Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rully Marzuli
Abstrak :
Selama ini, tolok ukur kinerja perusahaan di Indonesia yang umum digunakan adalah metode rasio profitabilitas. Boleh jadi, tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan adalah tinggi. Padahal, dibalik analisa tradisional ini memungkinkan banyaknya rekayasa finansial dan struktur keuangan yang bertujuan agar perusahaan selalu terlihat baik bagi shareholder. Diperkenalkan oleh lembaga konsultan Stern Steward Management Services, pada dekade 1990-an, Economic Value Added (EVA) dinilai lebih mencerminkan nilai bisnis yang sebenarnya dengan mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan kepada investor. EVA mengukur apakah laba operasi cukup dibandingkan dengan total biaya modal yang terpakai. Keunikan EVA adalah memasukkan biaya modal sebagai faktor-faktor resiko bisnis dan biaya investasi/penggunaan modal yang mencerminkan kondisi pasar yang sedang terjadi. Selain itu, EVA juga disusun untuk menghilangkan distorsi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga hasil EVA lebih akurat dalam menghitung keuntungan yang sebenarnya. Kesimpula pada penelitian ini adalah, pada suatu periode, perusahaan menghasilkan pengembalian (ROE, ROA, ROI) yang positif dan memperoleh nilai sisa (RI) dari target pengembalian minimum perusahaan. Tetapi dengan eva, ternyata hasil kinerja keuangannya buruk. Jelas eva bisa membuat penilaian perusahaan menjadi lebih akurat karena memasukkan faktor biaya modal dan penyesuaian terhadap prinsip akuntansi yang ada.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicely Delfina H.
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap investor pasti ingin memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi dari investasi yang dilakukannya. Untuk itu mereka akan berhati ? hati dalam memilih suatu keputusan mengenai dimana ivestasi akan ditempatkan. Semakin baik kinerja dari perusahaan maka diharapkan perusahaan tersebut akan lebih baik dalam usaha meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya. Tetapi bagaimana cara mengukur kinerja suatu perusahaan kembali kepada masing ? masing investor untuk memilih salah satu dari sekian banyak metode penilaian perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menilai apakah kebijakan manajemen telah memberikan nilai tambah bagi pemegang saham adalah metode Economic Value Added (EVA) yang dikembangkan oleh G. Bennet Steward dan Joel M. Stern. EVA adalah suatu konsep yang berusaha menjembatani kesenjangan antara perhitungan Laba (Rugi) atas dasar akuntansi dengan nilai pemegang saham yang sebenarnya (true shareholder value). Konsep ini didasari oleh konsep residual income yang didefinisikan sebagai operating profit dikurangi dengan capital charges. Dalam karya akhir ini, penulis akan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) untuk menilai kinerja cabang PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart), sebuah perusaahaan yang bergerak dalam industri perdagangan, dan menyarankan strategi yang dapat ditempuh untuk meningkatkan penciptaan nilai pemegang saham.Dari hasil analisis karya tulis ini akhirnya ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Selama periode 2002 ? 2004 perusahaan telah berhasil memperoleh tingkat laba bersih yang semakin besar. Namun bila kinerja cabang hanya mendasar pada perhitungan Laba (Rugi) dan atau pertumbuhan tanpa mempertimbangkan faktor shareholder value dapat menyebabkan cabang mengorbankan shareholer value untuk mengejar pertumbuhan yang tinggi. 2. Perhitungan EVA untuk seluruh cabang Alfamart menunjukkan hasil yang berbeda dengan perhitungan laba bersih. Hasil EVA yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memberikan nilai tambah yang positif sesuai harapan pemegang saham. 3. Strategi yang dapat digunakan oleh cabang agar diperoleh EVA yang positif adalah melakukan efisiensi dengan menghilangkan non value added activities sebagai penyebab besarnya biaya overhead, meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan kualitas pelayanan yang lebih baik, dan brand equity yang lebih kuat. Atas dasar kesimpulan diatas, penulis menyarankan penggunaan EVA sebagai indikator kinerja tambahan atas indikator kinerja yang telah digunakan selama ini, dan agar EVA sebagai indikator kinerja dapat efektif, maka sistem kompensasi dan rewarding system dapat dikaitkan dengan kinerja cabang menurut EVA. Pada level operasional, cabang perlu lebih kreatif dalam menemukan cara ? cara untuk meningkatkan customer value. Selain itu cabang juga harus selekif dalam mengevaluasi pembukaan toko ? toko baru jangan sampai pembukaan toko tersebut menyebabkan shareholder value destruction.
