Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mokh Sobirin
"Selama lima belas tahun terakhir wilayah Pegunungan Kendeng Utara, Jawa Tengah, menjadi wilayah panas perebutan sumber daya alam antara petani melawan korporasi yang didukung oleh negara. Wilayah ini menjadi sasaran perluasan perusahaan pertambangan semen sebagai akibat setelah Cina menutup separuh pabrik semennya. Otonomi daerah menjadi salah satu alasan yang digunakan daerah dengan potensi cadangan kapur membuka diri untuk investasi pertambangan semen. Perebutan sumber daya antara negara, korporasi dan petani pun tak terhindarkan. Gerakan petani Samin menjadi motor gerakan perlawanan dengan beragam cara. Salah satunya dengan bertransformasi dari kelompok berskala lokal menjadi kelompok petani terbuka dengan ide keadilan lingkungan dengan jejaring lintas negara. Melalui Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK), gerakan ini memadukan pengetahuan modern dan tradisional untuk memproduksi pengetahuan alternatif yang berguna untuk kepentingan gerakan. Dengan menggunakan pendekatan yang ditawarkan oleh Stuart Allan, tulisan ini menjelaskan proses produksi pengetahuan melalui dua repertoar yaitu secara in-situ (circuited knowledge) dan ex-situ (networked knowledge). Posisi penulis sebagai aktivis sekaligus etnografer menjadi hal penting untuk melihat relasi antara praktek gerakan dan bagaimana produksi pengetahuan direfleksikan oleh subyek yang terlibat di dalamnya.

Over the last fifteen years the North Kendeng Mountains region, Central Java, has become a field for the struggle for natural resources between farmers and corporations supported by the state. This region was targeted by the expansion of the cement mining company after China closed half its cement factory. Regional autonomy is one of the reasons used by regions with potential limestone reserves opening up for investment in cement mining. The struggle for resources between the state, corporations, and farmers was inevitable. The Samin peasant movement became the motor of the resistance movement in various ways. One of them is by transforming from a local scale group into an open farmer group with the idea of ​​environmental justice with global network support. Through the Kendeng Mountains Concerned Community Network (JM-PPK), this movement combines modern and traditional knowledge to produce alternative knowledge that is useful for the benefit of the movement. Using the approach offered by Stuart Allan, this paper explains the process of co-production of knowledge through repertoire, namely, knowledge produced in-situ (circuited knowledge) and ex-situ (networked knowledge). The position of the writer as an activist as well as ethnographer becomes important to see the relationship between the practice of the movement and how the production of knowledge is reflected by the subjects involved in it."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Yuhasril Efendi
"Anak jalanan adalah salah satu masalah sosial yang rumit di banyak negara, termasuk Indonesia. Fenomena ini tidak hanya terkait dengan aspek ekonomi, tetapi juga menyangkut kesehatan, pendidikan, dan hak asasi manusia. Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan kebijakan Program Kesejahteraan Sosial Anak untuk anak jalanan, memberikan mereka akses ke rehabilitasi sosial, jaminan sosial, dan pemberdayaan sosial. Kota Depok menjadi salah satu kota yang aktif menjalankan kebijakan ini sebagai program unggulan oleh Dinas Sosial. Keberhasilan ini tercermin dari penurunan jumlah anak jalanan yang signifikan dibandingkan dengan kota-kota lain di wilayah Jabodetabek, serta penghargaan sebagai Kota Layak Anak yang diterima. Penelitian ini mengadopsi konsep implementasi kebijakan co-production, yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1980-an.  Teori ini diperkuat oleh Ostrom (2001) di mana ia mengusulkan co-production sebagai strategi untuk meningkatkan penyediaan layanan publik melalui kerjasama aktif antara pemerintah dan masyarakat. Co-production mengkonseptualisasikan pemberian layanan sebagai suatu proses di mana pemerintah dan masyarakat berbagi tanggung jawab dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program atau kebijakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan fokus pada observasi dan pengujian teori yang ada, serta menerapkan konsep governance dalam konteks co-production sebagai landasan konseptual. Data dikumpulkan melalui observasi non-partisipan, wawancara semi-terstruktur dengan berbagai pihak terkait, dan studi dokumen dari arsip internal Dinas Sosial Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi program pemberdayaan anak jalanan oleh Dinas Sosial Kota Depok telah menerapkan konsep co-production dengan empat tahapan utama: perencanaan bersama, implementasi, keterlibatan masyarakat, dan penilaian bersama. Partisipasi aktif dari anak jalanan, keluarga mereka, dan masyarakat merupakan kunci keberhasilan program ini. Program berhasil menurunkan jumlah anak jalanan di Kota Depok meskipun beberapa titik masih ditemukan anak jalanan. Meskipun menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan stigma sosial, kerjasama yang baik antara semua pihak terlibat telah membantu mengatasi hambatan tersebut. Evaluasi bersama menunjukkan bahwa program ini efektif dan relevan, meskipun perlu perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan dampak jangka panjangnya.

