Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Familia Maya Sari
"Diare merupakan gejala umum dari infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh berbagai macam patogen, diantaranya bakteri, virus dan protozoa. Diare biasanya terjadi karena kurangnya air minum yang bersih, sanitasi dan kebersihan yang kurang baik, dan status gizi yang buruk. Pada kasus diare penanganan berfokus pada penyebab, mengganti kehilangan cairan dan elektrolit merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya hipovolemia, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan dengan melalui oral dengan (seperti, pedialite atau oralit) atau terapi parenteral. Pengobatan pada kondisi pasien seperti ini memerlukan penanganan khusus, dimana peran Apoteker adalah memantau pemberian terapi obat yang diberikan oleh dokter agar efek terapeutik tercapai. Proses pemantauan terapi obat merupakan proses yang panjang dan komprehensif yang harus dilakukan secara berkesinambungani. Pada tugas khusus ini membahas mengenai pemantauan terapi obat pasien pediatri yang memiliki diagnosa diare dan syok hipovolemik untuk dapat melihat proses pengobatan terapi yang digunakan.

Diarrhea is a common symptom of gastrointestinal infections caused by various pathogens, including bacteria, viruses and protozoa. Diarrhea usually occurs due to a lack of clean drinking water, poor sanitation and hygiene, and poor nutritional status. In cases of diarrhea, treatment focuses on the cause, replacing fluid and electrolyte losses is important to prevent hypovolemia. This can be done by administering it orally (such as pedialite or ORS) or parenteral therapy. Treatment of patient conditions like this requires special treatment, where the pharmacist's role is to monitor the administration of drug therapy given by the doctor so that the therapeutic effect is achieved. The process of monitoring drug therapy is a long and comprehensive process that must be carried out continuously. This special assignment discusses monitoring drug therapy for pediatric patients diagnosed with diarrhea and hypovolemic shock to be able to see the therapeutic treatment process used."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aqqilla Rinanda Arenta Putri
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Kegiatan dalam PTO meliputi pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi, meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) dan biaya pengobatan, serta menghormati pilihan pasien. Manfaat PTO adalah terhindarnya pasien dari risiko klinik dan efisiensi biaya. Persiapan yang perlu dilakukan sebelum PTO adalah seleksi pasien untuk menentukan prioritas pasien yang akan dipantau mengingat keterbatasan jumlah apoteker. PTO yang dilakukan harus dikomunikasikan dengan dokter dan perawat melalui metode komunikasi SOAP (Subjective Objective Assessment Plan) sebagai dokumen tertulis. Penulisan SOAP harus menyatakan kesinambungan dan keterkaitan antara data subyektif dengan data obyektif. Pemberian obat pada pasien usia lanjut merupakan tantangan yang kompleks dan memerlukan pertimbangan cermat antara manfaat dan potensi bahaya. Kompleksitas muncul karena perubahan terkait usia antara lain adanya perubahan komposisi dan fungsi tubuh, komorbiditas, termasuk gangguan sensorik dan kognitif, serta adanya polifarmasi. Polifarmasi berhubungan dengan efek samping dan lama perawatan di rumah sakit. Mengidentifikasi dan menghindari polifarmasi dapat memberikan hasil yang lebih baik pada pasien usia lanjut dan membantu meningkatkan kualitas hidup.

