Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paris: The European productivity agency of the organization for European Economi Cooperation, 1956
658.86 EUR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rieky Zainal
"TELKOM mengelola bisnis secara wholesale untuk melayani kebutuhan Other Licensed Operator (OLO) yang membutuhkan jasa interkoneksi dengan operator domestik lainnya. Salah satu jasa layanan interkoneksi yang dimiliki TELKOM adalah penyelenggaraan layanan Sambungan Langsung Internasional (SLI) berbasiskan akses clear channel dan Voice over IP (VoIP). Dalam menjalankan bisnis SLI, TELKOM dihadapai dengan adanya Grey Operator yang melakukan praktek ilegal by passing trafik incoming international tanpa melalui jalur penyelenggara jasa internasional resmi. Grey Operator tersebut memanfaatkan peralatan yang teknologinya tersedia di pasar yang dinamakan dengan SIMBOX.
Penelitian ini menganalisis pengaruh teknologi SIMBOX dalam bisnis layanan incoming (IC) internasional SLI TELKOM disertai dengan analisis pengendalian risiko bisnis dibandingkan dengan rencana kerja perusahaan ke depan dengan menggunakan pendekatan statistik dan simulasi Monte Carlo berbasiskan aplikasi Crystal Ball. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perencanaan yang dilakukan Perusahaan sudah mempertimbangkan faktor risiko akibat dampak dari teknologi SIMBOX.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Grey Operator (SIMBOX Operator) berpengaruh terhadap kinerja layanan IC internasional SLI TELKOM. SIMBOX Detector yang dikembangkan oleh TELKOM belum optimal dalam mengantisipasi risiko SIMBOX Operator (efektifitas 34%) sehingga TELKOM diestimasikan mengalami revenue lost sebesar 16% hingga 17% dari total pendapatan IC internasional TELKOM dalam tahun 2013 dan 2014. Dari hasil output Crystal Ball, target kinerja layanan bisnis incoming internasional SLI TELKOM di tahun 2013 memiliki probabilitas risiko tidak tercapainya kinerja baik dari sisi pendapatan dan produksi karena target kinerja yang diberikan Perusahaan lebih tinggi. Selain berdampak kerugian bagi TELKOM, SIMBOX Operator ini juga mengakibatkan kerugian bagi customer dan Negara.
......TELKOM manages wholesale business to serve the needs of Other Licensed Operators (OLO), which require interconnection services with other domestic carriers. One of the interconnection services owned by TELKOM is International Direct Dialing (IDD) based on clear channel access and Voice over IP (VoIP). In SLI business, TELKOM faced with the Grey Carriers which operate illegal incoming international call traffic without passing through legal international service providers. Grey operator utilizes technological tools on the market called SIMBOX.
This study analyzes the influence of SIMBOX technology in incoming international (IC) TELKOM SLI business services include analysis of business risk control compared with the company's work plan ahead by using a statistical approach and Monte Carlo simulation-Crystal Ball based applications. This study aims to determine whether the plan made by the Company are considered risk factors due to the impact of SIMBOX technology.
