Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Juliandari
Abstrak :

Coronavirus Disease (COVID-19) merupakan penyakit pernafasan dengan tingkat penyebaran tinggi yang dapat menular dari orang ke orang. COVID-19 menginfeksi lebih dari 121.000 orang di dunia dan telah dinyatakan sebagai pandemi. Mesipun telah cukup lama dinyatakan sebagai pandemi namun pemahaman terkait COVID-19 di masyarakat masih belum menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, persepsi, dan perilaku masyarakat pada pandemi COVID-19 di Kota Depok tahun 2020. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini diikuti oleh 226 responden, dengan proporsi responden perempuan 69,9% dan laki-laki 30,1%. Hasil penelitian menunjukan proporsi pengetahuan responden yang baik 89,4%, proporsi persepsi positif 89,4%, dan proporsi perilaku kebersihan diri yang baik 69%. Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan (p=0,05, OR=4,797) dan dengan perilaku kebersihan diri (p=0,000, OR= 5,174). Terdapat hubungan usia dewasa dengan perilaku kebersihan diri (p=0,001, OR=3,750) dan jenis kelamin dengan perilaku kebersihan diri (p=0,015, OR=2,194).


Coronavirus Disease (COVID-19) is a respiratory disease with a high spread rate that can be transmitted from person to person. COVID-19 infected more than 121,000 people in the world and has been declared a pandemic. Even though it has long been declared a pandemic, knowledge and perception of COVID-19 in the community is still not comprehensive. This study aims to determine the factors associated with community knowledge, perceptions and personal hygiene behavior in the COVID-19 pandemic in Depok City in 2020. The design of this study is cross-sectional. Among 226 subjects recruited for the study, 69.9% were female and 30.1% were male. The results showed a good proportion of respondents knowledge 89.4%, a proportion of positive respondents perceptions 89.4%, and a proportion of good respondents personal hygiene behavior 69%. Bivariate analysis shows there is a relationship between education and knowledge (p= 0.05, OR =4.797) and with personal hygiene behavior (p =0,000, OR =5.174). Thereis was significant between adult group and personal hygiene behavior (p =0.001, OR = 3.750) and the gender with personal hygiene behavior (p =0.015, OR =2.194).

 

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrota Aini
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik, dan kemandirian personal hygiene pada anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB Nusantara ber-Asrama Depok tahun 2016. Subjek dari penelitian ini adalah 46 anak berkebutuhan khusus dengan ragam jenis disabilitas, usia dan tingkat pendidikan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Desain penelitian ini adalah deskriptif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Gambaran mengenai kemandirian personal hygiene diperoleh peneliti dari hasil observasi. Peneliti menggunakan instrumen penelitian yang dikembangkan oleh DISHA Comprehensive Rehabilitation Center yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, dengan modifikasi item berkaitan dengan perilaku sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nilai kemandirian personal hygiene antar umur, jenis kelamin, jenis disabilitas dan tingkat pendidikan. Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak sekolah, serta kerjasama dinas pendidikan dan dinas pendidikan untuk berkomitmen meningkatkan kemandirian personal hygiene ABK mencapai tingkat optimal. Selain itu juga rekomendasi ditujukan untuk peneliti lain guna melihat faktor lain yang memungkinkan kemandirian personal hygiene pada ABK. ......The purpose of this study is to obtain an overview about the characteristics and independence of personal hygiene in Children with Special Needs (ABK) in SLB Nusantara (Boarding School) Depok in 2016. The sample of this study took 46 respondents with special needs with various types of disabilities, ages and education levels. Research using quantitative methods. This study was descriptive and cross sectional approach. Researcher obtains an overview of the independence of personal hygiene from the result of observations. Researcher use research?s instruments developed by DISHA Comprehensive Rehabilitation Center that has been assessed for validity and reliability, with item?s modification related with health behavior. The results showed that there is no different independence of personal hygiene between age, gender, type of disability, and education levels of respondents. This study recommended for school, as well as cooperation department of education and department of health to increase the independence of the personal hygiene optimally. And also recommended for other researchers whom looking for another factor that allows independence in personal hygiene of ABK.