Drug Therapy Monitoring (PTO) is an activity to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. Activities in PTO include assessing drug options, dosage, method of administering drugs, response to therapy, adverse drug reactions (ROTD), and recommendations for changes or alternative therapy. The goal of PTO is to increase the effectiveness of therapy, minimize the risk of Adverse Drug Reactions (ROTD) and treatment costs, and respect patient choices. The benefits of PTO are that patients avoid clinical risks and cost efficiency. Preparations that need to be made before PTO are patient selection to determine the priority of patients who will be monitored considering the limited number of pharmacists. The PTO carried out must be communicated with doctors and nurses using the SOAP (Subjective Objective Assessment Plan) communication method as a written document. SOAP writing must state the continuity and connection between subjective data and objective data. Administering medications to elderly patients is a complex challenge and requires careful consideration of benefits and potential harms. Complexity arises due to age-related changes, including changes in body composition and function, comorbidities, including sensory and cognitive disorders, and polypharmacy. Polypharmacy is associated with side effects and length of hospital stay. Identifying and avoiding polypharmacy can lead to better outcomes in elderly patients and help improve quality of life.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Misbahul Fitri Hanifah
"COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome-related Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang telah ditetapkan sebagai pandemik sejak tanggal 11 Maret 2020 oleh World Health Organization (WHO). Diketahui bahwa paru-paru yang terinfeksi langsung oleh virus dapat mengakibatkan manifestasi klinis berupa pneumonia virus. Sistem kekebalan tubuh dapat mengalami perubahan imunologis dalam tubuh seperti leukopenia, limfopenia, dan inflamasi badai sitokin, sehingga dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi lainnya. Maka dari itu, diperlukan adanya Pemantauan Terapi Obat (PTO) untuk mengoptimalkan efek terapi dan menekan angka morbiditas pasien COVID-19. Pada penulisan ini akan dibahas mengenai PTO pada pasien COVID-19 dengan pneumonia, hipokalemia berulang, dan anemia defisiensi zat besi di ruangan Melati COVID di RSUD Tarakan, Jakarta. Hal ini diharapkan dapat menggambarkan peran apoteker klinis dalam Pemantauan Terapi Obat sehingga mampu meminimalisasi risiko masalah terkait obat, progresivitas penyakit, serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengambilan data dilakukan dengan pemantauan data rekam medik pasien dari sejak pertama kali masuk rumah sakit hingga pasien dapat dipulangkan. Selanjutnya, dilakukan penetapan asesmen dan rencana yang akan didiskusikan bersama apoteker penanggung jawab ruangan tersebut. Hasil analisis PTO yang dilakukan terhadap pasien tersebut ialah terdapat satu obat yang tidak tepat dosis, yaitu urotractin. Selain itu, terdapat masalah terkait kegagalan penerimaan vitamin C yang diresepkan dan interaksi antarsuplemen kalsium karbonat dan vitamin D3 yang dapat meningkatkan risiko hiperkalsemia pada pasien.

COVID-19 is a disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome-related Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) which has been comes up as a pandemic since March 11, 2020 by World Health Organization (WHO). It is known that lungs directly infected by viruses can result in clinical manifestations in the form of viral pneumonia. The immune system can experience immunological changes in the body such as leukopenia, lymphopenia, and inflammatory cytokine storms, which can cause an increased risk of other infections. Therefore, there is a need for Monitoring Drug Therapy (MDT) to optimize the therapeutic effect and reducing the morbidity rate of COVID-19 patients. In this article, we will discuss MDT in COVID-19 patients with pneumonia, recurrent hypokalemia, and iron deficiency anemia in the Melati COVID room at Tarakan Hospital, Jakarta. It is hoped that this will illustrate the role of clinical pharmacists in MDT so that they can minimize the risk of drug-related problems (DRPs), disease progression, and can improve the patient's quality of life. Data collection is carried out by monitoring the patient's medical record data from the time they are first admitted to the hospital until the patient can be discharged. Next, an assessment and plan is carried out which will be discussed with the pharmacist in charge of the room. The results of the MDT analysis carried out on this patient were that one drug was not dosed correctly, urotractin. In addition, there are problems related to failure to receive prescribed vitamin C and interactions between calcium carbonate and vitamin D supplements which can increase the risk of hypercalcemia in patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roro Wajdilfarah
"Rumah Sakit merupakan insitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien Standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik. Salah satu pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit merupakan pemantauan terapi obat. Pemantauan terapi obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Pemantauan terapi obat memiliki tujuan untuk meningkatkan efektivitas terapi dan meminimailisir resiko reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD). Tugas khusus ini bertujuan untuk melakukan kegiatan pemantauan terapi obat (PTO) pada pasien di RSUP Persahabatan, mengkaji masalah terkait obat, dan memberi rekomendasi dan rencana terkait pemantauan terapi obat. Hasil dari tugas akhir ini adalah penyelesaian masalah terkait pasien  Tn. HD dengan diagnosis CHF ec CAD dengan penyakit penyerta hipertensi, DM tipe 2 dan akut on CKD dd CKD stage 5 di Gedung rawat inap Wijaya Kusuma RSUP Persahabatan. Permasalahan terkait obat dikaji menggunakan metode Hepler dan Strands, ditemukan masalah terakit interaksi antar obat dan indikasi tanpa obat. Rekomendasi terapi dan pemantauan parameter klinis disampaikan untuk mencapai hasil terapi yang diinginkan.

