Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setiawan Sidharta
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelo Soendoro
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firwansyah Arbi
Abstrak :
Bank sebagai lembaga kepercayaan harus dapat memelihara kepentingan masyarakat dengan baik dan berkembang secara wajar serta bermanfaat bagi perkembangan ekonomi nasional. Dalam meniiai tingkat kesehatan suatu bank, terdapat 5 (lima) faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan bank yaitu Permodalan, Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas dan Likuiditas. Kelima faktor in; disebut juga konsep CAMEL (Capital, Asssets, Management, Earnings, Liquidity). Dalam kesempatan ini, penulis mencoba rnenyusun suatu 'Model' yang berbasis komputer dan selanjutnya disebut sebagai Model Camel. Dengan model ini diharapkan perhitungan tingkat kesehatan bank akan dapat lebih mudah, cepat dan akurat hasilnya. Adapun parameter dan kriteria yang digunakan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia. Sebagai objek penelitian, penulis mengambil Laporan Bulanan Bank 'X' untuk periode bulan Januari 1997 sampai Desember 1997. Klasifikasi tingkat kesehatan bank dibagi dalam 4 (empat) keiompok yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Berdasarkan hasil evaluasi atas faktor permodalan diketahui CAR Bank 'X' untuk bulan Januari s/d Desember 1997 berkisar antara 20,7% s/d 43% (batas minimal sehat 8%). Dari aspek Aktiva Produktif menunjukkan rasio KAP (Kualitas Aktiva Produktif) dalam periode Januari s/d Desember 1997 berkisar antara 0,46% s/d 1,15% (batas maksimal sehat 3,5%). Sedangkan nilai kredit aspek manajemen selama periode Januari s/d Desember 1997 berkisar antara 75 s/d 83 (batas minimal sehat 80). Adapun dari faktor rentabilitas menunjukkan ROE yang dicapai berkisar antara 2% s/d 5,4% (batas maksima! sehat 1,5%) dan yang terakhir faktor likuiditas menghasilkan LDR (Loan Deposit Ratio) berkisar 45% s/d 83,9% (batas minimal sehat 90%). Dengan Model Camel tersebut, maka hasil evaluasi tingkat kesehatan Bank 'X' secara keseluruhan menghasilkan Nilai Faktor Kredit berkisar antara 90 s/d 95 untuk periode Januari s/d Desember 1997. Hal ini menunjukkan bahwa Bank 'X' memperoleh predikat 'Sehat' selama tahun 1997 (batas sehat minimal Nilai Faktor Kredit 80). Krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 tidak menyebabkan tingkat kesehatan bank ini turun, karena pada saat itu bank ini beium terlalu banyak melempar kredit dan justru kelebihan dana yang kemudian di tempatkan pada pasar uang dengan tingkat bunga yang tinggi sehubungan dengan tingginya Sertifikat Bank Indonesia. Hasil dari Model Camel ini dapat memberikan masukan atas faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari kelima aspek tersebut. Namun demikian menurut hemat penulis terdapat beberapa rasio lainnya yang perlu ditambahkan karena dapat berpengaruh pada kinerja bank yaitu : Rasio pendapatan bunga dalam penyelesaian terhadap hasil bunga; Debt Equity Ratio (DER); Return On Equity (ROE) dan Reserve Requirement Ratio (RRR) atau Giro Wajib Minimum (GWM).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Manap
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Chairul Umaiya
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam usaha pencapaian tujuan porusahaan yang utama yaitu tentang peningkatan rentabilitas (profitability growth) salah satu faktor yang harus dipertimbangkan adalah tentang strategi produksi, khususnya tentang pengelolaan persediaan. Peningkatan rentabilitas dapat diusahakan dengan dua cara yaitu dengan meningkatkan jumlah penjualan dan/atau mengurangi biaya. Usaha peningkatan penjualan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena ada faktor-faktor eksternal yang harus diperhitungkan. Karena itu cara kedua adalah lebih mudah untuk dilaksanakan karena pada dasarnya biaya adalah dibawah kendali manajemen, termasuk didalamnya tentang pengendalian biaya persediaan.

