Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudha Wiraghupta Wibowo Negoro
Abstrak :
Outsourcing di masa sekarang ini banyak dipraktekkan di berbagai perusahaan, di mana kebijakan tersebut diterapkan sebagai salah satu upaya untuk mencapai efektivitas dan efisiensi bisnis serta meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Namun demikian pada prakteknya, penerapan outsourcing ini seringkali kurang dilandasi dasar pemikiran dan perencanaan yang komprehensif sehingga terjadi deviasi dan tujuan semula, terutama sepanjang proses penerapannya. Oleh karena itu, untuk menjaga konsistensi dan optimalisasi penerapan outsourcing tersebut, perlu dilakukan evaluasi terhadap berbagai aspek yang terkait dalam penerapan kebijakan outsourcing tersebut secara komprehensif. Dalam kaitannya dengan hal itu, karya akhir ini difokuskan pada evaluasi terhadap penerapan outsourcing di Departemen OE serta peluang diterapkannya outsourcing untuk aktivitas lainnya. Dalam rangka rnenghadapi persaingan yang semakin sengit, perusahaan mempunyai kecenderungan untuk semakin menekankan efisiensi dan efektivitas aktivitasnya. Salah satunya adalah dengan kembali pada core competence perusahaan yang bersangkutan dan mulai menyerahkan kegiatan-kegiatan di luar core competence-nya kepada pihak lain yang memiliki core competence pada kegiatan tersebut atau lebih dikenal dengan istilah outsourcing. Sebagai pihak yang menerapkan outsourcing untuk beberapa aktivitas, maka PT. XYZ, yang notabene adalah sebuah perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia perlu melakukan evaluasi terhadap strateginya tersebut. Salah satu aktivitasnya yang belum lama dialihkan dan perlu evaluasi adalah aktivitas drilling di Departemen OE yang merupakan salah satu departemen dalam fungsi operasionalnya. Pada kenyataannya outsourcing yang diterapkan departemen tersebut sudah memenuhi beberapa manfaat dan tujuan utamanya, yaitu menurunkan biaya pengeboran sebesar 30%, mendapatkan manfaat teknologi yang dimiliki provider, serta tidak mengelola sumber daya manusia untuk bidang ini. Hanya saja aktivitas tersebut menjadi kurang optimal karena penurunan biaya yang dapat dilakukan belum sampai pada titik optimal. Pada dasarnya biaya yang diperlukan untuk aktivitas drilling di PT. XYZ, masih dapat ditekan namun tetap mendapatkan kuantitas serta kualitas jasa provider yang setara. Masih berkaitan dengan kebijakan outsourcing, identifikasi dan definisi core competence merupakan salah satu tahap yang bersifat fundamental dalam penerapan kebijakan tersebut. Dalam kaitannya dengan Departemen OE di PT. XYZ, core competence departemen ini adalah kemampuannya untuk memberikan rekomendasi akurat tentang berbagai hal yang menyangkut masalah hidrologi dan geoteknik suatu lahan, baik yang diperuntukkan sebagai areal pertambangan maupun dalam kaitannya dengan program community development. Lebih lanjut ditemukan bahwa masih ada aktivitas yang bukan merupakan core competence departemen ini, yaitu survei, yang masih dikelola secara internal dan berpeluang besar untuk diserahkan pada provider. Adanya peluang outsourcing di bidang survei ini lebih didasari oleh pertimbangan bahwa, teknologi pada seksi tersebut masih tergolong padat karya, sementara itu teknologi dan metode di bidang survei cukup cepat berubah dan berkembang. Banyak peralatan kerja yang kini dimiliki PT. XYZ telah dilengkapi (built-in) dengan teknologi survei dan masingmasing kontraktor yang bekerja sama dengan PT. XYZ telah melakukan survei sendiri. Artinya porsi kerja seksi ini telah jauh berkurang sehingga tidak lagi efisien jika harus berdiri sendiri sebagai suatu seksi. Sementara itu data yang dimiliki seksi ini juga tidak tergolong rahasia. Artinya resiko yang akan dihadapi oleh PT. XYZ jika menerapkan outsourcing untuk seksi ini lebih pada proses pengalihan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Kalaupun ada resiko lain, seperti kehilangan kompetensi di bidang survei maka hal itu tidak bersifat krusial bagi PT. XYZ. Dalam kaitannya dengan hal tersebut maka PT. XYZ perlu mempersiapkan mekanisme dengan berhati-hati sehingga tercapai win-win solution bagi PT. XYZ sendiri, job holder survei maupun provider. Mengingat kondisi keuangan PT. XYZ yang baik, salah satu opsi yang mungkin diberikan adalah golden shake hand kepada para job holder dalam rangka pemutusan hubungan kerja. Sementara itu good will perusahaan terhadap para karyawan yang telah lama berjasa dapat ditunjukkan dengan memasukkan unsur pengalihan karyawan dalam proses negosisasi dengan provider. Dengan demikian ketiga pihak yang terlibat dalam proses outsourcing tersebut memperoleh manfaat masing-masing. PT. XYZ akan semakin fokus terhadap core competence yang dimilikinya, sementara itu para job holder tetap merasa aman dengan pekerjaan dan karirnya, sementara provider memperoleh kontrak kerja sekaligus sumber Jaya manusia yang berpengalaman.