2007
T 23849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danur Febri Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang penggunaan economic value added sebagai kriteria pembentukan portofolio saham pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2005-2014. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data sekunder dengan mengumpulkan seluruh laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2005-2014.Hasil dari penelitian ini adalah dari semua variabel yang telah diuji, menunjukan hasil yang positif dan dapat dikatakan bahwa perhitungan Economic Value Added (EVA) dapat menjadi sebuah kriteria pembentukan portofolio pada perusahaan yang tergabung dalam bursa efek indonesia periode 2005-2014.
ABSTRACT
This focus of this study is to analyze the use of economic value added as criteria for the establishment of a stocks portfolio in companies that listed in Indonesia Stock Exchange from 2005 until 2014. This research is using a quantitative study with secondary data collection techniques to collect the financial statements of the companies that listed on the Indonesia stock exchanges from 2005 until 2014. The results of this study are all the variables that have been tested, showed positive results and it can be said that the calculation of Economic Value Added (EVA) can be a criteria for the establishment of a portfolio in companies that listed in Indonesia Stock Exchange from 2005 until 2014.
2016
S64029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delli Asterina
Abstrak :
ABSTRAK
Perusahaan manufaktur kosmetik merupakan salah satu sub sektor barang konsumsi yang memiliki salah satu peranan strategis di Indonesia. Posisi yang strategis ini berkembang dan menimbukan persaingan yang ketat antara perusahaan-perusahaan kosmetik yang ada di Indonesia. Menghadapi ketatnya persaingan-persaingan perusahaan kosmetik tersebut, para manajer harus mencari cara dalam meningkatkan nilai perusahaan dan peluang investasi untuk perusahaan. Maka, untuk menciptakan peluang investasi yang unggul dibutuhkan pengukuran dan analisis Economic Value Added EVA untuk mengetahui kondisi perusahaan sebagai bahan evaluasi para pemangku kepentingan, terutama pada pemegang saham dan investor. Skripsi ini menggunakan analisis EVA dalam menciptakan nilai tambah ekonomis bagi para investor dengan menggunakan metode Economic Value Added EVA selama periode 2012 sampai dengan periode 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode EVA untuk mengukur kondisi keuangan perusahaan kosmetik periode 2012 ndash; 2016. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian penulis ini ialah PT Unilever Indonesia, PT Mandom Indonesia, PT Martina Berto, PT Mustika Ratu dan PT Akasha Wira International. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang tercatat di BEI. Hasil perhitungan menunjukan bahwa PT Unilever Indonesia, PT Mandom Indonesia dan PT Akasha Wira International telah secara konsisten berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi para pemegang saham, sedangkan PT Martina Berto dan PT Mustika Ratu belum secara konsisten dapat menciptakan nilai tambah ekonomis perusahaan, dilihat dari nilai EVA yang negatif pada periode 2012 sampai dengan periode 2016. Data penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012 ndash; 2016.Kata kunci :Perusahaan Kosmetik terdaftar di BEI, Economic Value Added.
ABSTRACT
Cosmetics manufacturing company is one of consumer goods sub sector which has one of the strategic role in Indonesia. This strategic position is expanding and raising intense competition among cosmetic companies in Indonesia. Facing the tight competition of cosmetic companies, managers must find ways to improve performance and investment opportunities for the company. Thus, to create a superior investment opportunity required measurement and analysis of Economic Value Added EVA to determine the condition of the company as a material evaluation of stakeholders, especially on shareholders and investors. This thesis using EVA analysis to create economic value added for investors by using Economic Value Added EVA method during 2012 until 2016 period. The purpose of this research is to know the EVA method to measure the financial condition of cosmetics company period 2012 2016. The sample of the companies for this research are PT Unilever Indonesia, PT Mandom Indonesia, PT Martina Berto, PT Mustika Ratu and PT Akasha Wira International. The companies are listed company in IDX. The calculation results show that PT Unilever Indonesia, PT Mandom Indonesia and PT Akasha Wira International have consistently created value added economics for shareholders, but PT Martina Berto and PT Mustika Ratu have not consistently created economic value added, Which is negative in the period 2012 until the period 2016. This research data using secondary data that is the financial statements of cosmetics companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2012 2016.Keywords Cosmetics Company listed on BEI, Economic Value Added.