Direktorat operasi industri PT. Bakrie & Brothers yang merupakan produsen pipa baja terbesar di Indonesia melaksanakan strategi produksinya berdasarkan pesanan dan pembelian bahan bakunya seratus persen dibiayai oleh bank. Problema yang timbul di direktorat operasi industri PT. Bakrie & Brothers adalah tingginya persediaan sehingga biaya persediaan yang dibayar juga tinggi hal ini akibat dari pengelolaan persediaan belum dijalankan secara optimal. Dari hasil penelitian dapat dibuktikan apabila kebijaksanaan persediaan dilaksanakan dengan menentukan penetapan jumlah minimum, pemesanan dalam jumlah yang tetap (fixed order quantity) serta administrasi yang baik terhadap persediaan, maka biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih kecil dari biaya yang telah dibayar dengan kebijaksanaan pengelolaan persediaan yang berjalan sekarang.

Manajeman perusahaan perlu menyadari dan merubah cara pandang bahwa persedian yang besar bukanlah asset penusahaan tetapi adalah merupakan kewajiban (liabilities) karana biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan persediaan tersebut juga cukup besar. Disamping itu dalam perusahaan manufaktur khususnya untuk PT. Bakrie & Brothers persediaan yang besar akan menutupi problema yang ada di pabrik seperti tentang tata letak pabrik, sistem produksi, pengadaan barang, administrasi parsediaan, parbaikan sistem kerja dan lain sebagainya karena sebagian besar perhatian manajemen tercurah kepada persediaan dengan berbagai aspek pengelolaannya.

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan persediaan oleh direktorat operasi industry PT Bakrie & Brothers agar persediaan optimal sehingga lebih efesien dalam penanganannya antara lain adalah sebagai berikut:

1. Dalam prosedur pengadaan persediaan perlu dimasukkan model pemesanan dengan jumlah yang tetap dan pelaksanaan pembeliannya di desentralisasikan ke pabrik (unit operasi)

2. Fungsi Comercial Planning & Administration dan fungsi logistic di kantor psat digabungkan dengan fungsi production planning & control di pabrik dengan tujuan untuk mengurangi biaya karena terjadi simplifikasi serta mengurangi jalur birokrasi

3. Merubah metode pencatata persediaan dari sisrem periodic ke system kontinyu (perpetual) sehingga data tentang posisi persedian serta harga pokok penjualan dapat segera tersedia apabila dibutuhkan.Di samping itu system informasi persediaan dikomputerisasikan sehingga dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan tentang persediaan pada saat dibutuhkan.

