Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajid Thohir
Abstrak :
The study of historiography has a great contribution to understand the dynamics of lslamic society in the past both cultural and intellectual. The emergence trend of the persona themes and how many works are coming up that should be conceived as an ideological character which places the important position of figure in the Islamic history. The relationship between a work and the cultural dynamics at any time and space reflects their respective historical work which is highly motivated by the cultural interest complexity. The study of persona in the lslamic historiography occupies a strategic position, particularly in strengthening and forming the schools. in the Islamic world, especially in the field of fiqh and Sufism. The study of biographical persona is not only restricted to thabaqat, tarjamah, and ansâb, but also to the study of persona that leads to the formation of hagiography (Manaqib), putting someone as a top figure of both intellectual and spiritual in the religious world. The Manaqib Book is a symbol in the schools tie and forms a psychological cohesiveness for the disciples of madzhab.
Research and Development and Training Ministry of Religious Affairs of the Republic Indonesia, 2012
297 IJRLH 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kory Prismadia
Abstrak :
Seiring berkembangnya tim kerja (Sundstrom et al., 2000 dalam Afolabi, Olukayode A ,& Ehigie, Benjamin Osayawe, 2005), beberapa penelitian telah melaporkan bahwa tim tidak selalu mengeluarkan hasil yang diinginkan (e.g. Weiss et al., 1992; Rice and Schneider, 1994 dalam Afolabi, Olukayode A ,& Ehigie, Benjamin Osayawe, 2005). Tim kerja menurut Robbins (1988:71) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang saling mempengaruhi dan saling tergantung yang bekerja sama untuk mencapai sasaran tertentu. Salah satu dari beberapa variabel yang meliputi proses intragrup, dimana berkontribusi pada keefektivitasan anggota tim (Spencer and Spencer, 1993) dan menjadi hal yang penting bagi manajemen dan keefektivitasan organisasional (Torrington and Weightman, 1994 dalam dalam Afolabi et,al, 2005) adalah kohesivitas tim. Kohesivitas adalah keinginan setiap anggota untuk mempertahankan keanggotaan mereka dalam kelompok, yang didukung oleh sejumlah kekuatan independen, tetapi banyak penelitian lebih berfokus pada ketertarikan antar anggota. (Festinger, Schater, & Back, 1950).Salah satu variabel yang mempengaruhi kohesivitas menurut Lott (1965) adalah kepribadian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan keempat dimensi kepribadian DISC dari Marston (2005) (dalam Sadewo,2006), yaitu Dominace, Influence, Steadiness, dan Conscientiousness. Dasar pemikiran penulis untuk memilih variabel kohesivitas dan dimensi kepribadian DISC untuk diteliti adalah bahwa penulis mempunyai asumsi bahwa kepribadian (dalam penelitian ini memakai dimensi kepribadian DISC) mempengaruhi besarnya kohesivitas tim. Oleh karena itu, individu yang memiliki dimensi kepribadian DISC tertentu diasumsikan menghasilkan tim yang kohesif karena dapat menghasilkan interaksi yang menyenangkan dari tingkah laku masing- masing anggotanya. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara dimensi kepribadian DISC dan kohesivitas tim kerja. Peneliti memiliki dugaan bahwa keempat dimensi kepribadian DISC memiliki hubungan yang positif dengan kohesivitas tim kerja. Penelitian ini menggunakan desain ex post facto dengan sampel sebanyak 15 tim kerja atau sebanyak 103 orang yang diperoleh melalui teknik accidental sampling. Alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian adalah alat ukur kohesivitas dan alat tes kepribadian DISC. Setelah data terkumpul, peneliti menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment untuk mengetahui hubungan antara keempat dimensi kepribadian DISC dan kohesivitas tim kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dimensi Influence yang memiliki hubungan positif dengan kohesivitas tim kerja. Kedua variabel tersebut memiliki korelasi sebesar 0,227 dan signifikan pada l.o.s 0,05.
