Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gurning, Martha D. P.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S9345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiah Sekar Andini
"Deterjen merupakan produk rumah tangga yang digunakan sehari-hari. Di Indonesia, tingginya permintaan terhadap deterjen membuat persaingan yang ketat dalam industri tersebut sehingga penggunaan iklan menjadi sangat penting demi memasarkan dan membedakan produk masing-masing. Namun, suatu merek tidak bisa hanya mengiklankan produknya begitu saja, tetapi perlu mempertimbangkan pesan dan konsep iklan agar lebih menonjol dibandingkan dengan produk lainnya. Salah satunya adalah dengan membuat iklan yang melakukan perbandingan terhadap produk pesaing atau iklan komparatif. Namun, penggunaan iklan komparatif harus tetap mengikuti etika periklanan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen di Indonesia, yakni Surf, Rinso, dan So Klin pada periode yang berbeda (2011 dan 2015). Analisis penggunaan iklan komparatif ini dilakukan secara tematik dengan menelaah penggunaan perbandingan dalam TVC masing-masing merek dari segi teks deskripsi, kata dan kalimat, dan visual yang digunakan. Berdasarkan temuan, iklan deterjen kerap memiliki adegan yang menyandingkan dan membandingkan produknya dengan produk lain yang dianggap sebagai produk kompetitor. Perbandingan yang dilakukan mengacu pada pesaing yang tidak disebutkan namanya (indirect comparative advertising). Selain itu, produk kompetitor selalu digambarkan tidak lebih bersih, tidak lebih cerah, tidak lebih wangi, tidak lebih banyak menghasilkan cucian, dan tidak lebih praktis atau cepat daripada produk deterjen yang sedang diiklankan. Penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen juga memiliki kecenderungan melanggar Etika Pariwara Indonesia (EPI) karena merendahkan produk kompetitor dan dapat menyesatkan khalayak.

Detergent is a household product that is used daily. In Indonesia, the high demand for detergents makes competition intense in the industry so that the use of advertising becomes very important in order to market and differentiate each product. However, a brand cannot simply advertise its products, but needs to consider the message and advertising concept to make it stand out from other products. One of them is by making advertisements that make comparisons to competitors' products or comparative advertisements. However, the use of comparative advertising must follow advertising ethics. This paper aims to determine the use of comparative advertising on detergent brands in Indonesia, namely Surf, Rinso, and So Klin in different periods (2011 and 2015). The analysis of the use of comparative advertising is carried out thematically by examining the use of comparisons in the TVC of each brand in terms of descriptive text, words and sentences, and visuals used. Based on the findings, detergent advertisements often have scenes that juxtapose and compare their products with other products that are considered competitors' products. The comparison made refers to indirect comparative advertising. In addition, competitors' products are always described as no cleaner, no brighter, no more fragrant, no more laundry, and no more practical or fast than the detergent product being advertised. The use of comparative advertising on detergent brands also has a tendency to violate the Indonesian Advertising Ethics (EPI) because it demeans competitors' products and can mislead the public."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan A. Bachtiar
"ABSTRAK
Bisnis dan perang memillki kemiripan yang dekat sekali,
Kalau di dalam perang, perang terjadi di medan tempur, sementara
di dalam bisnis pertempuran berlangsung di pasar. Setiap saat di
pasar terjadi peperangan antar produk dan jasa. Terlebih lagi pada
pasar consumer goods, produk-produk yang hampir setiap saat
dikonsumsi konsumen. Seperti juga perang sesungguhnya,
kemenangan dimulai dan banyak ditentukan di belakang meja ketika
para pimpinan menyusun strategi perang yang tepat.
PT. Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan
besar yang bergerak di bidang manufaktur barang kebutuhan dasar
yang memproduksi barang-barang : kosmetika, sabun dan deterjen,
dan pangan.
Rinso sebagai salah satu produk andalan PT. Unilever
Indonesía telah memiliki posisi yang sangat kuat dan telah menjadi
market leader dalam kategori pasar deterjen. Merek Rinso
merupakan suatu modal, telah dikenal, memiliki asosiasi merek yang
baik, dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas, serta memiliki
sejumlah pelanggan yang setia.
Rinso merupakan produk dengan perceived quality yang
tinggi, artinya persepsi konsumen tentang rnutu terhadap produk
Rinso itu sendiri memiliki nilai plus. Rinso dijual dengan harga yang
lebih mahal ketimbang pesaingnya dalam segmen pasar sejenis tanpa
harus ditinggalkan pelanggannya.