The results of this study indicate that The Grey Operator (SIMBOX Operator) affect the performance of the TELKOM SLI IC international services. SIMBOX Detector developed by TELKOM has not been optimal in anticipating the risk of SIMBOX Operator (effectiveness by 34%) and TELKOM had estimated revenue lost by 16% to 17% of total IC international revenue TELKOM in 2013 and 2014. The result of Crystal Ball, TELKOM SLI IC international business services target performance in 2013 has a risk probability of not achieving the target performance in terms of Company?s revenue and production because the Company granted performance targets higher. Besides the impact for TELKOM, this SIMBOX Operator also result in a loss for the customer and the State."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agoes Koesrijanto
"Telekomunikasi adalah dunia bisnis yang sangat dinamis, karena tingkat persaingan yang ada sangat kompetitif. Kompetitifnya pasar telekomunikasi khususnya layanan Jasa Jaringan atau Network ini disebabkan faktor pelanggan, faktor operator,dan faktor teknologi. Untuk pasar Jasa Jaringan, Telkom sebagai market leader dalam layanan Jasa Jaringan ini dengan menguasai pangsa pasar sebesar 66%. Saat ini kontribusi layanan Metro Ethernet di Telkom posisi Juni 2010 masih sebesar 7% dengan revenue growth 328%, maka perlu dilakukan penyusunan strategi kompetisi untuk mempertahankan bisnis Wholesale Metro Ethernet, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal dalam upaya mempertahankan posisi Telkom selaku market leader layanan Wholesale Metro Ethernet. Dari hasil analisa kompetitif layanan Wholesale Metro Ethernet Telkom dengan menggunakan model Porter 5 Forces didapatkan bahwa layanan Wholesale Metro Ethernet memiliki potensi kompetitif HIGH. Modeling dengan tools SWOT terletak pada kuadran 1 yaitu Growth Oriented Strategy. Hasil analisa Matriks IE layanan Wholesale Metro Ethernet berada pada kuadran 5 atau Stability dan diarahkan untuk ke kuadran 1 (Growth). Langkah yang harus dilakukan adalah untuk penggeseran kuadran ini adalah dengan 7 langkah strategis antara lain inovasi skema bisnis, pengembangan produk, peningkatan QoS, penyediaan alat produksi, peningkatan kerjasama, simplifikasi organisasi dan peningkatan kompetensi SDM. Balance Scorecard menjelaskan tentang framework untuk Financial point revenue bernilai 316.161 juta Rupiah atau growth peningkatan kapasitas jual sebesar 95% dan Customer Satisfaction Index 80%. Langkah kuantitatif beserta targetnya dalam suatu framework pointer nilai dan bobot ini yang selanjutnya dipakai sebagai tujuan tahunan. Strategi dan langkah ini diharapkan dapat dapat mendukung Telkom sebagai market leader layanan Wholesale Metro Ethernet.

Telecommunication is a very dynamic and very competitive business. The competitiveness of these market especially in telecommunication network, because of many factors, i.e.: customers, operators and technology. Telkom is the market leader operator in telecommunication network with stand for 66% market share. Digital leased channel based on TDM is the market leader for type of product hold 74% market share. Metro Ethernet contribute only 7% for the Telkom network revenue and have revenue growth 328%, so it is need to arrange implementation of network wholesale Metro Ethernet strategy to maintain Telkom as a market leader in telecommunication Metro Ethernet market. Modelling by use Porter 5 Forces have result for Telkom Wholesale Metro Ethernet has a HIGH competitive potential. SWOT analysis has position at Quadran 1 or at Growth Oriented Strategy. Internal & External Matrix modeling has result at Quadrant 5 or Stability, and must be move to quadran 1 Growth to reach the strategic goals. 7 Strategic activity to move this quadran are : business scheme innovation, product development, QoS improvement, infrastructure preparation, joint venture, organization simplification and human resource competence improvement. Balance Scorecard has framework for financial revenue 316.161 million rupiahs, growth of capacity 95% and Customer Satisfaction Index 80%. Strategic activities in Balance Scorecard could be used as Annual target. All of Strategic could be use by Telkom to reach the goal Telkom as a market leader in Metro Ethernet market in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27998
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cinta Sonia Cahyani
"Wholesale Central Bank Digital Currency (CBDC) terhadap efisiensi di pasar uang antar bank dan efektivitas kebijakan moneter. Dari simulasi pada goncangan kebijakan kontaksi moneter, penulis menemukan bahwa pada sistem CBDC menghasilkan dampak yang lebih besar pada pengurangan pinjaman antar bank dan kenaikan tingkat suku bunga pinjaman antar bank yang lebih tinggi daripada sistem konvensional akibat pasar beroperasi lebih efisien. Hal tersebut didorong oleh rancangan arsitektur privat platform wholesale CBDC, yang dikontrol langsung oleh bank sentral, dan mekanisme penyertaan aset pada pasar uang yang mengakibatkan penurunan biaya pengawasan bank dan biaya transaksi di pasar uang. Peningkatan efisiensi di pasar uang antar bank dalam sistem CBDC menghasilkan spread yang lebih dekat antara antara tingkat suku bunga pasar uang antar bank dan tingkat suku bunga kebijakan serta penghematan biaya melakukan Operasi Pasar Terbuka. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa transmisi tingkat suku bunga kebijakan ke pasar antar bank berfungsi lebih baik daripada dalam sistem konvensional.