As the development of work team (Sundstrom et al., 2000 dalam Afolabi, Olukayode A ,& Ehigie, Benjamin Osayawe, 2005 Some researches have reported that team doesn't always create the desired result (e.g Weiss et al., 1992; Rice and Schneider, 1994 in Afolabi, Olukayode A, & Ehigie, Benjamin Osayawe, 2005. According to Robbins (1988:71) work team defined as a group consists of two or more people that worked together to gain some desired results. Team Cohesiveness is one of the variables that influenced on team's effectiveness (Spencer & Spencer, 1993) and it has become the important thing on the organizational effectiveness (Torrington & Weightman, 1994 in Afolabi et al., 2005). The researcher was interested on investigating about the team cohesiveness because, according to Galdstein's hypothesis (1984), cohesiveness is the most important indicator on team's effectiveness under input-process-output model. Cohesiveness is the eagerness to maintain the membership of the group that the individual belongs to, which is supported by some independent power. However, most of the research has been focused on the attractiveness of the members, not about the group cohesiveness (Festinger, Schater, & Back, 1950). One of the variables which influenced the team cohesiveness is personality (Lott, 1965). Within this research, the researcher is using four personality dimension (DISC) from Marston (2005) ( in Sadewo,2006): Dominance, Influence, Steadiness, and Conscientiousness. This research is based on cohesiveness variable and Personality dimension (DISC) in which assumed that personality influenced the cohesiveness' level of the team. Therefore, person who has certain DISC personality dimensions can create team cohesiveness because she/he can create a pleasant interaction among the member. So, this research correlates DISC personality dimensions and team cohesiveness and assumed that all dimensions of DISC personality and team cohesiveness have a positive correlation. The design of this research is ex post facto correlation with 15 work teams or 103 partisipans whom selected by accidental sampling. Researcher used Pearson Product Moment to analize the data. This result indicates that only Influence dimension has significant positive correlation with team cohesiveness (r = 0,227 with Los 0,05).
Depok: Universitas Indonesia, 2008
155.23 PRI h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satwika Citahariasmi Heniono
Abstrak :
Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara persepsi individu mengenai dinamika kelompok yang berupa kohesivitas dengan perilaku bullying individu sebagai bagian dari kelompok tersebut Kohesivitas adalah dinamika kelompok menekankan keakraban, kesetiaan, kebanggaan, dan komitmen masingmasing anggota kelompok terhadap kelompoknya. Bullying merupakan suatu bentuk agresi yang banyak teijadi di lingkungan sekolah. Responden yang berjumlah 312 orang pada penelitian ini berasal dari dua sekolah di Jakarta Barat. Pengukuran terhadap dua variabel menggunakan alat ukur berupa kuesioner, dimana alat ukur kohesivitas dirancang oleh peneliti berdasarkan pemahaman terhadap konstruk tersebut sementara alat ukur bullying diadaptasi dari alat ukur yang sudah ada. Berdasarkan hasil penghitungan dengan metode Regresi, didapatkan indeks korelasi sebesar 0.166 dengan signifikansi 0.035 (p < 0.05), yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi individu mengenai kohesivitas pada kelompoknya dengan perilaku bullying seseorang. Lebih spesifik lagi diketahui bahwa kohesivitas di antara teman yang berbeda angkatanlah yang lebih berkontribusi terhadap munculnya perilaku bullying responden.
