Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London: Little, Brown , 1969
305.8 ETH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mustopa
Abstrak :
Penelitian ini berangkat dari fenomena warga Tionghoa yang memeluk Islam. Tidak sebagaimana agama Hindu atau Katolik, beralihnya warga keturunan Tionghoa pada agama Islam melahirkan ragam wacana dan pendapat, terutama di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Peralihan agama yang dilakukan sebagian komunitas ini menyisakan sejumlah persoalan terutama karena masih kuatnya kesenjangan pergaulan antara warga keturunan Tionghoa dengan warga pribumi. Sebagian orang kemudian mempertanyakan, benarkah orang-orang Tionghoa telah memeluk Islam? Meski tema dan wacana pembauran sudah jauh ditinggalkan secara akademis, namun tema ini tetap menjadi agenda bahasan sebagian warga keturunan Tionghoa yang selama ini masih mendapat sangkaan-sangkaan buruk dan perlakuan diskriminatif dari masyarakat pribumi Indonesia. Dalam kaitan dengan pembauran ini sebagian kalangan menilai, bahwa di antara media yang paling bisa mempertemukan dan mendekatkan warga Tionghoa dengan penduduk pribumi adalah dengan menjadi Muslim. Alasannya sederhana, bahwa dengan memeluk agama yang dipeluk mayoritas pribumi, warga Tionghoa dengan sendirinya akan diterima dengan baik dan juga diperlakukan secara baik dan alamiah oleh warga pribumi. Alasan demikian mengemuka karena Islam menjadikan seorang Muslim sebagai saudara bagi Muslim lainnya. Masalah kemudian muncul. Fakta di lapangan menunjukkan, bahwa dengan menjadi Muslim tidak serta merta warga Tionghoa diterima dan disambut dengan baik oleh warga pribumi. Sebagian memang merasa senang dan menerima dengan tangan terbuka warga Tionghoa yang sudah menjadi Muslim. Namun, sebagian warga pribumi yang lain tidak menganggap sama sekali kelslaman warga Tionghoa. Kalangan ini menilai, bahwa pasti ada sesuatu yang disembunyikan warga Tionghoa terkait dengan Islam yang mereka peluk. Sebagian warga pribumi ini lantas mencurigai dan mempertanyakan keislaman warga Tionghoa di Indonesia. Dan pihak Tionghoa sendiri terungkap, bahwa tidak semua dari warga keturunan ini memeluk Islam karena alasan dan keyakinannya pada agama tersebut. Sebagian memang memeluk Islam karena faktor hidayah (petunjuk) yang diterima orang Tionghoa yang bersangkutan. Namun, ada beberapa juga dari mereka yang memeluk Islam bukan karena alasan Islam semata, atau karakul tertarik dengan ajaran-ajarannya, tapi karena ada kepentingan lain di balik itu. Alasan yang lazim mengemuka dalam lslamnya warga Tionghoa dalam kasus ini adalah soal perkawinan, atau agar urusan dan kepentingan bisnis mereka menjadi lancar. Kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah ini adalah teori hubungan antar suku bangsa. Teori tersebut dikembangkan oleh karena jalinan hubungan yang tercipta di antara mereka, sepanjang sejarahnya, melahirkan stereotip dan prasangka pada masing-masing pihak. Stereotip dan prasangka inilah yang kemudian dijadikan acuan penilaian masing-masing pihak dalam memandang, memahami dan mengikapi komunitas yang dianggap berbeda, yakni warga Tionghoa terhadap warga pribumi, dan warga pribumi terhadap warga Tionghoa. prasangka ini sendiri, sebagaimana diterangkan Mclemore, dilatarbelakangi oleh sejumlah factor. Di antara factor utama yang melatarbelakangi stereotip adalah transmisi budaya, pengalaman pribadi, dan identitas group atau etnosentrimse. Dan situ kemudian terlihat, bahwa ktsangsian warga pribumi terhadap keislaman warga Tionghoa dilatarbelakangi oleh kuatnya stereotip dan prasangka yang bersarang dalam kesadaran warga pribumi. Kesadaran demikian dimiliki warga pribumi dan tertanam kuat dalam budaya yang mereka miliki dan sekaligus menjadi media penilaian mereka saat berinteraksi dengan warga Tionghoa. Dengan kata lain. kesadaran yang tidak baik ini menjadi modal yang kuat bagi warga pribumi untuk menilai siapa dan bagaimana sesungguhnya warga