Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bogor: Media Pangan Indonesia, 2008
641 FRE
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Nini Jayanti
Abstrak :
Innovation is needed to preserve local culinary clover as a culinary ingredient which becomes one of the elements of the tourist attraction. With the momentum of healthy lifestyle trend in Surabaya, a beverage product is created from local ingredient in surabaya. A clover known in Latin as Marsilea Crenata is usually used as a Pecel Semanggi. Marsilea Crenata is known as herbal medicine. It used to cure sore throat, sprue, and fever. It contains high isoflavones. The herbal drink is created by producing clover powder through the stages of drying using dehydrator. The herbal beverage is produced through experimental stages with dry mix and crystallization method. Sensory test is used to discover about the taste, aroma, color, and texture of the herbal drink. They are acceptable and 53.3% of panelists like it. Nutrition test is conducted in Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya to discover the nutrition facts of the herbal drink. The herbal drink contains of 20,62% ash, 7,31% sugar, 1,16% protein, 6,15% carbohydrate, and energy 38,96 kcal/100 g. In further research other methods can be used such as vacuum drying or freeze drying so that the vitamin content is keep remain. The clover leaf utilization can be optimized by producing an instant herbal drink water clover. Thus teh Kampung Semanggi as one of tourist destinations deserves to receive more attention, particularly from the government.
Universitas Ciputra. Fakultas Pariwisata, 2016
790 JTDA 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Novera Krisnayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan semakin ketatnya persaingan dalam berbagai industri, setiap perusahaan dituntut untuk melakukan strategi yang tepat. Untuk memantau sejauh mana strategi yang dijalankan sudah tepat, perusahaan harus didukung oleh informasi yang relatif akurat. Salah satu informasi yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya produk. Strategi manapun yang dijalankan oleh perusahaan, biaya produk yang relatif akurat akan membantu dalam melakukan strategic profitability analysis.

Sistem akuntansi biaya tradisional (sistem tradisional) yang masih banyak digu nakan, mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk menggunakan dasar alokasi yang sederhana seperti, jam atau biaya tenaga kerja langsung, penggunaan bahan baku atau jam mesin. Semua dasar alokasi tersebut menunjukkan pembebanan yang proporsional antara volume produksi dengan biaya tidak langsungnya.

Informasi biaya produk yang dihasilkan akan terdistorsi. Gejala-gejala yang menunjukkan distorsi pada biaya produk adalah produk yang diproduksi dalam jumlah besar atau ukuran besar atau menggunakan proses yang sederbana akan mendapat alokasi biaya tidak langsung yang relatif terlalu besar, sebaliknya produk yang diproduksi dalam jumlah kecil atau ukuran kecil atau, menggunakan proses yang rumit akan mendapat alokasi yang relatif terlalu kecil.

Keadaan di atas dapat diatasi dengan menggunakan sistem ABC. Sistem ABC mengatribusilcan biaya tidak langsung berdasarkan konsumsi aktivitas oleh masing-masing produk. Untuk mengimplementasikan sistem ABC terlebih dahulu perlu diidentifikasikan jenis-jenis aktivitas yang terjadi di sepanjang mata rantai penciptaan nilai, yaitu unit/vo lume-related, batch related, product sustaining atan facility sustaining activities.

Kondisi-kondisi yang menunjukkan diperlukannya sistem ABC adalah perusa haan menghasilkan multi produk dengan diversitas volume atau ukuran atau proses produk si, porsi biaya tidak langsung sudah menjadi semakin besar.

Keputusan untuk sistem ABC ditentukan oleh cost of measurement, cost of error dan diversitas produk.

PT DBBC menghasilkan berbagai minuman dengan diversitas volume dan botol di tiga line. Alokasi biaya tidak langsung yang terdiri dari factory overhead bahan tidak langsung dilakukan berdasarkan jumlah liter produksi (volume-based) dengan mengabaikan perbedaan konsumsi sumberdaya dan aktivitas oleh masing-masing line. Akibatnya, minuman yang mepunyai rasa dan volume produksi yang berbeda tetapi ukuran botolnya sama serta diproduksi di line yang berbeda-beda akan mendapat alokasi biaya tidak langsung yang sama besar. Minuman yang permintaannya tinggi sehingga diproduksi dalam volume besar atau dikemas dalam botol besar (1 liter) memperoleh alokasi biaya tidak langsung yang terlalu besar. Sebaliknya, minuman yang diproduksi dalam volume kecil atau dikemas dalam botol kecil memperoleh alokasi yang terlalu kecil.