This research is conducted to find out whether the perception of cohesiveness correlates with bullying behavior among high school students in West Jakarta. Cohesiveness is one of the group dynamics that focused on getting along, loyalty, pride, and commitment among its members. Bullying is one form of aggressiveness that happens a lot in high school. The 312 respondents are taken from two high schools in West Jakarta. The measurement is done by a questionnaire which the cohesiveness instrument was designed by researcher based on the understanding to its construct while the bullying instrument was adapted from one available instrument. The result is conducted by Regression method that shows index of correlation 0.166 with significance of 0.035 (p < 0.05). It means that there is a significance correlation between the perceptions of group cohesiveness with bullying behavior among the respondents. More specifically, it is the cohesiveness between different classes that contributes to the bullying behavior.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Hidayati
Abstrak :
Keterlekatan dengan pekerjaan merupakan salah satu kriteria karyawan yang dibutuhkan oleh organisasi. Salah satu faktor yang diduga berperan penting dalam meningkatkan keterlekatan dengan pekerjaan adalah kohesivitas tim. Penelitian menggunakan alat ukur UWES-9 (Schaufeli, Salanova, & Bakker, 2006) untuk mengukur keterlekatan dengan pekerjaan dan TC (Carles & Paola, 2000) untuk mengukur kohesivitas tim. Dalam penelitian ini, dilakukan dua studi pada PT X. Studi 1 bertujuan untuk mengetahui hubungan kohesivitas tim dengan keterlekatan dengan pekerjaan. Dari 72 responden yang mengikuti penelitian pada studi 1, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kohesivitas tim dan kelekatan dengan pekerjaan (r = 0.38, p < 0.05). Selanjutnya, hasil studi 1 menjadi dasar penelitian bagi studi 2 yang hendak meningkatkan kohesivitas tim pada karyawan PT X melalui pemberian intervensi membangun tim. Dari 6 responden yang mengikuti penelitian pada studi 2, diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan wawasan yang signifikan terkait dengan kohesivitas tim sebelum dan setelah dilakukan intervensi (z = -2.23, p < 0.05). Namun demikian, perubahan perilaku peserta sehingga menjadi lebih kohesif ternyata tidak secara signifikan terjadi (z = -1.05, p > 0.05). Penelitian berikutnya diharapkan dapat menyempurnakan program intervensi yang diusulkan agar hasil studi dapat tepat mencapai sasaran.
Work engagement is one of the characteristic of employees needed by the organization. One of considering factor to increase work engagement is team cohesiveness. We used a UWES-9 (Schaufeli, Salanova, & Bakker, 2006) to measure work engagement and TC (Carles & Paola, 2000) to measure team cohesiveness. To find out their relationship, we conducted two studies at PT X. Study 1 examine the relationship between team cohesiveness and work engagement. There are 72 participants took part in study 1. The results is there is significantly related between team cohesiveness and work engagement (r = 0.38, p <0.05). Furthermore, the results of Study 1 are the basis for Study 2. We provide team building intervention to increase team cohesiveness. There are 6 participants who took part in study 2. The results is significantly related to increase the knowledges of team cohesiveness before and after the intervention (z = -2.23, p < 0.05) but the changes of behavior of team cohesiveness is not (z = -1.05, p > 0.05). The future study are regarded to improve the intervention program to reach out the expected results.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franciscus Irawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian Purawan pada tahun 1994 membuktikan bahwa harmoni pada paduan suara berpengaruh terhadap interpersonal attraction di antara an^ota paduan suara mahasiswa. Berdasarkan kerangka tersebut, penulis tertarik untuk memodifikasi dan mengaplikasikan penelitian tersebut pada Ungkup paduan suara gereja, dalam hal ini adalah Gereja KatoUk, khususnya di Paroki St. Marias, Cinere. Penelitian ini, seperri yang sudah dikatakan tadi, mengambil kerangka yang satna dengan penelitian Purawan (1994) dimana peneliri mencoba menghubungkan dua variabel dari konstruk yang berbeda, yaitu musik dan psikologi. Disini peneliri mencoba menggali aspek yang lebih luas dari khasanah musik yaitu kualitas paduan suara dimana aspek ini lebih luas daripada aspek harmoni pada musik. Selain itu, peneliri juga mencoba melihat kelompok paduan suara dalam bentuk group yang lebih terpadu dan kompak, ridak hanya melihat aspek
