Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadzie, Stella
Leicester: National Institute of Adult Continuing Education, 1993
374.18 DAD w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Herly
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang rancangan sistem informasi penilaian akreditasi untuk mendapatkan informasi tentang pencapaian penilaian akreditasi serta pemantauan terhadap pelaksanaan audit internal akreditasi sehingga dapat mendukung dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan peningkatan pencapaian nilai akreditasi dan peningkatan kualiatas mutu pendidikan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah. Metode yang dipakai adalah metodologi pengembangan sistem informasi yang juga disebut siklus hidup pengembangan sistem yang terdiri atas tahap perencanaan, analisis, perancangan, penerapan dan perawatan sistem. Namun, peneliti membatasi hanya sampai pada tahap perancangan sistem. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengamatan dokumen. Hasil penelitian in bertujuan untuk mendapatkan perancangan sistem yang dapat menghasilkan informasi tentang pencapaian penilaian akreditasi di setiap jurusan/prodi pada Poltekkes Medan. Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai perancangan sistem maka digunakan diagram alir data, bagan alir dan diagram hubungan entitas. Konsep perancangan sistem informasi ini terdiri dari perancangan database, perancangan masukan data dan perancangan laporan/keluaran.
ABSTRACT
This focus of study discusses the design of information system accreditation assesment to obtain information about the achievement of the accreditation assesment and to monitoring of the implementation of internal audit for accreditation so that it can support decision making related to improving the achievement of the value of accreditation. This research was done with a system approach to solve the problem. The methode used is the information system development methodology which is also called the System Development Life Cycle (SDLC) consisting of stages of planning, analysis, designing, implemantation, and maintenance sysems. However, the researcher limited only to the system design stages. Data was collected through interview and observation of documents. Result of this research in aiming to get that system design can yield information about the achievement of accreditation assesment in each departmet/study program at the Health Polytechnic Medan. To give description clearly of the system design used the data flow diagram (DFD), flowchart dan Entity Relationship Diagram (ERD). The concept of information system design consist of a database design, input design and report/output design.
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Tionggung
Abstrak :
Dalam menghadapi perkembangan dan persaingan bebas khususnya dibidang perumahsakitan, rumah sakit pemerintah menghadapi kendala dibidang program menjaga mutu. Karena itu rumah sakit perlu mengetahui sampai sejauh mana pelayanan yang diberikan dianggap memenulu standar yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh infomasi tentang bagaimana hubungan pelaksanaan akreditasi rumah sakit dengan kinerja perawat. Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus dengan analisis data kuantitatif di 4 rawat inap RSUD Koja Jakarta. Hasil penelitian didapatkan dengan studi kasus terhadap SOP dan SAK yang tersedia di rawat inap, rekam medik pasien, serta menggunakan kuesioner kepada pasien dan wawancara mendalam kepada perawat dan mulai kepala seksi, kepala instalasi rawat inap, kepala ruangan dan pelaksana perawatan rawat inap. Penelitian ini menghasilkan ada perubahan yang bermakna penerapan standar asuhan keperawatan antara sebelum dan sesudah akreditasi. Tetapi tidak disertai perubahan yang bermakna pada persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan. ......To face the growth and free competition particularly in hospital, state hospital is challenged by the quality assurance obstacle such as nursing quality assurance. Hence hospital need to understand, the quality of services its which have been achieve compared with standards. The study aimed finding information about the relationship between hospital accreditation with nursing performance. The research method employed case study with quantitative approach in the 4 wards. The data completeness of each case was cheeked based of fulfillment of Standards Operational Procedure, Nursing Care Standards and Patient Medical Records. Questionnaire were administered to patient as well as in-depth interview with several level nurses. The result of this study showed that there were significant differences in implementation of nursing care standards before and after accreditation. However patient perception towards nursing .care quality did not show significant improvement.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Nugroho Yanti
Abstrak :
