Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diany Fitria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspektasi pelanggan terhadap 7-Eleven berdasarkan pengalaman pelanggan terdahulu ketika mengunjungi 7-Eleven, alasan utama pelanggan berbelanja di 7-Eleven, produk dan jasa yang penting menurut pelanggan 7-Eleven dan perbedaan jenis kelamin dan variabel demografi lainnya terhadap atribut-atribut tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksploratori (menggunakan teknik in depth interview dan kuesioner terbuka) dan metode penelitan deskriptif.
Penelitian ini dilakukan terhadap 130 responden yang merupakan bagian dari populasi pengunjung 7-Eleven melalui teknik non-probability sampling melalui convenience sampling.
Hasil penelitiannya adalah ekspektasi pelanggan terhadap 7-Eleven adalah penambahan variasi produk, memperbanyak meja-kursi dan memperbesar lahan parkir; alasan utama mereka mengunjungi 7-Eleven adalah untuk bersosialisasi, mengisi waktu luang dan menghilangkan kejenuhan; atribut convenience store yang paling penting menurut pelanggan adalah search convenience; fasilitas kamar mandi/toilet merupakan atribut jasa yang paling penting dan roti adalah atribut produk yang terpenting.

This thesis research is designed to know the consumers? expectations from 7-Eleven based on their prior experiences, the main reasons to shop at 7-Eleven, the most important products and services offered by 7-Eleven, and gender differences toward those attributes. This thesis research is using exploratory method and descriptive method.
The first method is used by conducting in-depth interviews and open ended questionnaires in order to know consumers? expectations toward 7-Eleven as a convenience store and the main reasons of shopping at 7-Eleven. In addition, descriptive method is used to gather the most important convenience store attributes from the consumers? perspectives.
This research is conducted to 130 respondents who are the populations of 7-Eleven visitors chosen by non probability sampling method through the convenience sampling.
The results of this thesis research are the additional of product assortments, socialization, and enlargement of their parking space. According to the consumers, the most important attribute of a convenience store is search convenience; rest room facility is the most important service attribute and bread is the most important product attribute.<.i>
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30422
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Rahmania Putri
"Skripsi ini membahas tradisi pelayanan Jepang yaitu semangat omotenashi dan pandangan okyaku sama wa kami sama desu yang dibawa oleh kombini, salah satunya Lawson, ke Indonesia. Tradisi pelayanan adalah hal yang tidak dapat dipindahkan ke negara lain tetapi sangat penting bagi sebuah perusahaan. Budaya yang berbeda akan memberikan respons yang berbeda terhadap sebuah tradisi pelayanan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa adanya penyesuaian dalam penggunaan kata ganti dan ragam bahasa terhadap pelanggan kombini Lawson di Depok, Jawa Barat, Indonesia.

This research discusses about Japanese service tradition, which is the spirit of omotenashi and okyaku sama wa kami sama desu that is brought by kombini, Lawson as one of it, to Indonesia. Service tradition is intangible and can not be transferred to other countries, in the other hand it is so important for a company. Different cultures will give different responses to a service tradition. This research is a qualitative research with descriptive design. The result of this study found that there are some adjustment in how customer being called and language style used to approach customer in Lawson kombini in Depok, West Java, Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azalia Maritza
"Fenomena nongkrong pada convenience store adalah sebuah gambaran ketika ruang komersial bertemu dengan budaya nongkrong yang diminati oleh anak muda. Convenience store merupakan ruang komersial yang tertuju pada jenis transaksi jual beli yang berlangsung dengan cepat. Namun, penyediaan area duduk pada convenience store memberikan peluang terjadinya kegiatan nongkrong yang semakin dominan sehingga orang tidak lagi datang untuk bertransaksi dengan cepat. Pada dasarnya, ruang komersial tidak tertuju sebagai ruang publik karena pada ruang komersial diberlakukan syarat yang menjadikan ruang tersebut lebih privat. Pada kasus di atas ruang komersial dan ruang publik tidak lagi dapat dilihat secara terpisah.
Kegiatan nongkrong yang terjadi pada ruang komersial menyebabkan keduanya memiliki suatu irisan. Kegiatan nongkrong pada ruang komersial merupakan sebuah bentuk pemaknaan yang menjadikan ruang tersebut sebagai tempat atau placemaking. Placemaking pada ruang komersial tidak hanya menjadikannya sebatas ruang yang lebih publik, namun menjadikannya sebagai destinasi nongkrong itu sendiri. Dengan adanya kegiatan nongkrong pada ruang komersial, maka akan diperoleh kemungkinan ruang komersial dengan derajat kepublikan yang lebih tinggi.

