Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 11 Document(s) match with the query
cover
Sofjan Assauri
"Pengamatan perilaku konsumen menjadi dasar pertimbangan yang penting dalam proses penetapan strategi pemasaran. Hal ini karena umumnya banyak perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menekankan pada falsafah pemasaran yang berorientasi pada konsumen, yang dikenal dnegan konsep pemasaran. Dengan konsep pemasaran, perusahaan atau pemasar selalu berupaya memberiklan kepuasaan yang lebih tinggi kepada konsumen atau pelanggannya, bila dibandingkan dengan para pesaingnya. Untuk dapat berhasil dalam persaingan yang semakin ketat pada akhirnya-akhir ini, maka perusahaan haruslah dapat memberikan nilai atau value pelanggan yang lebih baik atau superior dibandingkan dengan pesaingnya."
2003
MUIN-XXXII-05-Mei2003-28
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi Juliandri
"Dalam masa paska krisis ekonomi sekarang ini perhatian konsumen akan kuaiitas produk baik barang maupun jasa kembali menjadi pertimnbangan yang tidak dapat diabaikan begitu saja oleh para penyedia produk barang dan jasa. Perbaikan kondisi ekonomi yang terus berjalan walaupun dibarengi oleh kondisi ketidakpastian dan ketidakstabilan politik dan keamanan di Indonesia.
Setelah kurang lebih 5 tahun berlalu kondisi perekonomian Indonesia kembali meningkat dengan baik yang ditandai dengan membaiknya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika dan yang lainnya, suku bunga Bank Indonesia yang semakin kecil membuat para konsumen tidak lagi suka men&namkan investasinva ke tabungan atau deposito, tetapi lebih suka membelanjakan uangnya untuk keperluan peningkatan kualitas hidup mereka ataupun menginvestasikannya dalam bentuk saham dan investasi porto folio yang menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih besar.
Salah satu cara pembelanjaan uang yang dilakukan oleh konsumen dengan membeli kendaraan bermotor dimana pada saat ini begitu banyak jenis-jenis dari berbagai merek kendaraan bermotor yang dipasarkan di Indonesia, yang membuat banyak pilihan bagi para konsumen sebelum mereka menentukan pilihan mereka untuk membeli satu jenis kendaraan merek tertentu yang mereka pikir sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial mereka.
Keterkaitan dengan hal tersebut PT. TAM sebagai pemegang lisensi untuk merakit dan mendistribusikan kendaraan bermotor roda empat harus lebih lagi memeperhatikan strategi pemasaran yang perlu ditingkatkan bukan hanya dari segi produk utama yang menjadi core competence PT. TAM selama ini menjadi pemimpin pasar kendaraan bermotor roda empat khususnya untuk kendaraan niaga dan multi purposes vehicle (Kijang).
Dimana saat ini begitu banyak bermunculan pesaing-pesaing bam dati produk merek Korea yang ingin menyaingi Kijang dalam hal volume penjualan seperti Kia Carens, Honda Stream dimana dengan harga yang ditawarkan hanya sedikit di atas harga kijang tapi dengan fasilitas dan kemewahan yang !ebih Jari Toyota Kijang disamping merek-merek lama yang juga menjadi pesaing lama Toyota Kijang seperti Mitsubishi Kuda Grandia, Suzuki Aerio dan lainnya.
Hal ini membuat Toyota hams lebih lagi memantapkan strategi pemasarannya khususnya untuk strategi pemasaran puma jualnya, dimana selama ini Toyota dikenal dengan jaringan dsitribusi, penjualan suku cadang dan perbaikan umum yang lebih dari para pesaingnya perlu berbenah diri lagi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pelayanan puma juai yang ditawarkan oleh para pesaing Toyota yang sangat menarik untuk pendukung produk utamannya sepeti dengan jaminan, 2 tahun a tau 40.000 km, gratis suku cadang selama masa tersebut dan perbaikan-perbaikan gratis untuk masa-masa pemakaian tertentu seperti 5000 km, 10.000 km dan setemsnya.