Tesis dengan pendekatan penelitian kualitatif design studi kasus bertujuan menganalisis sejauh mana implementasi dari learning organization di Pusat Kesehatan Masyarakat terakreditasi dasar yang berupaya melakukan peningkatan mutu pelayanan tetapi mampu mendapatkan prestasi pada penilaian pelayanan oleh Bupati dibandingkan Puskesmas yang paripurna di Kabupaten Bogor. Hasil survei terhadap pelaksanaan akreditasi diperoleh kesenjangan tertinggi pada masalah mutu pelayanan dimana mutu Puskesmas akan mempengaruhi kepuasan pasien, loyalitas dan keselamatan pasien. Untuk itu organisasi yang telah memiliki pengalaman proses penilaian untuk pengakuan  standar mutu maka dengan menggunakan segitiga Donabedian, lazim melakukan pengembangan organisasi dengan menggunakan pembelajaran dari struktur berupa kesadaran sumber daya manusia Puskesmas untuk selalu meningkatkan kapasitas diri yang akan berdampak pada kemudahan bekerja sama baik antar individu maupun kelompok program sehingga tercipta kerjasama kelompok (teamwork) dan komitmen yang baik untuk mencapai tujuan yang telah disepakati  dalam upaya peningkatan mutu yang akan memenuhi kepuasan pasien dan memberikan prosedur pelayanan yang aman. Konsep learning organization (LO) yang utuh akan berdampak pada implemetasi LO saat proses perencanaan peningkatan mutu melalui PDSA. Hasil didapatkan bahwa pemenuhan terhadap lima elemen pembentuk LO didominasi elemen dinamika belajar dan transformasi organisasi yang akan mendorong pemberdayaan manusia, pengelolaan pengetahuan dan penguatan pemanfaatan teknologi dalam mencapai hasil kinerja yang baik pada peningkatan mutu. Puskesmas terakreditasi paripurna berhasil mengimplementasikan keseluruhan konsep LO dimana dinamika belajar dan transformasi organisasi yang kuat akan mendukung elemen pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan pengetahuan dan pemanfaatan teknologi karena adanya kerjasama dan komitmen sangat kuat didukung dialog intens sehingga mampu mencapai tingkat learning organization antisipatif dibandingkan Puskesmas terakreditasi dasar yang banyak menemui kendala dalam implementasi LO. Dengan demikian implementasi LO akan mempermudah Puskesmas melakukan proses PD-C/S-A untuk membuat peningkatan mutu Puskesmas yang mempengaruhi peningkatan status akreditasi. Saran untuk mengupayakan pelatihan yang menyenangkan dan berkelanjutan serta adanya sistem penghargaan yang baik pada individu mampu meningkatkan motivasi petugas untuk selalu mendiskusikan ide kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan dan kendala pelayanan di puskesmas. ......The thesis with a qualitative research approach, case study design aims to analyze the extent to which the implementation of a learning organization in a basic accredited Community Health Center seeks to improve service quality but is able to get achievements in service assessment by the Regent compared to a complete Puskesmas in Bogor Regency. The results of the survey on the implementation of accreditation obtained the highest gap on service quality issues where the quality of the Puskesmas will affect patient satisfaction, loyalty and patient safety. For this reason, organizations that already have experience in the assessment process for the recognition of quality standards, using the Donabedian triangle, usually carry out organizational development by using learning from structures in the form of awareness of Puskesmas human resources to always increase self-capacity which will have an impact on the ease of working together both between individuals and groups. program groups so as to create teamwork and good commitment to achieve the agreed goals in an effort to improve quality that will meet patient satisfaction and provide safe service procedures. The concept of a complete learning organization (LO) will have an impact on the implementation of LO during the quality improvement planning process through PDSA. The results show that the fulfillment of the five elements that make up the LO is dominated by elements of learning dynamics and organizational transformation that will encourage human empowerment, knowledge management and strengthening the use of technology in achieving good performance results in quality improvement. Plenary accredited health centers have successfully implemented the whole LO concept where strong learning dynamics and organizational transformation will support elements of human resource development, knowledge management and technology utilization because of the very strong collaboration and commitment supported by intense dialogue so as to achieve the level of anticipatory learning organization compared to basic accredited health centers which encountered many obstacles in the implementation of LO. Thus, the implementation of the LO will make it easier for the Puskesmas to carry out the PD-C/S-A process to improve the quality of the Puskesmas which affects the increase in accreditation status. Suggestions for pursuing fun and sustainable training and having a good reward system for individuals can increase the motivation of officers to always discuss creative and innovative ideas in facing challenges and obstacles to services at the puskesmas.