Street children are a complex social issue in many countries, including Indonesia. This phenomenon encompasses not only economic aspects but also health, education, and human rights concerns. The Indonesian government has implemented the Child Social Welfare Program for street children, providing them access to social rehabilitation, social security, and empowerment. Depok City is actively implementing this policy as a flagship program through its Social Welfare Office. Success is evident in the significant reduction in the number of street children compared to other cities in the Jabodetabek region, along with recognition as a Child-Friendly City. This research adopts the concept of co-production in policy implementation, first developed in the 1980s. The theory, reinforced by Ostrom (2001), proposes co-production as a strategy to enhance public service provision through active collaboration between government and the community. Co-production conceptualizes service delivery as a process where government and the public share responsibility in designing, implementing, and evaluating programs or policies. The study employs a post-positivist approach focusing on observation, theory testing, and applies governance concepts within the context of co-production as a conceptual foundation. Data collection utilized non-participant observation, semi-structured interviews with various stakeholders, and document studies from Depok City Social Welfare Office's internal archives. Findings indicate that the implementation of the street children empowerment program by Depok City's Social Welfare Office follows four main stages of co-production: joint planning, implementation, community engagement, and joint evaluation. Active participation from street children, their families, and the community is crucial to the program's success. Despite challenges such as resource limitations and social stigma, effective collaboration among stakeholders has helped overcome these barriers. Joint evaluations show the program's effectiveness and relevance, though continuous improvement is necessary to enhance its long-term impact."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renaldiansyah
"

Permasalahan transportasi DKI Jakarta merupakan masalah umum di DKI Jakarta. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta mencari solusi untuk mengurangi permasalahan transportasi, salah satunya melalui peningkatan pelayanan transportasi publik, yaitu MRT Jakarta. Moda transportasi MRT Jakarta dikelola oleh PT MRT Jakarta sebagai sebuah BUMD di DKI Jakarta. Dalam perjalanan pelayanan transportasi publiknya, PT MRT Jakarta dapat menerapkan co-production pada pelayanannya. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis penerapan co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta. Pernyataan Osborne & Strokosch (2013) mengenai enhanced co-production, menjadi landasan teori pada penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu post-positivist dengan teknik pengumpulan data melalui survei, wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian yang diperoleh dengan melihat penerapan co-production tersebut berdasarkan dimensi operasional dan strategis. Dimensi operasional digambarkan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah, dan lembaga sektor ketiga dalam pengawasan dan evaluasi pelayanan MRT Jakarta. Keterlibatan tersebut seperti monitoring dan evaluasi berkala. Sedangkan pada dimensi strategis digambarkan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah, dan lembaga sektor ketiga dalam perencanaan pelayanan MRT Jakarta. Keterlibatan tersebut seperti identifikasi awal perencanaan dan pemanfaatan TIK dalam perencanaan pelayanan transportasi publik. Oleh karena itu, co-production dalam pelayanan transportasi publik oleh PT MRT Jakarta sudah diterapkan, meskipun keterlibatan masyarakat dalam pengawasan, evaluasi, dan perencanaan pelayanan tersebut masih rendah.


Transportation has become a common problem in DKI Jakarta. Because of that, DKI Jakartas Provincial Government are looking for the solutions to lower that problems, one of them is by improving the public transportation services, specifically in the MRT Jakarta. The MRT Jakarta is managed by PT MRT Jakarta as a Regional Owned Enterprise in DKI Jakarta. PT MRT Jakarta can implements co-production in its services. The purpose of this research is to analyze the implementation co-production in public transportation services by PT MRT Jakarta. Osborne & Strokoschs (2013) statements regarding enhanced co-production used as the theoretical framework of this study. The data needed for this research is collecting through surveys, interviews, and library studies based on the post-positivist approach. The results of this research shows the application of co-production based on the operational and strategic dimensions. In the operational dimension, it is depicted by the involvement of the citizen, government, and third sector organization in supervision and evaluation MRT Jakarta services. This involvement such like periodic monitoring and evaluation. While in the strategic dimension it is depicted by the involvement of the citizen, government, and third sector organization in the planning of MRT Jakarta services. This involvement such like initial identification of planning and using ICT in public transportation services planning. Therefore, co-production in public transportation services by PT MRT Jakarta has been implemented, even though citizen involvement in supervision, evaluation, and planning of its services is still low.

