Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Nurhadi Satria
Abstrak :
ABSTRACT
Financial technology or FinTech refers to technology-enabled financial transaction solutions while financial inclusion refers to wider financial access to as-yet-unreached people. Some agencies such as the World Bank state that Fintech and Financial Inclusion have synergistic roles in developing a better economy. Based on Global Findex data of more than 140 countries, this research shows that FinTech and Financial Inclusion are positively correlated and have a causality effect on each other. I used a cross-section regression model adopted from Wang & Guan (2017) using regional Dummy variables   distinguishing OECD, Developing World, and ASEAN countries with 2014 and 2017 data. The findings suggest that the role of Fintech in increasing financial inclusion is the strongest in OECD countries in the examined period. To develop financial inclusion in the countries, the use of Fintech should be pushed up, especially in developing countries like Indonesia.
ABSTRAK
Teknologi keuangan atau FinTech mengacu pada solusi transaksi keuangan yang didukung teknologi, sedangkan inklusi keuangan mengacu kepada akses keuangan yang lebih luas untuk orang-orang yang belum terjangkau. Beberapa lembaga seperti Bank Dunia menyatakan bahwa Fintech dan Inklusi Keuangan memiliki peran sinergis dalam mengembangkan ekonomi yang lebih baik. Berdasarkan data Global Findex di lebih dari 140 negara, penelitian ini menunjukkan bahwa FinTech dan Inklusi Keuangan berkorelasi positif dan memiliki efek kausalitas satu sama lain. Saya menggunakan model regresi cross-section yang diadopsi dari Wang & Guan (2017) menggunakan variabel Dummy regional yang membedakan negara-negara OECD, Dunia Berkembang, dan ASEAN dengan data 2014 dan 2017. Temuan menunjukkan bahwa peran Fintech dalam meningkatkan inklusi keuangan adalah yang terkuat di negara-negara OECD pada periode yang diperiksa. Untuk mengembangkan inklusi keuangan di negara-negara, penggunaan Fintech harus didorong, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gennaro Muhammad Anugerah Jusuf
Abstrak :
QR Indonesia Standard (QRIS) adalah standarisasi sistem pembayaran berbasis QR Code yang telah digunakan dan diimplementasikan oleh berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) di Indonesia. QRIS adalah merupakan bagian dari sistem Gerbang Pembayaran Nasional yang lebih luas. Ini telah dilaksanakan melalui PADG 21/18 / PADG / 2019 Bank Indonesia dan juga diatur melalui peraturan Bank Indonesia yaitu PBI 18/40 / PBI / 2016 tentang Pemrosesan Transaksi Pembayaran, PBI 19/8 / PBI / 2017 tentang National Payment Gateway dan PBI 20/6 / PBI / 2018 tentang Uang Elektronik. Tesis ini memiliki pertanyaan penelitian yaitu 1) Bagaimana implementasi Standar QR Indonesia sebagai sistem pembayaran di Indonesia? 2) Apa risiko dan implikasi penerapan QRIS dan bagaimana manajemen risiko QRIS ?. Tesis ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Berdasarkan peraturan yang tercantum dalam PADG 21/18 / PADG / 2019 serta peraturan Bank Indonesia tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran, Gerbang Pembayaran Nasional dan Uang Elektronik, Bank Indonesia sebagai regulator dan pengawas untuk sistem pembayaran telah menerapkan langkah-langkah manajemen risiko serta menerapkan menetapkan peraturan mengenai persyaratan manajemen risiko untuk semua pihak yang terlibat dalam implementasi QRIS. Meskipun risiko QRIS dianggap tidak signifikan dan minimal, masih ada risiko yang terlibat dan oleh karena itu langkah-langkah dan peraturan manajemen risiko yang jelas masih diperlukan untuk sistempembayaran seperti QRIS. Itulah sebabnya penulis merekomendasikan bahwa semua pihak harus memiliki pendekatan dan tindakan yang lebih kuat dan lebih jelas untuk manajemen risiko. ......QR Indonesia Standard (QRIS) is the standardization of QR Code-based payment systems already used and implemented by the various Payment System Providers (PJSP) in Indonesia. QRIS is the result and is part of the wider National Payment Gateway system. It has been implemented through Bank Indonesia’s PADG 21/18/PADG/2019 and is also regulated through Bank Indonesia’s regulations which are PBI 18/40/PBI/2016 regarding Payment Transaction Processing, PBI 19/8/PBI/2017 regarding National Payment Gateway and PBI 20/6/PBI/2018 regarding Electronic Money. This thesis has the research question of 1) How is the implementation of QR Indonesia Standard as a payment system in Indonesia? 