Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raihani Adityawandari
Abstrak :
Kesulitan dalam pengambilan keputusan karier merupakan salah satu kesulitan yang sering dialami oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam membuat keputusan terkait jurusan kuliah. Kesulitan dalam memilih jurusan kuliah yang dialami oleh siswa dapat menyebabkan siswa mengambil keputusan secara tidak optimal. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa kesulitan dalam pengambilan keputusan karier dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya core self-evaluation. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara core self-evaluation dan career decision-making difficulties pada siswa SMA kelas 10, 11, dan 12 yang bersekolah di wilayah Jabodetabek. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Alat ukur yang digunakan adalah Career Decision-making Difficulties Questionnaire (CDDQ) dan Core Self-Evaluation Scale (CSES). Partisipan penelitian ini adalah 195 siswa SMA (Laki-laki = 25.6%; Perempuan = 71.8%; Mean Usia = 17.05; SD Usia = 0.86). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif dan signifikan antara core self-evaluation dan career decision-making difficulties pada siswa SMA, r(195) = -0.36, p < 0.01, one-tailed, r² = 0.13. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran bagi siswa mengenai pentingnya melakukan penilaian diri secara positif dalam membuat keputusan karier dan bagi pihak sekolah untuk membentuk program preventif terkait kesulitan dalam pengambilan keputusan karier. ...... Career decision-making difficulties are often experienced by high school students in making decisions regarding college majors. Difficulties in choosing college majors experienced by students can cause students to make decisions that are not optimal. Several previous studies have found that career decision-making difficulties are influenced by various factors, one of which is core self-evaluation. Therefore, this study aimed to examine the relationship between core self-evaluation and career decision-making difficulties among high school students in grades 10, 11, and 12 who attend school in Jabodetabek area. This research is quantitative research with a correlational research design. The measurement tools used are Career Decision-making Difficulties Questionnaire (CDDQ) and Core Self-Evaluation Scale (CSES). The participants in this study were 195 high school students (Male = 25.6%; Female = 71.8%; Mean Age = 17.05; SD Age = 0.86). This study results indicate a negative and significant correlation between core self-evaluation and career decision-making difficulties among high school students, r(195) = -0.36, p < 0.01, one-tailed, r² = 0.13. The research results are expected to provide students with an overview of the importance of positive self-evaluation in making career decisions and for schools to form preventive programs related to career decision-making difficulties.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Satriyo Wibowo
Abstrak :
Pengangguran usia muda merupakan masalah yang membutuhkan perhatian. Untuk itu upaya membantu remaja dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja menjadi penting. Kesiapan individu untuk membuat keputusan karir dengan informasi yang cukup dan sesuai dengan usianya serta menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan perkembangan karir disebut dengan kematangan karir. Keyakinan diri dan pusat kendali merupakan prediktor yang relevan dalam mempelajari kematangan karir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pusat kendali dan keyakinan diri keputusan karir terhadap kematangan karir siswa SMK Negeri 6 Jakarta. Jumlah responden penelitian sebanyak 115 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan cara multistage random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif, yaitu penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dan menganalisis hubungan di antara variabel-variabel. Dalam penelitian ini digunakan konsep pusat kendali yang dikembangkan oleh Levenson (1972) yang membagi pusat kendali ke dalam tiga dimensi, yaitu Internal (I), Powerful-others (P), dan Chance (C). Konsep keyakinan diri keputusan karir yang digunakan merupakan konsep yang telah dikembangkan oleh Betz dan Taylor (2000) yang menunjukkan tingkat keyakinan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibutuhkan dalam membuat keputusan karir. Untuk mengukur kematangan karir digunakan instrumen yang dikembangkan Super et al. (1981) yang dikenal sebagai career development inventory (CDI). Analisis statistika yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pusat kendali dimensi internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keyakinan diri keputusan karir. Siswa yang memiliki pusat kendali internal merasa bahwa hasil kerja serta karirnya tergantung dari faktor internal, antara lain usaha, kemampuan, dan pengambilan keputusan sehingga akan meningkatkan keyakinan diri siswa dalam mengambil keputusan karir. Keyakinan diri keputusan karir berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karir. Siswa yang mempunyai keyakinan diri keputusan karir yang tinggi akan berpikir bahwa hambatan atau kendala selalu dapat diatasi melalui pengembangan diri dan ketekunan, sehingga akan menghasilkan kesiapan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir. Pusat kendali dimensi internal berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karir. Siswa yang memiliki pusat kendali internal merasa bahwa karirnya tergantung dari faktor internal, antara lain usaha dan kemampuannya sehingga siswa akan aktif mencari informasi dan berusaha keras untuk mencapai karir yang diharapkan.
