Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Parnando
"Fenomena penurunan tarip Asuransi Kerugian/Umum, khususnya Asuransi Kebakaran telah berlangsung cukup lama. Semenjak sebelum terjadinya krisis ekonomi pada medio tahun 1997 sudah terasa, namun penurunan tarip tersebut semakin buruk ketika banyak perusahaan yang berguguran di masa krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini membawa dampak langsung kepada menurunnya jumlah obyek pertanggungan asuransi sehingga `kue' yang dinikmati industri asuransi kebakaran semakin kecil. Porsi yang semakin kecil tersebut harus diperebutkan oleh jumlah perusahaan asuransi umum yang relatif sama semenjak sebelum krisis ekonomi, yakni 105 perusahaan. Kondisi diatas direspon oleh kebanyakan perusahaan asuransi umum dengan strategi klasik, yakni menurunkan harga tarip/sulcu premi asuransi kebakaran. Sayangnya penurunan tersebut terlalu drastis dan kadangkala tidak wajar sehingga terjadilah `Perang Tarip' dalam industri asuransi kebakaran. Dalam kondisi ini terjadi juga yang disebut `neighbourhood rate' dimana pertimbangan tarip calon Tertanggung lebih berdasarkan kepada berapa rendah tarip yang sanggup diberikan sebuah perusahaan asuransi umum dibandingkan dengan perusahaan asuransi umum lainnya. Kondisi tersebut tentu jauh dari tarip yang dikeluarkan Dewan Asuransi Indonesia (DAI) melalui Biro Tarip-nya, apalagi ada opini yang mengatakan bahwa tarip yang dikeluarkan Biro Tarip-DAI terlalu tinggi, tidak sallable dan tidak kompetitif di pasar. Skripsi ini dibuat guna mengetahui perbedaan metode penetapan tarip/suku premi asuransi kebakaran, khususnya dalam kelompok kode okupasi Industrial Risks' ; perbedaan range tarip/suku premi yang dihasilkan berdasarkan metode yang digunakan, serta sejauh mana perbedaannya dengan tarip dari Biro Tarip-DAI. Penelitian dilakukan terhadap sebuah perusahaan asuransi umum swasta nasional dan sebuah perusahaan asuransi umum joint venture dengan memperbandingkan metode yang digunakan, range tarip yang dihasilkan serta perbandingannya dengan tarip DAI dan posisinya di dalam pasar asuransi kebakaran. Data primer diperoleh dari kedua perusahaan yang diuji, DAI dan Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (BPPDAN) yang juga dilengkapi wawancara dengan beberapa praktisi asuransi kebakaran serta studi literatur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada kedua perusahaan yang diuji, lebih banyak kode okupasi dengan range tarip yang lebih tinggi dari tarip DAI karena terjadinya penurunan suku premi pada Property 2002 dibanding Buku Tarip 1999, range tarip yang lebih rendah dari DAI karena terjadi kenaikan suku premi pada Property 2002. Selain itu opini yang mengangggap tarip DAI terlalu tinggi dan tidak kompetitif terbukti salah ; justru dengan tarip DAI pada Property 2002 memungkinkan perusahaan asuransi menetapkan tarip/suku premi yang lebih rendah namun tetap dalam batas wajar dan aman. Dengan kondisi di atas, perusahaan asuransi umum disarankan untuk menggunakan Property 2002 dalam kebijakan penetapan tarip/suku premi asuransi kebakaran agar tarip yang ada di pasar tidak terlalu jauh jaraknya seperti yang terjadi sekarang. Selain itu pemerintah atau DAI sebaiknya segera melakukan tindakan konkret untuk memperbaiki/mencegah `perang tarip' yang berkelajutan guna mencegah dampak negatif yang mungkin terjadi. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S18712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Aldi Parlindungan
"Pemakaian aplikasi komputer sebagai alai pembantu pengambilan keputusan telah berkembang di segala bidang, seperli investasi. Salah satu bidang yang juga menjadi obyek penelitian adalah pengembangan sistem pembantu pengambilan keputusan atau Decision Support System (DSS) untuk masalah investasi infrastruktur kereta api (KA). Masalah investasi infrastruktur KA antara lain keterbatasan anggaran pemerintah serta sulit atau enggannya swasla untuk berinvestasi. Hal ini disebabkan oleh tingginya risiko investasi Berta operasional. Hasa studi Pre-TS double track Propinsi Banten menyarankan bahwa perlu keterlibatan swasta untuk mewujudkan proyek double track dan perlunya manajemen yang lebih balk pada tahap operasional. Oleh karena itu DSS dirancang agar mampu melakukan analisis investasi dan risiko. Caton pengguna dart DSS diharapkan adalah badan pengelola khusus yang bertanggung jawab menjalankan proyek double track. Sebagai metode analisis utama digunakan analisis anus kas dan Simulasi Monte Carlo.