Dalam Karya Akhir ini akan diteliti strategi pelayanan perbatkan umum PT. TAM dengan mengukur kualitas produk pelayanan dan tingkat kepentingan pelayanan dengan cara melakukan interview dengan menyebarkan kuesioner ke dua tokasi pelayanan perbaikan umum PT. TAM yaitu Sunter dan Sudirman. Kuesioner yang digunakan adalah dengan menterjemahkan dimensi-dimensi utama dari SERVQUAL yang dijabarkan menjadi atribut-atribut yang lebih detil lagi yang kemudian menjadi poin-poin yang ditanyakan daiam kuesioner tersebut.
Jumlah kuesioner yang ditujukan untuk 158 responden secara imbang untuk dua tempat tersebut dengan waktu penyebaran kuesioner yang paralel antara lokasi Sunter dan Sudirman yang diharapkan cukup valid untuk dijadikan sebagai sumber data untuk penelitian lebih lanjut, dengan pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang ada.
Hasil Penelitian yang didapat ternyata masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pelayanan perbaikan umum PT. TAM yang ada di Sunter dan Sudirman dalam rangka ,mempertahankan kualitas pelaynan yang sama dengan kepuasan pelanggan karena masih belum adanya standar yang sama untuk pelayanan misalnya pelayanan "waktu tunggu sampai disambut Service Advisor" di Sunter yang hanya 5 menit dan di Sudirman yang 10 menit, juga dalam hal "kesulitan menemukan bagian pelayanan" antara lokasi Sunter dan Sudirman dimana pelangganlebih sulit menemukan tempat pelayanan karena lokasi aktual tempat pelayanan yang ada di belakang pusat penjualan dan show room. Sedangkan di Sunter relatif lebih mudah menemukannya karena lebih terletak di pinggir jalan.
Hal lain seperti kualitas pelayanan yang diterima ole pelanggan di Sunter dan Sudirman yang berbeda dengan ekpektasi awal yang mereka inginkan, seperti dalam hal ketersedian suku cadang yang lebih baik di Sunter dibandingkan dengan di Sudirman hal ini dapat disebabkan karena lokasi gudang suku cadang PT. TAM yang ter1etak di daerah Sunter sehingga bisa menghasilkan waktu penyediaan yang lebih pendek.
Secara keseluruhan masih banyak kualitas straiegi pelayanan perbaikan umum sebagai pendukung kualitas produk utama PT. TAM yang perlu dibenahi dalam rangka mendapatkan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya tetap dapat menjadi pemimpin pasar kendaraan roda empat yang ada di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arun Hapsari
"Kualitas dalam bisnis kini sepertinya sudah menjadi "harga yang harus dibayar" oleh perusahaan jasa agar dapat tetap survive dalam bisnisnya. Termasuk dengan Bank yang merupakan salah satu bentuk dari perusahaan jasa, karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
Adanya tingkat pelayanan yang buruk dan tidak sesuai standar yang diinginkan nasabah bank dapat menyebabkan nasabah merasa tidak puas. Ketidakpuasan nasabah atas pelayanan yang diterima dapat menimbulkan kemarahan yang merupakan respon lanjutan akibat buruknya pelayanan. Efek dari ketidakpuasan nasabah tidak hanya terjadi pada saat berlangsungnya transaksi. Proses yang timbul sebagai akibat dari ketidakpuasan seperti keluhan nasabah, negatif word of mouth (WOM), bahkan berpindahnya nasabah ke bank lainnya dapat saja terjadi.
Data yang terkumpul pada penelitian ini dianalisis menggunakan metode analisis multivariat pada program SPSS. Analisis statistiik yang digunakan adalah analisis regresi, analisis ini dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel dependen perilaku konsumen atas kegagalan layanan dan variabel independen ketidakpuasan pelanggan terhadap gagalnya layanan serta kemarahan pelanggan yang merasa tidak puas. Sedangkan untuk mengetahui konsistensi kuesioner yang digunakan dengan melakukan uji reliabilitas dan uji validitas dapat dilihat dengan menggunakan analisis faktor.