Hospitals are health service institutions that provide individual health services that provide inpatient, outpatient and emergency services. Pharmaceutical service is a direct and responsible service to patients relating to pharmaceutical preparations with the aim of achieving definite results to improve the patient's quality of life. Pharmaceutical service standards in hospitals include the management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials as well as clinical pharmacy services. One of the pharmaceutical services in hospitals is monitoring drug therapy. Drug therapy monitoring is a process that includes activities to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. Monitoring drug therapy aims to increase the effectiveness of therapy and minimize the risk of advers drug reactions (ADR). This special task aims to carry out drug therapy monitoring activities for patients at Persahabatan Hospital, examine drug-related problems, and provide recommendations and plans related to drug therapy monitoring. The result of this final assignment is solving problems related to patient Mr. HD with a diagnosis of CHF ec CAD with comorbid hypertension, type 2 DM and acute on CKD dd CKD stage 5 in the Wijaya Kusuma inpatient building at Persahabatan Hospital. Drug-related problems were studied using the Hepler and Strands method, problems were found related to interactions between drugs and indications without drugs. Therapeutic recommendations and monitoring of clinical parameters are delivered to achieve the desired therapeutic results. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriono
"Perlekatan (adhesion) adalah suatu jaringan ikat fibrous seperti pita yang terbentuk antara jaringan dengan jaringan atau dengan organ yang secara normal tidak terbentuk.Perlekatan sering kali terbentuk sebagai akibat dari cedera sewaktu Tindakan operasi. Pengambilan data pasien dilakukan dengan metode pengambilan data secara prospektif, dengan kriteria pasien minimal 5 hari dirawat dan diberikan minimal 5 jenis obat. Pasien yang dilakukan Pemantaun Terapi Obat (PTO) sebanyak 3 pasien. Pencatatan penggunaan obat dilakukan setiap hari mengingat terkadang ada perubahan jenis obat yang diberikan dokter terkait kondisi klinis pasien. Pemantauan terapi obat pasien dilakukan pada bulan September 2020 dengan mengumpulkan data pasien. Data pasien yang dikumpulkan tersebut berupa data rekam medik dan pencatatan penggunaan obat (kardeks). Pemantauan terapi obat dilakukan pada pasien bernama Ny. LS di Ruang Kebidanan. Diagnosa masuk dari dokter yang menangani Ny. LS adalah POD V Post Laparoscopy HTSOB With Retrograde Adhesiolysis tetapi berdasarkan keterangan yang terdapat di rekam medik, pasien juga memiliki indiksi terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, sehingga selama terapi pasien diberikan pengobatan tuberkulosis. Masalah interaksi obat terjadi pada pemakaian pyrazinamide dan rifampisin mememiliki tingkat interaksi obat mayor. pyrazinamide dan rifampisin secara bersamaan dapat menyebabkan cedera hati. Sedangkan omeprazole dan rifampisin memiliki tingkat interaksi moderate, dimana interaksi keduanya dapat menyebabkan penurunan konsentrasi plasma omeprazole. Pengobatan tanpa Indikasi terjadi pada pemberian KSR pada pasien karena hasil pemeriksaan laboratorium kadar kalium pasien normal serta pasien juga tidak sedang mengkonsumsi obat yang dapat menyebabkan hipokalemia.