Youth unemployment is a problem that requires attention. Therefore, the effort to help youth in preparing themselves to enter the world of work becomes important. Career maturity refers to the individual?s readiness and awareness to make age-appropriate career decisions and cope with career development tasks. Self- efficacy and locus of control are a relevant predictors in studying career maturity. This study aims to determine the effect of locus of control and career decision-making self-efficacy on students' career maturity of SMK Negeri 6 Jakarta. Total respondents of this research are 115 students. The sampling technique used was multistage random sampling. This is an explanatory research which is to test hypotheses and analyze the relationship between the variables. This study use the concept of locus of control developed by Levenson (1972) that divide locus of control into three dimensions, Internal (I), Powerful-others (P), and Chance (C). Career decision-making self-efficacy concept used is the concept that developed by Betz and Taylor (2000), which shows individual?s belief in completing the tasks necessary to making career decisions. The instrument used to measure career maturity was developed by Super et al. (1981), known as the Career Development Inventory (CDI). Statistical analysis used to test the hypothesis is path analysis. The results showed that internal locus of control dimension has a significant effect on career decision-making self-efficacy. Students who have internal locus of control feel that the work and his career depends on internal factors, such as an effort, ability, and decision making that will enhance students' self-efficacy in making career decisions. Career decision-making self-efficacy significantly influence career maturity. Students who have high self-efficacy would think that the barriers or constraints can always be solved through selfdevelopment and persistence, so that will result readiness in completing career development tasks. Internal locus of control dimension significantly influence career maturity. Students who have internal locus of control feel that his career depends on internal factors, such as efforts and abilities so that students will actively seek information and strive to achieve the expected career.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aquila
Abstrak :
Kematangan karir adalah kemampuan serta kesiapan individu untuk membuat keputusan karir. Pengalaman bekerja merupakan salah satu dimensi dari pembentukan kematangan karir remaja dan status keputusan karir merupakan salah satu aspek spesifik dari kematangan karir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman praktek kerja lapangan dan status keputusan karir terhadap kematangan karir, dengan nilai R sebesar 0,424 pada variabel pengalaman prakek kerja lapangan terhadap kematangan karir dengan nilai signifikansi 0,000 < α (0,005). Kemudian nilai R sebesar 0,231 pada variabel status keputusan karir terhadap kematangan karir dengan nilai signifikansi 0,002 < α (0,005). Variabel pengalaman praktek kerja lapangan memiliki nilai beta (0,447) lebih besar dibandingkan nilai beta variabel status keputusan karir (0,424), maka dapat diantara dua variabel independen disimpulkan bahwa variabel pengalaman prakek kerja lapangan memiliki pengaruh lebih besar terhadap variabel dependen (kematangan karir) jika dibandingkan dengan variabel status keputusan karir. Untuk melihat perbedaan skor kematangan karir antara siswa SMA dengan siswa SMK, penelitian ini memberikan gambaran bahwa mayoritas siswa SMA dan SMK telah mencapai kematangan karir tinggi dengan perbandingan persentase 31,68 : 46,58. Secara signifikan, siswa SMK yang telah mencapai kematangan karir tinggi lebih banyak dibandingkan siswa SMA. ......Career maturity is individual's readiness to make a career decision. Work experience (Internship experience) is one dimension of career maturity and more specific aspect of career maturity is career decision status. The result show that internship experience and career decision status has an influences on career maturity, with R 0,424 and sig 0< α 0,005 on internship experience and R 0,231 and sig 0,002< α 0,005 on career decision status. Internship experience has Beta (0,447) and career decision status has Beta (0,424), the result shows that internship experience has more influence on career maturity than career decision status. there are no differences in career maturity scores in high school students and vocational school students, but the vocational student has more students than high school students in career maturity.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T31396
