Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Choirinah
Abstrak :
Penelitian mengenai ketangguhan khususnya mengenai remaja yang tangguh sudah beberapa kali diteliti, akan tetapi sangat jarang ditemukan penelitian yang membahas mengenai ketangguhan pada anak atau remaja yang mengalami pemenjaraan/pemidanaan khususnya tahanan atau narapidana anak yang berada di lingkungan penjara orang dewasa. Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan program pelatihan adalah teori belajar,konsep remaja dan dewasa menengah,teori ketangguhan dan teori pelatihan. Penelitian ini mencoba memahami proses ketangguhan yang terjadi pada remaja yang berada di lingkungan tahanan atau narapidana dewasa dengan berbagai tindak kriminal yang pemah dilakukan seperti pembunuhan, pemerkosaan, perampokan dan tindak kekerasan lainnya. Dimensi ketangguhan yang akan dijelaskan terdiri dari problem solving skill (kemampuan memecahkan masalah) dan dimensi positive feelings (kemampuan seseorang dalam mempertahankan perasaan positif pada dirinya. Selanjutnya akan dikembangkan sumber ketangguhan yang terdapat dalam diri anak yaitu "I have", "I am ", "I can "(Grotberg,1998). Ketangguhan sebagai hasil dari karakteristik personal yang dibawa sejak lahir (Garmezy dalam Kosteck 2005) pada dasarnya dapat dipelajari dan dibentuk. Hasil penelitian menemukan tiga faktor yang mendukung berkembangnya ketangguhan, yaitu karakteristik ketangguhan pada remaja, kualitas pendidik yang responsif serta jaringan organisasi yang efektif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mantik, Hari Bagus P.
Abstrak :
Teknologi dan informasi secara tradisional memainkan peranan penting dalam mendukung kegiatan bisnis yang berorientasi pada produk maupun jasa. Dengan tambahan teknologi digital/internet dewasa ini secara dramatis telah mengubah proses secara internal dan ekstemal, serta mentransformasikan organisasi menuju e-business yang merupakan penyatuan kompleks dari proses bisnis dan struktur organisasi dalam menciptakan model bisnis dengan kinerja yang tinggi, dimulai dari kebutuhan dan perspektif pelanggan/user yang kemudian dijabarkan dalam kapabilitas dan arah dari perusahaan. Dengan fungsi dan misi DJBC sebagai trade facilitator, diperlukan suatu proses yang memanfaatkan teknologi informasi untuk menghnsilkan suatu sistem dengan kinerja yang cepat, fleksibel, terintegrasi dan berfokus pada pelanggan/user. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu penyatuan yang kompleks antara aspek/ knowledge mengenai bisnis dan manajemen dengan teknologi dan informasi, atau perlu mengintegrasikan antara back-office dengan front-office secara menyeluruh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi strategi penerapan e-business yang dilakukan oleh DJBC beserta nilai tambah yang dihasilkannya. Kerangka teori yang digunakan sebagai dasar penelitian ini digambarakan dalam suatu framework tentang studi evaluasi strategi penerapan e-business pada DJBC yang mengacu pada teori James Martin (1989). Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif analitis melalui wawancara (mengacu pada tahapan teori information engineering dari James Martin) secara mendalam langsung kepada narasumber disertai dengan pengumpulan data sekunder lainnya. Hasil penelitian ini menjabarkan bagaimana tahapan strategi penerapan e-business pada DJBC, faktor-faktor yang mempengaruhinya, hasil implementasinya, beserta kelemahan dan kelebihannya yang di dukung dengan data-data primer dan sekunder yang diperlukan. Kesimpulan yang diperoleh diantaranya adalah adanya gap yang cukup besar antara tahap perencanaan dengan platform yang jelas dengan tahap pengembangan dan implementasi yang lemah, serta minimnya keterlibatan user dalam strategi penerapan e-business. Oleh karena itu peneliti mengusulkan adanya suatu kerja sama yang baik antara user (dengan knowledge-nya) dengan pelaksana yang bertugas menjembatani kebutuhan user berdasarkan aspek manajemen dan bisnis dengan aspek teknologi dan informasi.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T4712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Deliani
Abstrak :