"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Saufa Yardha
"Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap program televisi anak bermuatan edukasi, yaitu program “Jalan Sesama”. Penelitian berfokus pada analisis dinamika yang dihadapi “Jalan Sesama” dalam proses produksi dengan sistem co-production dan distribusi program melalui industri penyiaran televisi. Proses penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data berupa wawancara serta dokumentasi rekaman arsip. Hasil penelitian menemukan gambaran proses dinamika yang di dalamnya terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh program “Jalan Sesama”. Permasalahan itu ditemukan dalam tahap praproduksi, produksi, pascaproduksi, dan distribusi program. Permasalahan dalam tahap praproduksi adalah kesulitan merumuskan konsep tentang nilai-nilai yang merepresentasikan Indonesia. Permasalahan dalam tahap produksi adalah tantangan untuk dapat merumuskan ide cerita bermuatan edukasi dengan tetap menjaga aspek yang menghibur dan menyenangkan bagi anak. Permasalahan dalam tahap pascaproduksi adalah memastikan bahwa program yang diproduksi memiliki dampak positif bagi anak serta memenuhi kriteria karya audiovisual yang berkualitas. Selanjutnya, penelitian ini menemukan permasalahan
utama yang cukup signifikan dalam tahap distribusi program. Permasalahan yang dihadapi adalah kondisi media penyiaran televisi di Indonesia yang masih sangat berorientasi komersial. Sementara “Jalan Sesama” adalah program edukasi yang bersifat non-profit oriented dan tidak menyetujui adanya penayangan iklan. Permasalahan lainnya timbul karena peran lembaga penyiaran publik yang tidak dapat diharapkan oleh adanya kebijakan tertentu
yang tidak wajar dalam biaya tayang program. Permasalahan yang ada semakin rumit ketika peran pihak regulator dan regulasi yang mengatur bidang penyiaran televisi di Indonesia saat ini, belum memadai untuk mendukung keberlanjutan program televisi anak bermuatan edukasi seperti “Jalan Sesama”.

This research is a case study about children educational content television program which is “Jalan Sesama” program. This research focused on the analysis of the dynamic in the production process by co-production system and the program distribution through the television broadcasting industry. This research conduct by qualitative approach and collecting data method by the depth interview and archives documentation recording. This research find a picture of dynamic process in “Jalan Sesama” production which contain several problems. The problems are include the pra-production, production, postproduction, and distribution process. The problem in preproduction program is the difficulties to formulate the concept about any values that representing Indonesia. The problem in production process is how to formulating the educational story idea with constantly keep the fun and pleasure aspect for children. The problem in postproduction process is to ensure that the program which has been produced give positive impact for children and fill the criteria of qualified audiovisual creation. The another problem that more significant find in the process of program distribution. The problem is the condition of television broadcasting industry landscape that commercial oriented. While “Jalan Sesama” is the educational program that has non-profit oriented and do not agree with the commercial advertising. The role of public television station also cannot be hoped, because there is a certain policy that not proper for the airing program cost. The challenge become more complex when the role of regulator and regulation who is regulate the television broadcasting sector do not have serious action to support the continuity of children educational television program as “Jalan Sesama"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandi Nugroho
"ABSTRAK
Penelitian ini meneliti pengaruh pelibatan dan keterlibatan konsumen dalam penciptaan nilai produk perusahaan value co-creation practice terhadap customer loyalty pada forum komunitas pengguna Mobile Legends di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu 100 anggota forum di website Mobile Legends yang aktif terlibat dalam pengembangan game Mobile Legends di forum tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey dengan penyebaran kuesioner, kemudian data yan terkumpul dianalisis mengunakan regresi linear. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara value co-creation terhadap customer loyalty para pengguna game Mobile Legends.