Attachment (adhesion) is a connective tissue of fibrous like a ribbon formed between tissues with tissues or with organs that are not normally formed. Attachments are often formed as a result of injury during surgery. Patient data retrieval is done by prospective data retrieval method, with the criteria of patients at least 5 days treated and given at least 5 types of drugs. Patients conducted Drug Therapy Monitoring (PTO) as many as 3 patients. Recording of drug use is done every day considering that sometimes there is a change in the type of medicine given by the doctor related to the clinical condition of the patient. Monitoring of patient drug therapy was conducted in September 2020 by collecting patient data. The patient data collected in the form of medical record data and drug use record (kardeks). Monitoring of drug therapy was carried out on a patient named Mrs. LS in the Midwifery Room. The incoming diagnosis from the doctor who treated Mrs. LS was POD V Post Laparoscopy HTSOB With Retrograde Adhesiolysis but based on the information contained in the medical records, the patient also had an indication infected with the bacterium Mycobacterium tuberculosis, so that during therapy the patient was given tuberculosis treatment. Drug interaction problems occur in the use of pyrazinamide and rifampicin has a major level of drug interactions. pyrazinamide and rifampicin can simultaneously cause liver injury. While omeprazole and rifampicin have moderate levels of interaction, both interactions can lead to a decrease in plasma concentrations of omeprazole. Treatment without indication occurs in the administration of KSR in patients because the results of laboratory examination of potassium levels of normal patients and patients are also not taking drugs that can cause hypokalemia. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Noviana
"Rumah sakit ialah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dimana diperlukan pelayanan kefarmasian yang berkontribusi dalam institusi pelayanan di rumah sakit. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pasien yaitu dengan pelaksanaan Pematauan Terapi Obat (PTO) pasien. Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu proses yang bertujuan memastikan bahwa terapi obat yang diberikan kepada pasien adalah aman, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan mereka. PTO berperan dalam meningkatkan efektivitas terapi dan mengurangi risiko efek samping obat yang tidak diinginkan. Kegiatan PTO mencakup evaluasi terhadap pemilihan obat, dosis yang diberikan, cara pemberian obat, respons pasien terhadap terapi yang diberikan, serta deteksi reaksi obat yang tidak diharapkan (ROTD). Hasil dari PTO dapat berupa rekomendasi perubahan dalam terapi obat yang sedang berjalan atau alternatif terapi yang lebih sesuai. Peran seorang apoteker dalam Pemantauan Terapi Obat (PTO) sangat penting karena memiliki peran memastikan bahwa pasien menerima obat sesuai dengan rekomendasi dokter, memonitor respons pasien terhadap terapi, memberikan informasi yang relevan tentang obat, dan mengidentifikasi serta mencegah potensi interaksi obat yang berbahaya. Sehingga pasien menerima manfaat maksimal dari pengobatan yang diterima. Hasil Pematauan Terapi Obat (PTO) Ny. LA, pasien menerima terapi yang sesuai dengan diagnosa dan keluhan pasien, namun terjadi beberapa Drug Related Problem seperti interaksi obat, dosis terlalu rendah, dan reaksi obat merugikan seperti efek samping obat dan obat kontraindikasi. Dilakukan Intervensi atas masalah pengobatan Ny. LA dan intervensi diterima kemudian dilakukan penyesuaian terkait terapi pasien.

A hospital is a health care institution that organizes comprehensive individual health services that provide inpatient, outpatient, and emergency services. Where pharmaceutical services are needed that contribute to service institutions in hospitals. One way to improve patient quality is through the implementation of patient Drug Therapy Monitoring (PTO). Drug Therapy Monitoring (PTO) is a process aimed at ensuring that the drug therapy given to patients is safe, effective, and appropriate to their needs. PTO plays a role in improving the effectiveness of therapy and reducing the risk of unwanted drug side effects. PTO activities include evaluation of drug selection, dosage, mode of administration, patient response to therapy, and detection of adverse drug reactions (ROTDs). The outcome of PTO may be recommendations for changes in current drug therapy or alternative, more appropriate therapies. The role of a pharmacist in Drug Therapy Monitoring (PTO) is very important because it has the role of ensuring that patients receive drugs in accordance with the doctor's recommendations, monitoring the patient's response to therapy, providing relevant information about drugs, and identifying and preventing potential dangerous drug interactions. So that patients receive the maximum benefit from the treatment received. The results of Mrs. LA's Drug Therapy Monitoring (PTO), the patient received therapy in accordance with the diagnosis and patient complaints, but there were several Drug Related Problems such as drug interactions, too low doses, and adverse drug reactions such as drug side effects and contraindicated drugs. Intervention was carried out on Mrs. LA's treatment problems and the intervention was accepted and adjustments were made regarding the patient's therapy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juise Fennia Putri
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi Obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat. Pasien Geriatri merupakan pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu. Metode yang digunakan dalam laporan ini adalah studi prospektif melalui lembar instruksi harian pasien (buku list terapi pasien), catatan rekam medik pasien, terapi farmakologi dan catatan SOAP pasien pada sistem rumah sakit (SIMRS PRIMA). Apoteker farmasi klinis memegang penting peranan dalam pemantauan terapi obat dalam rangka memaksimalkan keselamatan dan kualitas hidup pasien.