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasil KUBE adalah pendampingan sosial, oleh karenanya perlu digambarkan Persiapan Pendampingan Sosial, Peran Pendamping Sosial serta faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendampingan Sosial pada KUBE di Desa Serdang Wetan Kecamatan Legog Kabupaten Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Persiapan pendampingan sosial terdiri dari: sebelum dan sesudah ditetapkan sebagai pendamping sosial. Peran pendamping sosial dilaksanakan pada Fungsi Pemungkin / Fasilitasi, Penguatan, Perlindungan, dan Fungsi Pendukung. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendampingan sosial diantaranya: 1) Pelaku Perubahan Itu Sendiri; 2) Internal Komunitas Yang Berasal dari Internal Komunitas Sasaran; dan 3) Internal Komunitas yang Berasal dari Luar Komunitas Sasaran. ......One of the factors which influences the success of Kelompok Usaha Bersama (KUBE) is a social facilitation. Therefore, this research describes the preparation of social facilitation, the role of social facilitator, and the supporting and inhibiting factors of social facilitation implementation on KUBE in Serdang Wetan Village, Legog Subdistrict, Tangerang Region. This research is a qualitative research with descriptive method. The preparation of social facilitation includes pre- and post-appointment stages of social facilitator. The role of social facilitator is implemented on these functions: enabling/facilitating, enhancing, protecting, and supporting. The supporting and inhibiting factors of social facilitation implementation consist of 1) the change agent himself; 2) internal community which comes from inside the target community; and 3) internal community which comes from outside the target community.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chiara Amelia Sunarto Putri
Abstrak :
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) adalah bentuk pembelajaran yang berusaha membuat mahasiswa untuk tidak hanya berkutat di ruang kelas, melainkan di masyarakat. Salah satu program yang diinisiasi langsung sebagai program kolaboratif belajar adalah Desa Cemara milik Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Program ini dilakukan di Desa Cikubang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dengan sasaran yang difokuskan pada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dilihat oleh penulis memiliki potensi ekonomi yang besar. Makalah ilmiah ini berisi refleksi penulis sebagai seorang mahasiswa magang untuk dapat menjadi pendamping masyarakat dalam mencapai tujuan Bappenas tersebut melalui kerangka perspektif studi fasilitasi antropologis, khususnya antropologi terapan. Hal ini kemudian saya implementasikan ke dalam peran saya sebagai seorang fasilitator guna melakukan pendampingan pada masyarakat Desa Cikubang, terutama dalam menjalankan program intervensi. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah autoetnografi dan refleksi pengalaman diri penulis sehingga sangat mungkin terdapat limitasi data di dalamnya. ......Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) is a form of learning that seeks to make students not only dwell in the classroom but also society. One of the programs initiated directly as a collaborative learning program is Desa Cemara, owned by the Ministry of National Development Planning/Bappenas, which aims to accelerate poverty reduction in Indonesia. Desa Cemara carried out this program in Cikubang Village, Tasikmalaya Regency, West Java, to focus on Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs), which the author sees as having great economic potential. This scientific paper contains the author's reflections as an apprentice student to assist the community in achieving the goals of Bappenas through anthropological facilitation studies, especially applied anthropology. I then implemented this into my role as a facilitator to assist the people of Cikubang Village, especially in carrying out intervention programs. The method used in writing this paper is autoethnography and reflection of the author's own experiences, so there may be data limitations.