Tionghoa, dan bagaimana pula Islam yang mereka anut. Menjelaskan pendapat Suparlan (2004), Islam dalam hal ini karenanya bukanlah media yang bisa mencairkan hubungan warga pribumi dengan warga Tionghoa. Islam dalam kerangka ini hanya menjadi media yang berpotensi menciptakan pembauran dan kedekatan warga pribumi dan Tionghoa. Menjadi Islam, dengan kata lain, tidak otomatis meneiptakan kcdekatan warga pribumi dengan etnik Tionghoa. Elemen sejati yang bisa menciptakan kedekatan dan mencairkan kebekuan hubungan warga pribumi dengan warga Tionghoa adalah pergaulan dan komunikasi yang inten di antara mereka.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabiel Bahasuan
Abstrak :
ABSTRAK

Masyarakat keturunan Arab di Indonesia identik dengan salah satu kebiasaan yaitu perkawinan endogami. Meskipun kebudayaan mereka sudah berasimilasi dengan kebudayaan Indonesia selama bertahun-tahun, mayoritas dari mereka tetap menolak sistem eksogami. Skripsi ini bertujuan untuk mencari tahu apa saja penyebab etnosentrisme dalam perkawinan pada masyarakat keturunan Arab di Jabodetabek dan apa saja nilai-nilai yang mereka anut di dalam keluarga mereka. Peneliti menggunakan metode etnografi dengan wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Skripsi ini memaparkan bagaimana masyarakat keturunan Arab melanggengkan sistem endogami yang disebabkan oleh beberapa hal. Pertama adalah penurunan marga di mana marga merupakan aset yang sangat penting bagi masyarakat keturunan Arab di Indonesia. Alasan kedua berkaitan dengan kebudayaan.


ABSTRACT


Arab descendants in Indonesia are identical with one of many habits including endogamy marriage. Even though their culture has been assimilated with Indonesian culture for many years, the majority of them still reject the exogamous system. This thesis aims to find out what are the causes of ethnocentrism in marriage to people of Arab descent in Jabodetabek and what values they embrace in their families. The researcher used ethnographic methods with in-depth interviews and participant observation. This thesis describes how Arab descendants perpetuate the endogamy system caused by several things. First is the decline of clans or family names where they are very important assets for people of Arab descent in Indonesia. The second reason is related to culture.

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Fajar Pamungkas
Abstrak :
Informasi mengenai negara asal suatu produk adalah salah satu pertanda yang menimbulkan persepsi tertentu di benak konsumen mengenai kualitas dan nilai dari suatu produk. Studi mengenai Country of Origin menjadi penting dalam konteks pemasaran internasional, mengingat banyaknya negara yang terafiliasi dalam aliansi strategis dan memproduksi produk yang melibatkan citra negara-negara yang terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari Country of Brand (COB) dan Country of Manufacturing (COM) Origin dari produk mobil penumpang terhadap evaluasi merek dan kemauan konsumen untuk membelinya di negara berkembang, dengan mempertimbangkan etnosentrisme sebagai faktor moderasi. Peneliti melakukan cross-sectional survey untuk mengetahui efek tersebut pada merek mobil yang berasal dari Korea Selatan dan dibuat di Indonesia, dengan melibatkan 273 sampel, yang kemudian diolah menggunakan Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan COM dari Indonesia dan COB dari Korea Selatan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap evaluasi merek dan kemauan untuk membeli konsumen secara parsial. COM diketahui memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap evaluasi merek pada konsumen yang memiliki tingkat etnosentrisme tinggi. Penelitian ini kemudian memberikan Implikasi manajerial bagi perusahaan otomotif yang berasal dari negara yang tidak terlalu dominan di sektor otomotif untuk melibatkan negara tujuan pasarnya dalam hal produksi dan promosi guna meningkatkan evaluasi merek dan kemauan konsumen domestik untuk membeli