Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Untuk memberikan hasil yang memuaskan, bahan aktif yang tepat harus dihantarkan ke tempat yang tepat dengan konsentrasi yang tepat dan dalam periode waktu yang tepat pula. Dengan metode RPI, digunakan emolien primer guna meningkatkan kelarutan bahan aktif dan emolien sekunder guna meningkatkan tenaga pendorong dengan menurunkan kelarutan emolien primer. Evaluasi terhadap krim yang diperoleh dilakukan dengan pengamatan organoleptis, meliputi warna, bau, terjadinya pemisahan fase, pengamatan homogenitas krim, pengukuran pH, pemeriksaan konsistensi, serta pengamatan dengan mikroskop optik. Hasilnya, krim memenuhi kriteria krim yang baik. Pengujian difusi dengan alat Flow Through diffusion cell menunjukkan bahwa penggunaan isopropil isostearat dan trietilheksanoin sebagai emolien ganda mampu meningkatkan penetrasi vitamin E asetat ke dalam kulit lebih baik dibandingkan dengan formula Krim B yang merupakan formula sediaan krim yang tidak diperhitungkan kombinasi emoliennya. Hasil uji difusi Krim A adalah sebesar 22,17 ± 1,230 μg/cm2, sedangkan hasil uji difusi krim B adalah sebesar 7,97 ± 0,028 μg/cm2.
Universitas Indonesia, 2005
S32497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Lutfiah Nurussabti
Abstrak :
Salah satu masalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh lansia adalah masalah kulit. Kulit merupakan bagian terluar dalam tubuh manusia. Proses penuaan pada lansia mempengaruhi perubahan fungsional pada kulit lansia. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kerusakan integritas kulit pada lansia kelolaan adalah Perawatan kaki foot care. Perawatan kaki dengan pencucian kaki dengan sabun pH normal, kemudian direndam dengan emollient cair gliserin, dan mengoleskan dengan emollient topikal valseline pertoleum jelly. Program Perawatan kaki dilakukan enam kali dalam seminggu selama enam minggu. Tujuan dari penulisan ini yaitu memaparkan hasil asuhan keperawatan pada lansia kelolaan di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, dengan instrumen evaluasi berupa ItchyQuant. ItchyQuanmerupakan kuesioner dengan skala Numeric Rating Scaleyang berisi 11 item yang dilakukan untuk menilai dan mengartikan gejala subjektif keparahan pruritus. Serta mengevaluasi xerosis dengan gambar yang diambil setiap minggunya, dilihat apakah terjadi perubahan pada kulit atau tidak. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan skor 0 tidak gatal di minggu ke-6 intervensi, serta xerosis kulit kering pada klien tidak tampak. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan status kesehatan kulit lansia. Program Perawatan Kaki dilakukan selama 6 minggu 30 hari dengan durasi 45-60 menit tiap harinya untuk meningkatkan status kesehatan kulit klien. ......One of the health problems that are often complained by the elderly is skin problems. The aging process in the elderly affects the functional changes in elderly skin. One of the nursing interventions to overcome the problem of skin integrity damage in elderly is foot care. Foot care with foot wash with normal pH soap, then soaked with liquid emollient glycerin, and topical emollient valseline petrtoleum jelly. Foot Care Program is performed six times a week for five weeks. The purpose of this paper is describing the results of nursing care in the elderly managed in PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, with the instrument of evaluation of ItchyQuant. ItchyQuan is a questionnaire with a Numeric Rating Scale scale that contains 11 items done to assess and interpret the subjective symptoms of pruritic severity. As well as evaluating xerosis with pictures taken every week, see if there is any change in the skin or not. The results showed that the client experienced a decrease in score of 0 not itching in the 6th week of intervention, and xerosis dry skin on the client was not appear. This indicates an increase in skin health status of the elderly. Foot Care Program is performed for 6 weeks 30 days with 45-60 minutes duration each day to improve client 39;s skin health status.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Reyhan Pendrian
Abstrak :
Xerosis atau kulit kering merupakan masalah pada sistem integument yang paling umum ditemui pada lansia. Proses penuaan secara biologis dapat menyebabkan kulit kering pada lanjut usia, selain hal tersebut terdapat faktor lain yang mempengaruhi termasuk penyakit kronis, gaya hidup, dan lingkungan. Kulit mengalami penurunan kadar air sebab hilang atau berkurangnya kandungan lipid yang menjaga hidrasi kulit. Dalam upaya menjaga kenyamanan dan kualitas hidup lansia, pengembangan tatalaksana berbasis bukti telah dilakukan untuk memulihkan lipid di epidermis, meningkatkan kelembapan kulit, mengoptimalkan fungsi penghalang kulit, dan mempromosikan diferensiasi lipid dengan melakukan perawatan xerosis atau kulit kering. Perawatan xerosis dilakukan melalui penggunaan sabun dengan pH rendah, mengurangi frekuensi mandi, penggunaan air hangat, dan pemberian emollient berupa gel aloe vera. Dalam karya ilmiah ini perawatan kulit kering dilakukan melalui perawatan diri mandi oleh klien dan perawatan kaki oleh penulis. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan penurunan kondisi kulit kering pada lansia yang di ukur menggunakan penilaian overall dry skin (ODS) setelah dilakukan perawatan xerosis selama dua minggu. Pelaksanaan dilakukan sekali sehari selama 20-30 menit. Kesimpulannya, setelah dilakukan intervensi kulit kering menjadi menurun, kulit tampak lebih lembap, dan kulit kasar berkurang. ...... Xerosis or dry skin is a problem in the integumentary system that is most commonly found in the elderly. The biological aging process can cause dry skin in the elderly, apart from this there are other influencing factors including chronic diseases, lifestyle, and the environment. The skin experiences a decrease in water content due to the loss or reduction of the lipid content that maintains skin hydration. In an effort to maintain comfort and quality of life for the elderly, the development of evidence- based treatments has been carried out to restore lipids in the epidermis, increase skin moisture, optimize skin barrier function, and promote lipid differentiation by treating xerosis or dry skin. Xerosis treatment is carried out through the use of low pH soap, reducing the frequency of bathing, using warm water, and applying an emollient in the form of aloe vera gel. In this scientific work dry skin care is carried out through self-care baths by clients and foot care by writer. The results of this scientific work show a decrease in the condition of dry skin in the elderly as measured using the overall dry skin (ODS) assessment after xerosis treatment for two weeks. Implementation is done once a day for 20-30 minutes. In conclusion, after the intervention the dry skin decreased, the skin looked more moisturized, and the rough skin was reduced.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyono
Abstrak :
Teknologi sistem pengantaran bahan aktif hingga sampai organ target saat ini semakin banyak dikembangkan dalam industri kosmetika, padahal awalnya hanya diterapkan dan digunakan dalam industri farmasi saja. Hal ini karena masyarakat semakin kritis dan menyadari bagaimana kosmetika yang mengandung bahan aktif dapat mempengaruhi dan bermanfaat bagi kulit dan kecantikan mereka. Emolien primer sebagai komponen dalam sistem pengantaran bahan aktif berfungsi untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif dalam sediaan. Hal ini penting sebab salah satu faktor penetrasi bahan aktif melalui kulit ditentukan oleh konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam sediaan. Vitamin E asetat merupakan vitamin yang praktis tidak larut dalam air dalam formula ini digunakan oleum ricini, oleum olivarum dan oleum arachidis yang berfungsi sebagai emolien primer dengan dasar pemilihan pendekatan parameter lipofilisitasnya. Pengujian difusi dengan alat Flow through diffusion cell selama 180 menit menunjukkan bahwa penggunaan oleum ricini memberikan hasil penetrasi vitamin E asetat sebesar 4807,12 ± 7,90 ug/cm2 , oleum olivarum sebesar 362,61 ± 1,50 ug/cm2 dan oleum arachidis sebesar 198,04 ± 0,89 ug/cm2. The technology of active materials delivery to the target organ has been more and more developed recently in the cosmetic industry which was previously applied only in pharmaceutical industry. This is due to the people’s critical on think and awareness of now cosmetics containing active ingredients giving more advantages on the people skin appearance. Primary emollient as a component in the active materials delivery system has a function of increasing the solubility of active materials in the dosageform. This is important because one of the skin penetration factor of the active materials is determined by the concentration of the active materials dissolved in dosageform. Vitamin E acetate is practically insoluble in water and in this formula, oleum ricini, oleum olivarum, and oleum arachidis work as primary emollient based on lipofilicity parameter approach. The diffusion test with Flow through diffusion cell apparatus as long as 180 minutes showed that the use of oleum ricini gave the penetration levels Vitamin E acetate of 4807,12 ± 7,90 μg/cm2, oleum olivarum of 362,61 ± 1,50 μg/cm2 and oleum arachidis of 198,04 ± 0,89 μg/cm2.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S33027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Fauziah Hidayatul Hawa
Abstrak :