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Zulkarnaen
Abstrak :
Dengan metode kualitatif, penelitian ini mengkaji permasalahan bagaimana dan mengapa Henry Dunant Centre (HDC) dapat terlibat untuk memfasilitasi penyelesaian konflik di Aceh antara Pemerintah Indonesia dan GAM serta menganalisa penyebab berbagai kegagalannya. Kecuali dalam konteks pembicaraan sejarah konflik di Aceh, penelitian ini mengambil periode mulai dari awal tahun 2000 sampai diberlakukannya status Darurat Militer di Aceh, Mei 2003. Dalam hubungan internasional, peran diplomasi resmi (official) atau diplomasi track one tidak selamanya berhasil dalam menyelesaiakan konflik, terutama konflik internal. Anarkisnya situasi konflik internal membuat diplomasi resmi sering mengalami frustrasi dalam menyelesaiakan kasus yang ada. Karena itu, konflik internal biasanya diselesaikan tidak melalui lembaga-lembaga resmi internasional tetapi oleh organisasi non pemerintah (NGO) yang dikenal sebagai un-official diplomay atau track two diplomacy. Fleksibilitas dan sifat netral membuat NGO lebih mudah terlibat dan diterima oleh semua pihak tanpa terikat pada protokoler atau ketakutan tiadanya pengakuan terhadap kedaulatan maupun legitimasi. Fokus konsentrasi NGO yang penuh terhadap masalah yang ia hadapi membuatnya lebih mampu memahami permasalahan yang ada dan relatif tidak terbebani oleh keterbatasan waktu. Resiko yang dihadapi ketika peran fasilitasi atau mediasi yang ia lakukan gagalpun tidak terlalu berat, baik bagi NGO itu sendiri maupun bagi pihak-pihak yang terlibat konflik. Alasan inilah yang menjadikan mengapa NGO, seperti HDC, lebih mudah diterima sebagai aktor pihak ketiga untuk menyelesaikan konflik internal daripada aktor resmi lain, seperti PBS, organisasi regional atau antar negara. Kegagalan peran pihak ketiga dalam memediasi konflik pada dasarnya bukanlah karena ketidakmampuannya bertindak sebagai pihak penengah, tetapi karena tiadanya political will dari pihak-pihak yang terlibat konflik itu sendiri dan dukungan maupun tekanan masyarakat internasional untuk menyelesaikan konflik yang ada. Ini karena dalam konflik internal ada kelaziman umum dimana para pemimpin kelompok bersengketa memiliki sifat patologi yang lebih senang mengobarkan propaganda perang total yang mengutamakan kemenangan mutlak dan menafikan kemungkinan kompromi atau dialog dengan lawannya daripada menyelesaiakan dengan cara damai.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwindra Rachmawan
Abstrak :
Banyak pihak beberapa saat ini beranggapan bahwa instansi yang paling bertanggung jawab terhadap kelancaran arus barang impor di pelabuhan adalah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (selanjutnya disingkat DJBC). Padahal, apabila ditilik lebih jauh, sangat banyak instansi yang terlibat dalam proses pengeluaran barang impor di pelabuhan. Dimulai dari perusahaan pengangkut, perusahaan asuransi, pelabuhan, pengusaha tempat penimbunan, pemilik peti kemas, Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Karantina, perusahaan pengurusan jasa kepabeanan, pemilik truk pengangkut, sampai kuli angkut. Kesemuanya berperan dalam siklus besar pengiriman barang dari luar negeri. Sementara itu, DJBC sebagai suatu instansi yang mempunyai tugas yaitu sebagai revenue collector, community protector, trade facilitator, banyak peraturan pemerintah yang diterbitkan sebagai pedoman kerja dan kebijakan menyangkut tugas-tugas tersebut. Berkaitan dengan fungsi DJBC sebagai trade facilitator telah terbit Keputusan Menteri Keuangan Nomor 135/KMK.05/2000 tanggal 01 Mei 2000 tentang Pemberian Fasilitas Keringan Bea Masuk Terhadap Perusahaan Industri. Keputusan Menteri Keuangan ini telah berjalan dalam kurun waktu lebih dari 3 tahun , dan belum pemah dilakukan evaluasi bagaimana pelaksanaannya di lapangan dan bagaimana manfaatnya bagi perusahaan penerima. Dengan bertitik tolak dari hal-hal tersebut di atas, Peneliti mencoba menggali implementasi dan kebijakan pemerintah tersebut, untuk kemudian dapat diketahui Pula bagaimana persepsi masyarakat usaha terhadap DJBC, dan sejauh mana DJBC dapat menjadi suatu instansi yang berperan sebagai trade facilitator. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan populasi terhadap perusahaan-perusahaan penerima fasilitas berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 135/KMK.05/2000 tanggal 01 Mei 2000. Adapun sampling yang dipakai dengan menggunakan metode accidental sampling terhadap perusahaan penerima fasilitas yang mengajukan permohonan fasilitas untuk tahun kedua, ketiga ataupun mengajukan fasilitas bea masuk untuk bahan baku. Untuk mengetahui persepsi perusahaan-perusahaan penerima fasilitas terhadap implementasi kebijakan ini, akan dilakukan evaluasi menyangkut adanya prosedur yang telah dirancang dan sumber daya manusia pelaksananya. Sari kuesioner yang telah disebarkan, akan dapat diketahui seberapa jauh manfaat yang didapat bagi perusahaan, bagaimana pelaksanaan kebijakan ini baik dalam pemberian fasilitasnya, maupun pasca mendapatkan fasilitas. Hal lainnya, yang kelihatannya klasik bagi kita adalah koordinasi antar instansi terkait. Adanya anggapan bahwa DJBC sebagai instansi yang merupakan penghambat kelancaran arus barang impor perlu dilakukan pembuktian , dengan data-data yang ada apakah dapat menunjukkan bahwa pelayanan instansi ini dalam memberikan kemudahan pelayanan di pelabuhan pemasukan dapat diandalkan. Ketergantungan industri terhadap barang modal asal impor masih sangat tinggi. Beberapa hal yang mendasarinya dicoba digaii dari sisi para pengusaha industri tersebut. Hal ini akan lebih diperjelas lagi dengan data-data kuesioner yang didapat. Seberapa besar peran pemerintah dalam menyusun peraturan pendukung untuk tumbuh kembangnya industri di dalam negeri. Rekomendasi bagi penyiapan perangkat peraturan yang dapat mendukung stimulus pertumbuhan industri dalam negeri, layak untuk disarankan bagi keberadiannya. Untuk itu selain mendapatkan data-data yang dibutuhkan bagi pelaksanaan penelitian, pada akhirnya saran dan rekomendasi bagi penyempumaan kebijakan ini juga akan diketengahkan sebagai sumbangsih akademis dari peneliti. Selanjutnya, masukan bagi penyempumaan pelaksanaan di masa mendatang yaitu perlu dilakukan studi bagi pelaksanaannya di bawah satu atap, agar pelaksanaan lebih cepat dan tepat. Juga dad sisi tranparansi, perlu pula dirancang suatu mekanisme kepastian jangka waktu penerbitan keputusan pemberian fasilitas.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Setiawaty
Abstrak :
Berdasarkan hasil kegiatan Residensi didapatkan bahwa ada penurunan Aktivitas Gugus Kendali Mutu (GKM) sejak tahun 1996. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan Cross-Sectional secara kuantitatif dan kualitatif. Alat pengukur data kuantitatif adalah kuesioner terstsuktur yang disusun berdasarkan penskalaan Likert. Pengunaan data kualitatif dilakukan dengan metode wawancara mendalam. Variabel-variabel yang diteliti adalah : Faktor Lingkungan, Visi & Komitmen Manajemen, Pelatihan, Penghargaan, Keeratan, Pengetahuan, Peran Kelompok, Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan, Komunikasi, Peran Fasilitator. Analisis data terdiri dari analisis data univariat, bivariat serta analisis data kualitatif untuk memperjelas analisis kuantitatif. Hasil penelitian niunjukkan bahwa : Ada hubungan antara Visi & Komitmen Manajemen, Pelatihan, Penghargaan, Keeratan dengan Proses GKM; tidak ada hubungan antara factor lingkungan, pengetahuan dengan proses GKM; Ada hubungan antara keeratan dengan aktivitas GKM; Ada hubungan antara proses secara keseluruhan dengan aktivitas GKM. Saran yang diusulkan : Keterlibatan den Kanitmen Manajamenperlu terus dikembangkan;Kegiatan monitoring dan pemberian motivasi oleh Kanite QKI atau fasilitator perlu ditingkatkan; Pelatihan perlu dilaksanakan secara kontinyu, sesuai kebutuhan; Manbuat sistem penghargaan yang baik. Selanjutnya perlu diteliti lebih lanjut dari aktivitas GKM terhadap kinerja masing-masing unit.