produknya. ......The country-of-origin information of a product is one of the ques that creates certain perceptions in consumers’ minds about the quality and value of a product. The study of Country of Origin becomes important in international marketing context, considering the fact that many countries are affiliated in strategic alliances to produce products that involve the images of those countries. This study aims to determine the effect of Country of Brand (COB) and Country of Manufacturing (COM) Origin of passenger car products towards brand evaluation and consumer willingness to buy in developing countries, by considering ethnocentrism as a moderating factor. This research was conducted with cross-sectional survey to determine the effect on South Korean car brands which made in Indonesia, involving 273 samples, which were then processed using Structural Equation Modelling. The results showed that COM from Indonesia and COB from South Korea had a significant positive effect on brand evaluation and partial purchase intention of consumers. COM is known to have a stronger influence on brand evaluation in consumers who have a high level of ethnocentrism. This research then provides managerial implications for automotive companies from countries that are not too dominant in the automotive sector, to involve their target market countries in terms of production and promotion in order to improve domestic consumer’s brand evaluation and willingness to buy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Nadia Arzella Josephine
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh social influence terhadap consumer ethnocentrism. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan metode quota sampling dimana peneliti menyebarkan kuesioner kepada sejumlah 345 masyarakat Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Social Influence terbukti memiliki pengaruh sebesar 4.7% terhadap variabel Consumer Ethnocentrism. Penelitian ini berguna bagi para pelaku pasar Indonesia untuk menyusun stategi pemasaran yang dapat menjangkau seluruh target konsumen secara efektif, dengan memberikan gambaran mengenai kecenderungan etnosentrisme konsumen di Indonesia. Penelitian ini juga turut memperkaya studi mengenai hubungan social influence dengan consumer ethnocentrism masih sangat terbatas, terlebih pada budaya Timur yang kolektivis, dimana kelompok sosial lebih diutamakan. ...... This study aims to prove the impact of social influence on consumer ethnocentrism. This study uses a quantitative approach, using the quota sampling method, where researcher distributes questionnaires to 345 citizens of Indonesia. The result shows that social influence proved to have an influence of 4.7% on consumer ethnocentrism. This researchis useful for Indonesian marketers as a ground to develop marketing strategies that can reach all target consumers effectively, providing an overview of the trends in consumer ethnocentrism in Indonesia. This study also enriches the study of social influence and its relationship with consumer ethnocentrism which is still very limited, especially in collectivist Eastern cultures, where social groups are preferred.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarlito Wirawan Sarwono
Abstrak :
PENDAHULUAN Empat pembicara dalam simposium Etnopsikologi : Menjawab Tantangan Konflik Etnik, memberikan masukan yang saling melengkapi bagi pemahaman mengenai peran etnopsikologi dalam menjaga dan meningkatkan integrasi bangsa Indonesia. DimuIai oleh Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono yang membahas mengenai Etnopsikologi. di Indonesia. Pada intinya beliau menggarisbawahi kekeliruan yang telah dilakukan pemerintah pada masa ORBA yang cenderung 'mengabaikan' keragaman dan memaksakan keseragaman. Hal ini, seperti diungkapkannya, terlihat dalam upaya pemerintah menyeragamkan tatanan pemerintahan desa yang otomatis mematikan tatanan perintahan adat. Contoh lain adalah tidak