2002
S2861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Agung Pratama
Abstrak :
This research aims to study about team learning behavior in work environment. Using primary data from 74 employees, the author predicted that self efficacy has effect on team learning and mediated by individual learning, and team cohesiveness can promote learning behavior of team members. The samples are majorly Indonesians who work in wide variety of job sectors. The results showed that individual learning mediates the positive relationship between self efficacy and team learning. However, team cohesiveness was not found to be able to promote learning behavior. The author deeply discussed how these partially supporting results could happen. Moreover, the author also discussed how this study could contribute to existing knowledge and organizational practice. ......Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tentang perilaku team-learning dalam konteks pekerjaan. Dengan menggunakan data primer dari 74 pekerja, penulis memprediksi bahwa kekompakan tim akan mempunyai efek kepada team-learning dan termediasi oleh individual learning, dan kekompakan tim bisa mendorong perilaku pembelajaran dari anggota tim. Sebagian besar dari sampel adalah orang Indonesia yang bekerja di sektor pekerjaan yang beragam. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa individual-learning memediasi hubungan positif antara efikasi diri dan team-learning. Namun, penelitian ini tidak bisa membuktikan bahwa kekompakan tim bisa mendorong perilaku pembelajaran. Penulis akan secara mendalam mendiskusikan bagaimana hasil signifikan dan tidak signifikan ini bisa terjadi. Lebih lagi, penulis juga akan membahas bagaimana studi ini bisa memberi kontribusi terhadap literatur serta praktis.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Shabran Jamiila
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kohesivitas kelompok dengan tingkat social loafing pada mahasiswa. Studi-studi terdahulu tentang faktor yang mempengaruhi social loafing terbagi menjadi tiga, yaitu (1) studi-studi dengan fokus kohesi tugas; (2) studi-studi dengan fokus kohesi sosial; dan (3) studi-studi dengan focus kohesivitas kelompok. Social loafing dalam studi ini dilihat dari aspek sosial dan aspek tugas melalui kohesivitas kelompok. Dalam penelitian ini tingkat kohesivitas kelompok berupa individual attraction to group dan group integration akan dilihat hubungannya dengan tingkat social loafing mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan menggunakan survei kepada 148 mahasiswa D3/D4/S1 Universitas Indonesia Angkatan 2019-2022 serta menggunakan quota sampling. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara tingkat kohesivitas kelompok dengan tingkat social loafing. Kohesivitas kelompok berupa individual attraction to group dan group integration memiliki hubungan signifikan yang berkorelasi negatif dengan tingkat social loafing mahasiswa Universitas Indonesia. Korelasi negative ini menunjukan semakin tinggi tingkat kohesivitas kelompok yang dimiliki, maka semakin rendah tingkat social loafing mahasiswa Universitas Indonesia. ......This study aims to analyze the relationship between the level of group cohesiveness and the level of social loafing among students. Previous studies on factors that influence social loafing are divided into three, namely (1) studies with a focus on task cohesion; (2) studies with a focus on social cohesion; and (3) studies with a focus on group cohesiveness. Social loafing in this study is seen from social aspects and task aspects through group cohesiveness. In this study the level of group cohesiveness in the form of individual attraction to group and group integration will be seen in relation to the level of social loafing of University of Indonesia students. This research was conducted using a survey of 148 D3/D4/S1 students at the University of Indonesia Class of 2019-2022 and using quota sampling. The results of this study indicate that there is a relationship between the level of group cohesiveness and the level of social loafing. Group cohesiveness in the form of individual attraction to group and group integration has a significant relationship that is negatively correlated with the level of social loafing of University of Indonesia students. This negative correlation shows that the higher the level of group cohesiveness, the lower the level of social loafing of University of Indonesia students.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tety Mulyati Arofi