Drug Therapy Monitoring (PTO) is a process that includes activities to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. The goal of PTO is to increase the effectiveness of therapy and minimize the risk of Adverse Drug Reactions. Patients receiving drug therapy are at risk of experiencing drug-related problems. Geriatric patients are elderly patients with multiple diseases and/or disorders due to decreased organ, psychological, social, economic and environmental function who require integrated health services. The method used in this report is a prospective study using the patient's daily instruction sheet (patient therapy list book), patient medical records, pharmacological therapy and patient SOAP notes in the hospital system (SIMRS PRIMA). Clinical pharmacy pharmacists play an important role in monitoring drug therapy in order to maximize patient safety and quality of life.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Hilary Khaterina
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati periode bulan September Oktober tahun 2017 bertujuan agar mampu memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit sesuai dengan standar pelayanan farmasi, dan memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di rumah sakit, serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian di rumah sakit serta mempelajari strategi dan kegiatan kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian di rumah sakit. Praktik kerja profesi di RSUP Fatmawati dilakukan sekitar 6 minggu dengan tugas khusus yaitu Pemantauan Terapi Obat Pasien Anak Dengan Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus dan Sepsis di Gedung Bougenville Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Tujuan dari tugas khusus ini yaitu untuk memantau terapi obat pada pasien yang terdapat di ruangan perawatan intensif anak dan mengetahui rekomendasi solusi yang tepat untuk mencapai keberhasilan terapi yang diterima pasien

ABSTRACT
Internship at Fatmawati General Hospital Center month period September October 2017 aimed to understand the duties and responsibilities of pharmacists in pharmacaceutical care service in community health clinic according to applicable laws and ethics, then had knowledge, skills, professionalism, insight and reality to undertake pharmaceutical practices in hospital, had practical experiences about problems of pharmaceutical care practice in hospital. Internship at RSUP Fatmawati was conducted for six weeks with special assignment Drug Therapy Monitoring In Pediatric with Acute Glomerulonephritis Post Streptococcus and Sepsis at Bougenville Building Fatmawati General Hospital Center. The purpose of this special assignment was to monitor the drug therapy of pediatric in pediatric intensive care unit and to look for the right solution to reach the goals of therapy"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nindia Putri Dewi
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Fatmawati periode bulan September-Oktober tahun 2017 bertujuan agar mampu memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit sesuai dengan standar pelayanan farmasi, dan memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di rumah sakit, serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian di rumah sakit serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian di rumah sakit. Praktik kerja profesi di RSUP Fatmawati dilakukan sekitar 6 minggu dengan tugas khusus yaitu ldquo;Pemantauan Terapi Obat Pasien Lupus Eritomatosus Sistemik di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati rdquo;. Tujuan dari tugas khusus ini yaitu untuk mengetahui masalah terkait obat yang terjadi pada Nn.F di ruang Intensive Care Unit ICU melalui pemantauan terapi obat dengan metode Pharmaceutical Care Network Europe PCNE system v8.01 tahun 2017.Kata kunci : Praktik kerja profesi, apoteker, RSUP Fatmawati, pematauan terapi obat, lupus eritomatosus sistemikTugas umum : xiii 41 halaman, 6 lampiranTugas khusus : iii 24 halamanDaftar acuan tugas umum : 4 2009-2016 Daftar acuan tugas khusus : 9 1996-2016
ABSTRACT Name : Nindia Putri DewiProgram Study : ApothecaryTitle : Internship at Fatmawati General Hospital Center Month Period September-October 2017 Internship at Fatmawati General Hospital Center month period September-October 2017 aimed to understand the duties and responsibilities of pharmacists in pharmaceutical care service in community health clinic according to applicable laws and ethics, then had knowledge, skills, professionalism, insight and reality to undertake pharmaceutical practices in hospital, had practical experiences about problems of pharmaceutical care practice in hospital. Internship at RSUP Fatmawati was conducted for six weeks with special assignment Drug Therapy Monitoring In Systemic Lupus Erythematosus Patient at Intensive Care Unit Room Fatmawati General Hospital Center . The purpose of this special assignment was to find out drug related problems that occur in Nn.F at Intensive Care Unit ICU room trough the drug therapy monitoring by Pharmaceutical Care Network Europe PCNE system v8.01 year of 2017.Keyword : Internship, apothecary, RSUP Fatmawati, drug therapy monitoring, systemic lupus erythematosusGeneral assignment : xiii 41 page, 6 appendicesSpecial assignment : iii 24 pageBibliographyof general assignment : 4 2009-2016 Bibliography of special assignment : 9 1996-2016 "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>