Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gerry Sanjaya
Abstrak :
Latar Belakang: Gangguan psikologis pada pekerja dapat berdampak pada gangguan kesehatan fisik, penurunan produktivitas kerja hingga kecelakaan kerja. Kuesioner yang digunakan di beberapa dunia untuk menilai gangguan psikologis adalah kuesioner Brief Symptom Rating Scale-5 (BSRS-5). Namun kuesioner tersebut masih belum ada versi Bahasa Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan validitas transkultural (adaptasi lintas budaya), uji validitas dan reliabilitas agar kuesioner dapat digunakan sebagai instrumen penilaian gangguan psikologis pada pekerja di Indonesia.
Metode: Penelitian ini diawali dengan penerjemahan dan penyesuaian kultural dari kuesioner asli. Tim peneliti melakukan modifikasi kuesioner asli yang berbahasa asing diterjemahkan ke Bahasa Indonesia agar kuesioner dapat digunakan di lingkungan kerja. Penelitian dilanjutkan dengan pengumpulan data menggunakkan kuesioner BSRS-5 versi Bahasa Indonesia yang sudah melewati validitas transkultural kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji validitas konstruk, validitas eksternal dengan Depression, Anxiety dan Stress Scale-21 (DASS-21), analisa faktor dan uji reliabilitas.
Hasil: Kuesioner BRS-5 dihasilkan dari validasi transkultural dengan metode ISPOR. Hasil dari uji validitas konstruk semua pertanyaan (0.634-0.781) dengan tingkat signifikansi < 0.05. Kemudian dilakukan analisa faktor semua pernyataan > 0.3 dan didapatkan kelima item dengan nilai Eigenvalue 1. Cronbach's Alpha adalah 0.770. Nilai Corrected Item Total Correlation semua pernyataan antara 0.634-0.781. Hasil uji validitas eskternal dengan DASS-21 didapatkan BSRS-5 berkolerasi dengan DASS-21 dimensi depresi dan dimensi stres dengan nilai korelasi 0.397 dan 0.399. Sedangkan untuk BSRS-5 dengan DASS-21 dimensi anxiety menunjukkan tidak adanya korelasi dengan nilai korelasi 0.237. Oleh karena itu, diperlukan penilaian kuesioner gold standard lainnya apabila terbukti mengalami gangguan psikologis dari setiap komponen yang terdapat di BSRS-5.
Kesimpulan: Penelitian menghasilkan kuesioner Brief Symptom Rating Scale-5 (BSRS-5) yang valid dan reliable untuk digunakan oleh pekerja khususnya tenaga medis umum di Indonesia. Namun, untuk menindaklanjuti gangguan psikologis yang didapat setelah mengisi kuesioner BRSS-5 versi Bahasa Indonesia diperlukan gold standard kuesioner lain atau bantuan profesional untuk evaluasi lebih lanjut.

Background: Psychological distress in workers is associated with physical health problems and decreased work productivity costing the impact of workplace accidents. One of the questionnaires used in several countries to assess psychological distress is the Brief Symptom Rating Scale - 5 (BSRS-5). However, the BSRS-5 is not available in the Indonesian version. In this study, researchers do transcultural (cross-cultural adaptation), construct validity, external validity and reliability tests. To make BSRS-5 provide an instrument for assessing psychological distress for workers in Indonesia. Methods: This study started with the cultural adaptation of the original questionnaire. The research team modified the original questionnaire in a foreign language and translated it into Indonesian language so that the questionnaire could use in the work environment. The study continued with data collection using the Indonesian version of the BSRS-5 questionnaire, which had passed transcultural validity. Then it continued with construct validity tests, factor analysis, external validity with Depression, Anxiety and Stress Scale-21 (DASS-21), and reliability testing. Results: The BSRS-5 questionnaire was produced from transcultural validation using the ISPOR method. The results of the construct validity test for all questions between (0.634-0.781) with a significance level < 0.05. The factor analysis values for all statements > 0.3 were all items having Eigenvalues > 1. The Corrected Item Total Correlation value for all statements is between 0.634-0.781. Cronbach's Alpha score is 0.770. The external validity test results with DASS-21 showed that BSRS-5 correlated with the DASS-21 dimensions of depression and stress with correlation values of 0.397 and 0.399. In opposition to correlated BSRS-5 with the dimension of anxiety in DASS-21 showed no correlation with a correlation value of 0.237. Therefore, another standard gold questionnaire is required to evaluate physiological distress based on each item in BSRS-5. Conclusion: The absence of correlation with anxiety in this assessment tool need another gold standard questionnaire or professional assistance is required for further evaluation to follow up on psychological disorders. 
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halgin, Richard P.
Jakarta: Salemba Humanika, 2012
616.89 HAL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Chrestella Wang
Abstrak :
Emerging adulthood merupakan periode kehidupan yang rentan terhadap gangguan psikologis. Dengan prevalensi gangguan psikologis yang tinggi, namun tingkat pencarian bantuan psikologis profesional yang rendah, intensi untuk mencari bantuan psikologis profesional pada emerging adulthood menjadi penting untuk ditelusuri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji korelasi antara intensi mencari bantuan psikologis profesional dan self-compassion pada emerging adults dengan gejala gangguan psikologis yang belum ditangani. Intensi mencari bantuan psikologis profesional diukur menggunakan Mental Help-Seeking Intention Scale (MHSIS) dan self-compassion diukur menggunakan Skala Welas Diri (SWD) versi pendek. Digunakan pula alat ukur Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) dan Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) untuk menyaring gejala gangguan psikologis partisipan. Data yang diolah dalam penelitian ini berasal dari 129 individu (100 perempuan dan 29 laki-laki) berusia 18–29 tahun (M = 21,43 tahun) dengan gejala gangguan psikologis yang belum pernah menggunakan layanan kesehatan mental sebelumnya. Penelitian ini menemukan bahwa intensi mencari bantuan psikologis profesional tidak berkorelasi secara signifikan dengan self-compassion (r = -0,084, p > 0,05). Implikasi dari penelitian ini adalah untuk mengerucutkan populasi penelitian dan menilik faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi intensi mencari bantuan psikologis profesional.