diakuinya agama Kong Hu Cu yang membuat penganut agama ini `kocar-kacir' pindah ke agama lain. Pada gilirannya sikap pemerintah yang kurang menerima keragaman ini justru menjadi bumerang bagi integrasi bangsa yang sesungguhnya menjadi tujuannya. Kondisi seragam dalam banyak hal menghilangkan eksitensi, yang pada gilirannya sangat mudah menyulutkan api konfik. Sumbernya satu: tidak adanya pengakuan akan eksitensi manusia. Hal ini dapat berdampak serius karena kebutuhan untuk diakui adalah termasuk kebutuhan dasar manuia. Dalam tulisannya beliau juga menyebutkan bahwa dalam masa kolonial Belanda, sikap untuk menerima perbedaan bahkan sudah diterapkan., yaitu terlihat dalam menempatkan etnis tertentu dalam posisi tertentu dalam pemerintahan yang didasarkan pada studi etnopsikologi. Contohnya, pada saat itu mereka mengirirn antropolog Snouck Horgronje untuk mempelajari masyarakat Aceh dengan tujuan untuk dapat menaklukan Aceh. Dengan demikian salah satu Cara yang harus ditempuh untuk menjaga integrasi bangsa ini adalah dengan mempelajari keragaman budaya yang ada, menerimanya dan tidak menutup-nutupinya dengan slogan `Bhineka Tunggal Ika". Untuk itu, diperlukan kajian etnipsikologi, yaitu suatu kajian yang merupakan cabang dan antropologi yang mengkhususkan diri pada usaha untuk memahami keadaan psikologi etniketnik tertentu. Metodologi juga diuraikan dalam tulisan ini. Prof. Dr. James Danadjaja dalam tulisannya yang berjudul Relevansi Antropologi dalam Pengembangan Etnopsikologi juga menekankan pentingnya stereotipi yang berkembang di masyarakat. Karena menurut beliau stereotipi senantiasa selalu ada. Dengan demikian sikap yang mengabaikan stereotipi yang berkembang adalah tidak bijaksana, karena tidak membiasakan diri kita sendiri terhadap kenyataan yang ada, sehingga ketika konfik terjadi kita tidak slap apa-apa. Selain itu, beliau mengusulkan untuk menggunakan istilah antropologi psikologi daripada etnopsikologi, karena menurutnya cakupan etnopsikologi terlalu sempit karena hanya mengkonotasikan sukubangsa terpencil. Sedang antropologi psikologi meliputi kajian masyarakat desa dan juga kota-kota besar. Senada dengan Prof. Dr. Sarlito, beliau juga menekankan kekeliruan ORBA yang cenderung menekankan keseragaman. Pembicara ketiga: Dharmayati Utoyo Lubis, PhD menguraikan pentingnya kajian psikologi lintas budaya bagi pemahaman kita mengenai psikologi individu dalam etnik-etnik yang berbeda. Bidang ilmu ini, menurutnya, dapat memberi masukan mengenai hal-hal yang sifatnya `etnic' atau `etic' adalah konstruk yang berkaitan dengan hal-hal universal. Dan tujuan dari kajian psikologi lintas budaya adalah mencari persamaan dan perbedaan dalam fungsi-fungsi psikologi dari berbagai kelompok etnik. Dengan demikian mempelajari psikologi lintas budaya pada masyarakat kita yang beraneka ragam etnik dapat meningkatkan pemahaman kita mengenai keunikan dan juga kemungkinan menemukan adanya kesamaan diantaranya. Yang terakhir adalah uraian dari Prof. Dr. Subyakto Atmosiswoyo, MPA yang menghadirkan tulisan dengan judul 'Acuan Yang Sifatnya Lintas Ilmu untuk Mencari Alternatif Mengatasi Konflik Etnis'. Dalam tulisannya ini beliau menyebutkan sebab-sebab terjadinya konflik etnik, yaitu adanya 'potential hostility', 'the tragedy of the commas', sikap `ethnocentrism', ataupun adanya kecurigaan etnis. Dalam tulisan beliau disebutkan berbagai reference yang dapat digunakan antar disiplin dalam mengkaji alternatif kebijakan yang bisa ditempuh untuk menghindarkan konflik etnis. Di akhir tulisan beliau menawarkan sejumlah alternatif cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik etnis Diantaranya adalah menggalakkan program untuk merubah presepsi. Dengan adanya program ini diharapkan presepsi negatif mengenai sukubangsa lain dapat dikurangi. Tentu hal ini juga membutuhkan bukti nyata yang berasal dari suku bangsa yang bersangkutan itu sendiri, sehingga etnis lain dapat merubah persepsi negatifnya menjadi positif.