DSS dirancang untuk tahap perencanaan dan tahap operasional. DSS mempunyai fungsi perencanaan, pengawasan atau monitoring dan pengendalian atau controlling. Sebagai acuan pengawasan dan pengendalian digunakan NPV at risk karena memperhitungkan risiko don metode pembiayaan proyek Hasil simulasi akan menghasilkan distribusi kumulatif normal NPV dan probabilitas NPV>O serta NPV
Pemilihan jenis dan waktu pelaksanaan lindakan koreksi merupakan hak pengambil keputusan sedangkan DSS telah melakukan fungsi pembantu pengambilan keputusan. Paola fungsi pengawasan, pengambil keputusan mempunyai hak untuk tidak melanjutkan ke fungsi pengendalian walaupun basil pengawasan bisa balk atau buruk Sebagai bagian akhir untuk membuktikan hipotesis, dilakukan validasi terhadap DSS kepada beberapa responden. Hasil validasi menunjukkan model cukup bisa diterima oleh responden sebagai DSS dengan calatan perbaikan pada sisi user friendliness. Namun NPV at risk tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk tahap pengawasan dan pengendalian operasional sehingga hipotesis tidak terbukti dan tujuan penelitian gagal dicapai.

Computer application, as decision support tool, has been using wide spread in many areas, such as investment. Developing Decision Support System (DSS) for railways infrastructure investment problem become an object of this research. The Investment problems is limited budget of government while private participation difficulty to join in. This is because the character of railway investment which is high risk in investment and operation phase. Early study of feasibility in developing double track in Banten Province suggest that involvement of private sector is needed to support financing and better way in management on operation phase. Therefore, DSS is developed and has ability in investment and risk analysis especially on planning and operation phase. The candidate user of DSS is special purpose vehicle which has responsible for operating the double track project. As fundamental methods, the DSS apply discounted cash flow analysis and Monte Carlo simulation.
DSS is designed to planning and operation phase. DSS has planning, monitoring and controlling functions. As indicator to plan, monitor and control the investment, NPV at risk is used because it takes financing method and risks into account. The DSS will simulate and produce cumulative distribution function of NPV and Probability of NPVVO and NPVJ0. If, on operation phase, the DSS monitoring function analyze that the output has difference between planning result then the next step should be taken. his the controlling function of DSS. In this function, the user has desire to repair the CDF and Probability of NPV result from monitoring function. Therefore, corrective actions are needed. There are four kinds of corrective actions in DSS. They are currency forward, interest cap rate, operational management and lobbying government to get support in making policy. To operate corrective action analysis, End year of controlling phase must be decided then decide each corrective action start and end yea then DSS start to make a new projection. Output of this operation is new CDF and Probability of NPV. Estimate cost and benefit of corrective actions is, also, become analysis output.
Although the DSS had provide information to support decision making, h is fully the right of decision maker in selecting kind and time of corrective actions. In monitoring function, decision maker has the right to go or not go to the next stage whether the result of monitoring is good or bad. Last but not least is validation step of DSS_ In validation step, Respondents try to use the DSS'and give a response via questionnaire. The result shown that respondents rather satisfy with the model as DSS as they need more user friendliness using the DSS. Unfortunately, as NPV at risk can not used as indicator on monitoring and controlling operation phase so the hypothesis and the goal of this research are fail to achieve.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Williams, Viska Carolus
"ABSTRAK
Fenomena Metrosexual terjadi di Jakarta. Sebagai pria yang peduli pada penampilan, salon seharusnya bisa menjadi tempat yang diminati segmen baru ini. Namun salon tidak sepopuler produk (baik barang maupun jasa) yang secara khusus menyasar pasar pria metroseksual. Di Jakarta, belum ada salon (bukan barbershop) yang dikhususkan untuk pria metroseksual. Padahal segmen pasar ini sangat potensial karena daya beli mereka tinggi. Produsen terpaku pada bagaimana mengemas produk (barang dan jasa) semenarik mungkin dan berfokus pada sisi produsen tanpa memikirkan sisi konsumen seperti risiko-risiko yang ada di benak konsumen (perceived risks) misalnya psychosocial risk, physical risk, financial risk, temporal risk dan performance risk. Risiko ini bisa menghambat proses pengadopsian (barang dan) jasa. Mengenali risiko yang ada di benak konsumen dan tidak melulu terpaku pada sisi produsen, akan membantu pihak pengelola salon, mencari cara mengurangi risiko (risk reducing strategies) yang ditakuti konsumen sehingga menimbulkan minat beli konsumen pria metroseksual sebagai konsumen yang berpengalaman dan bukan first time user. Bagi pria metroseksual di Jakarta, dari kelima risiko, yang paling kuat pengaruhnya terhadap minat beli adalah financial risk, psychosocial risk dan performance risk.