Kemarahan nasabah disebabkan oleh ketidakpuasan nasabah akan kegagalan pelayanan bank yang diterimanya. Dari hasil penelitian ini, ketidakpuasan nasabah yang tidak disertai rasa marah berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen informasi negatif dari mulut ke mulut kepada calon/nasabah lainnya, serta penyampaian keluhan secara langsung. Sedangkan ketidakpuasan nasabah yang disertai rasa marah/kecewa tidak signifikan terhadap semua variabel dependen yang diuji. Berdasarkan penelitian ini kemarahan/kekecewaan nasabah yang berpengaruh secara signifikan terhadap :
a. Berpindahnya nasabah ke bank lainnya
b. Penyampaian keluhan secara langsung
c. Penyampaian keluhan nasabah dengan melibatkan pihak ketiga.
Sedangkan dari hasil penelitian ini kemarahan/kekecewaan nasabah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap informasi negatif dari mulut ke mulut kepada calonl nasabah lainnya.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen untuk mengakomodsi nasabah yang tidak puas dan marah antara lain, pihak manajemen cepat tanggap terhadap keluhan nasabah, pihak manajemen dapat memberikan pelayanan sesuai dengan harapan/keinginan nasabah, Kemampuan karyawan untuk dapat menyampaikan informasi kepada nasabah dengan baik, pihak manajemen bank dapat memberikan ketepatan pelayanan, kesediaan karyawan untuk menerima masukan dari para nasabah untuk pelayanan yang lebih baik sehingga pihak manajemen mengetahui keinginan nasabah.

Quality in business is likely supposed to be "compulsory payable price"' for service companies in order to slay survive in its business. This including Bank which is one of Service Company, because the product given is only service to society.
The existence of bad and unqualified service to the customer are able to affect dissatisfaction of customer. Customer who feels dissatisfaction with the service obtained can provide anger as a response of service it self. The effect of dissatisfaction of customer doesn't only occur on the purchasing but also any unexpected problems such as customer complain; negative Word of Mouth, switching to competitor.
Data collected in this research is analyzed using multivariate analysis on SPSS program, statistical analysis used is regression analysis_ This analysis is done to examine correlation between dependent variable of customer behavior for service failure and independent variable of dissatisfaction customer forwards service failure and dissatisfaction customer anger. This analysis observes how enormous is independent variable can explain dependent variable by seeing coefficient determinant whereas to know consistency of questioner used is by using reliability and validity test. I1 can be looked by using factor analysis.
The result of this research explains that customer anger toward service failure is due to dissatisfaction customer of service failure obtained based on this research. Customer dissatisfaction which is not followed by anger significantly to negative Word of Mouth and customer complaint. While for dissatisfaction of customer which is followed by anger doesn't significantly to all dependent variable test. According to this research customer anger significantly to:
a. Switching
b. Customer complaint
c. Third party complain
In addition the result of the result of this research shows that anger doesn't significant to negative Word of Mouth.
The main step for the management to accommodate dissatisfaction and angry customer that the management should quickly concern with customer complaint, management can provide service adaptively to customer expectation, employee's ability to give information perfectly to customer, management can also provide appropriate service, employee's willingness for customer's suggestions for better work thus management is able to know what customer need and want.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliantini Erowati
"Teknologi penginderaan jauh (inderaja), khususnya inderaja dari satelit, berkembang sangat pesat. Disamping itu kepemilikan satelit yang saat ini umumnya dimiliki pemerintah dan beroperasi bukan untuk tujuan "komersial" mulai berubah ke pihak swasta dengan basis komersial. Tantangan tersebut bahkan lebih besar dengan adanya arus globalisasi perekonomian dan informasi. Adapun institusi di Indonesia yang berkompetensi untuk menggunakan dan menyediakan informasi dan konsultasi yang berkaitan dengan masalah - masalah inderaja adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Berkaitan dengan meningkatnya persaingan, terjadi pula perubahan pada perilaku konsumen. Karena banyaknya pilihan, konsumen kini menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas produk dan harga maupun mengenai pelayanan. Salah satu kunci utama kesuksesan bersaing perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kepuasan pelanggan lebih baik dari kepuasan yang dapat diberikan pesaingnya.