2017
S66994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: John Wiley & Sons, 2005
658.401 3 DRI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Ridwan
Abstrak :
Konsep Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) telah banyak menyita perhatian sebagai sebuah bentuk baru dari penilaian kinerja keuangan. Kedua konsep ini telah dipublikasikan pada tahun 1993 oleh Stern Steward Management Service sebuah perusahaan konsultan keuangan di Amerika. Stern Steward Management Service meyakini bahwa EVA adalah kunci dari penciptaan penambah nilai perusahaan dan sekaligus juga kunci dari maksimalisasi MVA. Berdasarkan konsep tersebut penelitian terhadap perusahaan di Indonesia dilakukan untuk menguji kekuatan korelasi antara Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) dan kemampuan EVA sebagai proksi untuk MVA yang mewakili kepentingan¬-kepentingan pemegang saham. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kramer dan Pusher terhadap Stern Steward 1000 database periode 1982-1992 dengan menggunakan analisis regresi OLS (Ordinary least squares) menunjukkan bahwa korelasi antara EVA dan MVA tidak begitu tinggi hanya sebesar 31%. Kemudian juga tidak menemukan bukti-bukti yang jelas untuk mendukung pendapat bahwa EVA adalah tolok ukur internal terbaik untuk keberhasilan perusahaan dalam memberikan nilai tambah bagi investasi pemegang saham. Penelitian ini mengadopsi metodologi penelitian di atas terhadap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya periode 2002-2004 dilakukan untuk menguji kekuatan korelasi antara Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) serta kemampuan EVA sebagai proksi untuk MVA. Analisis empiris ini untuk membuktikan apakah EVA layak digunakan sebagai proksi untuk MVA. Dari populasi data tersebut diambil sampel sebanyak 100 perusahaan yang terdiri dari 50 perusahaan mewakili perusahaan besar yang mempunyai aset diatas Rp 1 trilyun dan 50 perusahaan yang mewakili perusahaan menengah yang mempunyai aset dibawah Rp 1 trilyun. Pemilihan perusahaan dan penghitungan nilai EVA dan MVA dilakukan oleh MarkPlus & Co bekerjasama dengan majalah SWA dan MAKSI-UI. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan data sekunder sebagaimana yang tersedia dalam publikasi. Hasil analisis didasarkan pada output yang dikeluarkan oleh program E-Views 5.0, melalui regresi analisis OLS panel (Ordinary least squares) dan pengujian asumsi klasik. Korelasi antara EVA dan MVA cukup besar, yaitu 75.4% yang rnenuniukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan searah antara EVA dan MVA. Hubungan regresi antara EVA dan MVA menunjukkan bahwa EVA sebagai proksi untuk MVA. Untuk memperdalam penelitian, penulis melanjutkan dengan uji terhadap persamaan model regresi (3.1) yang memenuhi kriteria uji secara keseluruhan dan parsial dengan menggunakan F-uji dan T-uji, terhadap perbedaan besarnya aset dan kelembaman waktu (timelag), serta hubungan antara EVA terhadap perubahan MVA. Selanjutnya penelitian dilanjutkan dengan melakukan transformasi pada variabel yang akan diuji. Dari hasil pengujian slatistik terhadap persamaan model regresi tersebut selelah ditransformasi ternyata tidak memenuhi kriiteria T-uji, yaitu bahwa besarnya konstanta tidak memenuhi kriteria karena rnelewati tingkat kesalahan a = 5 % yakni sebesar 5,6%. Kemudian dalam pengujian asumsi klasik, persamaan model regresi tersebut tidak memenuhi homoskedastisitas, hal ini mengakibatkan bahwa persamaan yang digunakan mempunyai masalah dan akibatnya hasil pengujian hipotesis tidak dapat dipercaya. Melalui penelitian ini yang berdasarkan pada pengujian dengan menggunakan beberapa model persamaan regresi yang dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan EVA sebagai proksi untuk MVA tidak dapat dibuktikan. ......The Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) concept often drawn attention as a new form of the assessment of the finances performance. The two concepts were published during 1993 by Stern Stewart Management Service a company of the financial consultant in America. Stern Stewart Management Service presume in that EVA was the key from the creation of added value and