Abstrak :
Beberapa faktor dapat mendorong kohesifitas kelompok di Rumah sakit Islam Sukapura Jakarta Utara antara lain ukuran rumah sakit dan ruang perawatan yang tidak terlalu besar, kesamaan latar belakang agama, adanya pertemuan rutin yang membahas masalah tugas. Kondisi ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit. Namun sebaliknya ditemukan beberapa faktor yang dapat menurunkan kohesifitas yang berpotensi untuk menurunkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu beberapa perawat yang tidak mengikuti pertemuan, pemberian asuhan keperawatan cendensng sendiri-sendiri, rotasi perawat setiap 2 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan kohesifitas kelompok dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Islam Sukapura Jakarta Utara. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasi secara potong lintang. Pengumpulan data melalui kuisioner dengan total populasi 100 responden. Untuk menguji hubungan kohesifitas kelompok dan kepuasan kerja serta variabel confounding karakteristik demografi digunakan Chi-Square. Hasil penelitian di Rumah Sakit Islam Sukapura Jakarta Utara menunjukkan gambaran kepuasan kerja perawat kurang (60%). Variabel independen yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja adalah kohesifitas, keterpaduan kelompok terhadap tugas, keterpaduan kelompok secara sosial, ketertarikan individu terhadap tugas kelompok. Ketertarikan individu terhadap kelompok secara sosial, dan variabel confounding (urnur, jenis kelamin, pendidikan dan lama kerja) menunjukkan hubungan tidak signifikan dengan kepuasan kerja. Subvariabel yang berhubungan paling dominan dengan kepuasan kerja yaitu ketertarikan individu terhadap tugas kelompok. Berdasarkan hasil ini direkomendasikan perlu pelatihan dinamika kelompok, sosialisasi standar asuhan keperawatan, pendidikan berkelanjutan melalui pelatihan-pelatihan, mengadakan pertemuan yang membahas tentang masalah-masalah tugas dan hubungan interpersonal dan pelatihan komunikasi efektif. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkaji lebih dalam beberapa variabel struktur kelompok dan pimpinan kelompok dengan desain berbeda misalnya kuasi ekspresimen.
There are factors that can produce group cohesiveness, such as there is the small size of hospital and inpatient units, equality in religious background, routine meeting discussing task and assignment. This condition can improve the quality of health services in the hospital. On the other hand, there are factors found that can reduce the group cohesiveness. Those factors include many nurse did not attend meetings, prodding care tend to be indicate rather than team, and nurse rotation too short (two years). The purpose of this study was to indent the correlation between group cohesiveness and nurse satisfaction in Sukapura Islamic Hospital North Jakarta. The design was a descriptive using cross sectional approach. A questionnaire was used to collect data with total population 100 respondents. The test to measure the relationship between group cohesiveness, and nurse satisfaction and confounding variable (demographic characteristic) was Chi-square. The findings indicate that the nurse job satisfaction in Sukapura Islamic Hospital North Jakarta was less than 60%. The findings also demonstrated that there was a significant relationship between group cohesion, group integration to task group integration to social, attractiveness to the group-task and the nurse job satisfaction. Further, the other findings demonstrated that there was no significant correlation between attractiveness to the group-social and confounding variables (age, gender, education, and work experience) and nurse work satisfaction. A sub variable attraction to group-task is based on the findings, the most dominant factor to work satisfaction. Some recommendation are directed to the needs of training for group dynamic, socialization of nursing care standard, conducting continues nurse education, group meetings to discuss task and assignment problems and to improve interpersonal relationship and effective communication. In addition, a further study needs to be done to explore some other variables (group structure and group leader) a using different design (quasi-experiment).
