Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Julia Remi Chandra
Abstrak :
Obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak secara berlebihan pada tubuh. Salah satu area penumpukan lemak pada tubuh adalah abdomen, yang dapat diukur dengan lingkar pinggang. Konsumsi minuman tinggi kalori semakin meningkat, salah satunya adalah soft drink. Soft drink yang berbentuk cair dan memiliki kadar gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak bila dikonsumsi secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi soft drink dengan ukuran lingkar pinggang. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk mencari hubungan konsumsi soft drink dengan ukuran lingkar pinggang. Penelitian ini dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui konsumsi soft drink dan data antoprometri mahasiswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Oktober 2015 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depok. Konsumsi soft drink dinilai dengan melihat frekuensi dan jumlah konsumsi soft drink. Analisis data menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows dengan uji Mann-Whitney. Dari pengambilan data, didapatkan 113 responden mahasiswa laki-laki FKUI angkatan 2012-2014. Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan konsumsi soft drink dengan lingkar pinggang pada mahasiswa laki-laki FKUI. Sebanyak 46% responden mengonsumsi soft drink sebanyak >1 liter/minggu. Konsumsi soft drink dapat menambah asupan kalori yang dapat mempengaruhi ukuran lingkar pinggang. ...... Obesity is condition of excessive fat accumulation in the body. One area of fat accumulation in the body is the abdomen, which can be measured by waist circumference. The consumption of high-calorie drinks is increasing, one of which is soft drinks. Soft drinks have liquid form and high sugar levels that can increase the risk of fat accumulation when consumed in excess. This study aims to find association of soft drinks consumption with waist circumference. This study used cross-sectional design to find association of soft drink with waist circumference. Data were collected using questionnaires to determine soft drinks consumption and anthropometric measurement on male students. This study was conducted in May-October 2015 in Faculty of Medicine, University of Indonesia, Depok. Soft drinks consumption were assessed by information about frequency and amount of soft drink consumption. Data were analyze using SPSS version 20.0 for windows by using Mann-Whitney test. This study obtained 113 male students of Faculty of Medicine class of 2012-2014. Results of the data analysis found association of soft drinks consumption with waist circumferences in male students. About 46% respondents consumed soft drinks >1 liters/ week. Consumption of soft drinks can increase calories intake that can affect waist circumference.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S641378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Dwy Arisandi
Abstrak :
Kelelahan merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan pada pengemudi. Pengemudi banyak yang konsumsi minuman berenergi guna mengurangi kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi minuman berenergi terhadap tingkat kelelahan pada pengemudi PT X Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik dengan pendekatan cross sectional. Dari 54 pengemudi terdapat 40 pengemudi yang konsumsi minuman berenergi dengan nilai p-value = 0,060 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kejadian kelelahan dengan pengemudi yang tidak konsumsi minuman berenergi dengan pengemudi yang konsumsi minuman minuman berenergi.
Fatigue is one of the causes of the accident to the driver. Many drivers who consume energy drinks to reduce fatigue. This study aims to determine the effect of the consumption of energy drinks on the driver's fatigue level PT X Jakarta. This study uses an analytical study design with cross sectional approach. Of the 54 drivers there were 40 drivers who consume energy drinks with a p-value = 0.060 indicates that there is no relationship with the driver's fatigue events that do not consume energy drinks with a driver who drinks energy drinks consumption.
