Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Nurwati
Abstrak :
Desentralisasi bertujuan memberi peluang dan kesempatan yang lebih besar kepada daerah menuju otonomi daerah yang mandiri dan bertanggung jawab dalam rangka memberi pelayanan dan perlindungan yang lebih baik kepada masyarakat serta pemberdayaan (empowering) masyarakat. Dalam upaya pelaksanaan desentralisasi, telah diberlakukan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tabun 2000 tentang Kewenangaan Pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom. Dalam peraturan tersebut kewenangan pemerintah pusat lebih kepada penetapan kebijakan yang bersifat norma, standard, kriteria dan prosedur, sedangkan kewenangan pelaksanaan hanya terbatas pada kewenangan yang bertujuan antara lain untuk mempertahankan dan memelihara identitas dan integritas bangsa dan negara serta menjamin kualitas pelayanan umum yang berskala nasional. Untuk mengetahui seberapa besar berubahan yang telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah, dilakukan suatu evaluasi yang membandingkan program-program Departemen Kesehatan pada masa sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tabun 2000 dan masa diberlakukannya peraturan tersebut sehingga dapat terjawab pertanyaan-pertanyaan berikut; Seberapa jauh perbedaan anggaran kesehatan sebelum dan saat berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000? Bagaimanakah proporsi anggaran pada masing-masing program sebelum dan setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000? Seberapa besar perubahan anggaran sebelum dan setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 untuk setiap program? Bagaimanakah implikasi kebijakan publik yang sebaiknya diambil oleh Departemen Kesehatan? Untuk menganalisis permasalahannya digunakan metode pengukuran efisiensi anggaran belanja Departemen Kesehatan, dengan melihat proporsi anggaran belanja rutin dan belanja pembangunan yang dilakukan terhadap data tahun 1997/1998 - 2000 sebagai masa pra desentralisasi dan tahun 2001- 2002 sebagai era desentralisasi. Analisa statistik dilakukan dengan bantuan program Exel-for window untuk menggambarkan proporsi masing-masing variable. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan anggaran kesehatan yang mencolok pada masa pra dan pasta desentralisasi; (2) meningkatnya pengeluaran pemerintah tidak selalu diikuti dengan meningkatnya anggaran kesehatan; (3) porsi anggaran belanja rutin Departemen Kesehatan selalu lebih besar dari anggaran pembangunan; (4) Belanja Pegawai selalu memiliki porsi terbesar dari anggaran belanja rutin baik pada masa pra desentralisasi maupun era desentralisasi. Walaupun ada perubahan pengelompokan program kesehatan pada masa desentralisasi, dan telah adanya paradigma sehat yang lebih mengutamakan kegiatan promotif dan preventif namun dari analisis kegiatan menunjukkan bahwa program pelayanan kesehatan tetap menduduki prioritas pertama baik pada masa pra desentralisasi maupun era desentralisasi hanya terjadi sedikit pergeseran proporsi pada program kesehatan lainnya. Selain itu masih banyak kegiatan yang berdasar peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tidak lagi menjadi kewenangan pemerintah pusat, masih dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan, dan hanya ada sedikit pergeseran proporsi dari program. Kesimpulan dari analisis ini adalah pelaksanaan desentralisasi belum sepenuhnya dilaksanakan di Departemen Kesehatan, terbukti dengan masih banyaknya kewenangan daerah yang masih dilakukan oleh pemerintah pusat dan masih sedikitnya produk kebijakan/pedoman/standard yang mendorong pelaksanaan desentralisasi di daerah dimana justru hal tersebut yang sangat dibutuhkan oleh daerah. Saran yang disampaikan adalah agar Departemen Kesehatan melakukan pengkajian tentang program-program/kegiatan-kegiatan yang menjadi kewenangan pusat, propinsi dan Kabupaten/Kota dan melakukan prioritas program yang mendukung pembangunan kesehatan secara makro sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Kepustakaan : 40 (1986 - 2001).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T11450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PS Kurniawati A.
Abstrak :
Remaja dapat menjadi sumber daya manusia yang sangat berharga disuatu negara khususnya bila mereka dapat tumbuh dengan baik secara fisik dan psikologis. Dari hasil penelitian terhadap remaja jalanan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan lebih dari separuh (54%) responden dilaporkan bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual sesama temannya (n=657). Di Kota Bengkulu melalui evaluasi proyek Youth Center, 17% dari responden (n=341) menyatakan boleh melakukan hubungan seksual sebelum menikah, sebagian kecil (5,9%) dan mereka sudah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kesehatan reproduksi remaja diantara mahasiswa Akademi Kesehatan di Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, populasi dalam penelitian ini mahasiswa Akademi Kesehatan dengan rentang usia 18-24 tahun dan belum menikah. Sebanyak 238 orang mahasiswa laki-laki dan perempuan yang terpilih menjadi responden yang diambil secara acak sederhana dengan alokasi proporsional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengukur aspek pengetahuan, sikap dan perilaku seksual dilakukan dengan mengisi kuesioner oleh mahasiswa Akademi Kesehatan yang sebelumnya telah dilakukan uji coba pada mahasiswa Akademi lain yang tidak terpilih sebagai lokasi penelitian. Dari hasil penelitian ini ditemukan tiga dari sepuluh mahasiswa (29%) mempunyai perilaku seksual relatif berisiko (berciuman mulut dan meraba organ sensitif dari pasangannya). Sebagian kecil (5, 08%) dari responden pernah melakukan hubungan seks dengan pasangannya. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa kedua variabel yaitu jenis kelamin dan sikap mahasiswa terhadap kesehatan reproduksi mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku seksual mereka. Mahasiswa laki-laki mempunyai kecenderungan yang lebih besar dalam perilaku seksual relatif berisiko dibandingkan dengan mahasiswa perempuan (Odd Ratio : 3,06). Kesimpulan dua dari enam hipotesis dalam penelitian ini diterima. Disarankan agar pihak ademi membuat kegiatan ekstra kurikuler dengan muatan khusus kesehatan reproduksi dan kepada BP3 agar dapat menggunakan powernya untuk merangkul orangtua mahasiswa, dan dilakukan upaya untuk peningkatan kemampuan para orangtua dalam membicarakan masalah-masalah kesehatan reproduksi remaja kepada anak remajanya. ......Factors Related To The Adolescent Reproductive Health Behavior Among Health Academies Students In The City of Bengkulu, 2001In a country, the adolescents could be an invaluable human resource especially if they grow well both physically and psychologically. Based on results the research among the street adolescents conducted by Department of Health, it was shown that more than a half of respondents (54%) reported having sexual intercourse with their own friends (n = 657). In the city of Bengkulu, the results of the evaluation project of the youth center, indicated 17% of the respondents (n = 341) a great having premarital sexual intercourse, a small proportion of them (5,9%) actually had premarital sex. The purpose of this research was to get information about factors related to the adolescent reproductive health behavior among Health Academies students in city of of Bengkulu. This research used a cross sectional study design. The population of the study was Health Academic students, aged 18-24 years of age and single. Through allocation proportional to size Simple Random Sampling 238 with male and female students were selected as respondents. Both validity and reliability of the instrument of the study was assessed. The instrument which was intended to asses the several aspects of the knowledge, attitude and sexual behavior was pre tested. The self admistered questionnaires were Hied-up by the students. The results showed that three out ten (29%) the students indicated relatively high risk sexual behavior i.e. (mouth-kissing and touching sensitive organs of their partners). A small proportion (5,08%) respondents having sexual relationship with their partners. The results of the data analysis showed that both sex and attitude of students indicated a significant relationship with the sexual behavior. The male students were highly had a risky sexual behavior than that of their female countern parts (Odd Ratio : 3, 06). In conclusion, out of six hypotheses two of them were accepted. Recommendations were made to enrich both the extra curricular activities and the role of Parent-Teacher Association (BP3) to entrance the communication between parents and students relevant to reproductive health issues.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T 3698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Taufick