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karunia Khairunnisa
Abstrak :
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh fenomena korupsi di Indonesia yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki status dan jabatan tinggi serta berasal dari berbagai latar belakang sosiologis dan psikologis. Teori yang dipakai dalam skripsi ini ialah teori white collar crime, karir kriminal, kecurangan individu, dan group cohesiveness. Metode yang digunakan ialah pendekatan penelitian kualitatif dengan studi dokumen, wawancara, dan penelusuran data sekunder sebagai teknik pengumpulan data. Sumber data diperoleh dari Korupsi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Indonesian Corruption Watch (ICW). Skripsi ini memaparkan profil koruptor Indonesia era KPK periode 2005-2013 yang dijabarkan melalui perspektif kriminologi mencakup identitas profesi, latar belakang sosiologis, dan latar belakang psikologis. Pada bagian pembahasan, skripsi ini membahas profil koruptor Indonesia serta adanya persilangan antara dimensi-dimensi yang terdapat dalam profil koruptor tersebut sebagai refleksi pemberantasan korupsi di Indonesia dalam satu dekade terakhir. Skripsi ini dilengkapi pula dengan pembahasan dari kacamata hukum, sosiologi, dan pengamat korupsi Indonesia. Skripsi ini berusaha mencari solusi efektif bagi pemberantasan korupsi di Indonesia di masa yang akan datang; mencakup rekomendasi akademis dan strategis yang dipaparkan pada bab akhir dari skripsi ini. ...... This thesis is based upon corruption phenomenon in Indonesia those were occupied by the people who have high status and position who come from various sociological and psychological background. The theory used in this thesis are white collar crime, criminal career, individual fraud, and group cohesiveness. The method used is qualitative method with documents study, interviews, and secondary data retrieval as data gathering technique. The data sources were obtained from Korupsi Pemberantasan Korupsi (KPK) and Indonesian Corruption Watch (ICW). This thesis shows Indonesian corruptor profile in KPK era within the year of 2005 - 2013 which is explained through criminological perspective encompasses professional identity, sociological background, and psychological background. In the discussion part, this thesis discusses Indonesian corruptor profile by means of crossing among the dimensions within the profile as a reflection from corruption eradication in Indonesia this one last decade. This thesis is also completed by the discussion from law, sociology, and Indonesian corruption observer perspective. This thesis tries to find the effective solution to corruption eradication in Indonesia for the coming years; comprises the academical and strategical recommendation those both are explained in the last chapter of this thesis.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sigit Premana
Abstrak :
Organisasi Kepemudaan (OKP) di Indonesia mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan bangsa. Sekitar kurang lebih 2 (dua) dari 10 (sepuluh) penduduk Indonesia ikut dalam OKP. Angka ini cukup signi:fikan apalagi jika pemuda-pemuda tersebut bisa lahir menjadi pemimpin dalam masyarakat, sehingga masyarakat akan lebih mudah diajak untuk mencapai tujuan bangsa menjadi negara maju. Namun tantangannya adalah tidak semua pemuda tersebut benar-benar menjadi pemimpin masyarakat sehingga tercapainya tujuan bangsa semakin sulit. Tantangan lain berupa globaiisasi yang bercirikan perubahan dalam dimensi ruang dan waktu yang begitu cepat, sebagaimana yang dikatnkan Peter Drucker (2002) bahwa globalisasi sebagai zaman transformasi sosial. Globalisasi juga bisa memecah belah persatuan bangsa seperti dinyatakan oleh Cochrane dan Pain (i999) ketika menjelaskan para globalis pesimis yang menganggap bahwa globalisasi sebenarnya bentuk penjajahan barat, oleh karena itu OKP dituntut kesiapannya dalam menyesuaikan perubahan yang ada. Salah satu indikator kesiapan dalam menghadapi perubahan adalah change efficacy (Holt, 2007) yang bisa berupa kekompakan tim/anggota organisasi. Masalah lainnya adalah tiap OKP mempunyai dasar filosofi yang berbeda yang memungkinkan gaya kepemimpinan, komunikasi dalam organisasi, dan gaya menangani konflik dalam OKP tersebut akan berbeda pula antara satu dengan lainnya, sehingga akan berbeda pula kekompakan tim dari tiap organisasi. Dengan tantangan dan masalah tersebut, timbul kekhawatiran yaitu apakah OKP tersebut bisa bertahan dalam tahap hidupnya sekarang ini, atau beralih ke tahap Vll Universitas Indonesia hidup berikutnya atau bahkan menuju kematian, sebagaimana Speakman (2002) mengatakan bahwa siklus hidup organisasi nonprofit bertahap mulai dari akar rumput, permulaan, remaja, dewasa, stagnasi dan pembaharuan, akhirnya kemunduran dan kematian; masing-masing tahap memliki