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Pradipta Surjadi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa semester akhir. Pengukuran regulasi diri untuk belajar menggunakan alat ukur Self-regulated Learning Interview Schedule Questionnaire (SRLIS-Q) yang disusun oleh Zimmerman dan Pons (1988) serta diperbaharui oleh Purdie dan Hattie (1996) dan pengukuran pengambilan keputusan karir menggunakan alat ukur Career Decision-Making Difficulties (CDDQ; Gati, Krausz & Osipow, 1996). Partisipan berjumlah 122 mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki karakteristik sebagai mahasiswa semester akhir. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa (r = 0.345; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi regulasi diri untuk belajar yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi kemampuan pengambilan keputusan karir. Berdasarkan hasil tersebut, mahasiswa perlu diberikan intervensi sedini mungkin mengenai regulasi diri untuk belajar, sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan pengambilan keputusan karir. ......This research was conducted to find the correlation between self-regulated learning with career decision-making among college students. Self-regulated learning was measured using an instrument named Self-regulated Learning Interview Schedule Questionnaire (SRLIS-Q) made by Zimmerman and Pons (1988) which later was modified by Purdie and Hattie (1996) other hand career decision-making was measured using a modification instrument named Career Decision-Making Difficulties (CDDQ) which was developed by Gati, Krausz & Osipow (1996). Participants of this research were 122 senior year undergraduate student of Universitas Indonesia. The main result of this research shows that self- regulated learning positively correlated significantly with career decision-making (r = 0.345; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). Thus this research conclusion is the higher self-regulated learning prossess, means higher capability of their career decision-making. Based on research results, individual needs to intervene student early in the self-regulated learning early in effort of constructing their career decision-making.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatul Badriyah
Abstrak :
Kemampuan dalam pengambilan keputusan merupakan awal bagi remaja menentukan karir kedepannya. Menentukan keputusan karir dapat mengasah kompetensi yang berhubungan dengan karir yang ditekuni sehingga mencapai potensi dan berfungsi secara sosial. Tujuan penelitian mendeskripsikan proses pengambilan keputusan karir remaja di SOS Children’s Village Jakarta dengan pendekatan kualitatif deskriptif menggunakan wawancara mendalam, dan Focus Group Discussion. Hasil penelitian: 1) tugas perkembangan remaja di SOS Children’s Village yaitu mengembangkan keterampilan mengambil keputusan dan 2) proses pengambilan keputusan karir pada remaja di SOS Children’s Village dilakukan melalui program CDP, IDP dan aftercare. ......The ability to make decisions is the beginning for teenagers to determine their future careers. Determining career decisions can hone competencies related to the career they are engaged in so that they reach their potential and function socially. The purpose of the study was to describe the career decision-making process of adolescents at SOS Children’s Village Jakarta with a descriptive qualitative approach using in-depth interviews and Focus Group Discussions. The results of the study: 1) adolescent development tasks at SOS Children’s Village are developing decision-making skills and 2) the career decision-making process for youth at SOS Children's Village is carried out through CDP, IDP and aftercare programs.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Cathrin Shalomnita Hale
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kongruensi karir anak dengan orang tua terhadap adaptabilitas karir melalui mediasi efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir pada mahasiswa. Data penelitian berasal dari 551 partisipan mahasiswa S1 yang sedang menjalani perkuliahan di semester 6 atau lebih. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara daring dengan menggunakan tiga macam skala, Career Adapt-Abilities Scale, Adolescent Parent Career Congruence, dan Career Decision Self-Efficacy Short Form yang sudah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Analisis data dilakukan menggunakan macro PROCESS dari Hayes. Hasil dari penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh langsung dari kongruensi karir anak dengan orang tua terhadap adaptabiltias karir (c’ = -0,0019; p > 0,05). Sementara itu, hubungan dari kongruensi karir anak-orang tua dengan adaptabilitas karir akan meningkat dengan adanya peran mediator dari efikasi diri pengambilan keputusan karir (indirect effect = 0,1272). Implikasi, limitasi, serta saran untu penelitian selanjutnya didiskusikan.