Distorsi biaya produk di atas timbul karena tidak semua biaya tidak langsung proporsional dengan hasil produksinya, contohnya perbaikan dan perawatan yang dilakukan oleh departemen Technical & Maintenance, pemakaian air dan bahan kimia untuk sanitasi, pemakaian listrik dan bahan bakar solar.

Walaupun biaya produk bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam penetapan harga, biaya produk yang relatif akurat yang dihasilkan oleh sistem ABC akan berrnanfaat bagi PT DBBC dalam melakukan strategic profitability analysis, antara lain dalam mene tapkan batas maksimum pemberian potongan harga, negosiasi manufacturing fee, penetapan product mix, perbaikan atau penyederhanaan proses kerja dan sebagainya. Perubahan dari sistem tradisional ke ABC sangat dianjurkan karena manfaat yang dapat diperoleh jauh lebih besar daripada biayanya.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk mengetahui pengaruh edukasi hidrasi dan penyediaan air minum terhadap total asupan cairan dan konsumsi minuman pada anak prasekolah. Sebanyak 183 anak 50 [44, 56] bulan; perempuan 51,9 dari studi intervensi klaster yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Hidrasi Indonesia IHWG dimasukkan dalam analisis data. Penelitian dilakukan di Jakarta Timur dari bulan Januari sampai April 2017. Kelompok anak-anak menerima edukasi hidrasi dan penyediaan air minum n = 62 anak-anak ; atau penyediaan air minum saja n = 62 anak ; atau edukasi gizi seimbang kontrol, n = 59 anak-anak . Konsumsi total asupan cairan, air putih, susu, dan minuman manis bergula diukur dengan menggunakan catatan minuman 7 hari dan Fluid Frequency Questionnaire FFQ . Tidak ada perbedaan yan signifikan secara statistik pada asupan cairan total, asupan air putih, susu total, dan minuman manis bergula di antara tiga kelompok p> 0.05 . Namun, asupan air putih dan cairan total pada kelompok intervensi ditemukan meningkat dibandingkan kelompok kontrol. Menariknya, susu rasa, dengan rata-rata kandungan gula lebih dari separuh dari rekomendasi, berkontribusi terhadap lebih dari 95 dari total asupan susu. Peneliti menyarankan agar edukasi yang spesifik dapt mencapai hasil yang lebih baik.
ABSTRACT
To determine the effect of hydration education and water provision on total fluid intake and beverage consumption among preschoolers. A total of 183 children 50 44, 56 months female 51.9 from cluster trial conducted by Indonesian Hydration Working Group IHWG were included in data analysis. The present study conducted in East Jakarta from January until April 2017. Children were received hydration education and water provision n 62 children or water provision only n 62 children or general balance diet education control, n 59 children . Total fluid, plain water, total milk, and Sugar Sweetened Beverage SSB intake were measured using 7 days fluid record and FFQ. No statistically significant different found on total fluid intake as well as plain water, total milk, and sugar sweetened beverage intake between three groups p 0.05 . However, plain water and total fluid intake among intervention groups found increased compared to control group. Interestingly, flavored milk, with sugar content more than half of recommendation, was contributed more than 95 of total milk intake. Researcher suggests that pin point education may achieve better result.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Yuliawanty
Abstrak :
Penelitian ini ingin memahami motivasi pebisnis dalam menunjukkan identitas Islami pada bisnisnya, apa yang mereka lakukan untuk menunjukkan identitas Islami-nya pada produk, dampak penyampaian identitas Islami tersebut, dan penelitian ini juga ingin mengetahui adakah nilai Islami yang diterapkan oleh bisnis ketika sebuah bisnis mengungkapkan identitas Islami-nya. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif. Adapun data diperoleh dengan metode wawancara, semi terstruktur, serta observasi online dengan 2.310 data media sosial intagram dan visual image sebanyak 20 gambar. Sepuluh bisnis yang diwakili oleh 16 partisipan telah penulis wawancarai dengan total durasi wawancara selama sekitar 18 jam 30 menit dan 17 detik . Hasil penelitian ini menemukan bahwa motivasi pebisnis dalam pengungkapan identitas Islami pada bisnis adalah nilai tauhid yang menjadi pondasi motivasi, serta keinginan untuk memberikan kebermanfaatan. Motivasi ini dituangkan dengan beberapa sarana dengan unggahan pada media sosial, ketersediaan mushala, penyajian konten pada kemasan, anjuran memakai busana muslim, dan penyajian