Outsourcing had been practiced on many companies, where those policies had been applied as one of the way to get business effectivity and efficiency and also to improve company competitive advantage. But on the practices, sometimes outsourcing application is less a comprehensive basic thought and planning that can make a deviation from the first objective, especially along the application process. That's why to keep the consistency and optimalization of the outsourcing application needs to be done some evaluation to several aspect that connected in the applied outsourcing policy on a-comprehensive way. Regarding to that matter, this master theses is focused to the evaluation of outsourcing application in OE Department and also the chance of the outsourcing application on another activity. However, to face a tight competition, company have inclined to get more focused in efficiency and effectivity on its activity. One way is to get back to its company core competence and starting to give the activity which outside the core competence to another parties who has the core competence for the activity, or its being known as outsourcing. As a party who applied outsourcing to several activities, PT. XYZ, as one of the biggest mining company in Indonesia needs to do some evaluation for its strategy mentioned. One of the activity that hadn't long be transitioned and needs evaluation is drilling activity in the OE Department that is one of its department on its operational functions. In reality, outsourcing which had been applied on the department has already fulfilled several advantage and main purpose, which is to reduce drilling cost for about 30%, to get technological advantage possessed by provider, and also not managing human resource for this field. Just only those activities mentioned become less than optimal because the cost reduction hasn't reach optimal point. Basically the cost for drilling activity at PT. XYZ can be reduce but still can get a provider which have a quantity and quality at the same level. In the outsourcing policy, the identification and definition of core competence are one of the phase that have a fundamental character for the application of the policy. In the OE Department in PT. XYZ, the core competence of this department is its ability to give an accurate recommendation about things that connected to neither hydrology and geotechnical matters, for mining area nor the community development program. More thoroughly found that there's still an activity which is not its core competence of this department, its survey section, which still being manage internally and probably had a chance to give to the provider. The outsourcing opportunity in the survey section is more shown by a consideration that the technology on this section is still need a lot of man power, in the mean time the technology and methods in the survey field is very rapid changing and developed. There are much equipment that now being owned by PT. XYZ is built-in by survey technology and each contractor who cooperate with PT. XYZ has done its own survey. It means that the job portion of this section is far more less so its no longer efficient if its stay on its own as a section. Meanwhile the data which owned by this section is not a top secret category, it means that the risk to be faced by PT. XYZ if applying outsourcing for this section is more than a process to transitioning human resource that get involved inside. Even if there is another risk like losing its competency on survey section, then it?s not crucial for PT. XYZ. Regarding to that matter, PT. XYZ needs to prepare a mechanism carefully, so can reach a win-win solution for PT. XYZ, job holder and also provider. Recollecting PT. XYZ good financial condition, one of the options that might be given is a golden shake hand to the job holder for job relationship termination. Meanwhile good will of the company to the meritorious employee who has long be merit can be shown by putting transition element in the negotiation process with provider. So the third party who gets involved in the outsourcing process has get each advantage. PT. XYZ will be more focused to its core competence, meanwhile the job holders still keep feeling save with their job and career, and the provider get a job contract and also get experienced human resource.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muksalmina