Perubahan fungsi fisiologis manusia yang disebabkan oleh proses penuaan dapat berdampak pada lansia. Penurunan fungsi fisiologis berisiko meningkatkan gangguan integritas kulit pada lansia salah satunya xerosis atau kulit kering. Oleh karena itu, studi kasus ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan salah satu intervensi perawatan dasar berupa skin cleansing dan emollient regimen yang dilaksanakan satu kali dalam sehari. Skin cleansing menggunakan sabun antibakteri dengan pH seimbang dan emolien berupa petroleum jelly. Tingkat keparahan kulit kering pada lansia diukur menggunakan Overall Dry Skin Score (ODSS). Dari hasil intervensi selama 12 hari kepada 3 lansia didapatkan perubahan kulit yang cukup signifikan, diawali dengan skala 3 (parah) menjadi skala 1 (ringan). Hasil yang optimal didapatkan apabila intervensi perawatan kulit tersebut dilakukan setiap hari secara rutin. Dapat disimpulkan bahwa pemberian intervensi skin cleansing dan emollient regimen merupakan salah satu alternatif yang efektif pada lansia dengan masalah kulit xerosis. Perubahan kulit ini perlu menjadi perhatian bersama agar penerapan skin cleansing dan emollient regimen dapat ditingkatkan sebagai upaya mengatasi masalah kulit pada lansia terutama xerosis. ......Changing in human physiological function caused by the aging process can have an impact on the elderly. Decreased physiological function has the risk of increasing skin integrity disorders in the elderly, which is one xerosis or dry skin. Therefore, this case study aims to explain the application of one of the basic care interventions in the form of a skin cleansing and emollient regimen which is carried out once a day. Skin cleansing uses antibacterial soap with a balanced pH and an emollient in the form of petroleum jelly. The severity of dry skin in the elderly is measured using the Overall Dry Skin Score (ODSS). From the results of the 12-day intervention on 3 elderly people, significant skin changes were obtained, starting with a scale of 3 (severe) to a scale of 1 (mild). Optimal results are obtained if the skin care intervention is carried out regularly every day. It can be concluded that providing skin cleansing and emollient regimen interventions is an effective alternative for the elderly with xerosis skin problems. These skin changes need to be a common concern so that the application of skin cleansing and emollient regimens can be increased as an effort to overcome skin problems in the elderly, especially xerosis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Des Anggraeni Runiasiwi
Abstrak :
Gangguan integritas kulit merupakan masalah yang umum ditemukan pada lansia sebagai akibat dari proses penuaan yang menurunkan fungsi fisiologis. Salah satu masalah kulit yang banyak dialami lansia adalah xerosis atau kulit kering. Faktor risiko yang berpengaruh terjadinya xerosis pada lansia, di antaranya faktor usia, jenis kelamin perempuan, asupan cairan, dan faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan paparan sinar matahari. Lansia dengan keluhan xerosis perlu mendapatkan intervensi perawatan kulit untuk mengatasai kulit kering dan mencegah perburukan lebih lanjut. Skin cleansing dan emollient therapy adalah penerapan dari intervensi keperawatan perawatan kulit menggunakan agen topikal. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan intervensi skin cleansing dan emollient therapy dalam mengatasi masalah gangguan integritas kulit pada lansia dengan xerosis. Hasil analisis menunjukkan setelah dilakukan intervensi selama 10 hari terdapat penurunan skala Overall Dry Skin Score (ODSS) dari 3 (parah) menjadi 1 (ringan). Kesimpulannya, intervensi skin cleansing dan emollient therapy dapat menjadi salah satu perawatan dasar untuk gangguan integritas kulit terutama dalam mengatasi masalah xerosis pada lansia. Intervensi ini akan lebih optimal apabila diterapkan dengan konsisten setiap hari berturut-turut dengan didampingi asupan cairan yang adekuat, menghindari paparan sinar matahari, menggunakan tabir surya, dan modifikasi lingkungan. ......Impaired skin integrity is a common problem among the elderly caused by the aging process that leads to the declines of physiological functions. One of the common skin problems experienced by the elderly is xerosis or dry skin. The risk factors associated with xerosis in the elderly are age, female gender, fluid intake, and environmental factors, such as temperature, humidity, and sun damage. Elderly with xerosis symptoms need to get skin care interventions to overcome dry skin and prevent further worsening. Skin cleansing and emollient therapy are the implementation of nursing interventions for skin care using topical treatments. This case study aims to explain the implementation of skin cleansing and emollient therapy interventions to overcome the problem of impaired skin integrity among the elderly with xerosis. The result of the analysis shows that after the intervention for 10 days there was a decrease in the Overall Dry Skin Score (ODSS) from 3 (severe) to 1 (mild). In conclusion, the intervention of skin cleansing and emollient therapy can be one of the basic treatments for impaired skin integrity, especially in overcoming xerosis in the elderly. This intervention can be better optimized if implemented consistently for every consecutive day and done along with adequate fluid intake, avoiding sun exposure, using sunscreen, and environmental modification.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library