4. Untuk mencoba merubah system produksi berdasarkan pesanan ke system produksi massa karena pada dasarnya spesifikasi produksi dapat dikelompokkan. Di samping itu dapat mempercepat pelayanan langganan (customer service).
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Dwi Rahmianti
Abstrak :
Pertumbuhan jumlah UKM tiap tahunnya makin tinggi, kontribusi usaha kecil menengah cukup menjanjikan dalam hal penyer,apan tenaga keija, menaikkan nilai PDB (Produk Domestik Bruto) serta salah satu upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Sehingga pemerintah terus berupaya memberikan berbagai macam dorongan untuk meningkatkan kualitas dan pertumbuhan UKM. Salah satu kendala bagi UKM adalah masalah akses ke permodalan, karena banyak UKM yang dianggap tidak bankable sehingga UKM mengalami kesulitan dalarn pengembangan usahanya. Disinilah peran penting lembaga keuangan mikro yang menjembatani antara UKM dengan perbankkan. Koperasi merupaka lembaga keuangan mikto yang sudah lama bercliri dan sesuai dengan DUD 1945. Namun pertumbuhan dan perkembangan koperasi belum dapat mengimbangi pennintaan akan moda1 dari para nasabahnya. Kondisi lembaga keuangan milrro tennasuk koperasi banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diketahui mempengaruhi penyaluran injaman dari lembaga keuangan mikro seperti faktor akses dan faktor kesehatannya (KOA, rentabilitas tabungan). Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mem~enganlhi secara sigpifikan kemampuan dan perkembangan koperasi karena segala sesuatu yang menghambat pertumbuhan lembaga keuangan mikro akan berimbas pada perkembangan usaha kecil. Dengan menggunakan metode Ordinary Least Square pengujian data koperasi yang berupa data panel dil kan. Dari basil penelitian ini setelah dik.etahui faktor yang signifikan mempengaruhi penyaluran pinjaman koperasi pada ~ maka dapat dilanjutkan dengan perenca.naan ·edepan daiam rangka peningkatan Kinerja koperasi dalam mendukung peninmcata UKM ......The growth of Small and Medium Enterprises (SME) is increasing each year - its contribution seems to be promising in terms of full employment, the increasing number ofGDP (Gross Domestics Product) and as an effort to diminish poverty. As a result the Government has persistently put much effort in providing support to increase the quality and the growth of SME. One-known obstacle for SME is access to financial capital because many SME are considered b ble, resulting in difficulties in developing their enterprises. This is where the micro finance institution plays an important role in building a bridge between S:ME and banking. Cooperation has long been founded as a micro financial institution, based on UUD 1945. However, the growth and deve opment of cooperation is not equivalent with the capital demand from its clients. The condition of micro financial institution including co-operation is mostly irilluen 'by many factors such as access and healthiness (ROA, rentability md savings) - known to affect the loan distribution from the micro-financial d"stribu ion. Therefor factors that significantly affect tHe ability and development of co-operation need to be recognized first due to its effect on the development of small ente!Prises. By using Ordinary Least Square method examination of cooperation data i the form of panel data can be performed. The result y reveal significant factors that affect co-operation loan distribution to SME, followed with fu ture planning in order to increase the performance of cooperation in supporting the growth of SME.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25552
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lilies Hasanah
Abstrak :
Tahun 2008 krisis ekonomi kembali terjadi dan dampaknya dapat dirasakan di seluruh belahan dunia yang kemudian dikenal dengan krisis global. Krisis tersebut bermula dari terjadinya krisis keuangan Amerika Serikat pada saat itu dan mulai merambah ke berbagai Negara, termasuk Indonesia. Dalam sejarah ekonomi, krisis sering terjadi melanda hampir semua Negara yang menerapkan sistem kapitalisme. Salah satu sistem perbankan yang teruji dapat bertahan pada saat terjadinya krisis adalah perbankan syariah. Selama krisis ekonomi terjadi, perbankan syariah dapat menunjukkan dan memenuhi kinerja yang relatif lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari relatif rendahnya penyaluran pembiayaan yang bermasalah pada perbankan syariah dan tidak terjadi hambatan dalam kegiatan operasionalnya. Hal ini dapat dipahami mengingat tingkat pengembalian pada bank syariah tidak tergantung pada tingkat suku bunga. Walaupun secara keseluruhan perbankan syariah pada saat terjadi krisis global tersebut tidak terpengaruh dan masih menunjukkan kinerja yang baik, apakah memang benar perbankan syariah sama sekali tidak terkena dampak krisis global? Bagaimana dengan Unit Usaha Syariah yang notabene masih menginduk pada Bank konvensional yang masih menggunakan suku bunga?. Hasil penelitian terhadap dua Unit Usaha Syariah yaitu UUS BTN dan UUS Permata masing-masing memiliki kesamaan dimana setelah terjadinya krisis global berdasarkan aspek likuiditas dan profitabilitas tidak menunjukkan perbaikan. Namun, beda halnya dengan aspek solvabilitas membuktikan bahwa setelah krisis global kinerja UUS BTN dan UUS Permata sama-sama menjadi lebih baik dan mengindikasikan kemampuan kedua UUS dalam mengatasi pembayaran utangnya yang lebih baik. Berdasarkan uji beda dengan independent sample t-test secara keseluruhan kinerja UUS BTN dan UUS Permata memiliki perbedaan yang signifikan. Pada tahun 2006, UUS BTN mengalami keunggulan pada rasio CR, FDR, dan FAR jika dibandingkan dengan UUS Permata yang unggul pada rasio LTDTA, ROA, BOPO, dan NPM. Tahun 2007, UUS BTN mengalami keunggulan pada rasio CR, LTDTA, ROA, dan NPM jika dibandingkan dengan UUS Permata yang hanya unggul pada rasio FDR, FAR, dan BOPO. Tahun 2008, UUS Permata lebih unggul daripada UUS BTN yang hanya unggul pada rasio CR. Begitupula pada tahun 2009 dan 2010, UUS BTN hanya unggul pada dua rasio saja jika dibandingkan dengan UUS Permata, yaitu 2009 UUS BTN unggul pada rasio CR dan ROA, sedangkan 2010 UUS BTN unggul pada rasio CR dan LTDTA. ......In 2008 economic crisis re-occurred and gave impact in all parts of the world that became known as the global crisis. The crisis, started as financial crisis in the United States at the time, began to spread to various countries, including Indonesia. In economic history, crisis often occurred engulfing almost in all countries that apply the capitalism system. One of the banking system that proven to survive in a crisis is Islamic Banking. During the crisis, Islamic banking can show relatively better performance. It can be seen from the relatively low distribution of non performing finance in Islamic banking and does not meet obstacles in its operations. This is understandable given the rate of return on Islamic banks that do not depend on interest rates. Although the overall Islamic banking in times of global crisis was not affected and still showed good performance, does it really not affected by the global crisis? How about the Sharia which its main office is still in a conventional bank that use interest rates?. The results of two Sharia is UUS BTN and UUS Permata each has something in common where the aftermath of the global crisis based on liquidity and profitability aspects showed no improvement. However, unlike the case with the solvency aspect, after the global crisis of performance UUS BTN and UUS Permata alike become better and indicates the ability of both UUS in overcoming debt payments even more. Based on test stats with independent sample t-test the overall performance of UUS BTN and UUS Permata have significant differences. In 2006, UUS BTN had an edge on CR ratio, LDR, and LAR when compared to the UUS Permata superior in LTDTA ratio, ROA, BOPO, and NPM. In 2007, UUS BTN has the advantage on the ratio of CR, LTDTA, ROA, and NPM compared to the UUS Permata that only superior to LDR, LAR, and BOPO. In 2008, UUS Permata was superior than UUS BTN who excels only on the ratio of CR. Likewise in 2009 and 2010, UUS BTN only superior to the two ratios are compared to the UUS Permata, 2009 UUS BTN is superior to the CR and ROA ratios, while the 2010 UUS BTN superior to the ratio of CR and LTDTA.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29659
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maramis, Ratna Marini W.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarjono
Abstrak :
ABSTRAK
pada dasarnya pokok pembahasan yang menjadi fokus perhatian dalam tesis ini adalah masalah struktur modal, dengan objek penelitian 10 (sepuluh) perusahaan di luar lembaga keuangan yang telah terdaftar sejak tahun 1983 di Bursa Efek Jakarta.

Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk melihat dan mengetahui apakah kebijaksanaan struktur modal (leverage) yang diterapkan telah mencapai optimal guna memaksimumkan hasil pengembalian bagi pemilik perusahaan (rentabilitas modal sendiri), atau belum mencapai optimal di mana perusahaan masih dapat menambah leverage (hutang) untuk meningkatkan hasil pengembalian pemilik perusahaan. Selain itu studi ini juga bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi leverage atau struktur modal perusahaan.

Analisa diawali dengan meneliti besarnya leverage dan rentabilitas modal sendiri tiap perusahaan pada setiap periode observasi dan menentukan leverage optimal yang memaksimumkan rentabilitas modal sendiri melalui model hubungan rentabilitas dan leverage, kemudian membandingkannya. Hasil pembandingan dan pengujian dengan menggunakan metode statistik terbukti bahwa leverage dan rentabilitas modal sendiri yang nyata dari perusahaan-perusahaan yang diteliti berada di bawah atau lebih kecil dari leverage optimal yang memaksimumkan rentabilitas modal sendiri yang dapat dicapai perusahaan pada periode yang bersangkutan. Dengan demikian terbukti bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian sebenarnya masih dapat menambah hutang untuk meningkatkan hasil bagi para pemegang saham.

Lebih lanjut kemudian dilakukan perkajian terhadap hubungan antara leverage dengan beberapa faktor yang diduga mempengaruhinya yaitu tingkat penjualan, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas. Hubungan ini ditelaah dengan menggunakan metode regresi linier berganda yang disertai dengan pengujian dan koreksi asumsi dasar klasik autokorelasi, heteroskedastis dan multikolinieritas, serta uji t dan uji F statistik. Hasil pengujian ini memperlihatkan bahwa di antara ke empat faktor yang diduga mempengaruhi leverage, hanya profitabilitas yang terbukti dengan signifikan mempengaruhi tingkat leverage, sedangkan faktor-faktor lain seperti penjualan, struktur aktiva dan tingkat pertumbuhan memperlihatkan pengaruh yang tidak signifikan. Hal ini memberi indikasi bahwa selain penjualan saham di pasar modal, laba ditahan (retensi laba) merupakan sumber modal yang terpenting bagi perusahaan.

Kedua kesimpulan mengenai hasil penelitian ini memberi kesan bahwa perusahaan-perusahaan yang diteliti umumnya cenderung menghindari risiko dalam memenuhi kebutuhan dana.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>