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Febrina Roulita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas kinerja puskesmas akreditasi yaitu PuskesmasKarang Kitri dan puskesmas yang belum terakreditasi yaitu Puskesmas PerumnasII di kota Bekasi, dengan menggunakan pendekatan Malcolm Baldrige. KriteriaBaldrige dapat digunakan untuk mengkaji efektifitas mutu yang diterapkan olehkedua puskesmas ini dengan pendekatan tujuh kriteria, yaitu kepemimpinan,perencanaan strategis, fokus pada pelanggan, pengukuran, analisis danmanajemen pengetahuan, fokus pada tim, fokus pada proses dan hasil kinerjapuskesmas.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desaincross sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh karyawan puskesmassebanyak 34 responden di Puskesmas Karang Kitri dan 27 responden diPuskesmas Perumnas II. Penelitian Kualitatif dilakukan observasi dan wawancaramendalam, dengan informan sebanyak tiga informan pada Puskesmas KarangKitri dan tiga informan Puskesmas Perumnas II.Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kinerja kedua puskesmas inikategori baik, dan tidak ada perbedaan yang signifikan akan tetapi kinerja yangbaik mengharuskan tercapainya hasil-hasil terbaik bagi pasien, karyawan maupunorganisasi puskesmas itu sendiri, sehingga disarankan untuk menambahkelengkapan alat-alat dan sumber daya manusia baik dalam pelayanan maupunadministrasi. Terlebih pada Puskesmas Perumnas II tidak terlayani pelayananlaboratorium disebabkan karena tidak adanya tenaga analis laboratorium.
ABSTRACT
This study discusses the performance of puskesmas accredited that isPuskesmas Karang Kitri and puskesmas which not yet accredited is PuskesmasPerumnas II, using Malcolm Baldrige approach. The Baldrige criteria can be usedto assess the effectiveness of the quality applied by both public health centers withseven criteria approaches leadership, strategic planning, customer focus,measurement, analysis and knowledge management, workforce focus, operationsfocus and outcomes of puskesmas performance.This study with cross sectional design. The sample was conducted to allpuskesmas employees as many as 34 respondents in Puskesmas Karang Kitri and27 respondents in Puskesmas Perumnas II. Qualitative research was conducted byobservation and in depth interviews, with three informants at Puskesmas KarangKitri and three informants of Puskesmas Perumnas II.The results illustrate that the performance of both puskesmas is goodcategory, and there is no significant difference, but good performance requires theachievement of the best results for patients, employees and organizationspuskesmas itself, so it is advisable to increase the completeness of tools andhuman resources both in service and administration. Especially in PuskesmasPerumnas II not served by laboratory service caused by lack of laboratory analyst.
2017
T47638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edison Sahputra
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Edison SahputaProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis Penerapan Praktik Cuci Tangan Perawat diRuang Rawat Inap RSUD Kemayoran Jakarta SebagaiSalah Satu Syarat Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2017Akreditasi rumah sakit adalah untuk keselamatan pasien dengan menilai praktikcuci tangan pada kelompok kerja Pencegahan Pegendalian Infeksi PPI versiKARS 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat praktik cuci tangan yangdilakukan perawat di ruang rawat inap RSUD Kemayoran sehari-hari yangmerupakan salah satu syarat akreditasi rumah sakit. Metode yang dilakukan adalahpenelitian kuantitatif-kualitatif mixed method . Desain penelitian kuantitatifsecara cross sectional dan data kualitatif diperoleh dengan pengamatan langsungdan wawancara mendalam. Hasil praktik cuci tangan perawat sebesar 58,3 .Variabel usia, ruang kerja, pengingat di tempat kerja, media belajar, ketersediaansarung tangan, telusur kars dan sikap ada hubungan Praktik cuci tangan, p Value
ABSTRACT
Name Edison SahputaStudy Program Hospital Administration StudyTitle Analysis of Implementation of Nurse Hand WashingPractices at Inpatient Room of RSUD KemayoranJakarta As One of the Accreditation Terms of Hospitalin 2017Hospital accreditation is for patient safety by assessing handwashing practices inworking group of Infection Prevention and Control IPC version 2012. Thepurpose of this research is to see the practice of handwashing done by nurses inKemayoran Hospital ward everyday which is one of the requirements of hospitalaccreditation. The method used is quantitative qualitative research mixedmethod . Quantitative research design is cross sectional and qualitative data isobtained by direct observation and in depth interview. The result of nurse handwashing practice was 58,3 . Age variables, workspace, workplace reminders,learning media, availability of gloves, search kars and relationship attitudesHandwashing Practice, p Value
2017
T48524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Sri Astuti
Abstrak :
Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat harus dapat menjaga mutu dan kualitas. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah melalui akreditasi. Akreditasi wajib dilakukan dan merupakan syarat ijin operasional sesuai aturan pemerintah. Rumah Sakit Prima Medika melakukan persiapan akreditasi KARS 2012 yang terdiri dari 4 sasaran pokok, namun penelitian ini pada dua sasaran yaitu sasaran keselamatan pasien dan Milenium Development Goals. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tahapan, masalah dan monitoring dalam proses persiapan akreditasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melibatkan partisipan sebanyak 7 orang yang terlibat dalam kelompok kerja akreditasi. Pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam dan penelusuran dokumen, dianalisis menggunakan content analysis. Hasil wawancara persiapan akreditasi dimulai komitmen dari seluruh jajaran rumah sakit, kelompok kerja akreditasi ditetapkan direktur, penyusunan dokumen sesuai elemen penilaian akreditasi, sosialisasi pada staf medis maupun non medis, implementasi sangat penting karena penilaian lebih terfokus pada pelaksanaan dilapangan, monitoring dan evaluasi dengan laporan monev, indikator mutu dan turun langsung ke lapangan. Kesimpulan tahapan persiapan yang penting adalah komitmen seluruh jajaran rumah sakit, melakukan pendekatan kepada dokter spesialis secara formal maupun informal, menambah pelatihan internal.
Hospitals in providing public health services should be able to maintain quality of services. One of the government's efforts to improve the quality of home services through accreditation, which is compulsory and required by government regulation. This study focus on two goals of Prima Medika Hospital in preparation of KARS 2012 accreditation: International Patient Safety Goals and Millennium Development Goals. The purpose of this study is to determine the stages, problems and monitoring in the preparation process of accreditation on the patient's safety goals and the Millennium Development Goals. This research uses qualitative method by involving 7 participants working group of accreditation. Data collected by in-depth interview technique and document tracing, then analyzed using content analysis. The results of the interviews show that the preparation phase begins with the commitment of all hospitals, the accreditation working group established by the director, the compilation of documents of the assessment elements according to the accreditation standards, program dissemination to medical and non-medical staff, then the implementation. The next stage are monitoring and evaluation, through monev report, quality indicator and field inspection. In conclusions, the very important stages in preparation process are: commitment from all level of hospital, approaches to the specialist doctors formally or informally, more internal training.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roefmilina Maaroef
Abstrak :
ABSTRAK Pelaksanaan Akreditasi Rumah sakit adalah merupakan langkah strategis dari Departemen Kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia Pengertian Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia adalah pengakuan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Rumah Sakit karena telah memenuhi standar. Pelayanan Medik adalah salah satu aspek yang akan diakreditasi, mempunyai peranan penting di rumah sakit, karena baik / buruknya pelayanan medik yang diberikan, akan menentukan baik / buruknya mutu pelayanan rumah sakit tersebut. RSUD Pasar Rebo telah mendapat kepercayaan dari Departemen Kesehatan untuk melakukan akreditasi rumah sakit pada tahun 1998 ini. Rendahnya nilai pelayanan medik pada waktu diadakan evaluasi self assessment tahap pertama, memacu Subtim Pelayanan Medik RSUD Pasar Reba untuk meningkatkan manajemen pelayanan medik dalam upaya memenuhi standar pelayanan medik. Untuk memperoleh kejelasan tentang langkah persiapan dan Cara pengorganisasian yang dilakukan Subtim Pelayanan Medik RSUD Pasar Rebo dalam upaya pemenuhan standar pelayanan medik, maka diadakan penelitian pada bulan Mei - Juni 1998 di RSUD Pasar Rebo. Metoda penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengidentifikasi langkah persiapan dan pengorganisasian Subtim Pelayanan Medik dalam upaya pemenuhan standar pelayanan medik 1 - 7. Subtim pelayanan medik secara struktur organisasi berada dibawah Komite Medik yang merupakan organisasi non struktural di RSUD Pasar Rebo. Secara organisatoris sebagai organisasi non struktural agak sulit bagi Subtim Akreditasi Pelayanan Medik untuk menata kondisi struktural agar mau memenuhi ketentuan akreditasi rumah sakit. Untuk mengatasi kendala diatas maka dalam melakukan penmgiorganisasian kegiatannya Subtim Pelayanan Medik RSUD Pasar Rebo memanfaatkan budaya organisasi yang ada di RSUD Pasar Reba dan melakukan pembagian tugasnya mempergunakan organisasi matriks sehingga walaupun bersifat nonstruktural , Subtim Pelayanan Medik ini bisa Iangsung berhubungan dengan struktural maupun nonstruktural ada dilingkungan RSUD Pasar Rebo.