also the key of the company from MVA maximalitation as well. Based on this concept the research into the companies which operated in Indonesia carried out to test the strength of the correlation between Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) and EVA's capacity as proxy for MVA that representing the interests of shareholders. The beforehand research that was carried out by Kramer and Pusher against Stern Steward 1000 database period of 1982-1992 by using of the analysis of regression OLS (Ordinary least squares) showed that the correlation between EVA and MVA were not so high but only 31%. Afterwards also did not find clear proof to substantiate the opinion that EVA was the best internal benchmark for the success of the company in giving added value for shareholder's investment. This research adopts the methodology of the above research into the companies that were listed in the Jakarta Stock Exchange and the Surabaya Stock Exchange period of 2002-2004 conducted to test the strength of the correlation between Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) as well as EVA's capacity as proxy for MVA. This empirical analysis to prove whether EVA appropriate was used as proxy for MVA. From this population data was taken the sample totalling 100 companies that consist of 50 companies represent the big company that had assets exceed Rp 1 trillion and 50 companies represent the middle company that had assets under by Rp I trillion. The election of the company and counting EVA's value and MVA were carried out by MarkPlus & Co, in co-operation with the SWA magazine and MAKSI-Ul. Technique of the data collection which used is the secondary data available in the publication. Results of the analysis were based on the output produced by the program of E-Views 5.0, through OLS (Ordinary least squares) analysis regression panel and the testing of the classic assumption. The correlation between EVA and MVA quite significant, that is 75.4% which showed by significant correlation and same direction between EVA and MVA. Regression correlation between EVA and MVA showed that EVA as proxy for MVA. To explore the research, researcher continued and the test against the equation of the regression model (3.1) that filled the test criterion on the whole and partial with used F-test and T-test, towards the difference of the assets size and timelag, as well as correlation between EVA towards the change MVA. Furthermore the research was continued by doing the transformation to the variable that will be tested. From results of the testing of statistics towards the equality of this regression model after transformased evidently did not meet criteria T-test, that is that the constant size did not fill the criterion because of passing the level of the mistake a = 5 % that is as big as 5,6%. Afterwards in the testing of the classic assumption, the equation of this regression model did not meet homoscedasticity, this resulting the used equation had the problem and as consequence the result of the testing of the hypothesis is not realible. Through this research which based on the testing with various equation of regression model to know EVA's strength as proxy for MVA could not be proved.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I gede Made Wibwa Jati Kusuma
Abstrak :
Tesis ini membahas kondisi PT XYZ Indonesia dalam tiga tahun terakhir (2005-2007) dengan mengukur nilai Total Value Addition (TVA)-nya. TVA merupakan metode yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kekayaan, yang mengacu pada konsep Economic Value Addition (EVA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kondisi PT XYZ Indonesia, serta faktor-faktor yang terkait mempengaruhi TVA-nya. Dengan mengetahui hal tersebut, perusahaan dapat mengembangkan strategi kompetitif yang diperlukan untuk meningkatkan nilai TVA-nya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Data-data diperoleh langsung dari perusahaan. Hasil penelitian menyarankan bahwa perusahaan harus mengembangkan strategi kompetitif berbasis kompetensi intinya. Nilai TVA dapat ditingkatkan dengan meningkatkan penjualan melalui strategi fokus pada diferensiasi.