konten pada outlet. Adapun dampak yang dirasakan dari pengungkapan identitas Islami tersebut berupa dampak internal dan dampak eksternal bagi bisnis tersebut. ...... This research aims to understand motivations, approaches, and impacts of Islamic identity disclosure by ten food and beverage businesses in Indonesia through a qualitative case study. It draws on 16 semi-structured interviews conducted in 18 hours 30 minutes and 17 seconds with founders and managers of the businesses and online observation of 2,310 social media data. Analysis of the data reveals that the fundamental motivation of the businessmen in expressing their Islamic identity is the value of monotheism and their intention to provide benefits for the others. Meanwhile, they discharge the Islamic identity through social media, making prayer rooms, and Islamic ornaments available in their outlets, packaging, and management policy to wear Muslim clothing for their employees. With these initiatives, the businesses obtain relatively positive impacts both internally and externally.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Awaluddin Fikry
Abstrak :
ABSTRAK
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan termasuk di dalamnya pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur bertujuan untuk memahami tugas dan fungsi Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur dan juga memahami tugas dan fungsi dari bagian seksi sumber daya kesehatan. Sedangkan tujuan dari tugas khusus adalah untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi tenaga farmasi di puskesmas, memahami bagaimana pengelolaan obat, pelaksanaan pelayanan farmasi klinik, laporan pemakaian dan lembar permintaan obat dan penggunaan obat rasional (POR) di Puskesmas Kecamatan Pulogadung. Peran apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur adalah sebagai pengelola Sub Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman, yang salah satu tugasnya adalah pengelolaan laporan tentang pengunaan obat dari seluruh Puskesmas di wilayah Jakarta Timur. Sementara itu Apoteker di puskemas bertugas dan bertanggungjawab dalam melakukan pelayanan kefarmasian, baik dalam pengelolaan sediaan farmasi maupun pelayanan farmasi klinik. ABSTRACT Pharmacy services are an integral part of the health care system including pharmacy services at the health center which is a technical implementation unit health districts / cities. Profession Internship at Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur aims to understand the duties and functions of the parts of the section of health resources. While the purpose of the special task is to determine the duties and functions of pharmacy staff in health centers, to understand how the drug management, the implementation of clinical pharmacy services, usage reports and sheets demand for drugs and rational drug use (POR) in the sub-district Puskesmas Pulogadung. The role of the pharmacist in Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur is as manager of Sub Section Pharmaceutical, Food and Beverage, which is one of its tasks is the management reports on the use of drugs of all health centers in East Jakarta. While the pharmacist in Puskesmas has duties and responsiblilities to perform pharmacy services, both in the management of pharmaceutical and clinical pharmacy services.;Pharmacy services are an integral part of the health care system including pharmacy services at the health center which is a technical implementation unit health districts / cities. Profession Internship at Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur aims to understand the duties and functions of the parts of the section of health resources. While the purpose of the special task is to determine the duties and functions of pharmacy staff in health centers, to understand how the drug management, the implementation of clinical pharmacy services, usage reports and sheets demand for drugs and rational drug use (POR) in the sub-district Puskesmas Pulogadung. The role of the pharmacist in Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur is as manager of Sub Section Pharmaceutical, Food and Beverage, which is one of its tasks is the management reports on the use of drugs of all health centers in East Jakarta. While the pharmacist in Puskesmas has duties and responsiblilities to perform pharmacy services, both in the management of pharmaceutical and clinical pharmacy services.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
140-18-753349122