ABSTRACT
This research investigate the influence of customer involvement on value co creation practice with customer loyalty at Mobile Legends users of forum community in Indonesia. This research uses a quantitative approach. The sample that used in this research is 100 members of the forum at Mobile Legends website which she he actively involved in the development of Mobile Legends game in the forum. Data collection was done by survey with questionnaires spread, then the collected data were analyzed using linear regression. The results of this study indicate that there is a significant influence between the value co creation on Customer Loyalty of Mobile Legends game users.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatika Istiqomah
"Program Prioritas Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK. Ditemukan bahwa untuk kegiatan di luar Puskesmas masih dibutuhkan tenaga untuk melakukan kunjungan rumah sehingga banyak ODGJ yang belum memiliki kepatuhan dalam mengkonsumsi obat secara rutin. Fenomena tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga pada layanan kesehatan jiwa di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, berdasarkan enam elemen dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan co-production. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivist, mengumpulkan data dengan melakukan wawancara mendalam serta dokumen-dokumen sebagai data sekunder, dan melakukan analisis secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan acuan teori yang dipakai yakni Elemen co-production oleh Lucie, Josh& David dan Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan co-production oleh Bovaird& Loeffler. Hasil dari penelitian ini yakni : 1) adanya keterlibatan masyarakat melalui kader namun belum dioptimalkan; 2) kurang seimbangnya jumlah SDM yang terbatas, dengan jumlah penduduk dan luas wilayah kecamatan Jatinegara; 3) sosialisasi dan pendataan masih perlu ditingkatkan

The Republic of Indonesia's Ministry of Health's Priority Program in the Healthy Indonesia Program with the Family Approach (PIS-PK) in accordance with Minister of Health Regulation No. 39 of 2016 concerning Guidelines for Implementing PIS-PK. They also still have no access to local health facilities because there is no effective referral system for mental health cases in the community. This phenomenon raises questions about how the implementation of the Healthy Indonesia Program with the Family Approach to mental health services in the Jatinegara District Health Center, based on six elements and factors that influence the implementation of co-production. The method used in this research is post-positivist, collecting data by conducting in-depth interviews and documents as secondary data, and conducting qualitative analysis. The analysis was carried out with reference to the theory used namely the Co-production Element by Lucie, Josh & David and the Factors influencing the implementation of co-production by Bovaird & Loeffler. The results of this study are: 1) there is community involvement through cadres but has not been optimized; 2) unbalanced limited number of human resources, with the total population and area of ​​the district of Jatinegara; 3) socialization and data collection still needs to be improved."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Alam Nugraheni
"Dampak keterbatasan pelayanan kesehatan akibat pandemi Covid-19 membuat Pemerintah Kota Semarang menginisiasi Program Kampung Siaga Candi Hebat (KSCH) sebagai pendekatan terpadu untuk membangun ketahanan, meminimalkan biaya, serta meningkatkan partisipasi masyarakat. Adapun, masyarakat diorganisasikan untuk dapat membantu sesama sebagai langkah penanggulangan Covid-19 di tingkat terendah. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan masyarakat Kecamatan Semarang Utara pada aspek Kesehatan Program KSCH melalui mekanisme co-production sekaligus menjadi keterbaruan literatur co-production pandemi Covid-19 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivist dengan tujuan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan dua aktor pemerintah, lima aparat pemerintah, dua elemen masyarakat, serta tiga masyarakat penerima manfaat. Studi kepustakaan dengan dokumen Dinas Kesehatan Kota Semarang, Laporan Kinerja Relawan Program KSCH, dan sumber artikel berita. Teknik analisis data yang digunakan adalah illustrative method. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam co-production Program KSCH, pemerintah berperan sebagai fasilitator dan inisator, sedangkan masyarakat Semarang Utara secara sukarela telah beperan dalam seluruh proses co-production, yaitu: co-commissioning, co-design, co-delivery, dan co-assesment. Adapun, penyelenggaraan aspek kesehatan Program KSCH terbukti memberikan manfaat baik masyarakat maupun pemerintah. Untuk itu, peran dari pemerintah dan masyarakat dalam co- production aspek kesehatan Program KSCH mampu mengurangi dampak dari pandemi Covid- 19 di Semarang Utara
The impact of limited health services due to the Covid-19 pandemic has prompted the Semarang City Government to initiate the Kampung Siaga Candi Hebat (KSCH) Program as an integrated approach to build resilience, minimize costs, and increase community participation. Meanwhile, the community is organized to be able to help others as a step to overcome Covid-19 at the lowest level. Therefore, this study aims to analyze the role of the North Semarang District community in the Health aspect of the KSCH Program through a co- production mechanism as well as being an update of the Covid-19 pandemic co-production literature in Indonesia. This study uses a post-positivist paradigm with descriptive purposes. The data collection technique is through in-depth interviews with two government actors, five government officials, two community elements, and three beneficiary communities. Literature study with documents from the Semarang City Health Service, KSCH Program Volunteer Performance Reports, and news article sources. The data analysis technique used is the illustrative method. The results of this study indicate that in the co-production of the KSCH Program, the government acts as a facilitator and initiator, while the people of North Semarang voluntarily have a role in the entire co-production process, namely: co-commissioning, co- design, co-delivery, and co-assessment. Meanwhile, the implementation of the health aspect of the KSCH Program has been proven to provide benefits to both the community and the government. For this reason, the role of the government and the community in the co- production of the health aspect of the KSCH Program is able to reduce the impact of the Covid- 19 pandemic in North Semarang."
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Riski Anugrah
"Penulisan ini bertujuan untuk mengindentifikasi masalah yang dirasakan oleh Penumpang Tuli saat menggunakan layanan KRL Commuter Line dan membantu penyelenggara untuk membuat inovasi terkait permasalahan tersebut sesuai dengan pengembangan konsep co-production. Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah inovasi pelayanan publik dan co-production sebagai salah satu dari model inovasi. Metode pengembangan co-production dilakukan dengan menggunakan model inkremental yang dimodifikasi yakni dengan tahapan design, implementasi, dan pengujian. Berdasarkan konsep co-production, penulis menjalankan 3 dari 4 fase diantaranya co-commisioning, co-design, dan co-delivery dalam lingkup grup. Adanya keterbatasan menjadikan penulis tidak melewati fase co-assessment. Hasil akhir dari adanya pengembangan co-production dari ketiga fase tersebut adalah tersedianya inovasi Aplikasi MUTER sebagai aplikasi yang hadir karena adanya kerja sama antara Komunitas Tuli, Penumpang Tuli, dan Mahasiswa yang dibimbing oleh seorang yang berprofesi sebagai Dosen untuk mengatasi tiga masalah utama yang sudah diidentifikasi. Penulisan ini memiliki tantangan berupa tidak adanya kerja sama yang dilakukan oleh penyelenggara saat menyusun inovasi.