......
The author proposed a DSGE model to examine and measure the impact of the implementation of Wholesale Central Bank Currency (CBDC) on the efficiency of the interbank market and the effectiveness of the monetary policy. Of the simulation on contractive monetary policy shock, the author found that the interbank market under CBDC system leads to a higher impact on the reduction of interbank loans and the increase of interbank rates comparing to the conventional system as a result of the market operates more efficiently. It comes from the private architecture design of the wholesale CBDC platform, which was directly controlled by the central bank, and underlying asset mechanism of the interbank market that could lower the banks monitoring cost and transaction cost in the interbank market. The improvement in the efficiency of the interbank market in the CBDC system resulted in a closer spread between interbank and policy rate and cost effective in Open Market Operations. That result means the policy rate transmission to the interbank market worked better than the conventional system."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Hartanto
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuktikan apakah short-term wholesale funding berpengaruh terhadap kontribusi risiko sistemik sebuah bank kepada sistem perbankan berdasarkan penelitian Lopez-Espinosa et al. (2012). Risiko sistemik diukur lewat metode pengukuran Conditional Value-at-Risk (CoVaR) yang merupakan pengembangan dari Value-at-Risk (VaR).
Pada penelitian ini ditemukan bahwa short-term wholesale funding tidak memiliki pengaruh terhadap kontribusi risiko sistemik bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, berbeda dengan temuan Lopez-Espinosa et al. (2012). Penelitian ini juga menemukan bahwa ukuran bukan proxy yang tepat untuk mengukur risiko sistemik, mempertegas hasil yang dikemukakan oleh Zhou (2010) dan Lopez-Espinosa et al. (2012).

This research aim to find the effect of short-term wholesale funding on banks systemic risk based on earlier research by Lopez-Espinosa et al. (2012). Systemic risk measured by Conditional Value-at-Risk (CoVaR) method - developed from Value-at-Risk (VaR).
This research found that short-term wholesale funding does not significantly contributes to systemic risk of banks listed on Bursa Efek Indonesia, differs from result of Lopez-Espinosa et al. (2012). This research also found that size is not an appropriate proxy to measure systemic risk ? a confirmation of Zhou (2010) and Lopez-Espinosa et al. (2012) researchs result.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Mujadid Holidy
"Menurut Undang-Undang No.10/1998 yang menyebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya. Namun sejauh ini pihak perbankan nasional belum begitu faham akan pentingnya pemilihan segmentasi kredit yang akan diberikan kepada masyarakat terhadap profitabilitas perusahaan.
Oleh karena itu, rumusan pokok masalah yang dibahas dalam tesis ini adalah sejauh mana pengaruh segmentasi kredit domestik dan luar negeri terhadap profitabilitas perusahaan dalam hal ini PT.BANK BNI' 46 Tbk Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian diolah, disajikan selanjutnya dianalisis. Dalam menganalisis pengaruh segmentasi kredit terhadap profitabilitas tersebut, penulis menggunakan uji statistik regresi korelasi linier berganda dimana dalam melakukan pengujiannya penulis menggunakan program komputer Statistika SPSS (Statistical Product and Services Solutions) versi 10.0.
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa Profit Margin dalam negeri menghasilkan angka 0,979 dimana penyaluran kredit dalam negeri terserap lebih banyak ke segmen pasar middle. Profit Margin luar negeri menghasilkan angka 0,977 dimana dalam penyaluran kreditnya terserap dalam segmen pasar retail. Sehingga jika digabungkan antara Profit Margin dalam dan luar negeri menghasilkan angka 0,996 yang tentunya terserap ke segmen pasar Wholesale.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa penyaluran kredit dalam negeri lebih menguntungkan jika diarahkan ke segmen pasar middle. Sedangkan penyaluran kredit di luar negeri sebaiknya lebih disalurkan ke segmen pasar retail.