Abstrak :
Depertemen Kesehatan adalah Departemen yang membidangi kesehatan yang lingkup tugasnya termasuk penanggulangan masalah kesehatan terhadap bencana. Berbagai macam bencana besar yang terjadi di tanah air selama ini adalah merupakan bencana nasional. Peristiwa bencana tersebut telah mengakibat begitu besamya korban banjir baik jiwa, sarana/prasarana, dan khususnya menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Sementara itu Pemerintah Pusat dan Daerah dalam hal ini Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI telah memberikan penanganan .kesehatan yang begitu besar, namun dalam kenyataan berbeda dengan yang terjadi di lapangan, yaitu masih bermunculan kritikan dan keluhan masyarakat dari berita koran yang menilai bahwa pemerintah tidak dengan sungguh-sunguh dan tidak optimalnya memberikan pelayanan kesehatan bagi korban banjir. Dalam tesis ini, sebagai obyek penelitiannya adalah peristiwa banjir yang telah merendam sebahagian besar wilayah di DKI Jakarta pada tahun 2002, dan sebagai tempat penelitian adalah bagian Humas Departemen Kesehatan. Penelitian tesis ini akan mengevaluasi sejauhmana kegiatan Humas Departemen Kesehatan dalam penangulangan masalah kesehatan pada bencana banjir di DKI Jakarta tahun 2002. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Mei 2003, dengan tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, pengumpulan data melalui wawancara mendalam, klipping koran, peraturan dan pedoman penanggulangan bencana. Secara umum dari hasil penelitian ditemukan bahwa Humas Departemen Kesehatan belum menjalankan kegiatan Humas secaran optimal.. Hal ini terlihat, seperti informasi yang selalu telambat, Bahan/data untuk wartawan tidak selalu lengkap dan akurat, Sumber datanya lebih banyak diterima dari pejabat unit terkait. Humas tidak melakukan pengolahan data lebih dulu dan juga tidak melakukan pemantauan langsung ke tempat sumber data. Hasil analisis menunjukkan bahwa Humas belum melaksanakan peran dan fungsi kehumasan, kegiatan Humas dalam membina hubungan dengan publik eksternal dan internal belum efektif, tampak belum dipahaminya masalah kehumasan oleh para pejabat dan selama ini Humas masih dipandang sebagai pelengkap dalam organisasi Departemen Kesehatan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T 12249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Samuel
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini perizinan sarana dan tenaga kesehatan diambil alih oleh Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), maka Suku Dinas Kesehatan tidak lagi bertugas dalam memberikan izin baik sarana maupun tenaga kesehatan. Suku Dinas Kesehatan lebih fokus kepada urusan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap sarana pelayanan kesehatan. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan mutu sarana dan tenaga kesehatan yang telah memenuhi persyaratan. Atas peran inilah maka perlu adanya kesempatan bagi calon apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk melihat langsung ke lapangan serta melakukan praktik kerja supaya dapat memahami tugas dan fungsi Suku Dinas Kesehatan dan peran apoteker sendiri. Praktek kerja profesi apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat dilaksanakan pada Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK). Kegiatan selama PKPA terbagi sesuai dengan seksi yang ada di SKD yaitu kegiatan terkait tenaga kesehatan, kegiatan terkait standarisasi mutu kesehatan, dan kegiatan terkait farmasi, makanan dan minuman. Setelah mengikuti PKPA, calon apoteker mengetahui tugas dan fungsi Suku Dinas Kesehatan yaitu melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat dan fungsi apoteker di Suku Dinas Kesehatan yaitu melaksanakan dan merencanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (binwasdal) terhadap sarana pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, khusus instalasi farmasi atau apotek dan sesama apoteker. Selain itu, calon apoteker telah melihat bahwa Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat telah melakukan proses pengelolaan persediaan obat dan alat kesehatan dengan baik
ABSTRACT
Nowadays, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) took over the licensing for health workers and health facilities from the Health Department. Health Department focused on developing, supervising, and controlling the workers and the facilities. The purpose was to keep the quality of facilities and workers. For this reason, pharmacist student needed an experience to see how the Health Department worked and understood pharmacist role there through internship. The internship done at Health Resource Department according to the section which were health workers, quality standardization, and pharmacy, food and drinks. As the result of the internship, pharmacist student understood the role of Health department was doing some activity of developing the public health and pharmacist role in Health Department was doing and planning the activity of developing, supervising, and controlling of health facilities and health workers. Then, pharmacist student also had seen how Health Department of West Jakarta already did medicine and medical devices management in a good way.
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Luthfiah
Abstrak :
ABSTRAK
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, mengawasi dan mengendalikan upaya kesehatan yang merata. Penyelenggaraan upaya kesehatan di tingkat kota administrasi dilakukan oleh Suku Dinas Kesehatan. Dalam struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan, apoteker memiliki peran pada seksi Sumber Daya Kesehatan yang meliputi sub seksi Farmasi, Makanan, dan Minuman. Untuk dapat mengetahui dan memahami tugas serta peran Apoteker di Pemerintahan, maka mahasiswa apoteker melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan. Kegiatan PKPA ini juga bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi instansi-intansi pemerintahan di bidang farmasi memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman praktis melakukan pekerjaan di Suku Dinas Kesehan Jakarta Timur serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan kefarmasian di Suku Dinas Kesehatan. Tugas khusus yang diberikan berjudul Penyusunan Quality Procedure Kegiatan Pembinaan Pengawasan Dan Pengendalian Tenaga Kesehatan. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk melakukan penyusunan Quality Procedure Kegiatan Pembinan, Pengawasan, dan Pengendalian Tenaga Kesehatan sesuai dengan peraturan yang terbaru
ABSTRACT
The government is responsible for planning, arranging, organizing, developing, observing and controlling the public health. The implementation for improving public health in the administrative city of East Jakarta is managed by East Jakarta Regional Health Agency. In the organization structure of the administrative city regional health agency, pharmacist has a role as Human Resources Health professional staff in the specific subsection of Pharmaceutical, Food and Beverage. The student of apothecary program does the internship program in the regional health agency in order to know and understand the duty and role of pharmacist in the government institution. Internship at East Jakarta Regional Health Department aims to let the pharmacist's professional students for having knowledge, skills and practical experiences to work at regional health agency; and also understanding the real picture of pharmaceutical problems in government institution. The specific assignment given entitled The Arrangement of Quality Procedure of developing, observing and controlling activity of health worker. The purpose of this particular task is to to arrange the Quality Procedure of developing, observing and controlling activity of health worker according to the latest regulations
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Denawati Edwiza
Abstrak :
Semenjak tahun 1999 Departemen Kesehatan telah menetapkan berlakunya Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan (SIPTK) yang dikembangkan dengan komputerisasi. Kegiatan pencatatan dan pelaporan itu dilaksanakan oleh institusi pendidikan Depkes, Pemda, ABM, POLRI dan Swasta dengan koordinasi dengan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.