Abstrak :
Persaingan dunia industri, khususnya industri tambang yang kian kompetitif mengharuskan perusahaan untuk mampu menjawab tantangan kemajuan zaman dengan terus meningkatkan kualitas (performa kerja) individu yang terlibat dalam berjalannya bisnis perusahaan. Kemampuan atau lazim disebut kompetensi dalam bentuk Competency Matrix merupakan rujukan atau acuan yang harus dibuat organisasi untuk menjamin kelancaran individu dalam menjalankan perannya. Tujuan dari penelitian ini untuk merancang Competency Matrix PT. KPP yang kemudian akan diperingkatkan kontribusinya terhadap Core Competence. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi peran dan tujuan posisi, mengidentifikasi kebutuhan kompetensi, dan merancang Matrix. Selanjutnya dilakukan identifikasi Core Competence. Hal tersebut dilakukan dengan pemetaan capabilities PT. KPP dengan mengidentifikasi visi misi dan bisnis PT. KPP serta penyebaran kuisioner terhadap responden ahli, identifikasi key capabilities PT. KPP dengan melakukan perbandingan berpasangan menggunakan AHP untuk mendapatkan capabilites yang berkontribusi terhadap performa finansial dan non-finansial PT. KPP. Dan yang terakhir dilakukan uji collectiveness dan uniqueness terhadap key capabilites untuk mendapatkan Core Competence. Pada akhirnya dengan AHP pula akan didapatkan prioritas kompetensi yang paling berkontribusi dalam terwujudnya Core Competence sebagai hasil penelitian. ......Nowadays, the industrial competition, especially in mining industry, make the company or organization profit in it, must be able to face the global challenge with personal quality improvement. The ability that usually known as competency is the model that needed by company to ensure the personal can fulfill their role to company. The purpose of this research is to design the Competency Matrix in PT. KPP and found the contribution of each personal competency with Core Competence. The step in designing the competency matrix is the identification of critical position role, identification the competency needed for each role and fix it into matrix. For the next step, identification of core competence is done. It's comprised mapping the capabilities, identification of PT. KPP key capabilities by conducting pair-wise comparison to evaluate the financial and non-financial contributions made by capabilities, and do the collectiveness and uniqueness assessment to find the core competence. Finally, the mapping of priority appropriate personal competencies to be linked with the identified core competence using AHP technique again.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50330
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurahma Hajat
Abstrak :
Strategi bersaing dengan konsep kompetensi yang bertumpu pada sumberdaya perusahaan, merupakan strategi yang dapat membuat perusahaan tetap unggul. Ini semua disebabkan karena strategi ini sulit ditiru pesaing akibat sumber keunggulannya berasal dari dalam perusahaan yang tidak dimiliki pesaing. Menjamurnya perusahaan pengembang perkotaan dan perumahan, menyebabkan kelompok perusahaan ini sulit bertahan. PT Lippo Karawaci Tbk, Tangerang yang termasuk dalam kelompok usaha ini, harus cepat mengantisipasi keadaan. Atas dasar pertimbangan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mencari keunggulan bersaing yang mengacu pada sumberdaya perusahaan, yang sulit ditiru pesaing. Penelitian ini merupakan studi kasus karena hanya membahas satu masalah dalam hal penelitian ini, strategi bersaing. Permasalahan yang diajukan : Pertama, sumberdaya apa saja yang dimiliki PT Lippo Karawaci Tbk; Kedua, kompetensi inti apa saja yang dimiliki PT Lippo Karawaci Tbk; Ketiga, bisnis apa saja yang dapat dikembangkan berdasarkan kompetensi inti yang dimiliki PT Lippo Karawaci Tbk. Pengumpulan data penelitian, dilakukan dengan observasi dan mewawancarai para direktur di lingkungan PT Lippo Karawaci Tbk. Data dianalis secara kualitatif dan kuantitatif. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah : Pertama, sumberdaya PT Lippo Karawaci Tbk terdiri dari : sumberdaya kasat mata, dibagi menjadi sumberdaya fisik (lokasi, produksi dan produk serta pemasaran) dan keuangan; sumberdaya tidak kasat mata dibagi sumberdaya teknologi (pengelolaan air limbah dan bersih, desain rumah, komputerisasi bidang manajemen) dan sumberdaya reputasi (konsep penjualan dan klub pemasaran; pusat perbelanjaan terluas di Jakarta; apartemen tertinggi di Jakarta; pelopor desain Mediteranean dan Town House); sumberdaya manusia (keteraturan manajemen, keunggulan karyawan pemasaran, kehandalan petugas keamanan). Kedua, kompetensi inti PT Lippo Karawaci Tbk, adalah : konsep penjualan (pre﷓project selling), kerjasama dengan perusahaan lain. Ketiga, pengembangan bisnis berdasar kompetensi inti PT Lippo Karawaci Tbk : perpanjangan waktu pembayaran uang muka dan cicilan (konsep penjualan); mendirikan toko, perpustakaan umum, pusat kursus, bengkel mobil, rent a car, pasar onderdil dan tradisional (aliansi strategis); mendirikan sarana olahraga, peribadatan, taman rekreasi, penitipan bayi, asrama mahasiswa/karyawan, pusat jajan, pengembangan jalur angkutan se-Jabotabek, pengadaan taksi (fasilitas pendukung keberadaan kota baru); pembayaran telepon di kawasan Lippo Karawaci (pelayanan purna jual); peningkatan bonus dan jumlah tenaga penjual, membuka usaha jual beli rumah (SDM pemasaran); pembelian saham perusahaan yang lebih rendah harga tanahnya dari kawasan Lippo Karawaci (akuisisi saham).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhian Yoga Oetoro
Abstrak :
Saat ini, salah satu isu penting yang secara terus menerus menjadi perhatian para pelaku bisnis adalah tingkat efisiensi dan efektifitas dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dalam perkembangan usaha suatu perusahaan, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi yang optimal, dan salah satunya adalah dengan lebih memfokuskan diri pada core competence perusahaan sehingga tercipta suatu keunggulan kompetitif di kalangan perusahaan tersebut. Konsekuensi logis dari strategi tersebut adalah keputusan pimpinan perusahaan atau manajemen untuk mengalihdayakan atau menyerahkan proses - proses yang bukan core competence perusahaan tersebut ke pihak lain. Aktivitas yang dikenal dengan istilah outsourcing ini telah menggejala di seluruh dunia dan telah terbukti dapat meningkatkan daya saing usaha secara signifikan. Di dalam negeri sendiri fenomena ini sudah ada dan diterapkan sejak lama. Bidangbidang usaha yang telah menerapkan konsep ini pun beragam, mulai dari Teknologi Informasi, Logistik, Sumber Daya Manusia dan industri-industri besar pada umumnya. Dalam hal ini industri AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) merupakan indstri yang pemainnya sangat beragam di Indonesia. Salah satu kekuatan mereka dalam merebut "kue" konsumennya adalah efisiensi. Dengan memiliki efisiensi yang baik, mereka dapat membangun suatu konsep produk yang dapat memberikan keuntungan maksimal bagi mereka, karena mereka bermain dalam lingkup yang luas sebanding dengan target pasarnya yang tersebar merata dimana saja. Selain itu mereka juga harus didukung pola distribusi yang mumpuni. Karena keberadaan produk mereka sangatlah dituntut oleh konsumen mereka. Dan juga proses komunikasi yang mereka sampaikan dalam memasarkan produk AMDK tersebut. Tidaklah mudah untuk merebut hati para konsumen tersebut, konsep komunikasi yang diterapkan haruslah efektif dan dapat membangun persepsi konsumtif mereka. Banyak sudah pemain di industri ini yang merasakan sulitnya "menari" dalam industri ini, walaupun dapat bersaing dalam kualitas dan harga, namun faktor komunikasi dari produk tersebut juga sangat menentukan hasil akhirnya. Karena faktor komunikasi produk ini dirasakan sangat penting dalam kelangsungan produk tersebut, maka PT.X (Sebuah pemain asli Indonesia yang sudah lama bermain dalam indusrti AMDK ini, dengan salah satu produk andalannya, Teh dalam kemasan botol) tidak main-main dalam mengkomunikasikan produk andalannya tersebut. Sadar akan sulit dan pentingnya akan konsep komunikasi itu, inaka mereka sepakat untuk bennitra dengan salah satu Biro iklan di Indonesia, PT. Matari Advertising (Matari Ads), dan hubungan kemitraan tersebut terus berjalan sampai sekarang. Dengan kerjasama ini, PT. X mempercayakan semua kegiatan komunikasi dan promosinya melalui PT Matari Adv. secara berkesinambungan. Dengan hal tersebut maka PT. X dapat lebih berkonsentrasi dalam core competence mereka, yakni pengembangan dalam memproduksi minuman kemasan tersebut.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Aditya Witantra