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Kertadjaya
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian : Kulit merupakan pelindung terhadap dunia luar. Bila luka tidak cepat menutup, ada kemungkinan infeksi. Tujuan utama pengobatan luka adalah penutupan luka dengan cepat dan pembentukan jaringan parut yang fungsional dan estetik. Proses penyembuhan memerlukan sel darah, mediator , matriks ekstrasel, sel parenkim yang terluka dan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu f.inflamasi, f.proliferasi dan f.remodeling. Pada setiap perlukaan terjadi regenerasi lapisan epidermis (epidermisasi). Epidermisasi dimulai dengan proliferasi sel epitel ke arah lateral (proliferasi horisontal) dan diikuti proliferasi ke arah vertikal guna memperkuat daya lindung kulit dengan terbentuknya lapisan dengan pertautan sel-sel epitel. Petani di Jawa Barat bagian selatan mengobati luka dengan air teh hijau dan sembuh tanpa obat lain. Teh hijau mengandung katekin (20-22% dari berat daun teh hijau). Kadar epigalokatekin galat (salah satu komponen katekin) mencapai 39% dari seluruh katekin yang ada. Epigalokatekin galat merangsang pembentukan IL-1β dan TNF pada kadar 100 µg/ml dalam 1 jam secara maksimal oleh sel MN darah tepi manusia. IL-1 dan TNF merangsang neutrofil dan makrofag untuk mengeluarkan mediator lain yang berperan pada penyembuhan baik pada f. inflamasi maupun f. proliferasi. Dalam rangka upaya untuk melihat bagaimana air teh hijau dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka maka telah dilakukan suatu penelitian tentang pengaruh berbagai kepekatan katekin dalam air teh hijau terhadap ketebalan epidermis di tepi luka dan perbandingan antara lebar epidermis dengan lebar luka pada hari ke-8 setelah perlukaan. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit galur C3H berumur 3-5 bulan, BB 16,4-24,8 g; dibagi dalam 5 kelompok secara acak. Digunakan 3 macam kepekatan katekin dalam seduhan ATH yaitu yang mengandung katekin ±0,2mg/0,5 ml (kepekatan rendah), ± 2 mg/0,5 ml (kepekatan sedang = air minuman teh) dan ± 20 mg /0,5 ml (kepekatan tinggi) serta 1 kelompok yang hanya dilukai saja (K.Kb) dan 1 kelompok yang ditetesi aquadest (K.Kp). Biopsi jaringan granulasi dilakukan pada hari ke-8 setelah perlukaan dan dibuat preparat dengan pewarnaan HE. Hasil dan kesimpulan : Hasil pemberian berbagai kepekatan katekin dalam ATH pada luka kulit mencit dapat dirangkum sebagai berikut : (a) Angka rata rata ketebalan epidermis di tepi luka adalah sebagai berikut : K.Kb 30,0; K.Kp : 22,5; K.ATH 0,2 : 29,3; K.ATH 2 : 28,1; K.ATH 20 : 21,0. (Dalam mikrometer, pembesaran 100 x ). (b) Angka rata rata perbandingan lebar epidermis dengan lebar luka adalah sebagai berikut : K. Kb : 0,54; K.Kp : 0,78; K.ATH 0,2 : 0,45; K.ATH 2 : 0,43; K.ATH 20 : 0,53. Kesimpulan : (1) Analisis data ketebalan epidermis di tepi luka menunjukkan bahwa berbagai kepekatan katekin dalam ATH memberikan pengaruh yang berbeda bermakna pada ketebalan epidermis di tepi luka kulit mencit (Hhit = Ha > Htab yaitu 12,24 > 9,49; batas kemaknaan 5% tabel Kruskal Wallis pada df = 4 yaitu Hub = 9,49 ), yaitu angka rata rata ketebalan epidermis di tepi luka pada kelompok yang diberi katekin kepekatan rendah dan sedang lebih tebal dibanding kelompok yang diberi katekin kepekatan tinggi dan aquadest, tetapi hampir sama dengan yang tidak diberi apa-apa. (2) Analisis data perbandingan lebar epidermis dengan lebar luka menunjukkan bahwa berbagai kepekatan katekin dalam ATH tidak memberikan pengaruh yang berbeda bermakna (Hhit = Ha < Htab yaitu 7,49 < 9,49 ), karena angka rata-rata perbandingan lebar epidermis dengan lebar luka pada kelompok yang diberi katekin kepekatan rendah, sedang maupun tinggi lebih kecil daripada yang diberi aquadest dan yang tidak diberi apa apa. ......Scope and methods of study : The primary function of the skin is to serve as a protective barrier against the environment. Loss of the integrity of the skin as a result of injury or illness may lead to infection. The goals of treatment of wound are rapid closure of the wound and making a functional esthetical scar. Wound healing is a dynamic, interactive process involving soluble mediators, blood cells, extra cellular matrix, parenchyma cells and beginning with an acute inflammation, then tissue formation and remodeling. In every wound were epithelisation must cover the wound, epithelisation beginning with proliferation of epithelial cell in horizontal way and than in vertical way to strengthen the epidermal layer. At the Southern part of West Java, farmers while at the paddy field treated their wound with green tea beverage and were cured without other treatment. Green tea contains mostly polyphenols, especially the catechin group, about 20-22% of the dry weight, with epigalocatehin gallate as the main component (39% ). Catechin is colorless, easily soluble in water, astringent and readily oxidizable. 