Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1984
371.4 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erford, Bradley
Singapore : Brooks/Cole Cengage Learning, 2013
361.06 ERF a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tirani
Abstrak :
Pencapaian tujuan layanan bimbingan dan konseling yang berkualitas memerlukan keterlibatan manusia dan sumber daya lain yang dikelola secara berkualitas dan efektif, menjadi latar belakang penelitian ini. Permasalahan penelitian berdasarkan fakta yakni administrasi bimbingan dan konseling sering terabaikan, kompetensi guru BK masih rendah, proporsi guru BK tidak seimbang dengan jumlah siswa mengakibatkan guru BK kesulitan mengatur tugasnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling berjalan mengikuti dinamika tugas-tugas perkembangan siswa dan berupaya memfasilitasi kebutuhan peserta didik meliputi aspek personal, sosial, akademik dan karier. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan layanan bimbingan dan konseling di Taman Madya 1 Jakarta Pusat belum mampu melaksanakan semua komponen kebutuhan siswa. Hampir semua layanan hanya pada masalah yang muncul saja sehingga lebih pada pelaksanaan fungsi penyembuhan (kuratif ) saja. Penelitian ini menyarankan kebijakan harus memperkuat bidang bimbingan dan konseling sampai pada tingkat sekolah. Administrator sekolah harus memberikan program bimbingan dan konseling di sekolah secara terjadwal serta anggaran program BK yang sesuai. Konselor harus melaksanakan tugas pokok secara sistematis.
The accomplishment of objective of qualified guidance and counseling service that requires effectively and well-managed human and other resources involvement becomes the relational of this study. Based on the real phenomenon, the problems of this study are: guidance administration and counseling is often overlooked, low competence of counselor, the proportion of counselor is not balanced by the number of students which resulted in counselor difficulty for organizing tasks. This study is aimed to know the implementation of management of guidance and counseling takes place following the dynamics of adolescent development tasks of students and seeks to facilitate the students?needs such as personal, social, academic aspects and career. The approach of this study uses qualitative method through interview technique, observation and documentary review. The result of this study indicates that guidance and counseling services in Taman Madya 1 Central Jakarta has not been able to implement all components of students? needs. Almost all services are conducted only in term of the arising problems, so the services tend to implement healing function (curative). The result of this study suggest that Educational Unit to provide proper policy in order to strengthen guidance and counseling sphere to school level. School administrators should provide well-organized guidance and counseling programs at schools and appropriate budget for the program itself. Counselors must perform basic tasks systematically.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farihah Sulasiah
Abstrak :
ABSTRAK
Informasi tentang kesehatan sebagai usaha preventif dapat diperoleh melalui jalur pendidikan. Sekolah sebagai sarana pendidikan tidak hanya terbatas memberikan pengetahuan dan informasi tetapi juga memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa yang diwujudkan dengan keberadaan guru BK. Guru BK memiliki 4 fimgsi dalam kesehatan reproduksi yaitu fungsi pemahaman, pencegahan, pcrbaikan dan pengembangan pribadi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang peran gum bimbingan konseling dalam kesehatan reproduksi remaja pada dua SMP di Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Pengumpulan data melalui WM, FGD, observasi dan telaah dokumen pada bulan Mei 2007 di SMP Negeri X dan SMP swasta Y. Guru BK yang bermgas scbagai informan utama dan kepala sekolah, guru, siswa dan pejabat diknas sebagai informan pendukung. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa masalah kespro di SMP Ncgeri X lebih beragam dibandingkan dengan masalah kespro di SMP Swasta Y. Sementara im persepsi dan sikap guru BK di kedua sekolah terhadap kesehatan reproduksi memiliki persamaan, sehingga gum BK merasa perlu meiaksanakan perannya sebagai fasilitator maupun konselor dalam kesehatan reproduksi remaja. Namun karena keterbatasan pengetahuan tentang hal ini maka guru BK di kedua sekolah melaksanakan perannya sebatas pengetahuan dan pengalaman yang dimi|iki_ Gum BK di SMP Swasta Y lebih menunjukkan peranannya dibandingkan dcngan gum BK SMP Ncgeri X. Hal ini ditunjukkan dengan pelaksanaan tugas guru BK baik sebagai fasilitator dan konseior yang aktif berinteraksi dengan siswa dan mendapatkan kesan positifdari siswa_ Kenyataan ini didukung oleh keterlibatan kepala sekolah di SMP Swasta Y dalam mensosialisikan keberadaan layanan BK kepada siswa dan pelaksanaan bentuk kerjasama clengan instansi lain dalam memberikan pengeiahuan kespro kcpada siswa. Peran guru BK di SMP Ncgeri X belum dapat berjalan optimal, hal ini lebih diakibatkan karena kurangnya pendelcatan guru BK terhadap siswa, kesan negatif siswa terhadap keberadaan guru BK serta kurangnya kcyakinan guru dan siswa terhadap kemampuan BK dalam memberikan jaminan kcrahasiaan. Gum BK di SMP Negeri X juga merasakan kurang optimalnya peran guru BK sebagai akibat dari besarnya jumlah siswa yang ditangani dan tidak adanya insentif yang diberikan jika beban kerja melebihi ketentuan mengakibatkan menurunnya motivasi gum BK dalam pelaksanaan tugasnya. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan peran guru BK tidal: hanya dipengamhi oleh faktor individu tetapi juga ada faktor lain dalam hal ini keberadaan dukungan organisasi. Pada akhirnya agar pelaksanaan peran guru BK dalam kesehatan reproduksi remaja dapat berjalan optimal, maka perlu dilakukan berbagai usaha yang menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah dan instansi yang terkait dalam hal ini Depdil-:nas dan Depkes. Pihak sekolah disarankan Iebih mensosialisasikan keberadaan guru BK seperti yang dilaksanakan di SMP Swasta Y, mempenimbangkan sumberdaya yang dapat mendukung pelaksanaan peran gum BK, melakulcan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja guru BK dan mempertimbangkan pemberian insentif sesuai ketentuan yang berlaku sebagai reward atau salahsatu bentuk upaya memotivasi gum BK. Depdiknas dan Depkes sebaiknya mempenimbangkan strategi dalarn usahanya menangani masalah kespro remaja melalui keberadaan guru BK di sekolah balk berupa pelaksanaan pelatihan dan penyediaan buku atau media penunjang yang dapat dimanfaatkan gum BK dalam melaksanakan perannya.
ABSTRACT
Reproduction health campaign can be considered as a preventive action in education process. School as education institute shall perform not only in knowledge transfer, but also in giving guidance to student, which carried out by counselling teacher. Counselling teacher has four functions in reproduction health education; those are understanding, prevention, upgrading, and personality improvement. Research was conducted to get description about the role of counselling teacher in giving guidance for reproduction health. This research conduct on 2 Junior High School in District Jagakarsa, Jakarta Selatan. Data collection through Indepth Interview, Focus Group Discussion, observation, and documentation studies were held on May 2007 in Public Junior High School X and Private Junior High School Y. Counselling teachers provide main infomation source while headmaster and teachers provide additional information. Result has shown that reproduction eases in Public Junior High School X are varied than Private Junior High School Y. Meanwhile, counselling teachers in those schools have similarity in perception and action. Nevertheless, because of limitation of knowledge, those counselling teacher only perform as far as their knowledge and experience. Counselling teachers in Private Junior High School Y perform their role better than counselling teachers in Public Junior High School X. This shown in their action as facilitator and actively interact with student with good responses from student as result. ln Private Junior High School Y, They also supported by headmaster in socializing counselling function to student and creating cooperation with other institute in reproduction education. The Role of counselling teacher in Public Junior High School X could not perform optimal, mostly caused by minimum eITort by counselling teacher in approaching the student, negative opinion of student to their counselling teacher and confidentially aspect. Counselling teacher in Public Junior High School X already realize regarding their role but the ratio between students and counselling teachers are wide and no such given incentive. These affect their motivation in perform their role. This condition can show that results are affected not only by individual manner but also by organization manner. ln the end, rolc of counselling teacher in health reproduction could be perform well as if there is integrated effort between Department of National Education and Department of Health. School shall be strongly socialized their counselling, Private Junior High School Y as an example. School shall support to counselling?s role with monitoring and evaluating to their performance. A reward system shall be applied to motivate them, Department of Health and Department of National Education can consider to develop strategy to handle teenager reproduction health matter by utilize counselling in school and provide training and media to improve counselling teacher to perform their role.