Universitas Indonesia,
Prosiding - Seminar  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yusuf Kosim
Abstrak :
Berdasarkan perbedaan etnosentrisme konsumen di berbagai negara, maka penelitian ini menguji pengembangan model penelitian Reardon, Miller, Vida, dan Kim (2005:743). Jika penelitian Reardon et al. (2005:743) tentang etnosentrisme pada sikap konsumen terhadap iklan dan merek di Amerika, Slovenia, dan Kazakhstan, maka penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan konteks produk rokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh positif etnosentrisme pada sikap konsumen terhadap iklan rokok lokal, untuk mengetahui pengaruh positif etnosentrisme pada sikap konsumen terhadap merek rokok lokal, dan untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen mengenai iklan rokok lokal terhadap sikap konsumen mengenai merek rokok lokal. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Sampel diambil dari populasi mahasiswa Universitas Indonesia yang mengkonsumsi rokok. Selanjutnya data penelitian dianalisis menggunakan structural equation modeling (SEM) dengan software LISREL 8.30 untuk mengetahui hubungan secara simultan antar variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif etnosentrisme pada sikap konsumen terhadap iklan dan merek rokok lokal. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat pengaruh positif sikap konsumen mengenai iklan rokok lokal terhadap sikap konsumen mengenai merek rokok lokal. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia sebagai negara berkembang memiliki konsumen yang masih mencintai produk lokal yang dapat dijadikan untuk pengembangan ekonomi. Iklan rokok lokal yang materi, konteks, dan pesan iklannya mengandung keragaman budaya Indonesia menimbulkan minat untuk membeli merek rokok lokal. Implikasi manajerial, berdasarkan pengaruh positif etnosentrisme pada sikap konsumen terhadap iklan dan merek rokok di Indonesia dapat dijadikan sebagai informasi untuk melakukan pengembangan pemasaran. Bagi perusahaan rokok lokal, basil penelitian ini dapat dijadikan acuan bahwa rokok lokal masih menjadi pilihan utama untuk dikonsumsi oleh orang Indonesia. Bagi perusahaan rokok impor, strategi joint venture atau aliansi dengan perusahaan rokok lokal dapat lebih efektif diterapkan di Indonesia. Kata kunci: etnosentrisme konsumen, sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek, rokok, Indonesia.
Based on consumer ethnocentrism difference in many countries, this research wants to test the research model development of Reardon, Miller, Vida and Kim (2005:743). While Reardon et al (2005:743) conducted their research to consumer ethnocentrism of brand and ad attitude in the United States, Slovenia and Kazakhstan, this research focuses in cigarette products and is conducted in Indonesia. This research wants to figure out the positive effect of ethnocentrism to consumer ad attitude towards local cigarettes, to figure out the positive effect of ethnocentrism to consumer brand attitude towards local cigarettes and to figure out the effect of consumer ad attitude towards consumer brand attitude for local cigarettes. This research uses survey method and data collection is done using convenience sampling. Sample is taken from the population of University of Indonesia students that consume cigarettes. Research data is analyzed using structural equation modeling (SEM) with LISREL 8.30 software to get simultaneous relations among variables. This research shows that there is a positive effect of ethnocentrism to consumer ad and brand attitude towards local brand cigarette. It also shows that, for local brand cigarettes, there is a positive effect of consumer ad attitude towards consumer brand attitude. This result indicates that Indonesia as a developing country still has economically potential market and consumer that love local products. Local cigarette ad that contain message, material and context of varied Indonesian culture drives the interest to buy local brand cigarettes. The managerial implication; based on the ethnocentrism positive behavior of the consumer attitude on the advertisement and cigarette brand in Indonesia, it shows that the local cigarette advertisement and brand still manage to be the first choice and fond of by the local cigarette consumer. For the local cigarette company, this result research could be the turning point for not doubtful to develop the local market as the high consumer ethnocentrism. Meanwhile, for the foreign cigarette company, the joint venture or alliance between the foreign cigarette company and the local cigarette company could be more effective to be implemented in Indonesia that has high ethnocentrism consumer (Reardon et al., 2005:750).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrasyah Nurmulya
Abstrak :
ABSTRAK Tesis ini membahas mengenai perbandingan pengaruh dari consumer ethnocentrism dan cosmopolitanism terhadap perceived quality serta dampaknya terhadap purchase intention pada konsumen kosmetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan menganalisis pengaruh consumer ethnocentrism dan cosmopolitanism terhadap perceived quality dan dampaknya terhadap purchase intention. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu consumer ethnocentrism dan cosmopolitanism sedangkan perceived quality dan purchase intention adalah variabel dependen. Sementara itu, perceived quality dapat menjadi variabel mediasi. Semua variabel ini adalah variabel konstruk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode purposive sampling. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Metode penelitian menggunakan metode SEM berbasis Partial Least Square (PLS). Software PLS pada penelitian ini menggunakan software SMARTPLS versi 2.0 M3. Data pada penelitian ini diambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada 200 responden yang merupakan pengguna kosmetik di Jakarta dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa consumer ethnocentrism dan cosmopolitanism memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perceived quality dan purchase intention dari para pengguna produk kosmetik.