100µg/ml EGCG stimulated mononuclear cells of human perifer blood to produced IL-1β is and TNF maximally in one hour and IL-1β- TNF stimulated neutrophil and macrophage to produced another mediators that involved in wound healing. To investigate the effects of green tea beverage on epithelisation of skin wound healing, we gave three concentration of 0,5 cc green tea beverage (GTB 0,2, GTB 2 and GTB 20) in three consecutive days to 25 C3H skin wounded mice (3-5 months, weight 16,4 - 24,8 g ) that are divided at random into five groups. One group ( K.Kb ) was treated as control and the other group ( K,Kp ) was treated with aquadest. We biopsied the granulation tissue of the wound healing at the eighth days and make HE tissue slide. The slide was examined microscopically for the epithelial thickness at the edge of wound and count the ratio between the epithelial width and the whole width of the wound, These data were statistically analyzed. Result and conclusion : Effect of several concentration of catechin in green tea beverage on the epithelisation of skin wound healing were: (a) Mean from the thickness of epithelial tissue at the edge of the wound were (in micrometer) : Free control group: 30,0; Solution control group 22,5; Green tea 0,2 group : 29,3; Green tea 2 group : 28,1; Green tea 20 group : 21,0. (b) Mean from the ratio between the epithelial width and the whole width of the wound were : Free control group : 0,54; Solution control group : 0,78; Green tea 0,2 group ; 0,45; Green tea 2 group : 0,43; Green tea 20 group : 0,53. Conclusion: Several concentrations of catechin in green tea beverage give significant different effect on the thickness of epithelial tissue at the edge of the wound (Hhit = Ha >Htab or 12,24 > 9,49 ), especially with the low and middle concentartion of GTB but not for the ratio between the epithelial width and the whole width of the wound (Hhit = Ha < Htab or 7,49 < 9,49 ).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
T3847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nies Andekayani Enaldy
Abstrak :
ABSTRAK Ruang Lingkup dan Cara Penelitian Pembawa mikroba patogen merupakan suatu keadaan yang sangat berpengaruh dan beresiko tinggi bagi seorang tenaga penjamah makanan / Food handler, dimana pada keadaan itu tenaga kerja tersebut berada dalam fungsi tubuh sehat tetapi mengandung bibit penyakit dan dapat menularkannya atau mengakibatkan orang lain sakit. Penelitian tentang upaya penurunan prevalensi pembawa mikroba patogen pada tenaga kerja di bagian Food and beverage suatu hotel belum banyak dilakukan di luar negeri, terutama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor - faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pembawa mikroba patogen tersebut pada pekerja di bagian F & B hotel X Jakarta. Prevalensi tersebut diketahui berdasarkan pemeriksaan usap dubur. Disain penelitian adalah riset operasional terhadap 123 subyek penelitian. Pengumpulan data dasar dilakukan dengan menggunakan kuesioner / wawancara, pemeriksaan usap dubur pertama, pengambilan contoh makanan, contoh usap alat, contoh air bersih dan contoh air kolam renang. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan, terapi antibiotika untuk 42 orang pekerja yang + (positif) mikroba pada pemeriksaan usap dubur pertama. Evaluasi dengan melihat perubahan sikap dan perilaku pekerja serta penurunan prevalensi pembawa mikroba patogen pada pemeriksaan usap dubur kedua. Hasil dan Kesimpulan Dari 123 subyek penelitian pada pemeriksaan usap dubur pertama didapatkan 42 orang (34.14%) positif mengandung mikroba atau menjadi pembawa mikroba patogen. Setelah dilakukan intervensi dengan pemberian terapi antibiotika yang sesuai, didapatkan penurunan prevalensi pembawa mikroba patogen menjadi 23 orang (18,69%). Faktor yang dapat menyebabkan seseorang tenaga kerja menjadi pembawa mikroba patogen adalah riwayat penyakit yang pernah diderita selama satu tahun terakhir sebelum pemeriksaan, sedangkan faktor lain tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Dari pemeriksaan sampel lingkungan tidak menunjukkan adanya kontaminasi dengan mikroba patogen.