Universitas Indonesia, 2016
S61543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thorner, Marvin Edward
Westport: AVI Publishing, 1978
R 641.21 THO n
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Hascaryo
Abstrak :
ABSTRAK
Trend penjualan minuman energi di Indonesia menunjukkan grafik peningkatan yang sangat signifikan sejak tahun 1999. Peningkatan permintaan ini diterjemahkan sebagai peluang, hal ini dapat dilihat dari jumiah produsen yang terus bertambah setiap tahunnya. Bertambahnya jumlah pemain dalam produk minuman energi membuat persaingan antar induslri menjadi semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari semakin maraknya industri-industri memasarkan produknya, yang salah satunya ditandai dengan semakin gencarnya ikian-ikian yang bermunculan di berbagai media.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukkan-masukkan yang bisa dijadikan bagi penyusunan kebijakan periklanan untuk produk minuman energi. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan segmentasi psikografis, yang menghasilkan pembagian kelompok-kelompok dan pengguna minuman energi dan pemahaman mengenai gaya hidup dan kepribadian dan kelompok-kelompok pengguna minuman energi. Target responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan pekerja kantoran. Pemilihan kedua target responden disebabkan keduanya merupakan salah satu sasaran dan produk minuman energi disamping keduanya memiliki kebiasaan mengkonsumsi media lebìh tiggi.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah exploratory research dan descriptive research. Exploratory research bertujuan untuk memberikan gagasan, wawasan, dan pemahaman atas situasi permasaran yang dihadapi oleh peneliti. descriptive research yaltu tipe riset konklusif yang bertujuan utama untuk mencari informasi data primer beru[a data kuantitatif. Metode utama yang digunakan dalam analisis data adalah analisis cluster. Pendekatan cluster yang digunakan adalah K-Means Cluster. Analisis cluster bekerja atas dasar pengelompokkan kesamaan jawaban, dimana dalam penelitian ini digunakan 41 variabel. Pengembangan variabel-variabel dilakukan atas dasar AIO inventory.

Hasil penelitian ditemukan terdapat empat segmen peminum minuman energi. Ke empat kelompok itu adalah emotional poeple, idealism people, sports people dan lifestyle people. Kelompok pertama, emotional people, merupakan orang-orang yang memilki ketakutan di dalam mengkonsumsi minuman energi, dimana kompisis terbanyak daru segmen ini adalah wanita. Kelompok kedua adalah idealism people segmen ini merupakan terdiri dari orang-orang yang mempunyai pemikiran idealis. dimana hidup harus berjalan seara sempurna. Dalam melakukan pembelian segmen memiliki banyak pertimbangan terutama yang berkaitan dengan atribut minuman energi. Selanjutnya kelompok ke tiga, sports people, adalah orang-orang yang menyukai olah raga terutama olah raga yang melibatkan kemampuan fisik secara penuh. Tidak jarang segmen ini mempunyai orientasi bahwa motivasi melakukan olahraga adalah untuk prestasi. Kelompok ke- empat, yaitu kelompok lifestyle people. Segmen ini mempunyai gaya hidup yang sangat mengikuti mode dunia, seperti mode baju dalam aksesoris gaya hidup. Mereka menginginkan setiap produk yang di kenakan memiliki gengsi. Pandangan mereka juga mengikuti pandangan hidup budaya barat, yaitu menjurus ke arah pergaulan bebas. Hal ini dicerminkan pada aktivitas luang yang dilakukan yaitu pergi ke kafe. Dan secara umum mereka menyukai kegiatan malam atau diskotik.

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu memberi masukan-masukan bagi kebijakan periklanan. maka perlu meithat kebiasaan konsumsi media yang dilakukan oleh setiap segmen. Segmen emotional people ditinjau komposisinya secara demografi sebagian besar terdiri dari wanita. Untuk itu strategi pemilihan media cetak sebaiknya yang berkaitan erat dengan wanita seperli tabloid Bintang. Segmen ke dua, idealism people, mempunyai program favorit yaitu berita dan kuis. Keadaan ini mencerminkan latar belakang pendidikan yang baik yaitu mayoritas S1 dan S2. Maka strategi beriklan untuk membidik segmen ini adalah dengan mengembangkan suatu tema iklan yang berkesan pada kebanggaan (pride). Segmen ke tiga, sports people, mempunyai kegemaran membaca dan menonton acara olah raga. Segmen ini mempunyai onentasi pada olah raga sangat tinggi, sehingga Iklan yang dikembangkan dapat menggunakan endorser yang telah berprestasi pada dunia olah raga. Demikian pula pada pemilihan media cetak, tabloid dan majalah yang dipergunakan untul beriklan adalah majalah dan tabloid olah raga seperti tabloid Bola dan majalah Liga Italia. Segmen keempat, lifestyle people, adalah segmen yang sangat menonjol dalam pola gaya hidup, dan segmen ini cenderung mengikuti pola gaya hidup bebas. Tabloid dan majalah yang menjadi favont untuk segmen ini adalah majalah gaya hidup seperti Popular dan Pop.
