada tingkat moderate (18,3%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI tahun 2020. Pendekatan dilakukan secara kuantitatif, dengan desain studi cross-sectional, serta analisis dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara 8 variabel independen dengan kecemasan. Sampel penelitian sebanyak 146 orang dari populasi 1121 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS-21, dan pengumpulan data menggunakan google form. Ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa S1 reguler FKM UI tahun 2020 sebesar 83,6%, proporsi tertinggi pada tingkat extremely severe (39,7%), dan terendah pada tingkat mild (4,1%). Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin dan usia dengan kecemasan. Diharapkan UI dan FKM UI dapat meningkatkan intervensi promotif dan preventif terkait kesehatan mental terutama kecemasan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di Klinik Makara agar dapat menangani kasus kesehatan mental lebih optimal kedepannya.


Anxiety is a basic emotion in the form of negative thoughts of uncertainty that arise when there is a threat, often accompanied by headaches, palpitations, mild gastric disturbances or sweating. Excessive anxiety will inhibit a persons function in life. In the world, the prevalence of anxiety disorders reaches 5% of the population, while in Indonesia mental emotional disorders (depression and anxiety) reach 9.8%. In 2018 the proportion of anxiety found in FKM UI students was 87.2%, the highest proportion was at the severe level (25.3%) and the lowest was at the moderate level (18.3%). The purpose of this study is to determine the factors associated with anxiety in FKM UI students in 2020. The approach was carried out quantitatively, with cross-sectional study design, and analysis with the Chi Square test to see the relationship between 8 independent variables with anxiety. The research sample of 146 people from a population of 1121 people. The instrument used was the DASS-21 questionnaire, and data collection using google forms. The proportion of anxiety found in regular S1 FKM UI students in 2020 was 83.6%, the highest proportion was at the extremely severe level (39.7%), and the lowest was at the mild level (4.1%). Statistical tests show there is a relationship between sex and age factors with anxiety. It is hoped that UI and FKM UI can improve promotive and preventive interventions related to mental health, especially anxiety, and improve the quality and quantity of human resources at the Makara Clinic so that they can handle mental health cases more optimally in the future.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>