The hang out phenomenon that occurs in convenience stores is a description of how commercial space meet the so-called ?hang-out? culture, which interested the young generation. A convenience store itself is a commercial space that fixed to sales transaction that moves quickly. However, the provision of seating areas in convenience stores provides for increasingly dominant hangout activities so that people no longer come to transact quickly. Basically, commercial space is not fixed as a public space because the requirements imposed on commercial space makes the space more private. On that case, the commercial space and public space can no longer be viewed separately.
The hangout activities that occur in commercial space yield an intersection between the two spaces, the commercial space and public space. The hangout activities in commercial space is a form of meaning that makes the space as a place or placemaking. Placemaking in the commercial space not only will make the space more public, but also will make it as a destination for the hangout activities itself. Therefore, the occurrence of hangout activities in commercial space will obtain itself the possibility to become a commercial place with higher degree of publicness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puguh Hariyanto
"ABSTRAK
Convenience store atau ?toko nyaman? telah mewarnai wajah Jakarta. Convenience store menjadi ruang baru bagi pengunjung. Penelitian dilakukan di wilayah Kemanggisan Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dan persepsi kaum urban dalam memanfaatkan convenience store. Apa saja yang menarik bagi mereka sehingga betah berlama-lama di sana.
Melalui metode survei dan wawancara, convenience store menjadi ruang interaksi dengan orang lain, mengerjakan tugas, atau meluangkan waktu semata. Berbagai fasilitas yang ditawarkan seperti makanan dan minuman yang terjangkau, wifi, toilet, tempat bersih, terang, dan lapang memang memungkinkan kaum urban betah berlama-lama di sana. Bahkan convenience store menjadi tempat untuk mengisi waktu kosong di tengah kepenatan kehidupan Jakarta

ABSTRACT
Convenience store have been coloring Jakarta city faces. Now, convenience store become a new space for visitors. This research done in Kemanggisan area, West Jakarta. This research aims to know the behavior and perception of urban house in utilizing the convenience store. Any appeal to them so that linger there.
Through some survey and interviews, convenience store become a space of interaction with other people, do some chores, or just spend some time alone. A variety facility offered such affordable food and drinks, wifi, toilets, clean and bright place make house of urban taste linger in there. Even, convenience store become a place to fill empty time in the midst of fatigue life in Jakarta."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Bayu Edigani Putra
"Kenyamanan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman kini semakin menjadi kebutuhan dan populer di perkotaan. Hal tersebut terjadi karena pada umumnya disebabkan oleh kondisi masyarakat perkotaan yang merasa waktunya untuk makan semakin berkurang sehingga dalam hal makanan ataupun minuman membutuhkan variasi, cepat disajikan, dan kenyamanan tempat. Kondisi ini membuat toko-toko seperti 7-Eleven dan Lawson semakin berkembang di Jabodetabek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana customer perceived value dari 7-Eleven dan Lawson yang keduanya berlokasi di Bintaro sektor 5, Tangerang Selatandan bagaimana perbedaan antara keduanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan 100 orang responden yang pernah mengunjungi dan juga bertransaksi di 7-Eleven dan Lawson Bintaro sektor 5. Penelitian ini menggunakan dimensi nilai harga, nilai kualitas produk, nilai kualitas layanan, nilai emosional, dan nilai sosial dalam melakukan pengukuran terhadap customer perceived value pada convenience store. Hasil penelitian menunjukan customer perceived value 7-Eleven lebih tinggi dibandingkan dengan Lawson.

Convenience store as a trend has entered into the realm of lifestyle that becomes a phenomenon which occurred in the urban consumer. The trend is also moving frequently with the development of the middle class, stronger purchasing power, improved distribution, and rapid information in the modern era. In addition, comfort in consuming is now increasing and became popular in urban areas. It's because in general due to the conditions of urban societies that have a little time to eat, so in terms of food requires variation, quickly served and convenient place. This condition makes convenience stores such as 7- Eleven and Lawson increasingly growing in Jabodetabek. The purpose of this study was to determine how high the customer perceived value of the 7 - Eleven and Lawson that both located at Bintaro sector 5, South Tangerang. This study used a quantitative approach to 100 respondents who had visited and also transacted at 7 - Eleven and Lawson Bintaro sector 5. This study used the dimensions of pricing value, product quality value, service quality value, emotional value and social value in measuring the customer perceived value on convenience stores. The results showed the customer perceived value in 7 - Eleven is higher than Lawson
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S53714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library