2002
S-Pdf (sedang dalam proses digitalisasi)
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ashari
Abstrak :
Perkembangan teknologi makanan dan minuman yang begitu pesat membuat umat Islam merasa perlu meningkatkan kewaspadaan dan menuntut pembuktian kehalalan setiap produk makanan dan minuman demi ketenangan dalam mengkonsumsi dan menggunakan produk-produk makanan dan minuman yang semakin banyak macamnya. Perhatian dan kewaspadaan umat Islam semakin meluas ke kosmetika. Mereka juga hares menerapkan pedoman tentang makanan, minuman dan obat¬obatan pada kosmetika. Karena jika Islam melarang suatu bahan dijadikan makanan dan obat sudah barang tentu melarang pula bahan tersebut dijadikan kosmetika untuk digunakan. Kehalalan suatu produk pangan, obat-obatan, dan kosmetika bukan hat yang mudah diketahui, melainkan diperlukan suatu kajian khusus yang cukup mendalam. Kajian tersebut memerlukan pengetahuan dalam bidang-bidang pangan, kimia, biokimia, teknologi industri dan didukung oleh pemahaman IPTEK dan Syariat Islam. Dengan demikian, integrasi antara pemahaman IPTEK dan Syariat Islam diperlukan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua orang muslim akan dengan mudah mengetahui status kehalalan atau keharaman suatu produk yang akan dikonsumsinya. Sertifikasi halal bertujuan memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum terhadap konsumen serta meningkatkan daya saing produk nasional dalam negeri. Ketentuan sertifikasi produk halal memiliki 2 (dua) sasaran utama, yaitu: a) melindungi konsumen dengan tersedianya produk yang kehalalannya dilindungi dan dijamin oleh hukum, dan b) memberi keuntungan pada produsen dengan meningkatkan daya saing dan omzet produksi dan penjualan. Supaya sasaran tersebut tercapai, hal-hal yang perlu diperbaiki ialah sertifikasi produk halal nasional dan standardisasi proses sertifikasi dengan alat ukurnya, sistem sertifikasi, prinsip pengaturan untuk tujuan apa sertifikasi hares dilaksanakan dan lembaga sertifikasi, perlengkapan, teknologi, laboratorium yang memenuhi standar, serta jangka waktu berlakunya sertifikat halal. Sertifikasi juga harus menjangkau bahan baku, bahan tambahan maupun bahan penolong dalam bentuk "bukan kemasan" yang tidak diecerkan untuk bahan produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan produk lainnya yang beredar di masyarakat.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T19872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
本书内容包括:饮食文明渊源、饮食的传统、吃遍中国、畅饮真情趣、饮食新风尚等。
Beijing: Intercontinental Press, 2010
SIN 613.2051 CHI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Rizqi Skriptiana
Abstrak :
Konsumsi minuman ringan dunia pada tahun 2005 menunjukkan angka 498 miliar liter, kemudian meningkat di tahun 2007 menjadi 552 miliar per liter atau sekitar 82,5 liter per orang. Rata-rata remaja di Indonesia mengonsumsi minuman ringan sebanyak 2 botol/kaleng dalam seminggu. Tingginya perilaku konsumsi remaja mungkin disebabkan pengetahuan gizi, pengaruh dari teman sebaya, keluarga dan media massa serta faktor-faktor lain. Penulis melalui penelitian ini ingin mengetahui gambaran perilaku konsumsi minuman ringan dan faktor-faktor yang memengaruhinya di SMPIT Nurul Fikri Depok yang tidak menyediakan minuman ringan berkarbonasi di kantin sekolahnya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain studi cross sectional, mengambil sejumlah 108 siswa kelas VII dan VIII menjadi responden dengan metode acak sederhana. Setiap responden diminta untuk mengisi sendiri (self-administered) kuesioner yang tersedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 32,4% siswa SMPIT Nurul Fikri yang mengonsumsi minuman ringan. Preferensi, teman sebaya, keluarga, dan media massa memiliki peran dalam konsumsi minuman ringan remaja. Meskipun hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan konsumsi minuman ringan, namun siswa laki-laki cenderung mengonsumsi minuman ringan lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan. Siswa yang memiliki uang saku di atas rata-rata memiliki kecenderungan mengonsumsi minuman ringan lebih tinggi. Peraturan dari pihak sekolah dan yayasan dalam melarang penjualan minuman ringan di kantin sekolah sudah baik dan perlu dipertahankan. ......World's consumption of carbonated soft drinks consumption in 2005 was 498 billion litters and increased up to 552 billion litters in 2007. This equivalent into global soft drinks consumption of 82.50 litters per person. Average of Indonesian teenagers consumption of soft drinks are about 2 bottles/cans per week. The high consumption of carbonated soft drinks in teenagers probably caused by nutrition knowledge, influences from peer group, family through parents modeling, mass media and other factors. The aim of this study is to see the prevalence of carbonated soft drinks consumption and factors that affect its consumption in SMPIT Nurul Fikri Depok where carbonated soft drinks is not allowed to sale in school's canteen. This study is a quantitative study with cross sectional design, using 108 students of grade VII and VIII as respondents taken by simple random sampling method. Each students were asked to fill the questionnaire by self-administered way. Results show that only 32.4% SMPIT Nurul Fikri's students who consume carbonated soft drinks. Preference, peer group, family and mass media seems have a strong relation with teenager's carbonated soft drinks consumption. Eventhough statistics didn't show a significant relation between sex and carbonated soft drinks consumption, boys tend to have higher consumption of carbonated soft drinks than girls. Students with high daily allowance also have a high soft drinks consumption. Not to sale carbonated soft drinks in this school is really good rule and need to be maintained by school itself and the foundation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Magdalena
Abstrak :
Benzena adalah senyawa kimia organik yang bersifat karsinogenik, dapat menyebabkan leukemia pada manusia. International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan benzena sebagai Grup 1 yaitu senyawa karsinogen pada manusia. Mekanisme pembentukan benzena dalam minuman ringan adalah sebagai hasil dari dekarboksilasi asam benzoat oleh radikal hidroksi. Pemanasan dapat mempercepat terbentuknya benzena. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar benzena yang terbentuk dalam minuman ringan yang mengandung asam benzoat, asam sitrat dan vitamin C yang telah dipaparkan sinar matahari selama 2 minggu. Analisis pembentukan benzena dilakukan dengan kromatografi gas detektor ionisasi nyala, dengan suhu injektor, dan detektor berturut-turut 200°C, 230°C; suhu awal kolom 60°C sampai 120°C dengan kecepatan kenaikan suhu 3°C/menit dan laju alir gas pembawa 1,5 mL/menit. Kadar benzena dalam sampel A sebesar 7,66 bpm; sampel B sebesar 12,55 bpm dan sampel C sebesar 12,97 bpm. Kadar benzena dalam sampel A masih dibawah jumlah maksimum yang diijinkan WHO sedangkan pada sampel B dan C berada diatas jumlah maksimum yang diijinkan WHO yaitu 10 bpm.