Menurut laporan dari Sidang Tenaga Kesehatan Kanwil Depkes Sumbar tahun 2000, hanya 10 (37 %) institusi yang mengirimkan laporan dan dari yang masuk hanya 80 % komponen laporan yang dapat diisi.

Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi penyebab tidak tepat waktu dan tidak lengkapnya pelaporan SIPTK di Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Propinsi Sumbar tahun 2000, yang dilihat dengan pendekatan sistem, yang terdiri dari komponen masukan, proses dan keluaran. Sebagai komponen masukan adalah tenaga pengelola laporan yang dilihat dan (pengetahuan, lama sebagai pengelola, beban kerja), sarana dan biaya. Komponen proses dilihat melalui gambaran pelaksanaan, pembinaan dan evaluasi, sedangkan komponen keluaran adalah laporan yang tepat waktu dan lengkap.

Penelitian ini dilakukan dengan memakai metoda kualitaif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan diskusi kelompok terarah (DKT), pada kelompok tenaga pengelola laporan SIPTK institusi, dan wawancara mendalam (WM) dengan Direktur dan Ka. Tata Usaha institusi serta Kepala Bidang Tenaga Kesehatan dan Ka. Seksi Kebutuhan dan Informasi Tenaga Kesehatan Kanwil Depkes Propinsi Sumbar.

Dan hasil penelitian ini terlihat tingkat pengetahuan tenaga pengelola masih dirasakan kurang, serta lama bekerja sangat bervariasi dan semua tenaga pengelola mempunyai beban kerja yang rangkap. Sarana komputer dan data yang akan dientri belum tersedia sesuai yang dibutuhkan. Biaya untuk pelaporan SIPTK tersedia dalam dana rutin institusi masing-masing. Pembinaan dan evaluasi belum terlaksana dengan baik.