ABSTRACT
Metrosexual men trend have spread to Jakarta. As men who care about their appearance, the salon is likely to be their favorite place. However, goods and services that are targeted to metrosexual men are preffered over and above time at the salon. In Jakarta, the many salons (with the exception of barbershops) have yet to focus their service towards metrosexuals. But actually the business opportunity is substantial in this untapped segment because metrosexual men have a high level of disposable income. Businesess focus on making their products interesting and presentable, but they often times fail to address the concern of the consumer regarding the risks on their side (perceived risks) such as psychosocial risk, physical risk, financial risk, temporal risk and performance risk. These risks could hamper the products? adoption process. Recognizing the risks that exist in the minds of consumers and not solely fixated on the business side, will help business, in this case: salon, look for the ways to reduce the risks of negative perception towards the salon. Alleviating these risks, which is called risk-reducing strategies, will ensure more purchase intention by metrosexual men, who mostly are the experienced consumer and not the first time buyer. The result, from all the five perceived risks proves that: financial risk, psychosocial risk and performance risk are the biggest influence in purchase intention toward metrosexual men in Jakarta."
2013
S44423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Howard, William M.
New York, N.Y. : McGraw-Hill , 1967
368.01 HOW b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vindaniar Yuristamanda Putri
"Skripsi ini menganalisis mengenai kondisi pasar modal di wilayah Asia dengan pendekatan The Fed Model. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan valuasi pasar modal di wilayah Asia pada tahun 2003-2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Model penelitian yang digunakan berdasarkan pendekatan The Fed Model yang memiliki tiga tahapan pengujian yaitu, uji korelasi antara saham dengan obligasi, uji valuation gaps, dan uji kointegrasi. Penelitian ini menggunakan tujuh negara sebagai sampel yang dipilih berdasarkan peringkat hutang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tujuh negara yang diambil untuk sampel hanya satu negara yang lolos dalam tiga pengujian The Fed Model.
......This thesis analyzes the stock market condition before, during, and after financial crisis in United States using The Fed Model Approach. The purpose of this study is valuing the capital markets in Asia years of 2003-2011. This study uses a quantitative approach. The research model used by the approach of The Fed Model has three stages of testing namely, stock-bond correlation test, valuation gaps test, and cointegration test. This study uses seven countries as samples that were selected based on credit ratings. The result of this study showed that among seven countries that are taken as a sample, only one country that passed the three tests of the Fed Model."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aidah Kurnia Rahmahwati
"ABSTRAK
Makalah ini membahas tentang perencanaan audit dari WOW Electrical Ltd untuk tanggal neraca 30 Juni 2017. Adapun dokumen-dokumen pendukung yang diberikan kepada saya sebagai seorang auditor senior antara lain: memo dari mitra tertanggal 17 Mei 2017, ekstrak terbitan dari Business Review bulan April 2017, dan ekstrak dari kertas kerja audit untuk audit periode tahun sebelumnya. Dari dokumen-dokumen tersebut saya diminta untuk menilai risiko audit yang dapat diterima oleh WOW Electrical Ltd dengan melakukan analisis menggunakan fakta-fakta yang tertera pada kasus, menilai risiko turunan yang ada, menilai risiko pengendalian, melakukan identifikasi apakah rasio-rasio pada neraca telah meningkat atau menurun, dan memberikan rekomendasi terhadap prosedur audit tindak lanjut apa yang harus dilakukan jika terjadi salah saji potensial dalam informasi keuangan WOW Electrical Ltd. Kata Kunci:Audit, Risiko Turunan, Risiko Pengendalian, Prosedur Lanjutan Audit

ABSTRACT
This paper discusses the audit planning of WOW Electrical Ltd for the June 30th, 2017 balance sheet date. The supporting documents provided to me as a senior auditor are memos from partners dated May 17th, 2017, extracts from Business Review April 2017, and extracts from audit work papers for the previous year period. From these documents I was asked to assess the acceptable audit risks of WOW Electrical Ltd using the facts provided in the case, assessing the inherent risks, assessing the control risks, identifying the whether the ratios on the balance sheet had increased or decreased, and provide recommendations on what follow up audit procedures to undertake in case of the occurrence of potential misstatements. Key Words Audit, Inherent Risks, Control Risks, Follow up Audit Procedures"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Rizki Puspabisma