Benzene is a carcinogenic organic chemical compound and it can cause leukemia to human. International Agency for Research on Cancer (IARC) classifies benzene as Group 1 which is carcinogenic in human. The mechanism of benzene formation in soft drinks is a result from decarboxylation of benzoic acid by hydroxy radicals. Heating can accelerate benzene formation. Therefore, it is necessary to determine the level of benzene that forms in soft drinks which contains benzoic acid, citric acid and vitamin C which has exposed to the sunlight for 2 weeks. Analysis of benzene formation was done by gas chromatography flame ionization detector, a temperature of injector, and detector with 200°C, 230°C respectively; first coloumn temperature was 60°C to 120°C with speed increase from 3oC/minute, and flow rate of 1.5 ml/minute. Levels of benzene formed in sample A was 7.66 ppb; sample B was 12.55 ppb and sample C was 12.97 ppb. Level of benzene in the sample A was below the maximum level allowed by WHO requirement while in sample B and C were above the maximum level allowed by WHO which is 10 ppb.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S32910
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Viella Cecilia Wijaya
Abstrak :
Kami melakukan penelitian tentang efek pemberian minuman berkarbohidrat pada dua jam pra induksi anestesia terhadap pengurangan ketidaknyamanan prabedah untuk pasien operasi elektif. Tiga puluh sembilan pasien dewasa dengan status fisik ASA 1 dan 2 diikutsertakan dalam penelitian ini yang diacak dengan penyamaran tunggal untuk mendapatkan 300 mL minuman yang mengandung glukosa 5% atau air putih pada waktu dua jam pra induksi anestesia. Seharusnya penelitian dilakukan terhadap 68 pasien namun akibat kesalahan terhadap penghitungan jumlah sampel di awal penelitian kami dan keterbatasan waktu maka penelitian hanya dilakukan terhadap 39 pasien. Digunakan VAS sebagai metode pengukuran ketidaknyamanan prabedah yang ingin dinilai yaitu kecemasan, rasa lapar dan rasa haus. Tidak terjadi efek samping aspirasi pare pada semua subyek penelitian. Terjadi penurunan nilai VAS yang bermakna pada kedua kelompok perlakuan (p<0.05) terhadap variabel kecemasan dan rasa haus pada pengukuran di menit ke-90 dan 120 setelah pemberian minuman. Sedangkan pada variabel rasa lapar hanya terjadi penurunan nilai VAS yang bermakna pada kelompok yang mendapat minuman glukosa 5% di menit ke-90. Perbandingan nilai mean dan SD untuk penurunan VAS kecemasan, rasa lapar dan rasa haus diantara kedua kelompok hasilnya tidak bermakna (p>0.05). Kesimpulannya adalah pemberian air putih saja cukup efektif untuk menurunkan ketidaknyamanan prabedah yang berupa kecemasan dan rasa haus, namun tidak efektif untuk mengurangi rasa lapar.
We studied the effects of carbohydrate drink given two hours pre-induction of anesthesia in reducing preoperative discomforts for elective surgery patients. Thirty-nine adult patients with physical status ASA 1 and 2 were included in the study and randomized double blinded to preparation with 300mL of glucose 5% drink or plain water. The sample size was supposed to be 68 but we miscalculated it a1 the beginning of the study and also because of the lack of time, we only look 39 patients as our sample. Visual Analog Score (VAS) was used as a method of scoring the preoperative discomfort variables, which were anxiety, hunger and thirst. There were no adverse effects such as pulmonary aspiration occurred in the study. VAS was measured before, 90 and 120 minutes after the drink was given. It happened to be that both of the drinks were very effective in reducing VAS of anxiety and thirst but there were no difference between the two groups (p>0.05). Both of the drink was less effective in reducing hunger preoperatively. In conclusion, plain water is as effective as glucose 5% drink in reducing anxiety and thirst preoperative if given two hours pre induction of anesthesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>