Abstrak :
Salah satu sifat alami dari perusahaan adalah untuk mengejar competitive advantage atas pesaingnya dalam sebuah industri. Namun bagaimanapun, untuk mencapai competitive advantage sangatlah sulit terutama karena persaingan yang kian ketat antar perusahaan. Kondisi ini mengharuskan seorang manajer perusahaan untuk menghasilkan cara baru untuk unggul dalam kompetisi. Oleh karena itu, tesis ini dibuat untuk menganjurkan perusahaan agar terlibat dalam aliansi strategis sebagai media untuk mendapatkan competitive advantage. Penelitian mengatakan bahwa aliansi strategis akan meningkatkan pasokan sumber daya dan saluran jaringan. Selain itu, aliansi strategis juga akan memfasilitasi peningkatan kompetensi inti perusahaan serta untuk belajar dan mengembangkan kemampuan strategis baru. Studi ini menganalisis manfaat yang perusahaan bisa dapatkan jika mereka terintegrasi dalam sebuah aliansi. Manfaat ini juga akan mengarah ke pencapaian competitive advantage. Selain itu, tesis ini juga menyelidiki bagaimana cara untuk membangun sebuah aliansi serta bagaimana cara untuk berhasil mengelola aliansi, karena tidak jarang aliansi menemui kegagalan selama beroperasi. Selain itu, tesis ini juga menghadirkan dua analisa kasus, yang akan menggambarkan konsep dan teori aliansi strategis untuk dunia bisnis yang nyata. Menggabungkan unsur-unsur tersebut, tesis ini berharap dapat mengungkap apa yang diperlukan bagi perusahaan untuk menciptakan competitive advantage dengan terlibat dalam sebuah aliansi strategis yang menguntungkan. ......It is the nature of the firms to pursue competitive advantage over the rivals in the industry. But however, it is very difficult to achieve competitive advantage especially due to the fiercer competition between firms, which now has been amplifying more than ever. This condition forces manager to impose new way to be stand out in the competition. Hence, this thesis promotes firms to engage in strategic alliances as the medium in order to gain competitive advantage. It is said that strategic alliance will boosts the supply of resources and networking channel. In addition to that, strategic alliance will facilitates the improvement of firm’s core competence as well as to learn and develop new strategic capabilities. This study analyses the benefits that the firms may get if they are integrated in an alliance. These benefits will also leads to the achievement of competitive advantage. Furthermore, this thesis correspondingly investigates the approaches for alliance to gain competitive advantage as well as how to successfully manage alliance, since there are many alliances meet failure during the operation. Moreover, this thesis also presents two case analyses, which will illustrate the concepts and theories of strategic alliance to the real business world. Combining those elements, this thesis hopes to unravel what it takes for firms to create competitive advantage by engaging in fruitful strategic alliance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hamsal
Abstrak :
Abstrak
To be a world-class company is every company's dream. However, to realize this aspiration a company must transform itself to become power house that contributes significantly to the economic growth and nation's prosperity. As a powerhouse in Indonesian cement industry, PT Semen Indonesia Tbk believes that to become a world-class engineering company it should be ready to compete in the regional and global markets. Therefore, building core competence as learning organizations and continuously renew its knowledge can be its source of sustainable competitive advantage. In addition, Center of Knowledge Management should also be established to support the development of these core competences. Then, followed by scenario planning development how this corporate center can adaptively develop these core competences along the way to the journey to the world class level. At the end, early warning signals should be anticipated by the center to effectively implement the developed scenarios.
Jakarta: The Ary Suta Center, 2014
330 ASCSM 25 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library