ABSTRACT This thesis discusses the comparative influence of consumer ethnocentrism and cosmopolitanism to perceived quality and their impact on purchase intention on cosmetic consumer in Indonesia. The purpose of this study was to compare and analyze the influence of consumer ethnocentrism and cosmopolitanism on perceived quality and its impact on purchase intention. Variables in this research consist of independent variables which are consumer ethnocentrism and cosmopolitanism whereas perceived quality and purchase intention are dependent variables. Meanwhile, perceived quality can be a mediating variable. All of these variables are construct variables. Data used in this research is primary data with purposive sampling method. This research is quantitative research with descriptive design. The research method used SEM method based on Partial Least Square (PLS). PLS software in this research using SMARTPLS software version 2.0 M3. The data in this study was taken through a questionnaire distributed to 200 respondents who are cosmetic users in Greater Jakarta. The results showed that consumer ethnocentrism and cosmopolitanism have a significant influence on perceived quality and purchase intention of users of cosmetic products.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Marlincha
Abstrak :
Dewasa ini perkembangan globalisasi sudah tidak lagi terbatas ruang dan waktu. Salah satu dampak dari globalisasi adalah kecenderungan terhadap sikap etnosentrisme konsumen. Penelitian kuantitatif ini bertujuan menganalisis hubungan antara Jenis Kelamin, Socioeconomic Status, dan Internet Usage dengan Consumer Ethnocentrism. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang cukup di antara Consumer Ethnocentrism dengan Jenis kelamin dan Internet Usage, namun tidak terdapat hubungan dengan Socioeconomic Status. ......Today the development of globalization is no longer limited to space and time. One of the effects of globalization is the tendency towards consumer ethnocentrism. This quantitative research aims to analyze the relationship between Gender, Socioeconomic Status, and Internet Usage with Consumer Ethnocentrism. The results showed that there was a sufficient relationship between Consumer Ethnocentrism with Gender and Internet Usage, but there was no relationship with Socioeconomic Status.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Alan Christy
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek dari etnosentrism dalam konsumer Indonesia terhadap evaluasi produk lokal dan produk luar negeri. Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini di koleksi dari 96 mahasiswa dan murid SMA di Indonesia. Data kemudian digunakan untuk menganalisis efek dari Country of Origin (COO) terhadap produk kopi lokal dan produk kopi luar negeri, serta menganalisis sejauh apa etnosentrime mempengaruhi hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Country of Origin memang mempengaruhi evaluasi produk dan niat membeli konsumer Indonesia, dimana orang Indonesia lebih memihak kepada produk lokal Indonesia. Penelitian juga menunjukan bahwa etnosentrism tidak mempengaruhi perilaku konsumen Indonesia terhadap evaluasi produk dan niat membeli produk kopi. Bahasan dan implikasi akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini. ......The purpose of this study is to investigate the effect of ethnocentrism in Indonesian consumers’ perception towards domestic and foreign brands. The data are collected from 96 universities and high school students in Indonesia. The data is used to analyze the effect of country of origin (COO) in Indonesian consumers’ product evaluation of domestic and foreign coffee brands and to examine to what extent does ethnocentrism affect the outcome. The results indicate that country of origin effect does take place in the Indonesian consumers’ product evaluation and intention to purchase, being Indonesian consumers’ more favouring foreign brands over the domestic brands. In addition, the study also revealed that ethnocentrism does not affect the consumers’ product evaluation and intention to purchase of each coffee brands. The arguments for the result as well as implications for managers are discussed.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>