Kunci keberhasilan Rinso dalam menguasai pasar adalah
tetap menjaga kualitas produk dengan tanpa mengecilkan peranan
iklan. Hal ini juga didukung dengan pentingnya peranan penelitian
dalam pengembangan produk Rinso beserta variannya yang
berkualitas.
ikian yang gencar terus dilakukan oleh Rinso dibarengi
dengan inovasi produk yang tak pernah henti untuk menutup segala
celah segmen pasar. Ternoda Bukan Aib merupakan iklan Rinso
Baru, produk Unilever yang memberi kontribusi keuntungan cukup
besar kepada perusahaan.
Pemasaran produk-produk Rinso ini didukung sepenuhnya
oleb jaringan distribusi Unilever yang sudah 62 tahun melayani
konsumen Indonesia dan telah kini memiliki 249 distributor yang
mencakup 400.000 outlet yang tersebar di berbagai pelosok
nusantara.
Karya akhir ini akan meneliti, mempelajari dan kemudian
membuat analisis tentang bagaimana perusahaan tersebut berhasil
menerapkan strategi pemasaran deterjen Rinso dengan
mengutamakan konsep customer drive, sehingga dapat mengungguli
para pesaingnya dalam segmen pasar yang sejenis."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Wilayah hunian dapat dengan bebas memanfaatkan air tanah
sementara peraturan tentang jarak sumber air bersih dan pembuangan
kotoran manusia yang merupakan salah satu sumber pencemar tidak
diindahkan akibatnya pertumbuhan penduduk yang diiringi dengan
merapatnya jarak antar rumah memicu penurunan kualitas air tanah dangkal.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang dikemukan adalah
bagaimana kualitas air tanah dangkal pada musim hujan dan kemarau dalam
kaitannya dengan kerapatan rumah dan jarak dari sungai di DKI Jakarta? Cara
mendapatkanya adalah dengan analisis korelasi peta (overlay) dan korelasi
statistik (pearson product moment) untuk melihat korelasi (kaitan) antar
variabel. Hasilnya kerapatan rumah berkorelasi (berhubungan) dengan
kualitas air (parameter bakteri Fecal coli), jadi semakin rapat rumah maka
kualitas air tanah dangkal semakin buruk. Sedangkan jarak sumber air dengan
sungai tidak terbukti berpengaruh terhadap kualitas air.
Kata Kunci : Air tanah dangkal, kualitas air, Fecal coliform, deterjen.
viii+78 halaman+32 tabel+6 grafik+2 gambar+5 lampiran+12 peta
Bibliografi : 19 (1989-2006)"
Universitas Indonesia, 2007
S33831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roza Adriany
"Dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap produk aditif impor telah dipelajari sintesis salah satu jenis aditif deterjen minyak. lumas otomotif yaitu kalsium petroleum sulfonat netral. Bahan dasar yang digunakan adalah minyak lumas dasar 1-M-650, oleun1 30 o/o sebagai stttn.ber gas S03, amil alkohol, dan kalsium hidroksida. Sintesis dilakukan dengan tiga tahap reaksi, yaitu proses sulfonasi terhadap HVI-650 de:ngan adanya gas S03 , menghasilkan asam sulfortat m.inyak. bumi (petroleum sufonates) baik yang bersifat larut. dalam rninyak ( disebut asam mahogani) maupun yang bersifat larut dalam air (green acids), yang takandung dalam sludge. Asam mahogani yang terlarut dalam minyak. dipisahkan dmi sludge dan selanjutny!l diubah ke dalam bentuk esta sulfa1at dengan adanya amil alkohcl.. Tahap akhir dari sintesis ini adalah pembentukan garam kalsium petrcl.eum _sulf"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Wulan Karindra
"Detergent with composition originated from renewable material are being widely developed to replace detergent that contains LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate), which is originated from oil and hard to decompose. This undergaduate thesis proposed a detergent based on natural ingredients TiO2 and Palm PAS (Palm Oil- Based Primary Alkyl Sulfate). Palm PAS are able to remove dirt, TiO2 are able to degrade dirt and leftover surfactant. After finding the stable and optimum composition of TiO2 and Palm PAS in deionized water, sodium carbonate was added because in the previous research the formulated detergent has only been tested in deionized water. It is hypothesized that water hardness will decrease the performance of detergent. Hard water used in this research was CaCl2 because it was found widely in the water used for washing. The initial characterization of the solution was done using PSA while most of the absorbance determination was done using Uv-vis spectrometer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnanda Nuriskasari
