Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Passmore, John
Harmondsworth: Penguin Books, 1972
109 PAS h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cuk Yuana
Abstrak :
Latar Belakang
Suatu karya sastra pada dasarnya tidak terlepas dari unsur mikro dan unsur makro dari pengarangnya. Yang dimaksud unsur mikro di sire adalah pribadi, imajinasi dari pengarang tersebut, sedangkan yang dimaksud unsur makro adalah pengaruh dari latar belakang pengarang, latar budaya, latar sosial atau lingkungan pada saat (zaman) pengarang tersebut hidup. Bahkan pada kasus tertentu salah satu di antaranya dapat mempengaruhi terciptanya karya sastra secara dominan. Shimazaki Toson dikategorikan kedalam pengarang yang mempunyai aliran 'slrizenshugi' (naturalisme), yaitu suatu aliran yang melukiskan sesuatu (karya sastranya) berdasarkan gejala (fenomena) yang muncul dalam masyarakat Jepang dengan apa adanya, tanpa ada hal yang disembunyikan pada zaman ia hidup. Aliran ini cenderung mengemukakan kejelekan-kejelekan atau persoalanpersoalan yang bersifat negatif dan apa adanya dari masyarakat Jepang saat la memulai karirnya sebagai penyair yang telah banyak menulis puisi lirik yang menggambarkan perasaan jiwa muda yang masih polos dan masih rawan, serta mempopulerkan kesusasteraan beraliran 'romanshugi' (romantisme), yaitu aliran yang lebih menjunjung tinggi perasaan dari pada rasio, dan menuntut kebebasan individu, yang di Jepang lebih terwujud dalam bentuk pelanggaran dan penolakan terhadap nilai-nilai moral dan sistem feodal (Tosio Hiraoka, 1972 : 115), tetapi akhirnya ia berubah menjadi pengarang novel yang beraliran naturalisme. (Asoo, 1983 : 173). Shimazaki Toson sering disebut sebagai Jidentekisakka' yang artinya pengarang yang mengangkat kehidupan pribadinya sendiri dalam karya sastranya. Toson sendiri (dalam Kitako Roken, 1974 : 3) mengemukakan : Meskipun saya sering dikatakan seperti pengarang yang mengangkat tema mengenai diri sendiri, tetapi hal ini bukan hanya merupakan karya yang hendak saya ciptakan sebagai bagian dari biografi saya. Saya menulis ini pada saat saya hendak membangkitkan semangat untuk meningkatkan dasar nasib saya sendiri. Hirano (1954 : 348) dalam Shiinazaki Toson to Bungaku' (Shimazaki Toson dan Kesusasteraan) mengemukakan bahwa, novel "IE" karya Shimazaki Toson dapat diklasifikasikan kedalam kindai shosetsu (novel modem), berdasarkan alur utama menurut kehidupan pribadi Toson sendiri?
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mendrofa, James Farlow
Abstrak :
Dalam pemahaman eksistensialisme, manusia diandaikan memiliki kebebasan. Kebebasan tersebut berada dalam perimeter faktitisitasnya sebagai manusia. Dalam memahami kebebasan eksistensial, manusia seringkali menganggap bahwa, kebebasan tersebut adalah kebebasan yang tidak mengandaikan tanggung jawab apapun. Dalam konsep Eksistensialisme Naturalistik yang ditawarkan dalam tesis ini, manusia dipahami dalam kealamiahannya namun ia tetap bisa eksis, dalam kebebasan proyeksi eksistensinya. Eksistensi manusia secara naturalistik, merupakan jawaban terbaik yang tersedia dalam kaitannya dengan kemanusiaan.
In existentialism understanding, human is considered to have freedom. That freedom is in the perimeter of her facticity as humanbeings. In order to understand the existential freedom, people often thinks that it has no relation with what so called responsibility. In this proposal of Naturalistic Existentialism concept,human being is understood through their human nature, but still they can exist, in their existence projective freedom. The existentialim through the naturalistic perspective is the best available answer to corelate the existentialism with humanism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28935
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Noviandini
Abstrak :
Skripsi ini membahas sifat naturalis orang Jepang yang tecermin dalam lirik-lirik laguJepang populer melalui penggunaan istilah sakura sebagai simbol. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu mengumpulkan lirik-lirik lagu sebagai data utama dan data-data lain yang relevan terhadap penelitian dan kemudian dianalisis dengan teori. Sedangkan teori yang digunakan dalam bab analisis adalah teori yang dikemukakan oleh Nakamura Hajime dalam bukunya yang berjudul Nihonjin no Shiihōhō. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Jepang dewasa ini masih menanamkan sifat naturalis yang tecermin dalam lirik-lirik lagu Jepang populer.
The focus of this study is naturalism that is reflected in Japanese popular song lyrics through the term of sakura as the symbol. This research uses analytical descriptive method. Writer collects Japanese popular songs lyrics as the main data and other datas that are relevant to the research. These datas will be analyzed by the theory. Theory used for this analysis is the theory of naturalism stated by Nakamura Hajime in his book called Nihonjin no Shiihōhō. Conclusion of the analysis shows that Japanese naturalistic aspects nowadays are still reflected in Japanese popular song lyrics.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13572
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Edward o wilson has defined consilience as a strong reductionist program in science. This paper proposes an ontological approach to consilience, which allows for an emergentist interpretation....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Kurniasih
Abstrak :
Cratylus adalah salah satu karya Plato yang kerap dianggap sebagai benih filsafat bahasa. Selama ini, Cratylus cenderung dibaca berdasarkan horizon logika Aristotelian. Hal ini mengakibatkan terpolarisasinya pandangan mengenai kebenaran tentang nama, yang berujung pada oposisi antara naturalisme dan konvensionalisme dalam filsafat bahasa. Tesis ini berusaha memberikan pembacaan baru terhadap Cratylus menggunakan horizon logika Hegelian. Tujuannya, untuk mencapai sintesis yang dapat menjembatani perbedaan antara naturalisme dan konvensionalisme, yakni dengan menempatkan keduanya bukan dalam relasi opositif, melainkan relasi paradoksal. Perbedaan horizon logika yang digunakan ternyata melahirkan pandangan yang berbeda mengenai kebenaran. Pembacaan menggunakan horizon logika Hegelian menghasilkan sintesis berupa konsep baru mengenai referensi. ...... Cratylus is one of Plato's work which considered as philosophy of language's seed. All these time, Cratylus tends to read based on Aristotelian logic's horizon. This caused polarization on views about the truth about name, which ends on opposition between naturalism and conventionalism in philosophy of language. This thesis is trying to provide novel reading on Cratylus by using Hegelian logic's horizon. The purpose is to accomplish synthesis that can connect the difference between naturalism and conventionalism, by putting both parties, not in opposition relation but rather in paradox relation. The difference on logical horizon that is used apparently bear different views about the truth. The readings using Hegelian logic's horizon generating synthesis of new concept about reference.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library