"Industri pariwisata mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang berkaitan dengan bencana alam, keamanan serta kebersihan pada destinasi wisata, efisiensi waktu, pemogokan transportasi, kualitas layanan pariwisata, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi ekonomi negara-negara berkembang yang industri pariwisatanya turut memberikan kontribusi devisa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh perceived risks terhadap revisit intention ke Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 140 responden dari kalangan milenial DKI Jakarta dengan metode non-probability sampling yaitu convenience sampling. Analisis regresi berganda diterapkan untuk mengetahui pengaruh perceived risks terhadap revisit intention, serta untuk mengetahui pengaruh tiap dimensi yang ada pada variabel perceived risks seperti physical risk, time risk, satisfaction risk, socio- psychological risk, dan performance risk, terhadap variabel revisit intention. Sebagai hasil dari penelitian ini, perceived risks berpengaruh secara signifikan terhadap revisit intention. Kemudian dimensi physical risk dan time risk berpengaruh secara signifikan dengan hubungan yang negatif terhadap revisit intention, satisfaction risk berpengaruh secara signifikan dengan hubungan negatif terhadap revisit intention, dan socio-psychological risk serta performance risk berpengaruh secara signifikan dengan hubungan positif terhadap revisit intention.
......
The tourism industry are easily influenced by matters related to natural disasters, safety and cleanliness at tourism destinations, time efficiency, transportation delays, the quality of tourism services, and so on. These things could influence the economies of developing countries whose tourism industry also contributes to foreign exchange. The purpose of this research is to find out how revisit intention impacted by perceived risks. This research use a quantitative approach with a sample of 140 respondents from the Millennials in DKI Jakarta with a non- probability sampling method, namely convenience sampling. Multiple regression analysis is applied to determine the impacts of perceived risks towards revisit intention, as well as to determine the impacts of each perceived risks' dimensions such as physical risk, time risk, satisfaction risk, socio-psychological risk, and performance risk, towards revisit intention variable. As a result of this research, the impacts of perceived risks variable towards revisit intention variable proven to be significant. The dimensions of physical risk and time risk are significantly related with a negative relationship toward the revisit intention, satisfaction risk is significantly related with positive relationship towards revisit intention, socio-psychological risk and performance risk are significantly related with a positive relationship towards revisit intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Zerlinda Susetyo
"Untuk bisnis berbasis multinasional, keputusan untuk berinvestasi di luar negeri merupakan salah satu keputusan penting yang harus dibuat oleh pemimpin perusahaan, termasuk khususnya Groupe Ariel S.A. untuk studi kasus ini. Salah satu pertimbangan penting untuk berinvestasi di luar negeri adalah melalui valuasi antar-negara. Studi kasus ini akan mengevaluasi Net Present Value (NPV) dan membahas beberapa resiko yang terdapat pada investasi antar-negara seperti resiko inflasi, resiko pertukaran asing, dan resiko politik.

For multinational businesses, the decision for overseas investment poses as a critical judgement that business leaders have to make, including Groupe Ariel S.A. in this case. One of the major decision making consideration for overseas investment is through cross-border valuations. This assignment would assess the Net Present Value (NPV) and discuss the various risks involved with cross-border investments that includes inflation risk, foreign exchange risk, and political risk. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saptono Raharjo
"Pada era reformasi saat ini terdapat kecenderungan meningkatnya tuntutan dugaan malpraktik pada rumah sakit. Instalasi Gawat Darurat sebagai salah satu unit pelayanan rumah sakit yang berfungsi melayani pasien gawat darurat medis merupakan high clinical risks areas. Masalah asuhan klinis di Instalasi Gawat Darurat bila tidak dikenali dengan baik dapat merugikan pasien, staf medis, ataupun organisasi rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor kontribusi risiko klinis yang mempengaruhi terjadinya adverse outcome di Instalasi Gawat Darurat RS "X" dengan pendekatan metode Reason's organizational model Charles Vincent dan Sally Taylor-Adams. Tahapan penelitian dimulai dengan identifikasi adverse outcome berdasarkan laporan kejadian dari staf Instalasi Gawat Darurat yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian dilanjutkan dengan wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi partisipatif untuk menyusun kronologi. Selanjutnya melalui concensus decison making group ditetapkan masalah pelayanan asuhan klinis (Care Delivery Problem). Setiap Care Delivery Problems yang ditetapkan kemudian ditelusuri lebih lanjut dengan dasar wawancara, telaah dokumen dan observasi untuk menganalisis faktor faktor kontribusi yang langsung mempengaruhinya. Adapun untuk mengetahui faktor kontribusi yang tidak langsung mempengaruhi masalah pelayanan asuhan klinis dilakukan wawancara mendalam terhadap beberapa informan dan telaah dokumen seperti statuta, rencana strategis, dan sejauhmana manajemen risiko telah diterapkan dalam penyelenggraan rumah sakit.