This study aims to identify the problems felt by Deaf Passengers when using the KRL Commuter Line service and help the organizers to make innovations related to these problems in accordance with the development of the co-production concept. The theory used in this paper is public service innovation and co-production as one of the innovation models. The co-production development method is carried out using a modified incremental model, namely the design, implementation and testing stages. Based on the concept of co-production, the authors carry out 3 out of 4 phases including cocommissioning, co-design, and co-delivery within the group scope. The existence of limitations prevents the author from passing the co-assessment phase. The final result of the co-production development of the three phases is the availability of the MUTER application innovation as an application that is present because of the collaboration between the Deaf Community, Deaf Passengers, and college students who are guided by a person who is a Lecturer to overcome three main problems already identified. This study has the challenge of a lack of cooperation made by the organizers when developing innovations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Yuda Priyangga
"Dalam industri hiburan, games telah menjadi pemimpin baru, dengan model pendapatan free-to-play menjadi populer. Gacha games, sebagai salah satu jenis game free-to-play, telah menarik perhatian sebagai objek penelitian. Namun, penelitian terkait gacha games cenderung terfokus pada pembelian konsumen, tanpa memperhatikan consumption behavior lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana engagement pemain gacha games khususnya pada Genshin Impact mempengaruhi consumption behavior, termasuk purchase intention, co-production, community engagement, word-of-mouth, dan new player recruitment dengan menggunakan Social Exchange Theory sebagai dasar. Penelitian ini akan difokuskan pada warga negara Indonesia, generasi Z, yang telah memainkan gacha games setidaknya dalam 6 bulan terakhir. Penelitian ini akan dianalisis menggunakan PLS-SEM.

Games have emerged as a new leader in the entertainment industry, with the popularity of free-to-play revenue models. Gacha games, a type of free-to-play game, have gained attention as subjects of research. However, existing research on gacha games tends to concentrate on consumer purchases, neglecting other consumption behaviors. This study aims to uncover how the engagement of gacha game players, particularly in Genshin Impact, impacts consumption behavior, including purchase intention, co-production, community engagement, word-of- mouth, and recruitment of new players, using Social Exchange Theory as a framework. The study will focus on Indonesian citizens from Generation Z who have been playing Genshin Impact for at least the last 6 months. The research will be analyzed using PLS-SEM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library