Adapun saran yang dapat diberikan penulis agar kebijaksanaan pemberian kredit dalam negeri pada masa krisis ini lebih difokuskan kepada segmen kredit middle dan retail yang memberikan kontribusi positif terhadap profitabilitas dibandingkan segmen kredit wholesale yang memberikan kontribusi negatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Era Prasetya
"Tesis ini bertujuan untuk memperoleh suatu formula harga gas di Indonesia yang memberikan sinyal yang baik bagi produsen dan konsumen agar pasar domestik gas bumi di Indonesia menjadi lebih efisien dan kompetitif. Hal tersebut dilakukan dengan cara terlebih dahulu mengkaji mekanisme pembentukan harga gas di negara-negara lain yang memiliki pasar gas yang lebih mature.
Analisis kualitatif pada tesis ini menunjukkan bahwa harga gas yang berbasis kepada harga minyak dalam bentuk kurva-S merupakan mekanisme yang cocok untuk diterapkan pada pasar gas domestik Indonesia. Analisis cost breakdown serta keekonomian dari sisi penjual dan pembeli kemudian dilakukan untuk mendefinisikan batasan-batasan pada kurva. Kemiringan garis pada kurva ditentukan dengan cara simulasi untuk mendapatkan output harga gas yang memenuhi kriteria keekonomian bagi penjual dan pembeli.
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah usulan formula harga gas domestik yang terindeks kepada harga minyak dalam bentuk kurva-S dengan tiga buah kemiringan garis untuk tiga rentang harga minyak yang berbeda. Pembahasan pada tesis ini terbatas hanya pada konteks pasar gas wholesale.
......This thesis is intended to determine a domestic gas price formula which gives a good signal for both sellers and buyers towards an efficient and competitive domestic natural gas market in Indonesia. This was done by analyzing gas price formation mechanism in other countries which have more mature natural gas market.
Qualitative study shows that an oil-indexed gas price formula in a form of S-curve would be suitable to be implemented in Indonesia. Therefore, cost breakdown and economic anayses from buyer?s and seller?s perspective were conducted to determine the boundaries within the curve. To decide on the gradients of the S-curve, simulations were conducted to obtain gas price output which fulfills economic criteria for both buyer and seller.
This thesis concluded a proposal of domestic oil-indexed gas price formula with three different gradients for different crude oil price ranges. The discussion within this thesis would only be limited to wholesale gas market context."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T39300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Ariestika
"Bisnis Wholesale khususnya dalam Jasa Jaringan sebagai salah satu pilar bisnis diharapkan mampu memberikan kontribusi pendapatan yang besar, dan mempertahankan pangsa pasar TELKOM sebagai operator penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi di Indonesia. Kondisi Telekomunikasi Indonesia saat ini telah memasuki era kompetisi yang sudah tidak dapat ditawar lagi. Hal ini dapat dilihat sebagai ancaman sekaligus peluang bagi TELKOM, dimana TELKOM sebagai operator penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi memebutuhkan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing produk terhadap produk kompetitor. Penelitian dilakukan berdasarkan konsep manajemen stratejik dengan menggunakan metode Porter?s 5 Forces dan SWOT yang digunakan untuk memberikan gambaran tentang peluang bisnis Wholesale jasa jaringan, mengetahui posisi perusahaan, untuk kemudian menentukan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan.

