Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarno, John E.
[place of publication not identified]: Opus, 2010
617.564 SAR h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Magna Fitriani
Abstrak :
ABSTRAK
Obesitas masih menjadi salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Obesitas meningkatkan risiko terkenanya penyakit low back pain. Low Back Pain akan mempengaruhi fleksibilitas dari pasien. Terdapat masalah yaitu penurunan fleksibilitas pada pasien obesitas yang telah berkomplikasi LBP. Dalam penelitian ini dianalisis mengenai hubungan antara tingkat fleksibilitas dengan derajat obesitas pada wanita berusia diatas 40 tahun yang menderita low back pain di RSCM. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 56. Data sampel diambil melalui rekam medis pasien yang kemudian dianalisis menggunakan metode mann-whitney test. Hasil yang didapat adalah terdapat penurunan rata-rata range of motion pada obesitas II sebesar 8,93 derajat dibanding obesitas I obesitas I mean = 64,82 derajat dan obesitas II mean = 55,89 derajat Ditemukan juga bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat fleksibilitas dengan derajat obesitas pada wanita berusia diatas 40 tahun yang menderita low back pain di RSCM p>0,05 .
ABSTRACT
Obesity is one of the most concerns in world health including Indonesia. The obesity causes low back pain. Moreover, the low back pain interferes patient rsquo s flexibility. However, the reffered research shows the flexibility declined by LBP obesity patient. Thus, this research analyses the corelation of flexibility degree and obesity grade of women aged above 40 years old who suffers low back pain in RSCM. The design of this research is using cross sectional method with 56 samples. The samples data then analysed using mann whitney test method. In conclusion, the average of range of motion of obesity II declines 8,93 degree from obesity I the average of obesity I 64,82 degree and obesity II 55,89 degree . The result also found that no correlation of flexibility degree and obesity grade in women aged above 40 years old who suffers low back pain in RSCM p 0.05
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulvana Rachel
Abstrak :
Latar belakang : Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan masalah kesehatan kerja yang tinggi pembiayaannya. Nyeri punggung bawah merupakan penyebab tersering keterbatasan aktifitas pada mereka yang berusia kurang dari 45 tahun dan penyebab kedua tersering kunjungan ke dokter. Setiap tahun 2% populasi pekerja tidak masuk kerja akibat NPB, dan waktu yang hilang akibat NPB berkisar 4 jam setiap pekerja per tahun. Pada pekerjaan perawatan lapangan golf di PT. X, gangguan muskuloskeletal (termasuk gangguan NPB) menyebabkan bertambahnya kerugian perusahaan akibat bertambahnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan dan juga bertambahnya hari kerja yang hilang. Berdasarkan hal ini, sangatlah menguntungkan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah pada pekerja perawatan lapangan golf. Metode : Disain penelitian adalah studi kros seksional. Jumlah responden 111 orang dipilih secara stratified random sampling dari kelompok pekerja perawatan lapangan golf. Pengumpulan data berdasarkan wawancara, pemeriksaan fisik dari pengamatan baik posisi tubuh waktu bekerja (BRIEF Survey) maupun adanya pajanan getaran seluruh tubuh, yang dilaksanakan bulan Mei-Agustus 2005. Hasil : Prevalensi NPB pada penelitian ini 56,75 %. Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan NPB adalah kebiasaan olahraga (OR suaian : 4,829 ; 95 % CI : 1,927 - 12,050), berikutnya pelatihan kerja (OR suaian: 0,172; 95% CI: 0,051-0,584) dan jenis pekerjaan (OR suaian: 2,358 ; 95 % Cl ; 1,095 - 5,078). Hasil pengamatan waktu kerja menunjukkan bahwa kegiatan kerja pada bagian perawatan lapangan golf merupakan kegiatan yang dinamis dan bervariasi. Para pekerja tidak harus terus menerus dalam posisi membungkuk, demikian juga pekerja dengan peralatan mesin yang menyebabkan getaran seluruh tubuh, tidak terus menerus terpajan getaran karena dapat beristirahat. Kesimpulan dan Saran : Ada hubungan bermakna antara kebiasaan berolahraga, pelatihan kerja dan jenis pekerjaan dengan terjadinya nyeri punggung bawah. Kegiatan-kegiatan olahraga bagi para pekerja perawatan lapangan golf perlu dilanjutkan untuk meningkatkan pencegahan terjadinya NPB. Disamping itu perlu diupayakan pelatihan kerja yang terkait dengan upaya K3.