 


This study aims to examine the effect of adolescent-parent career congruence on career adaptability through mediation of career decision self-efficacy for undergraduate students. The research data came from 551 undergraduate student participants who were undergoing lectures in the 6th semester or more. Data collection was carried out using a questionnaire distributed online using three kinds of scales, Career Adapt-Abilities Scale, Adolescent-Parent Career Congruence, and Career Decision Self-Efficacy Short Form that was adapted into Indonesian. Data analysis was performed using PROCESS macros from Hayes. The results of the study showed that there was no direct effect of adolescent-parent career congruence on career adaptability (c’ = -0,0019; p > 0,05). Meanwhile, the relationship of adolescent-parent career congruence and career adaptability will increase with mediation through career decision self efficacy (indirect effect = 0,1272). Implications, limitations, and suggestions for further research are discussed.

 

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Zamira
Abstrak :
Siswa SMK yang menjalani kurikulum berorientasi kerja yang dilengkapi kegiatan magang, diharapkan untuk dapat memilih pilihan karir yang sesuai bidang studinya. Walaupun begitu, hasil wawancara awal menunjukkan siswa SMK masih mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan karirnya. Seharusnya melalui pengalaman magang ini siswa SMK memiliki kecerdasan emosional dan goal commitment yang dapat membuat mereka tidak mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan karirnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran goal commitment sebagai mediator dalam hubungan antara kecerdasan emosional dan kesulitan pengambilan keputusan karir. Penelitian dilakukan pada satu SMK di Kabupaten Bogor pada 173 partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa goal commitment terbukti berperan sebagai mediator parsial pada hubungan antara kecerdasan emosional dan kesulitan pengambilan keputusan karir. Dalam penelitian ini juga diuraikan mengenai keterbatasan dan saran-saran terkait. ......Vocational high school students experienced a specially-designed curriculum with an internship program to accommodate them on transitioning into the working industry. Elicitation studies show that vocational high school students had career decision making difficulties. The internship program is supposed to enrich students’ emotional intelligence and goal commitment that would prevent career decision making difficulties to occur. This research aims to study the mediation effect of goal commitment in the relationship between emotional intelligence and career decision making difficulties. This research is conducted in a vocational high school in Bogor with a total of 173 participants. Result shows that goal commitment plays a partial mediation role in the relationship of emotional intelligence and career decision making difficulties. This research will also present the limitations and suggestions for future study.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Martha Yulia W. S.
Abstrak :
ABSTRAK
Keputusan karir remaja merupakan masalah penting dan perlu diperhatikan. Erikson mengatakan bahwa kemampuan memilih dan menentukan keputusan karir pada masa remaja merupakan pemecahan masalah identitas remaja sehingga ketidakmampuan memilih dan menentukan karir dapat menganggu perkembangan diri remaja (dalam Seligman, 1994). Remaja yang mampu membuat keputusan karir pada masa ini ternyata cenderung memiliki keberhasilan akademik yang lebih tinggi daripada remaja yang tidak membuat keputusan karir (Seligman, 1994). Remaja yang tidak mampu membuat keputusan karir dengan mantap dapat mengalami berbagai kesulitan pada saat mereka terjun di dunia kerja antara lain: cemas dan tidak yakin menghadapi dunia kerja, ketidakpuasan kerja bahkan mengalami kegagalan (Mappiare, 1992). Untuk meningkatkan daya saing angkatan kerja Indonesia dalam menghadapi era globalisasi, potensi karir individu sebelum masuk ke dunia kerja perlu ditingkatkan sejak awal antara lain sejak masa remaja. Masa remaja merupakan saat penting dalam perkembangan karir karena merupakan masa persiapan terakhir individu sebelum memasuki dunia kerja. Berbeda dengan masa perkembangan sebelumnya, pada masa ini remaja dituntut