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metia Ariyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Kebersihan diri merupakan hal yang sering terabaikan oleh pasien, keluarga maupun tenaga kesehatan. Kebersihan diri yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya risiko infeksi pada pasien. Aplikasi teori Goal Attainment King bertujuan memanfaatkan komunikasi untuk menggunakan kemampuan pasien dan keluarga secara optimal dalam pencegahan infeksi. Diagnosa keperawatan risiko infeksi menurut King merupakan masalah dalam sistem interpersonal. Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan infeksi pada keluarga. Intervensi keperawatan yang dilakukan memperhatikan sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial pasien dan keluarga. Evaluasi yang dilakukan, keempat pasien kelolaan mengalami perbaikan dan satu pasien kelolaan awalnya mengalami perbaikan tetapi dikarenakan adanya penyakit penyerta sehingga pasien tidak dapat mempertahankan adaptasi positif. Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya perbedaan pada pengetahuan p=0,01 dan praktik p=0,04 , tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap skor tingkat kepatuhan pasien. Pendidikan kesehatan menggunakan booklet dan observasi mempengaruhi tingkat pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Tingkat kepatuhan pasien dipengaruhi oleh pemberian pendidikan kesehatan berulang.
ABSTRACT<>br> Personal hygiene is often overlooked by patients, families and health workers. Poor personal hygiene can lead to the risk of infection in patients. Application of the theory of Goal Attainment King aims to utilize communication to use the patient 39 s and family 39 s abilities optimally in the prevention of infection. The nursing diagnosis of infection risk according to King is a problem in the interpersonal system. Nursing interventions undertaken to overcome these problems is to provide health education on prevention of infection in the family. Nursing interventions are concerned with the personal, interpersonal and social systems of patients and families. In the evaluation, the four patients underwent improvement and one patient underwent an improvement but the presence of comorbidities so that the patient could not maintain a positive adaptation. Pretest and posttest results showed differences in knowledge p 0.01 and practice p 0.04 , but no significant differences in patient compliance rate scores. Education uses booklet and observation affect of family knowledge and skills. The level of compliance is influenced by continuos of education.
2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hernowo
Abstrak :
Daerah Khusus Ibu kota (DKI) Jakarta yang merupakan daerah rawan banjir angka kesakitan dan kematiannya mengalami peningkatan yaitu dari Januari sampai dengan akhir Mei terjadi sebanyak 144 kasus leptospirosis dengan jumlah kematian sebanyak 21 orang. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira yang menyerang hewan dan manusia. Bakteri Leptospira masuk dalam tubuh melalui selaput lendir, luka lecet, maupun melalui pori-pori kulit , kemudian akan menjalar melalui peredaran darah ke berbagai bagian tubuh. Peningkatan kejadian leptospirosis ini timbul bersamaan dengan terjadinya banjir di DKI Jakarta. Kejadian leptospirosis dipengaruhi oleh beberapa faktor kesehatan seperti kebersihan perorangan dan faktor perubahan lingkungan karena banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan faktor kebersihan perorangan dengan kejadian sakit Leptospirosis pada kejadian luar biasa leptospirosis di DKI Jakarta. Disamping itu jugs menilai hubungan variabel covarial terhadap kejadian Leptospirosis. Rancangan penelitian ini adalah rancangan kasus kontrol dengan pengolahan data menggunakan analisis regresi logistik multivariate. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebersihan perorangan (Nilai p = 0,01, OR=4,62) mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian leptospirosis. Variabel covariat seperti jenis kelamin, pekerjaan/profesi, penangkapan tikus, perubahan lingkungan akibat banjir dan pemeliharaan ternak secara statistik tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian leptospirosis. Sedangkan varibel covariat lainnya seperti kelompok umur, dan pemakaian sepatu bot dan sarung tangan perubahan lingkungan secara statistik mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian leptospirosis. Setelah dilakukan uji interaksi dan confounding pada analisis multivariat ternyata tidak ada satu pun variabel covariat yang mengganggu terhadap hubungan variabel kebersihan perorangan dengan kejadian leptospirosis. Dari hasil penelitian ini disarankan perlu dilakukan program penyuluhan kepada masyarakat tentang peranan kebersihan perorangan terhadap kejadian leptospirosis begitu juga kepada pekerja/profesi yang berisiko agar melindungi dirinya dengan memakai sepatu bot dan sarung tangan pada saat kontak dengan genangan air atau lumpur diwaktu bekerja.