Background: Low back pain is an occupational health problem, which is most costly. Low back pain is most frequent cause of activity limitation in people younger than 45 years of age, and the second most frequent reason for physician visits. Every year, about 2% of employed population loses time from work because of low back pain and that lost time averages 4 hours per worker per year. Among the employees of golf course maintenance in P.T. X, the musculoskeletal disorders (which involve low back pain) cause to decrease the profit of the company by increasing the total expenses for the cost of employee?s health care and the time away from work. Based on this problem, it is so benefit to know sonic factor, which found among (he job of golf course maintenance that can be the related factor to low back pain. Method: The design of this research is cross sectional study. Hundred eleven respondent were selected from 265 of total golf course maintenance?s workers. Data was collected through conducting interview, filling out questionnaire, performing physical examination, and observation of working posture (BRIEF Survey) or whole body vibration in working time duration, that took time from May until August 2005. Result: Prevalence of low back pain in this study was 56,75% (63 persons of 111 respondents). The physical exercise behavior relates to low back pain significantly (adjusted OR: 4.829; 95% CI: 1.927-12.050), also the job training (OR:0. 172; 95% CI 0.051-0.584) and the occupation (OR: 2.358; 95% CI: 1.095-5.078). Observation in working time duration showed that the job of golf course maintenance were dynamic and varied. The workers had not to be always in flexi position, neither to be always exposed to whole body vibration; they could take a rest any time. Conclusion and suggestion: This study revealed that the factor that related to low back pain is physical exercise behavior, job training and the occupation. The program of physical exercise should be continued to decrease the prevalence of low back pain among worker of golf course maintenance. It is also necessary to modify the content of the work method in job training in accordance with the aspect of occupational safety and health.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faraitody Itamy
Abstrak :
Latar Belakang. Nyeri punggung bawah ( NPB ) merupakan keluhan yang sering dijumpai pada pekerja dan dapat mengurangi produktivitas pekerja. Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) merupakan sektor yang menyerap banyak tenaga kerja namun perhatian pemerintah pada kesehatan pekerja pada sektor ini dirasakan masih kurang. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian nyeri punggung bawah adalah posisi duduk pada stasiun kerja selama bekerja. Tujuan. Selain untuk mengetahui perbedaan proporsi nyeri punggung bawah antara pekerja yang duduk di bangku dengan yang di lantai, penelitian ini juga mengidentifikasi hubungan posisi punggung , masa kerja dan faktor- faktor lain dengan kejadian nyeri punggung bawah. Metode. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Pengumpulan data meliputi wawancara, kuesioner, pemeriksaan fisik umum dan spesifik serta pengamatan posisi kerja. Hasil. Secara keseluruhan dari 40 responden didapatkan proporsi nyeri punggung bawah 67,5%. Proporsi nyeri punggung bawah pada responden yang duduk di bangku sebesar 55% sedangkan yang duduk di lantai 80% namun tidak didapatkan perbedaan bermakna di antara kedua kelompok tersebut. Posisi duduk dan faktor risiko lainnya seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, masa kerja, stasiun kerja dan Indeks Massa Tubuh tidak mempuyai hubungan bermakna dengan kejadian nyeri punggung bawah. Pada analisis multivariat posisi punggung fleksi > 20º memiliki hubungan bermakna dengan kejadian nyeri punggung bawah ( ORadj 19,05 ). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara nilai Visual Analog Scale ( VAS ) pagi, siang dan sore pada pekerja yang duduk di bangku dan di lantai, namun ada perbedaan bermakna antara nilai VAS pagi, siang dan sore tiap kelompok. Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna proporsi nyeri punggung bawah antara pekerja yang duduk di bangku dan di lantai. Posisi punggung fleksi > 20º memiliki hubungan bermakna dengan nyeri punggung bawah.