Untuk terlaksananya laporan SIPTK yang tepat waktu dan Iengkap perlu disosialisasikan tentang laporan SIPTK kepada para penanggung jawab laporan seperti, direktur dan Ka. Tata Usaha Institusi, dan tenaga pengelola sendiri serta pembinaan dan evaluasi yang terstruktur dari direktur institusi. Untuk pihak kanwil diharapkan dapat selalu memberikan umpan balik laporan dan juga diharapkan ada pembinaan yang terjadwal.
Analysis of Information System Reporting of Health Manpower Education in Health Manpower Education Institution in West Sumatra Province, 2000 Since 1999 the Health Department have enacted the Information System of Health Manpower Education (ISHME) developed with computerized system. The recording and reporting are performed by the education institution of Health Department, Local Government, Armed Forces, Police of Republic of Indonesia and Private sector with coordination Center For Health Manpower Education.

According to a report from Regional Office of Health Department of West Sumatra in year 2000, only 10 institutions (37 %) of the institution that sent report and only 80 % of the reports component that can be filled.

While the purpose of this research is to obtain information regarding what cause of the lack of punctuality and incompleteness of ISHME reporting in the l Health Manpower Education Institution in West Sumatra Province, 2000 in terms of system approach, that consist of input component, process and output As input component is the personnel that manage thr report in terms of (knowledge, tenure manager, work load), facilities and expance. The process component is seen thorugh description of implementation, guidance and evaluation, while the output component is the timely and complete report

This research is done by using qualitative method, in which the data collection is done by Focused Group Discussion (FGD), within the group of personnel that manage the report of ISHME institution, and in-depth interview (II) with Director and Head of Administration of the institution and head Health Manpower and Head Section of Manpower Vacancy and Information of Regional office of Health Department of West Sumatra.

From this research it can be seen the knowledge level of administration personnel is still lack, and their tenure varried and all of the administration personnel multiple work load. Computer facilities and the enrty of data to are not available according the requirement. The expense for reporting of ISHME is available in the routine fund of each institution. Guidance and evaluation have not implemented properly.

In order to implement the ISHME reporting in timely and complete manner the reporting of ISHME needs to be socialized tar the to people in charge such as director and Head of the Administration Institution, and management, guidance and evaluation personal of the institution. It is expected that the regional office will always provide feedback report and scheduled guidance.
2000
T1724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maswani
Abstrak :
Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertugas melayani masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan. Tugas dan fungsi kerja organisasi ini dalam proses kerjanya tentunya harus didukung oleh tingginya kinerja dan penampilan kerja staf.

Kenyataan yang ada di Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh adalah masih terdapatnya masalah-masalah berupa laporan-laporan kerja yang dibuat sering tidak tepat waktu, masih banyak staf yang datang terlambat dan pulang cepat sebelum waktunya sehingga pekerjaan banyak yang tidak selesai dikerjakan tepat pada waktunya, staf sering meninggalkan pekerjaan jika pimpinan tidak ditempat, staf terlihat baru akan sibuk jika diperintah dan diawasi langsung dalam bekerja, staf kurang mempunyai sikap keteladanan baik sesama staf maupun terhadap pegawai pelaksana lainnya, staf kurang memelihara fasilitas kerja seperti mesin ketik, kendaraan dinas dan lain-lain, dan adanya kecenderungan menjalankan profesi di luar kedinasan. Semua masalah tersebut menunjukkan adanya penampilan kerja staf yang masih rendah. Untuk meningkatkan penampilan kerja staf di Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh, maka perlu diketahui terlebih dahulu adanya faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan kerja staf di Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi penampilan kerja seorang staf, yaitu faktor karakteristik sosio-psikologi, karakteristik sosio-demografi, karakteristik organisasi dan karakteristik lingkungan (Gibson, 1987). Dalam penelitian hanya tiga karakteristik saja yang diteliti yaitu karakteristik sosio-psikologi (motivasi kerja, kemampuan kerja dan persepsi staf atas pekerjaannya), karakterisitk sosio-demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan jarak tempat kerja), dan karakteristik pekerjaan (eselon, Jenis kepegawaian, pangkat, dan masa kerja). Karakterisitik lingkungan tidak diteliti karena karakteristik ini di Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh relatif hampir sama.

Penelitian ini merupakan studi deskriptif korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian adalah semua staf pada Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh dari pejabat eselon III/B ke bawah dan pegawai tetap yang berjumlah 175 orang.

Data variabel bebas (variable independent) dikumpulkan dengan kuesioner. Data variabel terikat (variable dependent) dikumpulkan berdasarkan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) Pegawai Negeri Sipil. Pengumpulan data primer dilakukan lima orang yang tidak dikenal oleh obyek penelitan selama Bulan November 1999.