2) What are the risks and implications of the implementation of QRIS and how is the risk management of QRIS?. This thesis uses the normative juridical research method. Based on the regulations stated in PADG 21/18/PADG/2019 as well the Bank Indonesia regulations regarding Payment Transaction Processing, National Payment Gateway and Electronic Money, Bank Indonesia as the regulator for the payment system has both implemented risk management measures as well as stipulating risk management requirements for all parties involved in the implementation of QRIS. Despite the risks of QRIS being considered as insignificant and minimal, there are still risks involved and therefore clear risk management measures and regulations are still required for a standardized payment system like QRIS. Which is why the author recommends that all parties must have stronger and clearer approach and measures to risk management.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Yunita Barus
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tantangan yang dihadapi oleh regulator dalam mengimplementasikan Supervisory Technology (Suptech) antara lain masalah teknikal, kualitas data, risiko operasional, internal support dan keterbatasan sumber daya. Penelitian ini bertujuan menganalisis kesiapan implementasi Suptech di Bank Indonesia (BI) dalam rangka memantau pemenuhan permodalan sistem pembayaran. Saat ini penelitian tentang kesiapan implementasi Suptech khususnya dalam memantau permodalan sistem pembayaran masih sangat terbatas. Hal ini antara lain karena ketentuan permodalan sistem pembayaran baru efektif diimplementasikan pada Juli 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Objek penelitian yaitu BI sebagai regulator yang melakukan pengawasan terhadap sistem pembayaran. Hasil penelitian menunjukan kesiapan BI untuk implementasi Suptech dalam memantau permodalan sistem pembayaran telah berjalan sesuai harapan berdasarkan penilaian kesiapan organisasi, kesiapan sumber daya, kesiapan sistem informasi dan kesiapan budaya. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah terkait kesiapan sistem informasi dalam rangka pengumpulan data karena umumnya industri sistem pembayaran masih tergolong “baru” dan sebagian pemainnya merupakan non-bank yang berbeda ukuran dan kompeleksitas-nya sehingga membutuhkan waktu bagi industri untuk melakukan pelaporan. Kedepannya, regulator dapat memanfaatkan pelaporan Suptech untuk analisis prediktif dalam rangka memprediksi permodalan yang harus dipenuhi oleh industri sistem pembayaran bilamana industri mengalami peningkatan transaksi maupun mengalami kerugian. ......This research is motivated by the challenges faced by regulators in implementing Suptech including technical problems, data quality, operational risk, internal support and limited resources. This research aims to analize the readiness of Suptech implementation in Bank Indonesia to monitor compliance with the capital adequacy rules for payment system. Currently, there are still not many research has been conducted to evaluate the readiness of Suptech implementation especially to monitor the capital requirement of payment system. This is because the capital adequacy rule for payment system is only effectively implemented on July 2023. This research is qualitative research using case studies. The object of this research is Bank Indonesia as a regulator conducting supervision to the payment system. From the research, it is concluded that the readiness of the said suptech implementation is already as per expectation based on organization readiness, resources readiness, information system readiness and cultural readiness. One area that needs more attention is information system readiness, especially for data collection. This is because the payment system industry is relatively new and many of its non-bank players have different sizes and complexity which need time to prepare reporting. In the future, regulators can utilize reporting for predictive analytics in order to predict capital requirements that need to be fulfilled by payment system industry when the industry experiences an increase in transactions or losses. 