The Relationship of Personal Hygiene and Leptospirosis outbreak in Jakarta, 2002Jakarta is one of place have flood potential, the morbidity and mortality rates were increased, from January until the end of May there were 444 cases of Leptospirosis, with the number of death were 21 people. This disease is caused by infection of Leptospira bacteria that attacked animal and human being. The Leptospira bacteria entering body through mucous membrane, scratch injure or skin pores, and then spread through blood circulation to other parts of the body. Increase of Leptospirosis case was occurred together with the flood in Jakarta The Leptospirosis is influenced by some health factors, such as personal health and the changes of environment due to flood The objective of this study is to assess the relationship of personal hygiene factor and the Leptospirosis regarding of Leptospirosis outbreak in Jakarta. Besides, it is also to 'assess the relationship covariant variable to the occurring disease of Leptospirosis. The study design used control cases; the data is processed by regression logistic multivariate. The result of study showed that personal hygiene (p value = 0.01, OR = 4,62) has significant relationship to the occurring of Leptospirosis. The covariant variable such as sex, profession, mouse catching, environmental changing and animal care statistically is not having significant relationship to Leptospirosis disease. While other covariant variable, such as age group, the using of boot shoes and glove, and environmental changing statistically has significant relationship to Leptospirosis. After conducting interaction test and confounding on multivariate analysis, the fact is not any covariant variable that disturbing to the relationship of personal health variable and Leptospirosis. Based on this study, it is recommended to do a program on education to the community on the role of personal health to Leptospirosis disease. It is also recommended to the worker or professions who have a risk to Leptospirosis to prevent themselves by using boot shoes and glove during contact with stagnant water or mud while they are working.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Isa
Abstrak :
Infeksi kecacingan pada anak usia sekolah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Angka prevalensi nasional bervariasi di berbagai daerah dalam kisaran 0,4 hingga 76,67 % (Kemenkes RI, 2011). Jenis cacing yang paling banyak menyerang adalah cacing gelang (Ascaris Lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus), dan cacing cambuk (Trichuris Trichuria). (Dirjen P2MPL, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara higiene perorangan, sanitasi lingkungan, karakteristik orang tua dan konsumsi obat cacing terhadap kejadian infeksi kecacingan. Penelitian dilakukan di SD Negeri Jagabaya 1 Warunggunung Kabupaten Lebak, Banten. Desain penelitian adalah crosssectional sedangkan pemilihan subjek penelitian di tentukan dengan metode total sampling. Responden penelitian ini adalah siswa kelas satu hingga kelas lima. Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan Juni 2013 dengan menggunakan kuisioner dan angket sebagai instrumen. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi infeksi kecacingan pada siswa SDN Jagabaya 1 Kabupaten Lebak adalah sebesar 65, 85 %. Pada analisis bivariat, variabel yang memiliki hubungan secara bermakna dengan kejadian infeksi kecacingan adalah higiene perorangan (OR=3,194), kebersihan kuku (OR=3,765), pendidikan ibu (OR=2,360), dan kepemilikan jamban (OR=3,808). Pada analisis multivariat, variabel yang memiliki hubungan paling kuat (dominan) terhadap kejadian infeksi kecacingan adalah kebersihan kuku (OR=4,062), kepemilikan jamban (OR=3,569), kebiasaan mencuci tangan sebelum makan (OR=2,965). ......Soil transmitted helminth infection is a public health problem in Indonesia. National prevalence of this disease varies by region from 0.4 to 76.67 % (Indonesian Ministry of Health, 2011). The common worm species that cause infection are roundworm (Ascaris lumbricoides), hookworm (Ancylostoma duodenale and Necator americanus), and whipworm (Trichuris trichuria). (Dirjen P2MPL, 2010). The objective of this research was to examine the association of personal hygiene, environmental sanitation, parental characteristics and anti helminthic drugs with soil transmitted helminth infection. The research was conducted in Elementary school of Jagabaya 1 