2007
T34584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misroni
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang evaluasi koleksi menggunakan metode conspectus bidang bimbingan konseling di perpustakaan STAIN Curup. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan koleksi buku bidang bimbingan konseling di perpustakaan STAIN Curup yang disesuaikan dengan proses pengadaan koleksi, (2) memetakan kekuatan dan kelemahan koleksi buku bidang bimbingan konseling yang dimiliki perpustakaan STAIN Curup. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan dengan melakukan analisis dokumen dan wawancara, mencocokkan dengan daftar standar indikator conspectus. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan paramater kualitas koleksi yang berguna untuk internal perpustakaan yakni pembenahan pengadaan koleksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa koleksi bidang Bimbingan Konseling di Perpustakaan STAIN Curup berada pada kisaran 1b sampai 2b. Penilaian terhadap kekuatan koleksi yang dilakukan oleh evaluator pada kenyataannya sangat dipengaruhi oleh variasi judul-judul yang tersedia. Analisis bahasa pada bidang Bimbingan Konseling memperlihatkan bahwa mayoritas koleksi untuk tiap kelas memiliki indikator Y yang berarti bahan literatur didominasi oleh salah satu bahasa selain bahasa Inggris yakni bahasa Indonesia. Cakupan kronologis pada bidang Bimbingan konseling bisa dikatakan cukup relevan dengan kebutuhan informasi yang mutakhir. Bahan literatur terbitan 5 tahun terakhir mencapai 65.1%.di mana idealnya mencapai 10%. ......This research discusses the Collektion evaluation using the Conspectus Method Field Counseling Guidance of STAIN Curup Library. The objectives of the research are (1) to describe a collection field the counseling guidance of STAIN Curup Library, (2) to map the collection's strengths and weaknesses by STAIN Curup Library, This research is a quantitative research with a descriptive approach. The data are collected by document analysis, interviews, and list of conspectus indicators standard. By evaluating the collection can be assessed to meet the standar. This research is proposed to determine the collection's strengths and weaknesses. This research also expected to be a parameter quality of collection for the managemen of procurement library. The results of the research is that the collection of counseling guidance is in the range of 1b to 2b. The assessment of the strength of the collection made by the evaluation is in fact strongly influenced by variations in the titles available. Analysis of language showed that the majority of collection for each class Y has an indicator which means the material of literature is dominated by one language other than English that is Indonesian language. Chronological coverage can be quite relevant to the needs of current information, reached 65.1% where ideally reach 10%.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29273
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Jasmine
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara persepsi siswa terhadap program Bimbingan Konseling (BK) Karir dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 3 di Jakarta. Pengukuran persepsi siswa terhadap BK Karir dikembangkan berdasarkan Tujuan BK Karir pada Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan terbagi ke dalam dua aspek yaitu kurikulum BK Karir dan Guru BK. Pengukuran adaptabilitas karir diukur menggunakan Skala Adaptabilitas Karir (Indianti, 2015) yang disesuaikan untuk anak SMA. Partisipan berjumlah 272 siswa SMA yang berasal dari sekolah negeri dan swasta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara BK Karir yang dipersepsi positif oleh siswa dengan adaptabilitas karir (r = 0,144; p = 0,009; signifikan pada L.o.S 0,01). Artinya semakin tinggi peran BK Karir yang dipersepsi positif oleh siswa, maka semakin tinggi adaptabilitas karirnya. Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa kurikulum karir memiliki koefisien korelasi lebih besar daripada guru BK. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan program bimbingan konseling karir di sekolah mampu meningkatkan kualitas kurikulum BK Karir dan guru BK agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam memutuskan karir selepas SMA. ...... This research was conducted to find the correlation between student perception toward Career Counseling program and career adaptability among 3rd grader students in Senior High School in Jakarta. Students? perception in Career Counseling was measured by adapting The Vision of School Counseling Program which stated in Permendikbud No. 111 Tahun 2014 and divided into two aspects which are career curriculum and teacher. Meanwhile career adaptability was measured by Skala Adaptabilitas Karir (Indianti, 2015) which adjusted to high school students. Number of participants in this research was 272 students came from public and private senior high school in Jakarta. Result of this research shown that career counseling which is perceived positively by students has a correlation with career adaptability (r = 0,144; p = 0,009; significant at L.o.S 0,01). Which means, the higher amount of career counseling perceived positively, the higher career adaptability. Research also found that career curriculum has higher correlation coefficient than teacher. The research result could be used to improve the quality of curriculum and teacher to develop students? career adaptability.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azni
Depok: Rajawali Pers, 2022
297.431 AZN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tohirin
Jakarta: Rajawali Pers, 2016
001.42 TOH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Telaumbanua, Kaminudin
Abstrak :
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui konsep dasar layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal. Bimbingan dan konseling di SD dilaksanakan oleh guru kelas. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Peran guru dalam kegiatan BK, yaitu sebagai informator, organisator, motivator, director, inisiator,transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator.
Jakarta: Universitas Dharmawangsa, 2016
330 MIWD 49 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Puspitarini Darminto
2010
S3611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>