rintangan dan peluang tersendiri serta kunci dalam melakukan transisi antara tahap yang satu dengan tahap selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi, gaya mena.t1gani konflik dan kekompakan tim di OKP A, B, dan C. Setelah itu melihat kondisi dari OKP A, B, dan C jika ditinjau dari gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi, gaya menangani konflik dan kekompakan tim mereka masing-masing serta dari kondisi pada tahapan kehidupan OKP tersebut dalam era globalisasi saat ini, bisa bertahan atau menuju kematian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei anggota OKP A, B, dan C dengan jurnlah sampel penelitian sebanyak 300 orang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk OKP A bisa memiliki kesiapan berubah dari tahap remaja menuju tahap dewasa dan bisa bertaha.;J. dalam menghadapi era globalisasi dikarenakan mempunyai gaya kepemimpian yang cukup serta kekompakan tim yang cukup, begitujuga OKP B yang sedang dalam tahap stagnasi, bisa mempunyai kesempatan untuk bertahan dan melakukan pembaruan dikarenakan memiliki gaya kepemimpinan yang tinggi dan kekompakan tim yang tinggi pula diantara 3 OKP lain. Dengan bertahamJ.ya OKP A dan B ini, maka akan membantu bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan bangsa menjadi negara maju. Akan tetapi untuk OKP C dikhawatirkan bisa mengalami kemunduran atau bahkan kematian, ini bisa terjadi dikarenakan semua variable termasuk gaya kepemimpinan dan kekompa.l<:an ......Youth Organizations (OKP) in Indonesia have a critical role in achieving national goals. Approximately less than 2 (two) of 10 (ten) of Indonesian people participated in the OKP. This figure is quite significant especially when these young men could be born to be leaders in society, so society will be more willing to achieve the nation into advanced countries. But the challenge is not every boy has really become the community leaders so that the nation achieves its goals more difficult. Another challenge of globalization, characteriz::d by changes in the di'llensions of space and time is so fast, as is said to Peter Drucker (2002) that globalization as an era of social transformation. Globalization can also divide the unity of the nation as expressed by Cochrane and Pain (1999) when explaining the globalist pessimist who thinks that globalization is actually the form of western colonialism, and therefore their capability to customize the OKP demanded changes. One indicator of readiness in the face of change is the change efficacy (Holt, 2007) which can be the cohesiveness of the team I organization members. Another problem is that each OKP has a basic philosophy that allows different leadership styles, communication within the organization, and style of handling conflict in OKP will be different from each other, so it will be different from each organization's staff team. With the challenges and problems, concerns arise as to whether OKP can survive in this stage of her life now, or switch to the next stage of life or even to death, as Speakman (2002) says that the nonprofit organization's life cycle stages from grass roots, the beginning, adolescents, adults, stagnation and renewal, eventually decline and death; exists at each stage of its own obstacles and opportunities and IX Universitas Indonesia key in making the transition between stage one with the next stage. This study aimed to find out the difference of leadership styles, organizational co=unication, conflict handling styles and the excellent teamwork in OKP A, B, and C. After that check the condition of the OKP A, B, and C if viewed from the style of leadership, organizational co=unication, conflict handling style and compactness of their respective teams as weli as the conditions on the OKP life stages in the current era of globalization, can survive or to death . This study uses a quantitative approach with survey techniques OKP members A, B, and C with the number of samples is 300 people. Based on this research shows that for OKP A could have a readiness to change from adolescent stage to adult stage and can survive in the era of globalization due to have a leadership style that quite well enough teamwork, so do OKP B which is in process of stagnation, may have the opportunity to survive and do the update because of having high leadership style and teamwork high also among the three other OKP. With the persistence of OKP A and B of this, it ·will assist the Indonesian nation to achieve national objectives to be developed countries. But for OKP C is feared could decline or even death, this could happen because of all the variables including leadership styles and team cohesiveness is not high enough to perform the update.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33530
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library