at Warunggunung, Lebak, Banten. This study utilized cross-sectional survey design, which respondents were selected by using total sampling method. Respondents of the research were first grade to fifth grade students. Primary data was collected on July 2013 by using questionnaire. Results showed that the prevalence of soil transmitted helminth infection on students of Elementary School of Jagabaya 1 was 65.85 %. Bivariate analysis revealed four variables that were significantly related to soil transmitted helminth infection were personal hygiene (OR=3,194), nail cleanness (OR=3,765), maternal education (OR=2,360), and toilet ownership (OR=3,808). Multivariate analysis indicated that the essential factors related to the occurrence of soil transmitted helminth infection were nail cleanness (OR=4,062), toilet ownership (OR=3,569), and habit of washing hand before eating (OR=2,965).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samsuni
Abstrak :
Perilaku kebersihan diri remaja di pesantren masih rendah sehingga berisiko mengalami berbagaimancam masalah kesehatan seperti penyakit kulit. Periode anak remaja adalah masa peralihan dari anak ke dewasa merupakan sasaran strategis peningkatan kesehatan. Remaja berada pada tahap senang belajar terutama mengenai hal yang baru operasional dan konkrit sehingga memerlukan metode pendidikan kesehatan yang mampu merefleksikan pengalaman interaktif dan nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi dengan photovoice terhadap perilaku kebersihan diri pada remaja 10-19 tahun. Metode yang digunakan kuasi eksperimen dengan kelompok perlakuan 38 remaja dan kelompok kontrol 40 remaja. Dengan uji t, hasilnya menunjukkan ada peningkatan rerata nilai perilaku pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol dengan masing-masing nilai p sebesar 0,000 dan 0,009. Edukasi menggunakan media interaktif photovoice dapat meningkatkan kebersihan diri remaja secara signifikan. Disarankan agar tehnik ini dapat diterapkan dalam rangka pemberian asuhan keperawatan pada remaja yang mengalami kebersihan diri.
Self adolescent hygiene behavior in pesantren is still low so risky experience various health problems such as skin diseases. The period of adolescence is the transition from child to adult is a strategic goal of health improvement. Adolescents are in the exciting stage of learning, especially on new operational and concrete issues, requiring a health education method that is able to reflect interactive and tangible experiences. This study aims to determine the effect of education with photovoice on personal hygiene behavior in adolescents 10 19 years. The method used was quasi experiments with a group of 38 adolescents and a control group of 40 adolescents. With t test, the result showed that there was an increase of mean value of behavior in the higher treatment group compared with the control group with each p value of 0.000 and 0.009. Education using interactive photovoice media can significantly improve adolescent self hygiene. It is recommended that this technique can be applied in order to provide nursing care to adolescents who experience personal hygiene.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Pursitasari
Abstrak :

Dukungan keluarga diperlukan untuk memandirikan anak berkebutuhan khusus dalam melakukan kebersihan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan kemampuan melakukan kebersihan diri pada ABK. Dukungan keluarga meliputi dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan penghargaan. Desain penelitian cross sectional dengan 84 responden orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Penelitian dilakukan dengan cara responden mengisi kuesioner yang terdiri dari 3 kuesioner.. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara karakteristik ABK dengan kebersihan diri, tidak ada hubungan antara karakteristik orangtua dengan kebersihan diri (p>0,05)  , ada hubungan antara dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan penghargaan dengan kebersihan diri (p<0,005), dukungan yang paling berpengaruh yaitu dukungan informasi, dukungan emosional dan dukungan penghargaan.  Kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan informasi ,dukungan  instrumental, dukungan emosional dan dukungan  penghargaan dengan kebersihan  yang ditunjukkan oleh uji Chi Square. Rekomendasi dalam penelitian ini dilakukan penelitian pada kebersihan diri yang lain dan dilakukan dengan metode kualitatif.