The focus of this study is to analyze the condition of PT XYZ Indonesia during this past three years (2005-2007) by measuring its Total Value Addition (TVA). TVA is a method to measure company ability for generating wealth, based on Economic Value Added (EVA) concept. The purpose of this study is to understand condition of the company, and evaluate every possible factor that has direct impact to company?s TVA. Knowing this will allow the company to identify changes should be made and competitive strategy should be developed to improve TVA. This research is quantitative descriptive interpretative. The data were collected from PT XYZ Indonesia. The researcher suggests that PT XYZ Indonesia should develop its competitive strategy based on its core competence. TVA could be improved by increasing sales using focus and differentiation strategy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25619
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adisti Andriawati
Abstrak :
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan agar kegiatan operasional perusahaan terus berjalan. Tanggung jawab perusahaan bukan hanya kepada pemilik dan karyawan namun juga pada pemegang saham .Pengukuran kinerja dan prestasi dapat diukur berdasarkan laporan laba rugi dan neraca perusahaan dengan menggunakan analisa rasio. Namun analisa rasio tidak mencerminkan keseluruhan data apakah perusahaan tersebut dapat menambah nilai perusahaan pada tahun tersebut. Untuk dapat mengukur nilai tambah yang diciptakan perusahaan maka dapat digunakan metode Economic Value Added (EVA). Pendekatan EVA merupakan salah satu alat penilaian kinerja perusahaan yang lebih mencerminkan nilai bisnis secara riil dengan mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan kepada investor. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah melakukan analisa perhitungan dengan enggunakan laporan keuangan perusahaan tersebut. Perhitungan dilakukan pada PT. ABC yang kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan kompetitor yang berada di industri yang sama. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PT. ABC merupakan perusahaan yang paling stabil dan mempunyai tingkat return yang paling tinggi dibandingkan dengan kompetitornya. Nilai tambah yang dihasilkan oleh perusahaan juga paling tinggi ini dibuktikan dengan harga saham PT. ABC di bursa saham paling tinggi dibandingkan kedua kompetitornya. Berdasarkan dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa selain analisis rasio, metode EVA merupakan metode yang efektif dalam mengukur kinerja perusahaan. Pendekatan EVA dapat dijadikan tolak ukur tingkat kestabilan perusahaan dan dapat dijadikan rekomendasi dalam melakukan investasi.
The main purpose of the company is to maximize the profit, thereupon the operation of the company will continue smoothly. The company`s responsibility is not limited only to the owner and the employee, but also to shareholder. Performance measurement can be calculated based on financial statement (i.e income statement and balance sheet) with Ratio analysis. However, the result of ratio analysis is not really reflected whether the management can increase the value added or not. In measuring the value added of the company we can use the Economic Value Added (EVA) Method. EVA is an estimate of true economic profit after making particular adjustment, including the opportunity cost of equity capital. The method can be used to value the performance of the company in real amount, so investor could be considered to use it to know the real information of the company. One of the way to measure the company`s performance is doing the financial statement analysis based on Financial Statement from PT. ABC and then compare to the competitor in the same industry. The result shows that PT. ABC is the most effective company and got the highest return on equity among the competitors. Also, PT. ABC successful in creating value added and its shown on the market price . PT ABC got the highest stock market price among the others. The conclusion from the calculation above is the effective method in measuring company performance is Economic Value Added. The EVA method can be used in justifying the company`s return and the imperturbability. The investment recommendation also can fulfill by the EVA method.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hersye Nurauliawati
Abstrak :
Selama ini pengukuran kinerja suatu perusahaan diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama periode tertentu. Pengukuran dengan rasio keuangan sangat bergantung kepada metode akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan sehingga kinerja perusahaan terlihat meningkat walaupun keadaan sebenarnya menunjukkan sebaliknya. Dengan penerapan metode Economic Value Added (EVA) kinerja perusahaan yang sesungguhnya dapat terlihat. EVA mengukur kinerja perusahaan berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan atas modal yang tersedia selama periode tertentu. Besar kecilnya nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dapat mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi kepada perusahaan tersebut.
All this time, performance measurement of a company is based on financial ratio within certain period. Measuring with financial ratio is heavily dependent on accounting methods put into practice when composing company?s financial report therefore company?s performance seems to increase although the real condition shows the opposite. By practicing Economic Value Added (EVA) methodology, the real company performance will be visible. EVA measures the company performance based on amount of added value created on top of available capital within certain period of time. The amount of added value gained by a company is effecting investor attraction to invest in that company.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28116
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>