Untuk meningkatkan Jaya saing produk inderaja LAPAN dan meraih loyalitas pelanggan, maka dilakukan penelitian ini, guna mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. Dalam mengkaji kualitas pelayanan dan produk inderaja LAPAN serta mengukur tingkat kepuasan pelanggan, digunakan metode Service Quality, yang terdiri dari 5 dimensi, yaitu : Tampilan Fisik (Tangibles), Keandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Kemampuan Memahami Kebutuhan Pelanggan (Empathy). Berdasarkan kelima dimensi tersebut di atas, kernudian dilakukan penelitian mengenai persepsi dan harapan pelanggan terhadap pelayanan dan produk data inderaja LAPAN, diperoleh sejauhmana kepuasan pelanggan, ditinjau dari persepsi pelanggan terhadap produk dan pelayanan yang selama ini diterima, dan bagaimana harapan pelanggan terhadap pelayanan dan produk yang diinginkan. Kemudian diketahul pula seberapa besar kesenjangan yang terjadi akibat perbedaan persepsi dan harapan tersebut.
Dalam upaya peningkatan kepuasan pelanggan, LAPAN perlu memberikan perhatian serius pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Salah satu strateginya adalah mengidentifikasi berbagai kelemahan yang ada untuk segera diatasi, dan membangun kekuatan dengan potensi yang ada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulianto Ischak
"Saat ini, dalam bidang Keuangan dan Perbankan di Indonesia, media Internet dan telepon seluler merupakan salah satu perkembangan teknologi terbesar yang memungkinkan Bank untuk memberikan layanan yang lebih baik pada para nasabahnya. Perkembangan ini menjadikan E-Banking sebagai salah satu layanan perbankan yang mulai banyak digunakan. Trend dalam pengadaan E-Banking untuk saat ini adalah menggunakan Outsourcing, untuk aktivitas yang bukan merupakan core business, melalui jasa perusahaan system integrator yang menyediakan solusi E-Banking yang lengkap dan efisien. Bank Syariah Mandiri, sebagai salah satu bank swasta nasional di Indonesia telah pula membangun infrastruktur E-Banking untuk memberikan nilai lebih bagi nasabahnya. Akan tetapi, Bank Syariah Mandiri lebih memilih untuk melakukan in-house development dibandingkan dengan outsourcing dalam membangun infrastruktur E-Bankingnya. Kedua alternatif, baik outsourcing dan in-house development, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam hal keamanan, jenis dan macam fitur yang ditawarkan, biaya, dan efisiensi operasional. Tesis ini akan mencoba untuk melakukan evaluasi terhadap infrastruktur E-Banking yang telah dikembangkan secara in-house oleh Bank Syariah Mandiri. Ruang lingkup tesis ini dibatasi pada analisa atas infrastruktur E-Banking, yaitu Internet Banking yang digunakan dan dikembangkan sendiri oleh Bank Syariah Mandiri. Proses bisnis maupun infrastruktur core-banking diluar dari E-Banking tidak dibahas. Variabel evaluasi yang digunakan untuk analisis dibatasi pada tingkat kesiapan menghadapi lonjakan jumlah transaksi melalui Customer Behavior Model Graph (CBMG), quality of service dalam pengiriman data transaksi dengan performance analysis, bottleneck analysis, dan tingkat skalabilitas arsitekturnya menggunakan scalability analysis. Kata Kunci : E-Banking, Internet-Banking, Mobile Banking, Scalability Analysis, Customer Behavior Model Graph, Performance Analysis, Bottlenecks Analysis"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Binar Qalbu Cimuema
"

Berbeda dengan arsitektur monolith, arsitektur microservice dapat melakukan scaling secara independen pada service tertentu saja, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menanggapi lonjakan traffic dan tentunya lebih menghemat resource dibanding monolith. Tidak semua service pada suatu aplikasi perlu dilakukan scaling, hanya service dengan load processing tertinggi saat menerima banyak request yang perlu dilakukan horizontal scaling untuk menghemat resource. Tetapi penentuan service yang harus dilakukan scaling harus dilakukan secara benar agar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah Customer Behavior Model Graph (CBMG) dengan melihat probabilitas perpindahan halaman yang dilakukan oleh pengguna. Dari metode tersebut dapat ditemukan halaman yang paling sering diakses oleh pengguna sebelum akhirnya ditentukan service dengan load processing tertinggi. Salah satu teknik yang dimiliki