Analisis data dalam penelitian ini memakai metode statistik parametrik T-Test, Korelasi dan Anova Satu Arah. Tujuan analisis ini untuk melihat adanya hubungan dan tingkat keeratan hubungan antara karakteristik yang diteliti dengan penampilan kerja staf Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Gambaran tentang penampilan kerja staf diperoleh dengan analisa deskriptif dan data-data tentang penampilan kerja yang terkumpul berdasarkan DP3 PNS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penampilan kerja staf Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh sudah baik dengan nilai rat-rata sebesar 83,5233. Hasil pengujian bivariat menunjukkan bahwa adanya hubungan antara karakteristik faktor Sosio-Demografik (tingkat pendidikan staf dan jarak rumah staf ke kantor) dan faktor organisasi (eselon, pangkat, jenis kepegawaian dan masa kerja staf) dengan penampilan kerja staf Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka penulis merekomendasikan bahwa untuk meningkatkan penampilan kerja di Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Aceh maka diperlukan penerapan sistem pemberian motivasi terhadap semua staf yang ada, penerapan job description organisasi secara nyata agar semua pegawai mempunyai persepsi peran yang jelas terhadap tanggungjawab yang harus dikerjakannya, peningkatan jenjang pendidikan setingkat lebih tinggi, dan pemberian insentif yang lebih besar bagi staf yang mempunyai rumah yang jauh dari kantor. Bagi peneliti lain disarankan untuk melakukan studi mengenai karakteristik faktor lingkungan yang berhubungan dengan penampilan kerja.
Factors Deal with Appearance of Staff Working at Health Department of Aceh Specific ProvinceHealth Department of Aceh Province is one of the government institutions that is obliged to service the society especially in heath field. In the frame of these duties and the organization function, it must be supported by the highest work ethic and the staff performance.

Obviously, there are a great deals of problem that is found at Health Department of Aceh Province such as work reports is not submitted on time, many staffs are still late for working and coming back earlier from the official time that cause several duties can't be finished on the appropriate time, the staffs seemed to be busy if they are requested or commanded and supervised directly in their working, the staffs have no good attitude towards them or with other executing staffs, the staffs did not pay attention to the work facilities, such as : type writer machines, the official vehicles, and so forth, even a part of them tended to work outside the department All of these problems indicate the lower work performance of the staff working. To enhance the performance of the staffs working at Health Department of Aceh Specific Province, it must be know firstly the factors affected the work performance of the staffs at Health Department of Aceh Province.

There were four factors affected the staffs work performance, namely: socio-physiology characteristics, socio-demography, organization characteristic and environmental as well (Gibson, 1987). In observing, there were three characteristics solely will be researched namely: socio-physiology characteristics (job motivations, job capability, the staffs perception towards their work), socio-demography characteristic (age, sex, level of education, and work place distance), organization characteristic (echelon, kind of employee, occupation, work periods). Environmental characteristic won't be observed as it characteristic at Health Department of Aceh Specific Province is almost the same.

This study was using cross sectional design. Population and sample in this observation is all staffs at Health Department of Aceh Province from echelon III/B till the lower grade and the constant officer amounts 175 persons (total samples).

The independent variable was collected through questioner. The dependent variable is gathered based on DP3 (Work Process Evaluating Schedule) of civil servants. Secondary Data was collected by 5 unidentified persons by observation during November 1999.

Data analysts were using the Statistic method of T- Test Parametric, correlation, and a direction of Anova. The aim of this analyst is to know the relationship and the correlation among the staff work performance at Health Department of Aceh Province. This description of the staff work performance is found by the description-analyst from data collected on staff work performance that based on DP3 PNS.

The result indicated that the staff work performance generally has shown a good mark, it is about 85,5233. Bavariate test also indicates a tight relation between socio-demographic factors (echelon, occupation grade, kind of official and staff work period) with the staff work performance at Health Department of Aceh Province.