Wholesale Business, spesifically network services as one of TELKOM?s business stream were expected to giving high revenue contribution to the company, and also to maintain TELKOM's market share as a network and service provider in Indonesia. Telecommunication in Indonesia have entered a competititon era, which can be seen by TELKOM as opportunity or threat. TELKOM as a network and service provider need an appropriate business strategy to win the competition among competitors. This research was doing based on strategic management concept, which will use Porter's 5 Forces and SWOT method to illustrate the opportunity of Wholesale Network service business strategy and to get positioning of company which can be used to formulating the company business strategy in winning the competition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T40930
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Dwinanda Septiana Raswita
"Praktik kerja profesi di PT Anugerah Pharmindo Lestari Periode bulan Mei tahun 2018 bertujuan untuk memahami peranan tugas dan tanggung jawab apoteker di Pedagang Besar Farmasi PBF dan Penyalur Alat Kesehatan PAK ; memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di PBF dan PAK; memahami penerapan Cara Distribusi Obat yan Baik CDOB di PBF dan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik CDAKB di PAK, serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di PBF dan PAK. Praktik kerja profesi dilakukan selama dua minggu, yaitu dari tanggal 17-31 Mei 2018. Tugas khusus yang diberikan saat praktik kerja berjudul ldquo;Analisis Quality Near Miss dan Deviasi di PT Anugerah Pharmindo Lestari Cabang Tangerang Pada Bulan Mei 2018 rdquo;. Tujuan dari tugas khusus tersebut adalah mendapatkan contoh kejadian quality near miss dan deviasi yang terjadi di APL cabang Tangerang pada bulan Mei 2018 dan mendapatkan tindakan perbaikan dan pencegahan dari contoh kejadian quality near miss dan deviasi yang terjadi di APL cabang Tangerang pada bulan Mei 2018.
......Internship at PT Anugerah Pharmindo Lestari period May 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacist in pharmacy wholesale distribution and medical device distributor; have the knowledge, insight, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practices in pharmacy wholesale distribution and medical device distributor; understanding of the application of good distribution practice for pharmaceutical and medical device, and also have the insight of pharmaceutical practice issue in pharmacy wholesale distribution and medical device distributor. The internship was conducted for two weeks. The title of special assignment is ldquo;Analysis of Quality Near Miss and Deviation in PT Anugerah Pharmindo Lestari Tangerang Branch on May 2018 rdquo;. The purpose of the special assignment is find some examples of quality near miss and deviation incident in APL Tangerang branch on May 2018 and find corrective and preventive action for quality near miss and deviation incident that happened. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Reza Juliani
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah unit terpenting dalam kegiatan penyaluran obat, bahan obat dan alat kesehatan kepada PBF lain serta fasilitas pelayanan kefarmasian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes RI, 2011). Proses pengadaan, penyimpanan, hingga penyaluran obat oleh PBF harus terdokumentasi dan memenuhi prinsip-prinsip dari Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Penerapan cara distribusi obat yang baik perlu dilakukan oleh setiap pedagang besar farmasi (PBF) untuk menjamin keamanan, khasiat, dan mutu obat dan/atau bahan obat yang beredar (BPOM RI, 2020). Tidak hanya itu, PBF juga harus mempunyai Standard Operating Procedure (SOP) sebagai acuan kerja dalam menjalankan aktivitas. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor ditinjau dari praktik di lapangan yang dilakukan oleh Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3 secara keseluruhan telah sesuai dengan CDOB yang berlaku dan mengacu kepada SOP yang berlaku di KFTD Jakarta 3.
......Wholesale distributor is the most important unit in distributing drugs, medicinal materials and medical devices to other as well as pharmaceutical service facilities in accordance with statutory provisions (Ministry of Health RI, 2011). The process of procuring, storing, and distributing drugs by PBF must be documented and comply with the principles of Good Distribution Practice (GDP) . Every Wholesale distributor needs to apply good distribution practice to ensure the safety, efficacy and quality of drugs and/or medicinal ingredients in circulation (BPOM RI, 2020). Not only that, wholesale distributor must also have a Standard Operating Procedure (SOP) as a work reference in carrying out activities. Based on the observations that have been made, it can be concluded that the process of procurement, receipt, storage and distribution of Narcotics, Psychotropic and Precursor drugs in terms of field practice carried out by Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 3 as a whole is in accordance with the applicable GDP and refers to to the applicable SOP at KFTD Jakarta 3."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library