"ABSTRAK
Pengembangan deterjen cair ramah lingkungan berbasis titania, surfaktan nabati, dan zeolit 4A telah dilakukan. Prinsip kerja deterjen tersebut adalah pengangkatan kotoran oleh surfaktan nabati, kemudian dilanjutkan dengan fotodegradasi katalitik terhadap air buangan cucian oleh titania. Adapun penambahan zeolit 4A berperan untuk meningkatkan kinerja deterjen dalam air sadah (builder). Produk deterjen yang dihasilkan adalah berbentuk cair, sehingga ditambahkan carboxy methyl cellulose (CMC) sebagai pengental dan penstabil deterjen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deterjen non-konsentrat dengan rasio konsentrasi titania 0,1% dan surfaktan palmPAS 0,7% memiliki kemampuan mengangkat kotoran (methylene blue) sebesar 89%, dan kandungan surfaktan sisa pencucian menurun hingga 14%. Komposisi optimal deterjen konsentrat untuk pencucian dengan air non-sadah adalah 1% TiO2, 7% palmPAS, 2% CMC, dan 90% air dengan kemampuan mengangkat kotoran lebih dari 50% pada beban pencucian 2 kali deterjen non-konsentrat. Adapun komposisi optimal deterjen konsentrat untuk pencucian dengan air sadah maksimum 100 ppm Ca2+ adalah 1% TiO2, 7% palmPAS, 2% CMC, 2% zeolit, dan 88% air dengan kemampuan mengangkat kotoran sebesar 35% pada beban pencucian 2 kali deterjen non-konsentrat.

ABSTRACT
This study has further investigated the development of eco-friendly liquid detergent using titania, natural-based surfactant, and 4A zeolite. The principle of the detergents is the dirt removal by natural-based surfactant, followed by catalytic photodegradation of the laundry?s waste water by titania. The addition of zeolite improves the detergent performance in hard water (builder). As the detergent format is liquid, carboxy methyl cellulose (CMC) was added as the thickener and the detergent?s stabilizer. Research showed that non concentrated detergent with 0,1%Titania-0,7%palmPAS surfactant ratio was able to remove 89% of dirt (methylene blue) together with 14% reduction of the residual surfactants. The optimize condition for concentrated detergent washed with non-hard water is 1% TiO2, 7% palmPAS, 2% CMC, and 90% water. It was able remove more than 50% of dirt for 2 times detergent non-concentrated washing. While the optimize condition for concentrated detergent washed with maximum 100 ppm Ca2+ hard water is 1% TiO2, 7% palmPAS, 2% CMC, 2% zeolite, and 88% water. It was able remove 35% of dirt for 2 times detergent non-concentrated washing.
"
2016
T45791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiah Sekar Andini
"Deterjen merupakan produk rumah tangga yang digunakan sehari-hari. Di Indonesia, tingginya permintaan terhadap deterjen membuat persaingan yang ketat dalam industri tersebut sehingga penggunaan iklan menjadi sangat penting demi memasarkan dan membedakan produk masing-masing. Namun, suatu merek tidak bisa hanya mengiklankan produknya begitu saja, tetapi perlu mempertimbangkan pesan dan konsep iklan agar lebih menonjol dibandingkan dengan produk lainnya. Salah satunya adalah dengan membuat iklan yang melakukan perbandingan terhadap produk pesaing atau iklan komparatif. Namun, penggunaan iklan komparatif harus tetap mengikuti etika periklanan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen di Indonesia, yakni Surf, Rinso, dan So Klin pada periode yang berbeda (2011 dan 2015). Analisis penggunaan iklan komparatif ini dilakukan secara tematik dengan menelaah penggunaan perbandingan dalam TVC masing-masing merek dari segi teks deskripsi, kata dan kalimat, dan visual yang digunakan. Berdasarkan temuan, iklan deterjen kerap memiliki adegan yang menyandingkan dan membandingkan produknya dengan produk lain yang dianggap sebagai produk kompetitor. Perbandingan yang dilakukan mengacu pada pesaing yang tidak disebutkan namanya (indirect comparative advertising). Selain itu, produk kompetitor selalu digambarkan tidak lebih bersih, tidak lebih cerah, tidak lebih wangi, tidak lebih banyak menghasilkan cucian, dan tidak lebih praktis atau cepat daripada produk deterjen yang sedang diiklankan. Penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen juga memiliki kecenderungan melanggar Etika Pariwara Indonesia (EPI) karena merendahkan produk kompetitor dan dapat menyesatkan khalayak.