Background. Low Back Pain ( LBP ) is a common complaint in workers and can reduce worker productivity. The Small and Medium Scale Enterprise is a sector that employ many workers but the government's attention to the health of worker in this sector is still low. One of the factors that influence the occurance of low back pain is sitting position in work station during work. Purpose. In addition to know the differences in the proportion of low back pain among workers who sit on the bench with on the floor, the study also identified the relationship of the back position, length of employment and other factors with the occurance of low back pain. Methods. The study used a cross sectional design. Data collection includes interviews, questionnaires, general and specific physical measurement and observation of the job positions. Result. Overall from 40 respondents, the proportion of low back pain was 67,5%. Proportion of low back pain among respondents who sat on the bench was 55% while sitting on the floor was 80% but there was no significant difference between them. Sitting position and other risk factors such as age, sex, marital status, level of education, length of work, work station and body mass index had no significant association with the occurance of low back pain. In multivariate analysis, spine flexion > 20º had a significant association with the occurance of low back pain ( ORadj 19,05 ). There was no significant difference between the value of morning, noon and afternoon Visual Analog Scale ( VAS ) on worker who sat on the bench and on the floor but significant difference among morning, noon and afternoon VAS value in each group were found. Conclusion. There was no significant difference in proportion of low back pain among respondents sat on the bench and on the floor. Spine flexion > 20º had a significant association with low back pain.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fia Wahyuni
Abstrak :
Perawat memiliki insidensi tertinggi untuk mengalami low back pain (LBP) dibanding dengan pekerja profesional lainnya yang bekerja di rumah sakit. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor risiko yang mempengaruhi keluhan low back pain pada perawat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini dipilih secara consecutive sampling pada perawat pelaksana di ruang rawat inap bedah, penyakit dalam, neurologi, intensif dan IGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 104 orang (78.8%) responden memiliki keluhan LBP. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap keluhan LBP faktor IMT, riwayat LBP, aktivitas fisik/ olahraga, jumlah jam kerja dan aktivitas saat bekerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keluhan LBP pada perawat (p value < 0,05), dengan faktor yang paling berpengaruh adalah obesitas. Penanganan terhadap faktor-faktor risiko (IMT, riwayat LBP, aktivitas fisik/ olahraga, jumlah jam kerja dan aktivitas saat bekerja) yang mempengaruhi keluhan LBP pada perawat dapat direkomendasikan untuk mencegah timbulnya keluhan LBP, sehingga tidak mengurangi kemampuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien. ......Nurses have the highest incidence of experiencing low back pain (LBP) compared with other professional workers in hospitals. The purpose of this study is to identify the risk factors affecting the nurses complaints of low back pain. The study design used is cross sectional. Respondents in this study were selected by consecutive sampling. The sample in this study was nurses in inpatient surgery ward, internal medicine ward , neurology ward, intensive care unit and emergency unit. The results showed 78.8% nurses had LBP complaint and the factors BMI, history of LBP, physical activity / exercise, hours of work and activity at work has a significant effect on complaint LBP in nurses (p value <0.05), with the most influential factor is obesity. Treatment of risk factors that affect LBP complaint to the nurse can be recommended to prevent the onset of LBP complaint, so it will not reduce the ability to implement nursing care to patients
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Nafisah
Abstrak :
Low Back Pain atau LBP adalah nyeri pada daerah punggung bagian bawah, yang dapat menimbulkan nyeri dengan frekuensi nyeri yang bervariasi. LBP pada tenaga kesehatan paling sering terjadi pada perawat, hal ini karena beban kerja perawat yang tinggi, dan beberapa jenis tindakan seperti angkat pasien, melakukan mobilisasi, ambulasi dan transfer pasien yang dilakukan secara berulang-ulang. Nyeri LBP yang ditimbulkan akan mempengaruhi kualitas hidup dan juga pekerjaan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hot herbal compress terhadap penurunan skala nyeri LBP pada perawat di RSUP Fatmawati Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain quasi exsperiment dengan pre dan postest design dengan melibatkan 34 responden yang dikelompokan menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Pemilihan responden penelitian dengan tehnik consequtive sampling. Penelitian ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan rerata skala nyeri setelah pemberian hot herbal compress antara kelompok intervensi dan kelompok kotrol (p=0,001).Terdapat perbedaan rerata penurunan skala nyeri LBP dengan diberikan terapi hot hot herbal compress daripada kelompok yang tidak diberikan terapi. Terdapat pengaruh yang signifikan hot herbal compress untuk mengatasi nyeri LBP pada perawat. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan hot herbal compress sebagai salah satu alternatif intervensi yang dapat digunakan dalam menurunkan nyeri LBP pada perawat. ......Low Back Pain (LBP) is pain in the lower back that can have varying pain frequencies. LBP in health workers is most common in nurses, owing to their high workload and a variety of repetitive actions such as lifting patients, mobilization, ambulation, and patient transfers. The pain caused by LBP will have an impact on one's quality of life as well as the work of nurses in providing care to patients. The purpose of this study is to see how Hot Herbal compress  affect the LBP pain scale in nurses at Fatmawati Hospital in South Jakarta. Methods: This study employed a quasi-experimental design with pre and post test designs, with 34 participants divided into intervention and control groups. The technique of consecutive sampling was used to select research participants. Result: The findings of this study revealed a significant difference in the mean pain scale after giving Hot Herbal compress to the intervention and control groups (p=0.000). Conclusion: There is a difference in the average decrease in LBP pain scale by giving hot herbal compress therapy compared to the group that was not given therapy. There is a significant effect of herbal compress balls to treat LBP pain in nurses. As a result, researchers recommend herbal compresses as an alternative intervention for reducing LBP pain in nurses.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Kemala Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Obesitas adalah penyakit multifaktorial yang dapat terjadi akibat akumulasi jaringan lemak yang berlebihan. Obesitas memiliki banyak komplikasi dan salah satu komplikasinya adalah Low Back Pain. Nyeri yang terjadi pada penderita Low Back Pain pada hakekatnya bukanlah merupakan suatu penyakit spesifik, melainkan merupakan sebuah keluhan atau gejala yang dirasakan. Keluhan nyeri inilah yang nantinya akan menimbulkan penurunan produktivitas dan keterbatasan aktivitas penderitanya. Dalam penelitian ini dianalisis mengenai hubungan antara tingkat nyeri dengan derajat obesitas pada wanita usia diatas 40 tahun yang mengalami obesitas dengan komplikasi low back pain di RSCM. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 60. Pengambilan data menggunakan rekam medis pasien yang kemudian dianalisis menggunakan metode chi square. Hasil yang didapat adalah terdapat hubungan antara tingkat nyeri dengan derajat obesitas pada wanita usia diatas 40 tahun yang mengalami obesitas dengan komplikasi Low Back Pain di RSCM.
ABSTRACT
Obesity and Low Back Pain in RSCM Obesity are multifactorial disease caused by excessive accumulation of fat tissue. Obesity came with many complications such as low back pain. Low back pain itself was not a spesific disease, it was just one of the symptoms or pain complaints that experienced by patients. It will gradually created some activity limitations which decrease patient productivity. This research focused on the relation between pain scale and degree of obesity for obese women above 40 with low back pain complications at cipto mangunkusumo hospital RSCM . This research was designed with cross sectional using 60 samples of obese women. The data was taken from patient medical record which was analyzed using chi square method. In conclusion, obesity degree relates with pain scale for obese women above 40 with low back pain complication at RSCM.
2016
S70379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Hidayah Illahi
Abstrak :
ABSTRACT
Low back pain merupakan masalah pada punggung yang mampu menyerang usia remaja sekolah dan memiliki angka prevalensi yang meningkat dalam satu bulan. Backpack yang biasa digunakan oleh para remaja sekolah untuk membawa kebutuhan sekolah setiap hari mampu menyebabkan low back pain. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran pemakai backpack dengan karakteristik tertentu terhadap terjadinya low back pain di SMAN 1 Bringin. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan metode purposive sampling, jumlah sampel penelitian sebanyak 99 responden. Responden rata-rata didominasi oleh remaja yang berusia 14-20 tahun, perempuan, memiliki status gizi normal. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemakai backpack dengan low back pain memiliki nilai tengah berusia 15 tahun, angka low back pain pada perempuan lebih tinggi dari laki-laki yaitu 71,7, status gizi penderita low back pain mayoritas adalah status gizi normal, dan gambaran pemakai backpack dengan low back pain cukup tinggi yaitu 76,8 . Petugas UKS perlu meningkatkan kesadaran kebutuhab edukasi bagi para siswa agar siswa terhindar dari low back pain. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi dan mengembangkan faktor yang mampu mempengaruhi kejadian low back pain agar terhindar dari low back pain.