Emerging adulthood is a life period in which the risk of experiencing psychological disorders is heightened. Given a high prevalence of psychological disorders, yet low tendencies to seek professional psychological help, the intention to seek professional psychological help in emerging adulthood becomes important to be studied. This study investigates the correlation between intention to seek professional psychological help and self-compassion in emerging adults with currently untreated symptoms of psychological disorders. Mental Help-Seeking Intention Scale (MHSIS) and the short version of Skala Welas Diri (SWD) were used to measure intention to seek professional psychological help and self-compassion respectively. Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) and Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) were used to screen participants’ psychological disorders symptoms. Participants of this study consists of 129 individuals (100 females and 29 males) aged 18–29 years (M = 21,43 years) with symptoms of psychological disorders who had never used any mental health services. This study found no significant correlation between intention to seek professional psychological help and self-compassion (r = -0,084, p > 0,05). The implication of this study is to narrow the research population scope and to examine other factors that may influence intention to seek professional psychological help
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wamela Nugyadanti
Abstrak :
Vincent van Gogh adalah seorang pelukis Belanda beraliran pascaimpresionisme. Karya lukisannya yang dikenal luas di antaranya adalah De Sterrennacht (1889) dan Korenveld met kraaien (1890). Kedua lukisan tersebut terkenal akan interpretasinya tentang gangguan psikologis yang diderita Van Gogh. Selain menghasilkan banyak karya lukisan, Van Gogh juga menulis surat-surat semasa hidupnya yang kemudian dianggap sebagai bagian dari karya sastra. Ia kerap berkorespondensi dengan orang-orang di sekitarnya seperti keluarga dan teman sesama seniman. Penelitian ini membahas surat-surat yang dituliskan oleh Vincent van Gogh dalam kurun waktu 09 Mei 1889–23 Juli 1890 ketika ia berada di Saint-Rémy-de-Provence dan Auvers-sur-Oise serta bagaimana narasi-narasi dalam surat-surat tersebut menggambarkan gangguan psikologis Van Gogh. Untuk menjawab hal tersebut, digunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud. Pendekatan psikoanalisis yang digunakan dalam penelitian ini ditinjau melalui tiga unsur kejiwaan yaitui id, ego, dan superego. Unsur-unsur kejiwaan tersebut dikenal sebagai struktur kepribadian. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan struktur kepribadian dalam diri Van Gogh yang terbaca melalui surat-suratnya. Ketidakseimbangan struktur kepribadian tersebut berupa dominasi salah satu unsur kejiwaan atau kegagalan salah satu unsur kejiwaan dalam menjalankan perannya yang mengakibatkan Van Gogh mengalami gangguan psikologis.

Vincent van Gogh is a post-Impressionist Dutch painter. His famous paintings include De Sterrennacht (1889) and Korenveld met kraaien (1890). Both paintings are famous for their interpretations of Van Gogh's psychological disorder. In addition to producing many works of painting, Van Gogh also wrote letters during his lifetime which were later considered to be part of literary works. He often corresponds with the people around him such as family and friends of fellow artists. This study examines the letters written by Vincent van Gogh during the period 09 May 1889–23 July 1890 when he was in Saint-Rémy-de-Provence and Auvers-sur-Oise and how the narratives in these letters describe Van Gogh's psychological disorder. To answer this question, the psychoanalytic theory of Sigmund Freud is used. The psychoanalytic approach used in this study is reviewed through three psychological elements, namely the id, ego, and superego. These psychological elements are known as personality structures. The results of this study indicate an imbalance in the personality structure in Van Gogh which is read through his letters. The imbalance in the personality structure is in the form of the dominance of one psychological element or the failure of one of the psychological elements in carrying out its role which causes Van Gogh to experience a psychological disorder.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library