 


Family support is needed to empower the children with special needs in performing personal hygiene. This study aims to identify the relationship of family support with the ability to do a personal hygiene in children with special needs. Family support includes information support, instrumental support, emotional support and appreciation support. The study design was cross sectional with 84 parents who had children with special needs. The study was conducted by the respondents who filled out a questionnaire was consisting of 3 questionnaires (questionnaire A about characteristics of children with special needs and parental characteristics, questionnaire B about family support and questionnaire C about personal hygiene). The results showed there was no relationship between the characteristics of children with special needs with personal hygiene, there was no relationship between parental characteristics and personal hygiene (p> 0.05). There was a relationship between information support, instrumental support, emotional support and appreciation support with personal hygiene (p <0.005), the most influential support namely appreciation support. In conclusion, there was a significant relationship between information support, instrumental support, emotional support and appreciation support the ability of children with special needs for the personal hygiene. Recommendations in this study carried out research on other personal hygiene and carried out by qualitative methods.

 

2019
T53297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sari Wardani
Abstrak :
Stunting merupakan salah satu kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi dimana balita dengan tinggi badan lebih rendah dari usianya. Stunting memiliki dampak dalam berbagai lini kehidupan, mulai dari bayi, balita, anak-anak hingga lansia. Tesis ini membahas determinan stunting pada balita usia 24-59 bulan di Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung Tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel penelitian adalah 107 orang balita. Pengambilan data primer dilakukan melalui kuesioner hasil wawancara dan pengukuran antropometri pada bulan Maret hingga Mei 2019. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan chi-square dan multivariat dengan analisis regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 42,1% balita stunting. Berdasarkan analisis chi square terdapat hubungan signifikan asupan protein, keanekaragaman makanan, riwayat penyakit infeksi dan kebersihan diri. Kebersihan diri adalah faktor dominan stunting pada balita usia 24-59 bulan. Diperlukan kerjasama lintas sektor dan lintas program melalui gerakan 1000 HPK dalam mengatasi permasalahan stunting.
Stunting is one of the malnutrition caused by lack of nutrients where toddlers with height are lower than their age. Stunting has an impact on various lines of life, ranging from babies, toddlers, children to the elderly. This thesis discusses stunting determinants in infants aged 24-59 months in Unggan Nagari, Sumpur Kudus District, Sijunjung Regency in 2019. This research is a quantitative study with a cross sectional study design with a total sample of 107 children under five. Primary data collection is done through interview questionnaires and anthropometric measurements from March to May 2019. The analysis used is univariate, bivariate analysis with chi-square and multivariate with multiple logistic regression analysis. The results showed 42.1% stunting toddlers. Based on the chi square analysis there was a significant relationship between protein intake, food diversity, history of infectious diseases and personal hygiene. Personal hygiene is the dominant stunting factor in infants aged 24-59 months. Cross-sector and cross-program collaboration is needed through the 1000 days of life movement in overcoming the problem of stunting
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthon Nashir. Y
Abstrak :
Latar Belakang: Skabies merupakan penyakit yang dapat terjadi di mana saja, terutama di tempat padat penghuni, seperti pondok pesantren. Faktor yang menyebabkan terjadinya skabies pada remaja adalah tingkat pengetahuan, perilaku, tinggal di tempat padat penghuni, dan hygiene yang buruk. Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan personal hygiene, sanitasi lingkungan dan perilaku dengan kejadian skabies. Metode: Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Santri SMP Putra dengan jumlah 96 Santri. Teknik sampel menggunakan total sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan univariat dan bivariat dengan analisis chi-square. Hasil: hasil penelitian menunjukan karakteristik usia di diketahui rerata usia santri adalah 13,61 tahun dengan hampir setengahnya santri kelas IX (45,8%). Sebagian besar dalam kategori iya (74,0%), pengetahuan tentang personal hygiene didapatkan setengahnya responden dalam kategori pengetahuan kurang (57,3%), pengetahuan tentang sanitasi lingkungan didapatkan sebagian besar dalam kategori pengetahuan kurang (58,3%), perilaku tentang personal hygiene didapatkan sebagian besar dalam kategori perilaku kurang (64,6%). Berdasarkan analisis bivariat menunjukan ada hubungan antara pengetahuan personal hygiene, pengetahuan sanitasi lingkungan, perilaku dengan kejadian skabies. Kesimpulan: pengetahuan personal hygiene, pengetahuan sanitasi lingkungan, perilaku terkait personal hygiene merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian skabies. ......Background: Scabies is a common disease that occurs in many places, such as Islamic boarding schools. Factors that cause scabies in adolescents are the level of knowledge, behavior, living in densely populated places, and poor hygiene. Objective: To determine the correlation between knowledge of personal hygiene, environmental sanitation and behavior with the incidence of scabies. Method: This type of research is a quantitative cross-sectional design. The population in this study were all male junior high school students with a total of 96 students. The sample technique used total sampling, data collection used a questionnaire and data analysis used univariate and bivariate with chi-square analysis. Results: The results showed that the age characteristics of the students were 13,61 with almost half of the students in class IX ( 45,8%). Most were in the yes category (74,0%), knowledge about personal hygiene was found by half of the respondents in the less knowledge category (57,3%), knowledge about environmental sanitation was obtained mostly in the less knowledge category (58,3%). about personal hygiene, most of them were in the less behavioral category about personal hygiene (64,6%). Based on bivariate analysis, it showed that there was a correlation between knowledge of personal hygiene, knowledge of environmental sanitation, behavior related to personal hygiene and the incidence of scabies Conclusion: knowledge of personal hygiene, knowledge of environmental sanitation, behavior related to personal hygiene are factors that influence the incidence of scabies.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Sephia Arisanti
Abstrak :
Penelitian ini untuk mengetahui penerapan aspek higiene dan sanitasi serta K3 pada kantin fakultas di Lingkungan Universitas X sesuai standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011 dan Work Safe BC “Health Safety for Hospitality Small Bussiness”. Penelitian ini merupakan penelitian semi kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini ditujukan kepada seluruh penjamah makanan di kantin fakultas di Universitas X. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan higiene, sanitasi, dan aspek K3 di kantin Universitas X perlu dimaksimalkan. Berdasarkan teori segitiga epidemiologi, hasil tersebut dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara 3 faktor pendukung terjadinya penyakit dan kecelakaan di kantin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penjamah makanan harus meningkatkan kesadaran akan kebersihan dan perilaku aman terkait penerapan pengelolaan makanan di kantin, selain itu perlu diberikan pendidikan dan pelatihan serta perbaikan konstruksi kantin yang memenuhi persyaratan. ......This research is to find out the implementation of hygiene and sanitation as well as K3 aspects in canteens at the University of X according to the standards set by the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 1096 of 2011 and Work Safe BC "Health Safety for Hospitality Small Business. This research is semi-quantitative research with a descriptive design. This research aims to at all food handlers in the faculty canteen at the University of X. The results obtained from this research showed that the application of hygiene, sanitation, and K3 aspects in the University of X’es canteen needs to be maximal. Based on the epidemiological triangle theory, Those results can impact conflict between 3 factors supporting disease occurrence and accidents in the canteen. Those results suggest that food handlers must increase awareness of clean and safe behavior regarding implementing food management in the canteen. In addition, it is necessary to provide education and training and repair canteen construction that meets the requirements.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>