ABSTRACT
Low back pain is a problem in the back that is able to attack teenage school age and has an increased prevalence rate in one month. Backpack used by teenagers to bring school needs every day can cause low back pain. The purpose of this research is to know the backpack wearer with certain characteristic to the occurrence of low back pain in Bringin 1 Senior High School. The research design use cross sectional with purposive sampling method, the number of research sample is 99 respondents. The average respondent was dominated by 14 20 year olds, women, having normal nutritional status. The results showed that backpack wearers with low back pain had a middle age of 15 years, low back pain rate in women was higher than men, 71.7, nutritional status of low back pain patients majority were normal nutritional status, and picture of backpacker with low back pain is quite high at 76.8 . UKS officers need to raise awareness of educational needs for students to avoid low back pain. Further research is expected to identify and develop factors that can influence the low back pain incident avoid low back pain.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Nurul Nafisah
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan pada proses kerja pekerja maintenance di Hanggar Pusat Produksi PT. Dirgantara Indonesia. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjelaskan risiko low back pain pada aktivitas manual handling. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan metode MAC Manual Handling Assessment Chart dan RAPP Risk Assessment of Pushing and Pulling untuk menilai risiko terkait postur janggal, beban kerja, frekuensi, dan durasi pekerjaan. Terdapat proses kerja terkait aktivitas manual handling yaitu peroses perbaikan mesin pembuatan tools pesawat dan penggantian coolant. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas manual handling terhadap risiko low back pain yaitu lifting, carrying, team handling dan pushing / pulling p-value 0.000 . Berdasarkan skor MAC dan RAPP hasil skor lifting 8-14, skor carrying 7-13, skor team handling 10-16 dan skor pushing / pulling dengan menggunakan medium equipment 7-13. Sedangkan untuk hasil faktor individu menunjukan tidak terdapat hubungan dengan risiko low back pain. ......The research wa done in the work prosess of maintenance workers in Hanggar Production Center PT. Dirgantara Indonesia Aerospace Industries . The purpose is explaining low back pain risk in manual handling activity. The research uses cross sectional design along with MAC Manual Handling Assessment Chart and RAPP Risk Assessment Of Pushing and Pulling toassess the risk associated with odd posture, workload, frequenct, and duration of work. There are two process associated with manual handling activity are process of repairing machine, making airplane tools, and changing the coolant. The result is having relationa manual handling activity with low back pain p value 0.000 . Such as lifting, carrying, team handling and pushing pulling based on score MAC and RAPP with lifting score 8 14, carrying score 7 13, team handling score 10 16 and pushing pulling with used medium equipment score 7 13. However, the result of individu factor doesn 39 t relation with low back pain risk.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Wulandari
Abstrak :
Saat ini COVID-19 muncul sebagai masalah kesehatan global. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV2. Virus ini dirasakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tingkat penularan dan penyebarannya yang relatif cepat menuntut pemerintah membuat suatu kebijakan guna memutus rantai penularan COVID-19. Pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Namun kebijakan ini berdampak terhadap seluruh bidang kehidupan masyarakat, salah satunya adalah perubahan sistem kerja yang dilakukan di rumah secara online atau dikenal dengan istilah work from home. Sistem ini membuat pekerja cenderung tidak memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja sehingga terbiasa dengan posisi duduk yang tidak ergonomis dan monoton dalam waktu yang lama. Hal ini berisiko menyebabkan gangguan kesehatan muskuloskeletal, yaitu nyeri punggung bagian bawah/ low back pain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian low back pain pada tenaga kerja yang menjalani work from home di Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Subjek pada penelitian ini adalah tenaga kerja yang menjalani WFH di Jakarta Selatan yang terdiri dari 110 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen Roland-Morris yang disebar secara online melalui media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 76 responden (69,1%) mengalami keluhan low back pain. Selain itu, hasil penelitian variabel lain menunjukkan bahwa usia responden berkisar antara 2551 tahun dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Responden dengan posisi duduk membungkuk berjumlah 44 orang (44,5%) dan 43 orang dengan posisi duduk tegak (39,1%). Diketahui rata-rata responden duduk selama 8-9 jam dalam satu hari dan responden melakukan aktivitas olahraga rata-rata 76,52 menit dalam seminggu. ......Currently COVID-19 is emerging as a global health problem. COVID-19 is a disease caused by the SARS-CoV2 virus. This virus is felt all over the world, including Indonesia. The rate of transmission and its relatively fast spread requires the government to make a policy to break the chain of transmission of COVID-19. The government implements Large-Scale Social Restrictions. However, this policy has an impact on all areas of people's lives, one of which is the change in the work system that is carried out at home online or known as work from home. This system makes workers tend not to pay attention to occupational health and safety so they are accustomed to sitting positions that are not ergonomic and monotonous for a long time. This is at risk of causing musculoskeletal health problems, namely lower back pain. This study aims to describe the incidence of low back pain in workers who undergo work from home in South Jakarta. This study uses quantitative research methods with a cross-sectional design. The subjects in this study were workers who underwent WFH in South Jakarta which consisted of 110 respondents using a sampling technique, namely purposive sampling. Data collection was carried out using the Roland-Morris instrument which was distributed online through social media. The results showed that as many as 76 respondents (69.1%) experienced complaints of low back pain. In addition, the results of the study of other variables showed that the age of the respondents ranged from 2551 years with more women than men. Respondents with a bent sitting position amounted to 44 people (44.5%) and 43 people in an upright sitting position (39.1%). It is known that the average respondent sits for 8-9 hours in one day and the respondent does sports activities an average of 76.52 minutes a week.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>