untuk membuat keputusan karir yang akan menentukan arah kehidupan berikutnya. Bila remaja mampu membuat keputusan karir dengan baik, hal ini dapat meningkatkan keberhasilan mereka dalam menghadapi dunia kerja dan memperkecil kemungkinan mereka mengalami kegagalan. Penelitian Tumer & Helms (1995), Zanden (1993), dan Grotevant & Durret (dalam Papalia & Olds, 1993) menunjukkan gejala-gejala adanya remaja yang mengalami kesulitan dalam menentukan keputusan karir. Banyak yang mengalami kebimbangan dan tidak mampu memilih karir kemudian menunda keputusan karir mereka, sampai pada saatnya mereka harus memilih mereka tidak memiliki cukup waktu untuk memilih dengan baik. Sampai saat ini tampaknya belum ada data yang sistematis mengenai status keputusan karir remaja di Indonesia. Untuk meningkatkan potensi remaja dalam memilih dan menentukan karir, orangtua perlu meningkatkan keterlibatan mereka dalam perkembangan karir remaja (Palmer & Cochran, 1991). Walaupun dalam kehidupan remaja orangtua tidak lagi menjadi tokoh sentral, namun, sehubungan dengan merencanakan karir remaja masih membutuhkan nasehat dan saran-saran dari orangtua khususnya mengenai masalahmasalah keuangan, pendidikan, dan rencana karir (Papalia & Olds, 1992) Beberapa penelitian terdahulu (Palmer & Cochran, 1988; Papalia & Olds 1993; Blustein, 1991) mengungkapkan pendingnya dukungan orangtua terhadap perkembangan karir remaja namun ada pula gejala-gejala yang menunjukkan bahwa keterlibatan (dukungan) orangtua dalam karir remaja justru mempersulit posisi remaja dalam menentukan depan mereka. Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti ingin melihat (a) gambaran status keputusan karir remaja, (b) gambaran dukungan orangtua terhadap keputusan karir remaja, (c) apakah ada hubungan antara dukungan orangtua terhadap keputusan karir dengan status keputusan karir remaja, dan (d) bentuk dukungan yang paling berperan terhadap status keputusan karir remaja. Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan pada 184 murid kelas III SMUK III, Jakarta Pusat. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data. Instumen pertama untuk mengukur status keputusan karir remaja (Skala Keputusan Karir) dan instrumen yang kedua untuk mengukur dukungan orangtua terhadap keputusan karir remaja (Skala Dukungan Orangtua). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subyek penelitian ini telah memiliki keputusan karir dengan taraf keyakinan tergolong cukup yang berarti subyek penelitian cukup yakin bahwa keputusan karir yang dipilih sesuai dengan keadaan dirinya. Secara umum subyek menilai orangtua mereka telah memberikan dukungan terhadap keputusan karir remaja dengan baik. Penelitian ini juga mengungkapkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua terhadap keputusan karir dengan status keputusan karir remaja. Semakin tinggi dukungan orangtua yang diterima subyek maka semakin tinggi pui a status keputusan karir subyek, sebaliknya semakin rendah dukungan orangtua yang diterima subyek maka semakin rendah pula status keputusan karir subyek. Dukungan orangtua terdiri dari 6 bentuk yaitu bimbingan, bantuan instrumental, keberadaan orangtua sebagai sekutu yang dapat diandalkan, kelekatan orangtua-anak, pengakuan akan kemampuan subyek dan kesamaan minat antara orangtua dan remaja. Dari keenam bentuk dukungan tersebut, ternyata dukungan pengakuan paling berperan terhadap status keputusan karir remaja. Untuk penelitian lebih lanjut peneliti menyarankan agar pengukuran variabel dukungan orangtua terhadap keputusan karir remaja juga dilakukan terhadap orangtua subyek dan difokuskan pada seluruh tahap-tahap perkembangan subyek agar didapatkan gambaran yang lebih terintegrasi yaitu sejak masa kanak-kanak awal sampai masa remaja. Selain itu untuk mempertajam hasil penelitian, subyek penelitian diambil berdasarkan asal sekolah yang lebih beragam (SMU Negeri) dengan jumlah subyek yang berasal dari jurusan IPA/IPS yang seimbang, suku, pekerjaan dan penghasilan orangtua yang lebih beragam. Dengan karakteristik responden yang lebih beragam ini diharapkan hasil penelitian akan lebih kaya dan tajam mengungkapkan jenis intervensi (dukungan orangtua) yang paling sesuai untuk meningkatkan perkembangan karir remaja dengan kondisi-kondisi yang lebih beragam.
1998
S2952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>