Analysis on Preparation of Medical Service Accreditation ; Case Study at RSUD Pasar ReboA Hospital accreditation process is a strategic program from the Ministry of Health in order to Improve the quality care of hospital all over Indonesia Accreditation in Indonesia is mean the legitimization from the government that the hospital has already fulfill the standard. Structurally the medical service accreditation is under the position of medical committee which is nonstructural organization line at RSUD Pasar Rebo. The place of medical service is one of the accreditation aspect with an important role in the hospital. It does because whether it is good or bad will influence the quality of the hospital service. RSUD Pasar Rebo, trusted by the ministry of Health to accredited at 1998. The lower quality of medical services activity at the first self assessment evaluation had evoke Medical Service Accreditation Sub Team to improve the hospital medical service management. To get a clear understanding about the preparation stage and organizational process that was carried out by RSUD Pasar Rebo, a research had done from May-June 1998. The aim of this research was in order to fulfill the medical service standard. This research was done by using qualitative method with case study approach to identification the preparation stage and the organization process which has done by the medical service Accreditation Sub Team at RSUD Pasar Rebo. As a nonstructural organization it is difficult for the Medical Service Accreditation Sub Team to arrange its structure to follow the accreditation regulation. With an Already Formulated organizational cultural and using the organizational matrix, all the obstacle can be over come by the Medical Service Accreditation Sub Team. Therefore in the evaluative stage, RSUD Pasar Rebo stated accredited with the category full Accredited.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Putu Nilawati
Abstrak :
Review rekam medis merupakan suatu proses yang penting dalam rangka peningkatan mutu layanan Rumah Sakit sesuai akreditasi Internasional. Review rekam medis yang dilakukan belum mencapai 100%. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan wawancara dan penelusuran dokumen. Analisa data dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan standar pelaksanaan review rekam medis sudah dibuat sesuai rekomendasi tim akreditasi Internasional. Sosialisasi standar belum optimal, pemahaman tentang review rekam medis oleh dokter dan petugas gizi masih kurang, keterlibatan sumber daya manusia belum sesuai, belum adanya format laporan dan jadwal pelaporan dari instalasi rekam medis ke direksi dan belum berjalannya sistem evaluasi tindak lanjut sesuai PDCA (Plan Do Check Action). Kesimpulan: review rekam medis belum berjalan sesuai standar yang dibuat. Saran: pelaksanaan review rekam medis dimasukkan sebagai salah satu tugas pokok pejabat yang berwenang, supervisi dilakukan secara berkesinambungan, tingkatkan sosialisasi standar review rekam medis, review rekam dapat dilakukan secara rutin untuk semua rumah sakit sebagai siklus perbaikan kualitas rekam medis.