oleh kubernetes adalah Horizontal Pod Autoscaling (HPA) yang memungkinkan untuk melakukan scaling hanya pada salah satu pod. Pada kubernetes, service lebih dikenal sebagai pod. Dari pengimplementasian HPA didapatkan bahwa pada percobaan terjadi penurunan access failure rate dari sebelum implementasi sebesar 17.19% dan 20.52% dan setelah implementasi turun menjadi 4.86% dan 5.44%. Selain itu terdapat kenaikan throughput pada percobaan dari sebelum implementasi sebesar 25.00 request/detik dan 41.30 request/detik, setelah implementasi didapatkan sebesar 39.30 request/detik dan 51.10 request/detik. Pada percobaan lainnya didapatkan sebelum implementasi sebesar 4.60 request/detik dan 4.20 request/detik, setelah implementasi didapatkan sebesar 15.50 request/detik dan 13.80 request/detik. Dari hasil implementasi bisa dilihat bahwa melakukan peningkatan pada salah satu pod sudah cukup untuk meningkatkan kinerja aplikasi website dengan resource yang tersedia dan dapat dioptimalkan dengan maksimal. Implementasi dilakukan pada salah satu aplikasi website microservice teastore, dengan strategi scaling berdasarkan CBMG, optimasi yg dilakukan berhasil menurunkan access failure rate dan meningkatkan throughput, meksipun menggunakan jumlah resource yang sama. dengan kata lain, setelah strategi yang dirancang diimplementasikan, penggunaan resource menjadi lebih optimal untuk melayani request-request yang ada.


Unlike monolithic architecture, microservice architecture can independently scale specific services, providing greater flexibility in responding to traffic spikes and, of course, saving more resources compared to monoliths. Not all services in an application need to be scaled; only pods with the highest load processing when receiving many requests need to be horizontally scaled to save resources. However, determining which services need scaling must be done properly to meet user needs. One method that can be used is the Customer Behavior Model Graph (CBMG), which looks at the probability of user page transitions. From this method, the most frequently accessed pages by users can be identified before determining the service with the highest load processing. One technique available in Kubernetes is Horizontal Pod Autoscaling (HPA), which allows scaling to be done only on specific pods. From the implementation of HPA, it was found that there was a decrease in the access failure rate from before implementation by 17.19% and 20.52%, and after implementation, it decreased to 4.86% and 5.44%. Additionally, there was an increase in throughput from before implementation by 25.00 requests/second and 41.30 requests/second, after implementation, it was found to be 39.30 requests/second and 51.10 requests/second. In another experiment, before implementation was 4.60 requests/second and 4.20 requests/second, after implementation, it was 15.50 requests/second and 13.80 requests/second. Improving the performance of one pod is sufficient to enhance the performance of the website application with the available resources and can be optimized to the maximum. The implementation was carried out on one microservice website application, making it better than monolithic architecture, which needs to scale the entire application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said Muhamad Muhsin
"Persaingan dalam industri ritel yang semakin ketat setiap waktunya mendorong banyak peritel berlomba-lomba untuk bagaimana caranya memuaskan para konsumennya. Salah satunya yang dilakukan oleh Mitra Adiperkasa sebagai sebuah holding company yang memegang beberapa ritel ternama dengan cara membuat program loyalitas "MAP CLUB". Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh loyalty program milik Mitra Adiperkasa yaitu "MAP CLUB" terhadap customer satisfaction dari para anggotanya.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian terdiri atas 100 responden baik perempuan maupun laki-laki dengan usia minimal 17 tahun, berdomisili di daerah Jabodetabek, dan merupakan member dari program loyalitas "MAP CLUB". Data penelitiaan didapatkan dengan menyebarkan kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linear sederhana. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh antara program loyalitas "MAP CLUB" terhadap customer satisfaction dari para anggotanya.