Based on this study, the writer recommend that to enhance the staff work performance at Health Department of Aceh Province, it is a necessary to apply a system of delivering information to the staffs, organization job description concretely, in order all officers own the clarified role perception toward the responsibility that they handle, to enhance education level to the higher one, and addition transportation cost to the staffs whose the house is far from the office. For further study is suggested to execute the study on the environment characteristic that related with the staff work appearance.
2000
T4743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Yulistio
Abstrak :
Organisasi Dinas Kesehatan Kota Pontianak dimasa depan dituntut untuk lebih profesional bukan saja karena desakan dan tuntutan dari masyarakat pengguna, akan tetapi juga karena adanya perubahan -kewenangan pemerintahan daerah. Untuk menghadapi tuntutan tersebut perlu diantisipasi dengan baik agar Dinas Kesehatan Kota Pontianak mampu secara cepat dan tepat mengakomodir tuntutan tersebut. Keadaan yang dihadapi saat ini, dalam rangka mengantisipasi otonomi daerah tersebut adalah rendahnya kinerja organisasi. Untuk memperbaiki kinerja tersebut maka dilakukan suatu kegiatan intervensi budaya mutu dengan model kalakarya, berupa pembinaan dan pembimbingan Total Quality Management terhadap kinerja organisasi Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Masalah kinerja yang diteliti disini, dibatasi dalam lingkup Kinerja Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Kepala Seksi Pemulihan Kesehatan selaku Koordinator Organisasi Tim SP2TP Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang pengaruh intervensi budaya mutu terhadap kinerja SP2TP serta diketahuinya komponen-komponen yang penting sebagai karakteristik budaya organisasi yang berorientasi Total Quality Management untuk peningkatan kinerja SP2TP. Kegiatan intervensi ini merupakan action reseach, dengan jenis penelitian Quasi Experiment Design dan bentuk desain penelitiannya Non Randomized Pretest Posttest (Self} Control Group Design, yang dilakukan oleh Tim dari FKM-UI bekerja sama dengan Kanwil Depkes Propinsi Kalimantan Barat. Peneliti membatasi diri pada penelitian kualitatif untuk menganalisa pengaruh intervensi tersebut terhadap Kinerja SP2TP Dinas Kesehatan Kota Pontianak, dengan analisis thematic approach. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan dan wawancara mendalam. Jumlah sampel untuk wawancara mendalam sebanyak 10 informan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa adanya perubahan peningkatan kinerja SP2TP secara bertahap, namun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena: Pertama; penghayatan visi dan misi serta tugas pokok dan fungsi, baru sampai pada tahap "awareness" untuk revitalisasi visi dan misi organisasi Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Kedua; koreksi hasil entri data laporan SP2TP serta pengolahan dan analisanya tidak dilakukan oleh para pengelola program selaku anggota tim SP2TP karena koordinator SP2TP tidak melaksanakan koordinasi dalam proses manajerial SP2TP Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Kinerja SP2TP Dinas Kesehatan Kota Pontianak masih rendah. Rendahnya Kinerja SP2TP ini mengakibatkan keputusan yang diambil oleh jenjang administrasi kesehatan yang lebih tinggi berdasarkan informasi yang bersumber dari data Laporan Triwulanan SP2TP yang kualitas datanya kurang terjamin/datanya tidak valid. Hal ini disebabkan karena tidak diberdayakannya para pengelola program selaku anggota tim SP2TP dalam proses manajerial SP2TP melalui koordinasi lintas program serta kurangnya penghayatan visi dan misi serta tugas pokok dan fungsi para pelaksana dan pengelola program yang merupakan komponen penting dalam peningkatan kinerja disamping komponen kepemimpinan dan ketrampilan manajerial dari Koordinator Tim SP2TP Dinas Kesehatan Kota Pontianak yang kurang mendukung. Untuk meningkatkan kinerja SP2TP Dinas Kesehatan, disarankan untuk menghayati tugas pokok dan fungsi Organisasi Tim SP2TP dan menggerakan pelaksanaan koordinasi lintas program untuk memberdayakan Anggota Tim SP2TP yang dipimpin oleh Koordinator SP2TP, sehingga adanya keterpaduan pencatatan dan pelaporan antar program, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja SP2TP khususnya dan kinerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak pada umumnya. Daftar bacaan : 32 (1987 - 2000)
The Health Department of Pontianak City is expected to become more professional in the near future. Such expectation arises from not only the people but the change of local government administration. To be able to meet the expectation immediately and appropriately, the Health Department of Pontianak City should have a sound anticipatory measure. The existing problem in anticipating local autonomy is inadequacy in the performance of the Health Department. To improve the performance, therefore, a quality culture intervention is conducted. The intervention takes a periodical workshop model in which training and coaching concerning Total Quality Management on the performance of the Health Department are provided. The problem of performance under this study was focused on Kinerja Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) or Performance of Puskesmas Integrated Recording and Reporting System. The implementation of SP2TP was under the coordination of Chief of Health Recovery Section who acted as the coordinator of SP2TP team of the Health Department. This study was aimed at collecting in-depth information on the effect of the quality culture intervention on the performance of SP2TP as well as examining significant characteristics of the organization culture that are Total Quality Management oriented in the improvement of SP2TP performance. The intervention was conducted by means of action research. The research employed a Quasi Experiment Design and the research design was Non Randomized Pretest and Posttest (Self) Control Group Design conducted by a team of FKM-UI in cooperation with the Provincial Office of the Health Department of West Kalimantan. The researcher limited the study to a qualitative one attempting to analyze the effect of such intervention on the performance of SP2TP of the Health Department of Pontianak City. The analysis used a thematic approach. Data collection was conducted by means of observation and in-depth interview. The number of respondents involved in the interview was 10. The study result shows that there is a gradual improvement in the performance of SP2TP although the output has not met the set goal, yet. There are some reasons underlying such output. First, in terms of vision, mission, main tasks and functions, the organization has reached an "awareness" phase to revitalize its vision and mission. Second, correction, analysis and use of data entry results of SP2TP reports have not been carried out by the program operatives as members of SP2TP team. Such members' performance is caused by lack of coordination by the SP2TP coordinator in its managerial process. The study concludes that the performance of SP2TP of the Health Department of Pontianak City is still low. The low performance affects the quality of decisions made by higher health administration because the SP2TP three-monthly reports by which the decisions are made may be less reliable and valid. Such low performance is caused by less empowerment of the program operatives as members of SP2TP team in its managerial process through cross program coordination. Another reason is that the vision, mission, main tasks and functions of the program operatives. which are significant components in the performance improvement, are not fully comprehended. In addition, the low performance is due to inadequacy of leadership and managerial skills of the team coordinator. To improve the performance of SP2TP team, main tasks and functions of the SP2TP team have to be fully understood, the coordinator of SP2TP team should conduct cross program coordination and team member empowerment so that the recording and reporting among programs can be integrated and the performance of SP2TP in particular or the Health Department of Pontianak City in general is eventually improved. References: 32 (1987 - 2000)