ABSTRACT Operational Research Decreasing the Prevalence of Microbe Pathogen Carrier among Employees of Food and Beverage Department Hotel X, Jakarta 1997Scope and Methodology Microbe pathogen carriers are potential hazards in food handlers, since they were functionally healthy, but sometime were reservoir agents for healthy people. The design of study is an operational research with the objective to improve the health of workers in the sub department F & B in hotel X. The specific objectives of this study were to identify the prevalence of microbe carriers, to decrease the prevalence and to identify relationship between prevalence of several risk factors. Until now there were no study reported had been carried out on this issue among employees of food and beverage department of hotels in Indonesia. Results and Conclusions Out of 123 subjects, 42 persons (34,14%) were tested positively in the first rectal swab examination as microbe pathogen carriers. Post intervention by giving appropriate antibiotic therapy, there was a decrease in the prevalence to 23 persons (18,69%). The major factor that might significantly influenced the condition of microbe pathogen carriers was nourishment besides personal hygiene, sex, age, marital status, education, and working period. Samples were takes also for environmental factors, such as tableware swabs, food samples, water samples, pool water samples showed no contamination with microbe pathogen.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meila Zulhiana
Abstrak :
Kepuasan pelanggan muncul saat perusahaan mengelola untuk menyediakan layanan logistik yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk memiliki sistem logistik yang baik, mengurangi biaya, dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Saat ini, persaingan antar perusahaan umumnya dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan perusahaan lain. Misalnya, transfer daya diperlukan untuk memajukan tingkat layanan pelanggan, yaitu logistik pihak ketiga (3PL). 3PL telah menjadi pendekatan utama bagi perusahaan untuk menawarkan layanan pelanggan. Dengan adanya perkembangan penelitian sebelumnya mengenai kriteria pemilihan, penelitian dengan fokus pada kriteria pemilihan 3PL memang sudah banyak, namun penelitian dengan kriteria pemilihan 3PL dengan melihat dari sudut pandang turnover masih belum ada. Dengan menggunakan metode ANP, kriteria yang digunakan adalah performa (31%), harga (25%), servis (18%), quality assurance (16%) dan turnover (10%).  Penelitian ini juga menunjukkan PT X logistics menjadi pilihan 3PL yang tepat
Customer satisfaction arise when companies manage to provide logistics services that meet or exceed customer expectations. Therefore, the company is required to have a good logistics system, reduce costs, and gain competitive advantage. Today, the competition between companies is generally influenced by their relationships with other companies. For example, the power transfer is needed to advance the level of customer service, which is a third party logistics (3PL). 3PL has become the main approach for companies to offer customer service. With the development of previous research on the selection criteria, the research with a focus on the 3PL selection criteria is already a lot, but research with the 3PL selection criteria with a view from the perspective of turnover is still no. By using ANP, the criteria used are performance (31%), price (25%), services (18%), quality assurance (16%) and turnover (10%). The study also showed PT X logistics into the right 3PL selection.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>