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiyaksa Pratama
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana adopsi sistem pembayaran digital dan transaksi elektronik di Indonesia berdasarkan faktor-faktor yang digunakan dalam metode TAM yakni kegunaan dan kemudahan penggunaan. Penelitian ini juga menggunakan faktor tambahan seperti pengaruh sosial, literasi finansial, keamanan dan privasi; dan dukungan pemerintah untuk melihat sejauh mana layanan pembayaran digital diadopsi oleh masyarakat Indonesia, khususnya pasca pandemi COVID-19. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SmartPLS 3 dengan SEM-PLS sebagai metodologi penelitiannya dan responden sebanyak 267 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kegunaan dan kemudahan menjadi pendorong intensi masyarakat dalam mengadopsi layanan pembayaran digital. Dukungan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam adopsi layanan pembayaran digital khususya dalam membuat regulasi terkait ekosistem layanan pembayaran digital. Faktor lainnya seperti pengaruh sosial, literasi finansial, dan keamanan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap adopsi layanan pembayaran digital dalam penelitian ini. Uji tren pembayaran digital dengan menggunakan data sekunder menunjukkan adanya tren positif penggunaan layanan pembayaran digital selama lima tahun terakhir. ......This research aims to see how far the adoption of digital payment systems and electronic financial transactions in Indonesia is based on the factors used in the theory acceptance model (TAM) method, such as perceived usefulness and perceived ease of use. Several factors, such as social influences, financial literacy, security and privacy, and government support, are added to the effects of the intention to adopt digital payments, especially after the COVID- 19 pandemic. Data processes with SmartPLS 3 and uses SEM-PLS method to see that all of the factors are supported to adopt digital payment systems in Indonesia. Result show that perceived usefulness and ease of use are the factors that drive the intention to adopt digital payment systems. Besides that, government support drives intention to adopt digital payment system by regulations to develop digital payment ecosystems. Others such as social influences, financial literacy, and security-privacy aren’t influenced on intention to adopt digital payment systems in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Adhiarini
Abstrak :
Studi ini mengkaji apakah mereka yang menggunakan layanan pembayaran digital akan tetap menggunakan fasilitas tersebut, didasari oleh faktor-faktor yang ada di dalam model UTAUT2 yang telah dimodifikasi. Berdasarkan (Shailza & Sarkar, 2019), layanan pembayaran digital telah mencapai tingkat adopsi yang terus meningkat dalam sektor-sektor baik pemerintah maupun swasta. Seiring dengan para pelaku bisnis dan organisasi mulai beradaptasi terhadap teknologi, mereka juga berlomba-lomba dalam memberikan layanan pembayaran digital yang terbaik bagi para pengguna. Kajian studi ini menggunakan 8 variabel independen (Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Habit, Price Saving Orientation, dan Trust). Total responden dari kuesioner yang telah disebar terdapat sebesar 256 responden. Hasil dari studi ini adalah, lima dari delapan variabel (Effort Expectancy, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Price Saving Orientation, dan Trust) memengaruhi continuance intention para konsumen dalam menggunakan layanan pembayaran digital. Sementara tiga variabel lainnya (Performance Expectancy, Social Influence, dan Habit) terbukti tidak memengaruhi continuance intention para konsumen. ......This study examines whether those who are using the digital payment services will continue to do so considering the factors that are based on the modified UTAUT2 Model. According to (Shailza & Sarkar, 2019), digital payment services has achieved increasing adoption throughout the government and private sector. Moreover, as businesses and organizations are starting to adapt to technology, all are racing in order to provide the best and most convenient digital payment services for the consumers. This study takes in 8 variables: Effort Expectancy, Performance Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Habit, Price Saving Orientation, and Trust, in order to assess their Continuance Intention to use digital payment services. The questionnaire that was distributed for this study has a total respondent of 256. The results of this study are five out of eight variables (i.e., Effort Expectancy, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Price Saving Orientation, and Trust) positively influenced the continuance intention to use digital payment services. While the remainder three variables (i.e., Performance Expectancy, Social Influence, and Habit) do not positively influence the continuance intention to use digital payment services.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Adopsi teknologi QR Code Indonesian Standard (QRIS) dapat mempermudah transaksi pembayaran dan meningkatkan efisiensi UMKM. Namun, QRIS belum sepenuhnya diadopsi oleh UMKM di Indonesia, tercermin dari tingkat adopsi yang relatif rendah. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan framework Technology, Organization, Environment (TOE) untuk menganalisis pengaruh faktor TOE terhadap adopsi QRIS dan dampaknya terhadap kinerja UMKM. Penelitian ini menggunakan self-administered questionnaire untuk memperoleh data dari 299 UMKM di Indonesia. Pendekatan Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan Smart PLS3.0 digunakan untuk menilai hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian. Temuan menunjukkan bahwa adopsi QRIS ditentukan oleh faktor organisasi dan lingkungan, sedangkan faktor teknologi tidak berpengaruh signifikan. Lebih lanjut, penelitian ini membuktikan bahwa adopsi QRIS berdampak signifikan terhadap kinerja UMKM. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyarankan pentingnya kolaborasi antara regulator dan Penyedia Layanan Pembayaran untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada UMKM untuk meningkatkan adopsi QRIS. ......Adoption of QR Code Indonesian Standard (QRIS) technology can simplify payment transactions and improves MSMEs' efficiency. However, QRIS has not been fully adopted by MSMEs in Indonesia, reflected by a relatively low adoption rate. Therefore, this study uses the Technology, Organization, Environment (TOE) framework to analyse the influence of TOE factors on QRIS adoption and the impact on the MSMEs performance. This study used questionnaires gathered from 299 MSMEs in Indonesia and Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) approach to assess the hypotheses. The findings show that the adoption of QRIS is determined by organisational and environmental factors, while technological factors have no significant effect. Furthermore, this study proves that QRIS adoption has a significant impact on the MSMEs performance. Based on the findings, this study suggests the importance of collaboration between regulators and Payment Service Providers to provide education and assistance to MSMEs to increase the adoption Fof QRIS.