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T 10283
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evino Sugriarta
Abstrak :
Tujuan pendidikan tenaga kesehatan pada Akademi Kesehatan Lingkungan, Keperawatan, dan Gizi (Akademi Kesehatan) Depkes Padang adalah menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keahlian, dan kemampuan akademik (Ali madya) dalam bidang kesehatan lingkungan, keperawatan, dan gizi. Tenaga-tenaga kesehatan ini diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat serta perkembangan ilmu dan teknologi. Salah satu elemen pendukung dalam kegiatan belajar mengajar pada Akademi Kesehatan Depkes Padang adalah perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar pada Akademi Kesehatan Depkes Padang, belum dimanfaatkan secara maksimal oleh mahasiswa dalam proses belajar. Sebagai pusat informasi, baru sekitar 19 % mahasiswa yang memanfaatkan layanan perpustakaan. Rendahnya tingkat pemanfaatan perpustakaan pada Akademi Kesehatan Depkes Padang, dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah minat membaca mahasiswa, pemberian tugas oleh dosen dalam kegiatan belajar, ketersediaan waktu oleh mahasiswa selama kegiatan belajar mengajar, persepsi mahasiswa terhadap layanan dan koleksi perpustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa pada Akademi Kesehatan Depkes Padang. Jenis penelitian adalah cross sectional. Pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara systematic random sampling sehingga responden tersebar secara merata pada tingkat I, II, dan III. Hasil penelitian menunjukkan, hanya sekitar 47,5 % responden yang memanfaatkan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar dengan kategori tinggi. Secara bivariat, variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan perpustakaan adalah minat membaca, tugas dosen, ketersediaan waktu, dan persepsi terhadap koleksi perpustakaan. Sedangkan variabel persepsi terhadap layanan perpustakaan tidak berhubungan dengan pemanfaatan perpustakaan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik terhadap empat variabel sebagai prediktor, terdapat tiga variabel yang berhubungan, yaitu minat membaca, tugas dari dosen dan ketersediaan waktu . Variabel yang paling berhubungan dengan pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa adalah tugas dari dosen, kemudian ketersediaan waktu, dan minat membaca. Untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa dalam kegiatan belajar pada Akademi Kesehatan Depkes Padang, adalah dengan pemberian tugas oleh dosen kepada mahasiswa harus lebih ditingkatkan, jadual layanan diperpanjang, meningkatkan minat membaca mahasiswa. Perpustakaan harus memiliki tenaga fungsional (pustakawan). Kemudian perlu dilakukan pembinaan terhadap mahasiswa sebagai pemakai, melengkapi koleksi perpustakaan dengan buku-buku terbaru yang relevan dengan pembelajaran, dan meningkatkan kualitas layanan dari perpustakaan. Saran-saran tersebut diharapkan dapat memperbaiki citra perpustakaan Akademi Kesehatan Depkes Padang dimata pemakai, yaitu mahasiswa. ......The Utilization of Library by Students at Environmental Health, Nursing and Nutritional Academy Health Department Padang 2001Health staffs education in environmental health, nursing and nutritional academy aims to produce graduation that have knowledge, skill and academic capability in those sciences. Those health human resources are expected to give health service to the people optimally according to the peoples need and demand, and also knowledge and science progress. The other element to carry on in activity learning at Health Academy Health Department Padang is library. Library as one of studying source in those institution has not been used maximally yet by the students. As information centre, there are only 19 % of the students who use this. This phenomenon can be caused by many factors, such as intention to read, task by the lectures, time, and students perception to library services and collections. This research aims to explore some information related to the factors that correlate to library utilization by the students in the institution mentioned above. It used cross sectional approach. Sampling technique was systematic random sampling, so that the respondents is distributed equally in level I, II, and III. The result showed that only 47,5 % respondents who use library in the high category. In the bivariate analysis, the variables which correlate to library utilization are intention to read, time, and perception to library collections. The perception to library service has no correlation. The results of multivariate analyze using logistic regressions for to four variables as predictor, showed three variables significantly, are intention to read, task by the lectures, and time. The variable very significant with utilization of library by students are task by the lectures, and then time, intention to read. To increase library utilization in activity learning at Health Academy Health Department Padang, with task by the lectures for students, time service longer, the students must be increased the intention to read. The library must have librarians. Beside that educate students as user, and library collection must be completed by new books that is relevant to learning process. Those suggestions is expected repairing library image in sight of students as user.
2001
T8281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erly Ermawati
Abstrak :