Review of medical records is an important process in order to improve the quality of service correspond Hospital International accreditation. Review of medical records that do not reach 100%. This research is a qualitative descriptive study. Data collection with interviews and document searches. Data analysis with content analysis. The results showed a standard implementation review of medical records has been made according to the International accreditation team's recommendations. Socialization of standards is not optimal, an understanding of the medical record review by physicians and nutrition workers are still lacking, the involvement of human resources is not appropriate, the lack of reporting formats and reporting schedules of the medical record installation to the directors and the evaluation system of follow-up not accordance to PDCA (Plan Do Check Action). Conclusion: a review of medical records have not been going according to the standards set. Suggestion: the implementation of medical record review included as one of the main tasks the competent authority, supervision is done on an ongoing basis, increase socialization standard medical record review, and medical record review can be performed routinely for all hospitals as medical record quality improvement cycle.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianayanti Asmira Rasam
Abstrak :
[Dalam konteks pengobatan modern, kompleksitas sistem perumahsakitan dianggap sebagai faktor utama penyebab insiden kesalahan medis. Dengan paradigma ”pelayanan berfokus pasien”, hak pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman adalah indikator utama dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 (SARS 2012) di Indonesia, melalui penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP). Adapun salah-satu jenis penyakit dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi adalah Sepsis. Pengunaan modifikasi klinis Internasional Classification of Desease (ICD) berbasis revisi ke-9, telah menimbulkan kerancuan terminologi dan meningkatkan mortalitas sepsis. Secara global, mortalitas sepsis mencapai 8 juta/tahun, dengan pertumbuhan di negara berkembang berkisar 8 – 13% per-tahun. Untuk memastikan efektifitas Keselamatan Pasien pada alur pelayanan penyakit sepsis, dilakukan penelitian terhadap imlementasi Tatakelola 6 Sasaran Keselatanan Pasien. Melalui kerangka studi kasus, dengan pendekatan kualitatif diskriptik analitik, dilaksanakan penelitian di Rumah Sakit Tebet Jakarta, pada bulan April-Mei 2015. Hasil penelitian menunjukkan, efektifitas Tatakelola 6 SKP mencapai 96,283%, dengan tingkat kesalahan 5%. Penelitian ini berhasil membuktikan implementasi Tatakelola 6 SKP pada alur pelayanan penyakit sepsis. Disimpulkan bahwa Tatakelola 6 Sasaran Keselamatan Pasien sangat efektif mengurangi resiko KP.;In the context of modern medicine, complexity hospital’s management is regarded as the primary cause of medical error (ME). The new healthcare paradigm of “Patient-Focused Care”, patient’s right to receive safe healthcare treatment is considered as main indicator in Standar Akreditasi Rumah Sakit of 2012 (SARS 2012) in Indonesia, through the implementation of the 6 Targets of Patient Safety (KP). In the category of emergency medical treatment, Sepsis is considered as a disease with high mortality and morbidity rate. The use of The International Classification of Diseases, based on Ninth Revision, have caused terminological confusion and contribute to the increase of sepsis mortality rate. Globally, sepsis’ mortality rate reaches 8 million/year or 24.000/day, with growth rate of 8-13% per-year. To ensure the effectiveness of KP standard implementation in sepsis medical treatment, a research on the implementation of 6 Targets of KP in RS Tebet is conducted. Using case study, qualitative and descriptive analysis, this research is performed in the course of April-May 2015. The research shows that effectiveness 6 Targets of KP implementation reaches 96,283%, with 5% margin of error. This research proves that implementation of 6 Targets of KP in healthcare treatment procedure for sepsis cases can reduce the risk of ME., In the context of modern medicine, complexity hospital’s management is regarded as the primary cause of medical error (ME). The new healthcare paradigm of “Patient-Focused Care”, patient’s right to receive safe healthcare treatment is considered as main indicator in Standar Akreditasi Rumah Sakit of 2012 (SARS 2012) in Indonesia, through the implementation of the 6 Targets of Patient Safety (KP). In the category of emergency medical treatment, Sepsis is considered as a disease with high mortality and morbidity rate. The use of The International Classification of Diseases, based on Ninth Revision, have caused terminological confusion and contribute to the increase of sepsis mortality rate. Globally, sepsis’ mortality rate reaches 8 million/year or 24.000/day, with growth rate of 8-13% per-year. To ensure the effectiveness of KP standard implementation in sepsis medical treatment, a research on the implementation of 6 Targets of KP in RS Tebet is conducted. Using case study, qualitative and descriptive analysis, this research is performed in the course of April-May 2015. The research shows that effectiveness 6 Targets of KP implementation reaches 96,283%, with 5% margin of error. This research proves that implementation of 6 Targets of KP in healthcare treatment procedure for sepsis cases can reduce the risk of ME.]
Universitas Indonesia, 2015
T44210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>