[Depok, , ]: [Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, , ], 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Rizky Permana
Abstrak :
Covid-19 telah melanda dunia dan tentunya mengubah kebiasaan masyarakat, termasuk mempercepat adopsi transaksi cashless payment khususnya di Indonesia. Ini memang menjadi momentum bagi perusahaan Financial Technology dan Bank Konvensional untuk bersaing. Tesis ini akan fokus pada Industri Pembayaran Digital di Indonesia, khususnya pada bisnis acquiring merchant acceptance yang berperan signifikan sebagai katalisator cashless payment. Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian tentang service quality, business model canvas, dan pentingnya analisis kinerja untuk aplikasi BRImerchant. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi kualitas pelayanan aplikasi BRImerchant menggunakan importance performance analysis. ......Covid-19 has hit the world and has undoubtedly changed people's habits, including fastening the adoption of Cashless Payment transactions, especially in Indonesia. This is indeed momentum for Financial Technology companies and Conventional Banks to compete. This Thesis will focus on the Digital Payment Industry in Indonesia, especially on Acquiring Merchant Acceptance Businesses that hold a significant role as catalysator of Cashless Payment. This research is also based on research regarding service quality, business model canvas, and the importance of performance analysis for BRImerchant Applications. This study aims to define the service quality strategy for BRImerchant applications using importance performance analysis.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Saraswati
Abstrak :
Pandemi COVID-19 telah mengubah cara orang berinteraksi dengan teknologi dan melakukan transaksi. Seiring dengan meningkatnya pentingnya transaksi non-tunai, aplikasi pembayaran digital mengalami peningkatan penggunaan yang signifikan di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan pengguna terhadap aplikasi fintech di Indonesia menggunakan UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) dan ITM (Initial Trust Model). Temuan penelitian menunjukkan bahwa kegunaan, kemudahan penggunaan, kontrol diri yang dirasakan, dan kepercayaan yang dirasakan memiliki dampak positif dan signifikan terhadap niat pengguna untuk menggunakan aplikasi fintech. Namun, keamanan yang dirasakan tidak tampak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat pengguna untuk menggunakan aplikasi fintech. Data dikumpulkan dari pengguna aktif aplikasi pembayaran digital. Temuan menunjukkan bahwa pengalaman pengguna aplikasi menghasilkan kegunaan, kemudahan penggunaan, kontrol diri yang dirasakan, dan kepercayaan yang dirasakan di kalangan pengguna aktif aplikasi tersebut. Penelitian ini memberikan kontribusi berharga dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan aplikasi fintech di Indonesia. Bagi bisnis fintech, penelitian ini dapat membantu pengembang aplikasi fintech dalam meningkatkan fitur dan fungsionalitas aplikasi untuk lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna. ......The COVID-19 pandemic has transformed the way people interact with technology and conduct transactions. As cashless transactions become increasingly important, digital payment applications have experienced a significant surge in usage worldwide. The objective of this study is to identify the factors that influence user acceptance of fintech applications in Indonesia using UTAUT and ITM. The findings indicate that usability, ease of use, perceived self-control, and perceived trust have a positive and significant impact on users' intention to use fintech applications. However, perceived security does not appear to have a significant influence on users' intention to use fintech applications. Data were collected from active users of digital payment app. Findings indicate that app experiences generate usability, ease of use, perceived self-control, and perceived trust among active users of the app. This research provides a valuable contribution to understanding the factors that affect the acceptance and use of fintech applications in Indonesia. For fintech businesses, this research may assist fintech application developers in enhancing application features and functionality to better suit user needs and preferences.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Anugrah Ramadhan
Abstrak :
Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah banyak perilaku pengguna secara langsung maupun tidak langsung, salah satunya adalah sistem transaksi. Di Indonesia, penggunaan sistem pembayaran digital meningkat signifikan selama pandemi COVID-19. Ritel bahan bakar juga telah mengadopsi pembayaran digital untuk memudahkan pengguna saat melakukan transaksi dari aplikasi seluler. Salah satu dari banyak strategi untuk meningkatkan kesediaan pelanggan untuk tetap setia pada merek bahan bakar ritel tertentu adalah dengan menerapkan program loyalitas dalam aplikasi pembayaran digital. Terdapat gap yang cukup besar antara pengguna terdaftar dan pengguna aktif, di mana jumlah pengguna aktif jauh lebih kecil daripada pengguna terdaftar, di aplikasi pembayaran digital dan program loyalitas ini. Studi ini menyelidiki peran user experience dalam membangkitkan hubungan emosional yang memprediksi continued usage intention untuk aplikasi pembayaran digital menggunakan lensa teoritis kerangka Pleasure, Arousal, dan Dominance (PAD). Data dikumpulkan dari pengguna aktif aplikasi pembayaran digital. Temuan menunjukkan bahwa pengalaman aplikasi menghasilkan kesenangan, gairah, dan emosi dominasi di antara pengguna aktif aplikasi. Studi ini memiliki implikasi bagi akademisi, perusahaan minyak & gas, perancang aplikasi, dan bisnis berbasis aplikasi lainnya karena membuktikan pentingnya pengalaman pengguna dalam aplikasi dalam membangkitkan emosi PAD positif pada pelanggan dan memperkuat penjelasan tentang niat penggunaan yang berkelanjutan .......The impact of the COVID-19 pandemic has changed a lot of user’s behavior directly and indirectly, one of which is the transaction system. In Indonesia, the use of digital payment system has increased significantly during the COVID-19 pandemic. Fuel retailers have also adopted digital payments to ease the users while making transaction from mobile applications. One of many strategies to increase customer willingness to stay loyal in particular retail fuel’s brand is to implement a loyalty program within digital payment app. There is a quite big gap of numbers between registered users and active users, where active user numbers are much smaller than the registered user’s, in this digital payment and loyalty program app. This study investigates the role of user experience in evoking emotional relation which predicts continued usage intention for digital payment applications using the theoretical lens of the Pleasure, Arousal and Dominance (PAD) framework. Data were collected from active users of digital payment app. Findings indicate that app experiences generate pleasure, arousal, and dominance emotions among active users of the app. The study has implications for academicians, oil & gas companies, app designers, and other app-based business as it proves significance of a user experience in app on evoking positive PAD emotions in customers and strengthen the explanation of continued usage intentions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Sena Adipraja
Abstrak :

Pembayaran digital di Indonesia dari tahun 2016 hingga 2021 diproyeksikan akan bertumbuh sebesar 788%. Penggunaan sistem pembayaran digital yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia akan memberikan pertumbuhan inklusif, kemudahan, dan kenyamanan yang akan membuat akselerasi transaksi di Indonesia. Data penelitian diperoleh dari hasil pengumpulan kuesioner online serta didapatkan 356 responden dengan 42% dari Pulau Jawa-Bali, 19% dari Pulau Sumatera, 16% dari Pulau Kalimantan, dan 22% dari Pulau Sulawesi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Modeling alternatif yang berbasis varians, yaitu Partial Least Square. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah trust (kepercayaan pengguna), perceived ease of use (kepercayaan pengguna terhadap pemberi layanan), perceived usefulness(kegunaan yang dirasakan oleh pengguna), perceived risk (persepsi kerusakan yang mungkin dialami pelanggan saat menggunakan layanan),convenience (kenyamanan), attitude towards service (sikap pengguna terhadap layanan yang diberikan), social influence (pengaruh sosial), dan behavioral intention.  Dari penelitian ini didapatkan bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan layanan pembayaran digital di Indonesia menggunakan model adopsi Technology Acceptance Model (TAM) adalah perceived usefulness (kegunaan yang dirasakan oleh pengguna), trust(kepercayaan pengguna), social influence (pengaruh sosial), dan attitude towards service (sikap pengguna terhadap layanan). Kelima dari faktor tersebut secara empiris berpengaruh dalam keinginan pengguna untuk menggunakan pembayaran digital di Indonesia.


Digital payments in Indonesia predicted from 2016 to 2021 will grow by 788%. The use of a digital payment system that is in accordance with the needs of the Indonesian people will provide inclusive growth, convenience, and comfort that will accelerate transactions in Indonesia. The research data was obtained from an online survey collection and obtained 356 respondents with 42% from Java-Bali Island, 19% from Sumatra Island, 16% from Kalimantan Island, and 22% from Sulawesi Island. Hypothesis testing in this study uses an alternative Structural Equation Modeling method based on variance, namely Partial Least Square. The factors used in this study are trust, perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, convenience, attitudes towards services, social influence, and behavioral intentions. From this study it was found that the factors that affect the intention to use digital payment services in Indonesia using the Technology Acceptance Model (TAM) adoption model are the perceived usefulness, trust, social influence, and attitudes towards the service. These five factors empirically influence the desire of users to use digital payments in Indonesia.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>