Detergent is a household product that is used daily. In Indonesia, the high demand for detergents makes competition intense in the industry so that the use of advertising becomes very important in order to market and differentiate each product. However, a brand cannot simply advertise its products, but needs to consider the message and advertising concept to make it stand out from other products. One of them is by making advertisements that make comparisons to competitors' products or comparative advertisements. However, the use of comparative advertising must follow advertising ethics. This paper aims to determine the use of comparative advertising on detergent brands in Indonesia, namely Surf, Rinso, and So Klin in different periods (2011 and 2015). The analysis of the use of comparative advertising is carried out thematically by examining the use of comparisons in the TVC of each brand in terms of descriptive text, words and sentences, and visuals used. Based on the findings, detergent advertisements often have scenes that juxtapose and compare their products with other products that are considered competitors' products. The comparison made refers to indirect comparative advertising. In addition, competitors' products are always described as no cleaner, no brighter, no more fragrant, no more laundry, and no more practical or fast than the detergent product being advertised. The use of comparative advertising on detergent brands also has a tendency to violate the Indonesian Advertising Ethics (EPI) because it demeans competitors' products and can mislead the public.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Lusi Susanti
"[ABSTRAK
Prevalensi infeksi parasit usus di Jakarta masih tinggi, yaitu mencapai 70,47%. Ada beberapa jalur transmisinya, antara lain melalui konsumsi sayuran yang terkontaminasi. Sayuran yang mungkin terkontaminasi ialah kubis, terlebih lagi kubis dapat dimakan dalam kondisi mentah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan kontaminasi parasit usus pada kubis di pasar tradisional dan swalayan Jakarta tahun 2012. Digunakan masing-masing 20 sampel sayuran kubis dari pasar tradisional dan swalayan Jakarta. Sampel diolah menggunakan metode sedimentasi sederhana dengan media perendaman larutan deterjen cair 10% dan air sebagai kontrol. Ditemukan 100% sampel kubis yang diteliti menggunakan media perendaman larutan deterjen cair 10% positif terkontaminasi parasit usus dengan jumlah yang bervariasi. Spesies parasit usus yang ditemukan ialah Ascaris lumbricoides (64,03%), Trichuris trichiura (18,71%), cacing tambang (7,02%), Giardia lamblia (7,90%), dan Entamoeba coli (2,34%). Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000) antara jumlah parasit usus pada sayuran kubis di pasar tradisional sebanyak 2240 (64,93%) dan swalayan sebanyak 1210 (35,07%). Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000) antara jumlah kontaminasi parasit usus pada sayuran kubis berdasarkan media perendaman, yaitu sebanyak 3450 (71,43%) pada larutan deterjen cair 10% dan 1380 (28, 57%) pada air.

ABSTRACT
Prevalence of intestinal parasites infection in Jakarta is still high, about 70,47%. There are several ways of its transmission. One of them is by consuming contaminated vegetables. Vegetables which are possible to be contaminated is cabbage, more over it can be consumed in raw condition. This study aims to determine and compare contamination of intestinal parasites on cabbage from traditional and modern markets Jakarta 2012. This study used 20 samples of cabbages from each traditional and modern markets in Jakarta. Samples were processed using a simple sedimentation method with 10% liquid detergent solution as submersion media and water as control. From all samples, 100% samples of cabbage that were soaked in 10% liquid detergent solution were positive contaminated by intestinal parasites in varying amounts. Species of intestinal parasites that was found were Ascaris lumbricoides (64,03%), Trichuris trichiura (18,71%), Hookworm (7,02%), Giardia lamblia (7,90%), and Entamoeba coli (2,34%). There was a significant difference (p=0,000) between the number of intestinal parasite on cabbage from traditional markets as much as 2240 (64,93%) and modern markets as much as 1210 (35,07%). There was a significant difference (p=0,000) between the number of intestinal parasites contamination on cabbage based on submersion media, 3450 (71.43%) was found by using 10% liquid detergent solution and 1380 (28, 57%) was found by using water., Prevalence of intestinal parasites infection in Jakarta is still high, about 70,47%. There are several ways of its transmission. One of them is by consuming contaminated vegetables. Vegetables which are possible to be contaminated is cabbage, more over it can be consumed in raw condition. This study aims to determine and compare contamination of intestinal parasites on cabbage from traditional and modern markets Jakarta 2012. This study used 20 samples of cabbages from each traditional and modern markets in Jakarta. Samples were processed using a simple sedimentation method with 10% liquid detergent