Based on the result of resident study, it is discovered that the Quality Control Circle (QCC) Activities has been declining since 1996. Therefore, this research is aimed at analyzing and identifying the factors related to the Quality Control Circle Activities. The type of this research is descriptive-analytical which is conducted by means of quantitative and qualitative Cross-Sectional approach. The instrument for measuring the quantitative data is structured questionnaire which is compiled based on Likert Scale. The qualitative data collection is conducted by means of In-depth Interview method. The variables which are researched are : The Environment Factor, The Management's Vision and Commitment, Training, Reward System, Cohesiveness, Knowledge, Group Roles, Problem Solving & Decision Making, Communication, and The Role of Facilitators. The data analysis consists of univariate analysis, bivariate analysis, and qualitative data analysis to make the quantitative analysis clearer. The finding of the research indicate that : There is correlation between The Management's Vision & Commitment, Training, Reward System, Cohesiveness and QC Process; There is no correlation between The Environment Factor, Knowledge and a Process; There is a correlation between Cohesiveness and 01 Activities; There is a correlation between The Process as a k hole and The ¢x Activities. The recommendations which are put forward : The involvement and commitment of the Management should be increased; The monitoring activities should be increased and the QCC Committee or The Facilitators should be provide more motivation; The training should be conducted continually, as required; A proper reward system should be created. Subsequently it is necessary to research further the QCC Activities towards the performance of each units.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rachman Rony Putra
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya potensi kerentanan pengawasan importasi barang akibat vitalnya posisi pelabuhan Tanjung Periok pada perdagangan internasional Indonesia. Kerentanan yang timbul membutuhkan evaluasi pengawasan yang dilakukan dari sudut pandang intelijen strategis untuk perbaikan kinerja pengawasan di masa yang akan datang. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan data dari hasil wawancara terhadap sejumlah narasumber yang terkait dengan aktivitas importasi barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Hasil penelitian menunjukan pengawasan yang dilakukan belum sepenuhnya menerapkan pendekatan intelijen strategis pada pengawasan importasi barang. Kendala utama yang menjadi penghalang adalah keterbatasan sumber daya baik faktor manusia dan teknologi pendukungnya. Disamping itu, metode yang digunakan dalam mengelola data intelijen dan kebijakan yang mengatur aktifitas intelijen juga menjadi penghambat kinerja intelijen Bea dan Cukai di Tanjung Priok memaksimalkan tugas dan fungsi Revenue collector, Communicaty protection, Trade facilitator dan Industrial Assistance. Kata Kunci: Kepabeanan, Intelijen Strategis, Revenue collector, Communicaty protection, Trade facilitator, Industrial Assistance. ......This research is motivated by the potential vulnerability of monitoring the import of goods due to the vital position of the Tanjung Periok port in Indonesia's international trade. The vulnerabilities that arise require an evaluation of supervision carried out from the perspective of strategic intelligence to improve supervisory performance in the future. Using a qualitative approach, this study uses data from interviews with a number of informants related to the activity of importing goods at the Port of Tanjung Priok. The results of the study show that the supervision carried out has not fully implemented the strategic intelligence approach in controlling the import of goods. The main obstacle that becomes a barrier is the limited resources of both the human factor and its supporting technology. In addition, the methods used in managing intelligence data and policies governing intelligence activities also hinder the performance of Customs and Excise intelligence at Tanjung Priok in maximizing the duties and functions of Revenue collector, Communication protection, Trade facilitator and Industrial Assistance. Keywords: Customs, Strategic Intelligence, Revenue collector, Communication protection, Trade facilitator, Industrial Assistance
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariza Putri Priatna
Abstrak :
Penelitian ini membahas pera pendamping kelompok binaan dalam penyaluran kredit mikro. Penelitian dilakukan di lembaga Baituttamkin Madani Tazkia unit Babakan Madang, Kabupaten Bogor dengan subjek penelitian field officer (FO). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa FO dominan menjalani peran fasilitatif dimana hal tersebut memang menjadi tugas dari seorang FO terutama dalam memfasilitasi kelompok. Selain itu dalam menjalankan peran edukatif, jika dilihat dari jobdescnya FO tidak begitu dominan karena beberapa peran lebih banyak dilakukan oleh Senior Field Officer (SFO). Untuk peran teknis, FO menunjukan peran meneliti yang menonjol ketika FO melakukan survey uji kelayakan terhadap calon anggota. Peran representatif belum cukup menonjol disebabkan oleh keterbatasan SDM.
This thesis discusses the roles of group facilitator in micro-credit distribution as a woman empowerment effort. The study was conducted at Baituttamkin Madani Tazkia Babakan Madang unit in Bogor. The subjects of research are field officers (FO). This study uses qualitative methods with descriptive design. The results showed that the predominant role of FO is a facilitative role that corresponds with the duty of an FO to facilitate group activities. On the other hand, FO has a weak educational role compare to Senior Field Officer (SFO) based on the job description. FOs technical roles enable them to have a prominent research role in conducting feasibility surveys for prospective members. The representative role of FO has not been distinguished due to human resource limitations.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Supply chain coordination becomes strategically important as new forms of business organizations emerge,such as virtual enterprises,global manufacturing,logistic network and company alliances.....
MOJUEKB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>