Competition in the retail industry has gotten more vicious as the time goes by and that has driven many retailer to satisfy its customerrs. One was conducted by Mitra Adiperkasa, a holding company which holds several notable retails, by creating a loyalty program known as "MAP CLUB".The objective of this research was to analyze the effect of the loyalty program that belong to Mitra Adiperkasa known as "MAP CLUB" towards the satisfaction of the member itself.
This research applied quantitative approach. The sample of this research consisted of 100 respondents of both women and men with a minimum age of 17 years old, live in the Greater Jakarta area, and is a member of the loyalty program "MAP CLUB". The research data were collected using questionnaire and analyrzed using simple linear regression analysis. This research indicated that "MAP CLUB" loyalty program affect the satisfaction of the member itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Nurbaiti Syavira
"Semakin berkembangnya tren dan minat konsumen terhadap kosmetik mendorong munculnya toko-toko ritel kosmetik di Indonesia seperti Beautyhaul, Boots, dan Sociolla. Toko ritel kosmetik memiliki Beauty Advisor sebagai seseorang yang akan membantu pelanggan dalam pengalaman berbelanja di toko ritel kosmetik. Penelitian ini berfokus pada bagaimana interaksi personal dari Beauty Advisor Brand dan Beauty Advisor Toko dapat memberikan pengaruh terhadap niat membagikan WOM positif dan niat beli pelanggan melalui lensa pengalaman berbelanja afektif pelanggan serta sikap lintas budaya terhadap produk asing dan lokal. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari 462 responden wanita yang berusia 17-40 tahun, berdomisili di Indonesia, dan pernah berkunjung ke toko ritel kosmetik dalam enam bulan terakhir. Data yang telah diperoleh pada penelitian ini diolah menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan software SmartPLS 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Beauty Advisor Personal Interaction dapat meningkatkan Positive WOM Intention dan Purchase Intention dari pelanggan toko ritel kosmetik baik dari segi pengalaman afektif pelanggan terutama pada BA Brand dibandingkan dengan BA Toko. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat peran moderasi dari Consumer Ethnocentrism dan Foreign Product Affinity dalam meningkatkan pengalaman berbelanja afektif pelanggan.

The growing trend and consumer interest in cosmetics have led to the emergence of cosmetic retail stores in Indonesia, such as Beautyhaul, Boots, and Sociolla. Cosmetic retail stores have Beauty Advisors who assist customers in their shopping experience. This study focuses on how the personal interaction between the Beauty Advisor Brand and Beauty Advisor Store can influence customers' intention to share positive word-of-mouth (WOM) and purchase intention. It also examines the customers' affective shopping experience and cross-cultural attitudes towards foreign and local products. Data for this study was collected from 462 female respondents aged 17-40, residing in Indonesia, who had visited cosmetic retail stores in the past six months. The collected data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with SmartPLS 3 software. The results indicate that Beauty Advisor Personal Interaction can enhance customers' Positive WOM Intention and Purchase Intention in cosmetic retail stores, particularly with the BA Brand compared to the BA Store. Additionally, the study shows that Consumer Ethnocentrism and Foreign Product Affinity do not moderate the effect of affective shopping experience on customers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Dian
"Penelitian ini menguji pengaruh perceived employee emotional competence terhadap customer satisfaction dan loyalty, serta bagaimana rapport memediasi pengaruh tersebut. Penelitian ini menggunakan konteks personal service, yaitu penata rambut, dengan menggunakan 130 sampel. Penelitian ini terdiri dari dua studi. Studi 1 menguji model penelitian pada responden yang menggunakan penata rambut yang sama setiap kali menggunakan jasa penata rambut, sedangkan studi 2 menguji model penelitian pada responden yang menggunakan penata rambut yang berbeda-beda. Model penelitian diuji dengan menggunakan teknik analisis Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa employee emotional competence tidak berpengaruh secara langsung terhadap satisfaction dan loyalty, tetapi melalui mediasi rapport.