solution as submersion media and water as control. From all samples, 100% samples of cabbage that were soaked in 10% liquid detergent solution were positive contaminated by intestinal parasites in varying amounts. Species of intestinal parasites that was found were Ascaris lumbricoides (64,03%), Trichuris trichiura (18,71%), Hookworm (7,02%), Giardia lamblia (7,90%), and Entamoeba coli (2,34%). There was a significant difference (p=0,000) between the number of intestinal parasite on cabbage from traditional markets as much as 2240 (64,93%) and modern markets as much as 1210 (35,07%). There was a significant difference (p=0,000) between the number of intestinal parasites
contamination on cabbage based on submersion media, 3450 (71.43%) was found by using 10% liquid detergent solution and 1380 (28, 57%) was found by using water.]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Surya Wirawan
"Limbah minyak yang mencemari perairan dapat bercampur dengan limbah rumah tangga seperti deterjen membentuk emulsi yang stabil. Pada penelitian ini akan dilakukan demulsifikasi dan adsorpsi solar dari model limbah emulsi solar dalam air menggunakan adsorben zeolit admisel polistirena. Kondisi optimum pembuatan model limbah emulsi solar dalam air yang stabil adalah konsentrasi surfaktan SDS 0,02 M sebanyak 20 mL ditambah minyak solar 0,05 mL; waktu pengadukan 15 menit; dan kecepatan pengadukan 450 rpm. Kestabilan emulsi ditentukan dengan turbidimeter didapatkan nilai turbiditas 413 NTU. Ukuran partikel ditentukan dengan Particle Size Analyzer (PSA) didapatkan ukuran partikel yang seragam sebesar 372,6 nm. Pembuatan adsorben diawali dengan pembentukan admisel, yaitu pembentukan lapisan bilayer pada permukaan zeolit dengan konsentrasi HDTMA-Br 70 mmol/L. Selanjutnya mengadsolubilisasi stirena yang ditentukan dengan menggunakan UV-Visible spectrophotometry, didapatkan konsentrasi optimum sebesar 1,6 x 10-3 M. Terakhir dilakukan polimerisasi dengan menggunakan inisiator Kalium Persulfat (K2S2O8). Adsorben zeolit admisel-polistirena digunakan untuk demulsifikasi dan adsorpsi solar dari emulsi solar dalam air. Kondisi optimum untuk adsorpsiDS- adalah pada dosis adsorben 0,4 gram, waktu pengadukan 40 menit dengan pH 6,5 dengan DS- teradsorpsi sebesar 0,04986 mg/gram. Kondisi optimum adsorpsi solar adalah dosis adsorben 0,4 gram, waktu pengadukan 30 menit dan pH 6,5 dengan solar teradsorpsi sebesar 79 mg/gram adsorben.

Water pollution is a very serious problem, especially in Indonesia. One of kind waste disposed by oil industry is diesel oil. Waste oil that contaminates water is normally with household waste such as detergents produced stable emulsion. Demulsification is the process of separating two liquid phases are homogeneously mixed with each other to form an emulsion. This research studied the adsorption of waste oils and detergents that form emulsions by using polystyrene adsolubilized in admicelle HDTMA zeolite. First, a stable emulsion sample of waste oil was prepared by mixing diesel oil and detergent, namely Sodium Dodecyl Sulfate (SDS) surfactant with some of variations: variation of the surfactant concentration, variations in the volume of diesel oil, stirring time variation, and variation of stirring speed of the emulsion. Turbidity values of the most stable emulsion was 413 NTU with a particle size of 372.6 nm homogenously. Then, modified zeolite using the styrene polymer adsolubilized into admicelle HDTMA. The optimum value of the styrene adsolubilized using UV -Visible spectrofotometry is at 1.6 x 10-3 M. Zeolite has been modified styrene polymers can adsorb and demulsificate oil waste and detergent. Then do a wide variety of applications to demulsification and adsorption process, including variations in adsorbent dose, stirring time, and pH. The optimum value of adsorbent dose on the adsorption variation of diesel oil and surfactant SDS is 0,4 grams, stirring time of 30 minutes with a pH value of 6,5 obtained for the solar adsorption at 79 mg/g adsorbent, while for the adsorbed surfactant SDS at 0.04986 mg/g of adsorbent.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>