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) DepKes Palembang adalah unit pelaksana teknis di lingkungan departemen kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan profesional dalam program diplomatika III. Sehubungan dengan itu, penelitian ini berupaya melihat sejauh manakah kondisi Poltekkes DepKes Palembang saat ini berikut visi dan misi yang dimilikinya serta faktor eksternal dan internal yang menyertainya. Lebih lanjut hal itu dikembangkan dalam suatu rencana strategik Poltekkes DepKes Palembang menjelang tahun 2005 - 2009 mendatang. Penelitian ini dilaksanakan di Poltekkes DepKes Palembang berupa suatu penelitian operasional melalui analisis data kualitatif dan kuantitatif terhadap variabel eksternal (ekonomi, politik, teknologi, geografi, demografi, pesaing, pemasok dan pelanggan) dan variabel internal meliputi (visi dan misi organisasi, manajemen, sumber daya manusia, fasilitas fisik, keuangan, sistem informasi, pemasaran, kurikulum). Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dengan Direktur Poltekkes DepKes Palembang dan data kuantitatif diperoleh dari dokumentasi atau (profil Poltekkes DepKes Palembang) dan instansi terkait lainnya. Selanjutnya diolah peneliti dan dalam proses penetapan strategi menggunakan Consensus Decision Making Group (CDMG) yang terdiri dan Direktur Poltekkes DepKes Palembang, pembantu direktur II dan III dan 2 orang pejabat struktural Poltekkes DepKes Palembang dengan peneliti sebagai fasilitatornya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari lingkungan eksternal Poltekkes DepKes Palembang mempunyai faktor peluang berupa tingginya minat lulusan SMU, menikatnya lulusan SMU, adanya sejumlah sarana yankes, meningkatnya jumlah penduduk transportasi dan komunikasi. Dilain pihak ancaman Poltekkes DepKes Palembang berupa zero growth, otonomi daerah, jumlah pengeluaran meningkat, peralatan yang modern, (Akper, Akbid, Akfar, AAK Swasta). Faktor kekuatan internal yang dimiliki berupa visi dan misi organisasi kualitas SDM, struktur organisasi (melembaga) fasilitas fisik, kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum. Faktor kelemahan internal Poltekkes DepKes Palembang meliputi, belum ada pemasaran, prosedur tetap belum tertulis, sistem informasi keuangan, perencanaan, pengawasan, dan evaluasi sumber pembiayaan. Dengan matrik EFE dan EFI diperoleh nilai masing-masing 2.45 dan 2.79 yang menempatkan posisi Poltekkes DepKes Palembang pada sel Hold & Maintain strategi. Dengan matrik TOWS dikembangkan 16 alternatif strategi yaitu 5S0, 4WO, 5ST dan 2WT yang setelah dianalisis CDMG dikelompokkan ke dalam strategi produk development (8 strategi) dan maket penetration (5 strategi). Urutan prioritas strategi development berdasarkan QSPM adalah melengkapi sarana laboratorium, dan buku perpustakaan, program unggulan jurusan kebidanan, program English Canvorcation, meningkatkan peran serta BP3, pendidikan dan latihan dosen, pembenahan manajemen, meningkatkan sistem informasi keuangan dan pembenahan infra struktur. Urutan prioritas strategi adalah market penetration, promosi pada SMU, promosi Poltekkes DepKes Palembang, pemarasan aktif, kerjasama dengan pemerintah daerah, kerjasama dengan sarana-sarana yankes. CDMG melakukan analisis TOWS matrix dan menggunakan konsep Balanced Scorecard untuk menentukan inisiatif strategi. Selanjutnya dari QSPM matrix dan memadukan antara konsep Balanced Scorecard dengan matrix QSPM untuk mendapatkan prioritas strategi dan inisiatif strategi. Dari hasil penelitian berdasarkan konsep Balanced Scorecard didapatkan inisiatif strategi berdasarkan perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis intern dan pembelajaran dan pertumbuhan. Peneliti menyarankan perlunya ada sosialisasi rencana strategi Poltekkes DepKes Palembang kepada seluruh staf melalui pertemuan rutin dan peningkatan kualitas belajar menganjar dan SDM, kerjasama dan pemasaran serta peningkatan mutu organisasi. Daftar bacaan : 23 ( 1995 - 2003 )
Creating a Strategic Plan for the Polytechnic of Health of the Health Department of Palembang by Balanced Scoredcard Year 2005 - 2009The Polytechnic of Health (POLTEKKES) of Health Department is a technical implementation unit in the department of health that functions to run a professional education in Diploma III. Related to this, this research makes an effort to see how far the condition of Polytechnic of Health of Palembang nowadays, included its vision and mission as well as internal and external factors belonged to it. Furthermore, this will be developed in as strategic plan for Polytechnic of Health of Palembang in the period program 2005 - 2009 in the future. The research carried out at Polytechnic of Health in Palembang was an operational research by using the qualitative and quantitative. data to the external variables (economics, politics, geography, competitors, supplier and customers) and the internal variables including (vision and mission of organization, management, human resources, facilities, finance, information system, marketing, and curriculum). The qualitative data was obtained by depth interview with the Director of Polytechnic of Health of Palembang and the qualitative data was obtained from the documentation or (profile of Polytechnic of Health of Palembang) and relevant instances. Furthermore, all data was processed by researcher and in the process of determining the strategy by using a Consensus Decision Making Group (CDMG) which are consisted of the Director of Polytechnic of Health of Palembang, Assistant Director II and Assistant Director III and two (2) persons from the structural apparatus of Polytechnic of Health of Palembang and researcher as its facilitator. The results of research shows that the external environment of Polytechnic of Health of Palembang has challenges like; the high willingness of the senior high school graduates, increase in senior high school graduates, availability of number of Yankes facilities, increase in number of transportations and accommodations. Another side that the threat for Polytechnic of Health of Palembang may be zero growth, local autonomy, increasing of life expenses, modern equipment (AKPER, AKBID, AKFAR, private AAK). The internal factors such as vision and mission, quality of human resources, structure of organization, infrastructure, learning and teaching based on the curriculum. The weakness of the internal factor of Polytechnic of Health of Palembang includes, no marketing activity, having unwritten procedure, system of finance information, planning, controlling, and evaluation for funding resources. By using the EFE and EFI matrixes has obtained respective value, 2.45 and 2.79 that has placed the position of Polytechnic of Health of Palembang on the sell Hold & Strategy Maintain. By TOWS matrix has been developed 16 alternative strategies, namely; 5 SO, 4 WO, 5ST and 2WT and after be analyzed by CDMG has been classified in the strategy of product development (8 strategies) and market penetration (5 strategies). The sequence priority of strategic development based on QSPM is to prepare the laboratory and completing books in the library, excellent midwifery program, program of English Conversation, increasing BP3 role, education and training of lecturers, improving the management, the financial information system and infrastructure. The priority sequence of strategy are as follows; market penetration, promotion of Polytechnic of Health of Palembang, active marketing, cooperation with the local government and YANKES. CDMG conducted the analysis of TOWS matrix and used the concept of Balanced Scorecard in order to identify the initiatives strategy. Furthermore from QSPM matrix and integrated between the concept of Balanced Scorecard with the matrix QSPM in order to obtain the priority strategy and initiatives strategy. From the research results based on the concept of balanced Scorecard was obtained that the initiative strategy based on the financial perspective, customer, process of intern business, teaching and learning process and growth. Researcher recommends that it is necessary to socialize the strategic plan of Polytechnic of Health of Palembang for all staffs through the regular meeting and increasing quality of teaching and learning process and human resource, cooperation, promotion, and improving the quality of organization. Bibliography: 23 ( 1995 - 2003 )
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>