This research examined the effect of perceived employee emotional competence on customer satisfaction and loyalty, and how rapport mediates these effects. This research uses the context of personal service, hairstylist, using 130 samples. This research consists of two studies. Study 1 tested the research model on respondents who use the same hairstylist each time using the service of hairstylist, while Study 2 tested the research model on respondents who use different hairstylists each time using the service. The model was tested by using Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) technique. This research showed that employee emotional competence do not effect satisfaction and loyalty directly, but through the mediation of rapport.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qorie Caesar Diaz Rahayu
"Empiris Tujuan Penelitian: Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan mobile banking berdasarkan e-service quality, attitude dan customer satisfaction menggunakan studi kasus perbankan konvensional dan perbankan digital
Desain / metodologi / pendekatan: Sebuah model konseptual untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan mobile banking dikembangkan berdasarkan tinjauan literatur yang ada dengan menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling. Data dikumpulkan dari 532 pengguna mobile banking BCA dan 479 pengguna Jenius yang kami gunakan untuk menguji model tersebut. Data dianalisis berdasarkan Partial Least Square - Structural Equation Modeling menggunakan SmartPLS 3.0
Hasil Penelitian: Dari kedua studi kasus tersebut, ditemukan bahwa BCA sebagai representasi layanan mobile banking dari perbankan konvensional dan Jenius sebagai representasi dari digital banking. Namun hasil yang berbeda, yang terjadi karena journey customer yang berbeda dalam menggunakan mobile banking. Di BCA, actual use dipengaruhi oleh attitude, e-service quality, dan customer satisfaction. Namun di BCA ditemukan bahwa computer self-efficacy tidak berpengaruh terhadap attitude. Sedangkan pada Jenius, actual use dipengaruhi oleh attitude, e-service quality dan customer satisfaction. Namun di Jenius, ditemukan bahwa computer self-efficacy tidak berpengaruh signifikan terhadap attitude, system availability tidak berpengaruh terhadap e-service quality.
Praktisi / Implikasi Kebijakan: Memberikan wawasan kepada provider mobile banking BCA dan Jenius untuk meningkatkan e-service quality yang akan meningkatkan attitude customer satisfaction dan actual use mobile banking
Batasan Penelitian: Penelitian ini ditujukan untuk responden yang berada di Indonesia. Namun responden yang ditemukan peneliti masih terfokus di pulau Jawa, sehingga belum merata di seluruh Indonesia. Sehingga ke depannya perlu ada penelitian lain yang membahas segmen yang lebih luas dan representatif.

Research Aims : Investigate factors affecting mobile banking usage behavior based on e-service quality, attitude and customer satisfaction using case studies of conventional banking and digital banking
Design/methodology/approach: A conceptual model to investigate factors that influence mobile banking usage was developed based on the review of existing literature using the Structural Equation Modelling approach. Data collected from 532 BCA’s mobile banking users and 479 Jenius’s users we used to test the model. The data were analyzed based on on Partial Least Square – Structural Equation Modeling using SmartPLS 3.0 Research Findings : It is found that in both case studies, BCA as a representation of mobile banking services from traditional banking and Jenius as a representation of fully digital banking. However, different results, which occur due to different user journey in using mobile banking. On the BCA, actual use is influenced by attitude, e-service quality and customer satisfaction. However at BCA, it was found that computer self-efficacy had no effect on attitude. While on Jenius, actual use is influenced by attitude, e-service quality and customer satisfaction. However at Jenius, it was found that computer self-efficacy had no significant on attitudes, system availability had no effect on e-service quality. Practitioner/Policy Implication : Providing insights to mobile banking providers BCA and Jenius to improve the e-service quality that will enhance customer satisfaction and mobile banking usage
Research Limitations : This study is aimed at respondents who are in Indonesia. However, the respondents that researchers can find are still focused on the island of Java, so it is not evenly distributed throughout Indonesia. So, there needs to be other research in the future that discusses a wider and more representative segment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>