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor kontribusi yang secara langsung mempengaruhi masalah asuhan klinis adalah kondisi pasien gawatdarurat medis yang mengancam nyawa dan faktor individu yang kurang memadai ketrampilannya dalam melakukan tindakan resusitasi jantung paru, khususnya manajemen jalan nafas mempunyai kontribusi paling besar terjadinya suatu adverse outcome. Faktor kontribusi lainnya antara lain beban kerja staf medis, belum lengkapnya SOP observasi pasien yang memerlukan perawatan intensif untuk stabilisasi, SOP tindakan venaseksi sebagai jalur intravena pasien dehidrasi berat dengan syok dan komunikasi tertulis yang kurang Iengkap, serta peralatan medis untuk pemantauan pasien selama dilakukan observasi di Instalasi Gawat Darurat. Faktor kontribusi yang tidak langsung mempengaruhi masalah pelayanan asuhan klinis adalah faktor konteks institusional yang banyak menyoroti Undang Undang No. 9 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran sebagai aspek medikolegal yang sangat berpengaruh pada masalah pelayanan asuhan klinis dan perubahan perilaku masyarakat yang cenderung kritis dan serba menuntut. Adapun faktor organisasi dan manajemen didapatkan belum diterapkannya manajemen risiko secara formal dan terstruktur di RS "X".
Saran yang disampaikan adalah bagi RS "X" agar menerapkan secara formal dan terstruktur manajemen risiko, bagi Instalasi Gawat Darurat untuk meningkatkan kapasitas Instalasi Gawat Darurat dengan melakukan pelatihan pelatihan bagi staf medis yang belum terampil khusus ketrampilan manajemen jalan nafas, ketrampilan komunikasi dan ketrampilan venaseksi, dan melengkapi SOP yang belum tersedia, serta melengkapi peralatan medis untuk pemantauan kondisi pasien selama dilakukan observasi.
......Nowdays in reformation era there are tendency increasing demand of malpractice assumtion in hopital practice. Emergency department as one of hospital unit services which funcion is to serve medical emergency patient as high clinical risk areas. The lack identification of care delivery problems in emergency department could be disadvantages to the patient, medical staff, and hospital organization.
The objectives of this research is to find out the contribution factors clinical risks which influence adverse outcome in emergency department. The research was held in emergency department, "X" Hospital with the reason's organizational model approach method which had been expanded by Charles Vincent and Sally Taylor Adams in healthcare services. Research phase is started by adverse outcome identification based on report case from emergency department staff and fulfil official criteria. Research continued with interview, document study and aprticitive observation to arrange cronology. Next on, by concensus decision making group, care delivery problems determined. To each care delivery problems carry out an interview, document study and observation to analyze directly influence of contribution factors. To find out background contribution factor of care delivery problems profound interview is made to some informan, document study for example, statuta, strategic plan, and how far risk management had been carry out in hospital operation.
Research result shows that contribution factors directly influence care delivery problems is patient condition of medical emergency condition threatens life and the lack skill of individual factor in cardiopulmonary resucitation, specialIy airway management which has the most contribution to an adverse outcome occurance. The other contribution factor are medical staff workload, uncomplete patient observation stnadard operating procedure which need more ontencive care for stabilization, standard operating procedure for venasectie action as intravena Iine of hard dehydration patient and uncomplete written communication, also medical tools to monitor the patient while observation in emergency department. Contribution factors indirectly influence care delivery problems is institutional context factor that focusing more to constitusion nomor 9 year 2004 about medical practice as medicolegal aspect and its most influence for care delivery problems, another factor is changing behaviour of the people and tendency to more critical and high demand. In organization and management factor, there are structural and formal risk management haven't been applying yet in "X" Hospital.
Conform to research result suggest "X" Hospital have to applied formal and structural risk management, capasity increased for emergency departement by training skill for unskilled medical staff especially in management airway skill, communication skill, and venasectie skill, complete all unavaible medical tolls to monitoring patient while observation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>