Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jonathan H. Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK
Strategic Alliance is becoming more important ¡n the globalization era, moreover in the rapid changing technology and greater complexity of process and services in the business world. Two or more companies with their different core competencies could establish a strategic alliance in order to achieve a synergy and to position themselves as a Competitive company in the market. A comprehensive understanding of Strategic Alliance is presented ¡n Chapter 2.

Indonesia as one of the emerging countries ¡n Asia has attracted many investors from different countries. This includes an attractive investment in the property industry which experienced booming in 1990 and 1994. The property market in Indonesia particularly in Jakarta has experienced a tremendous growth since the last five years. This is due to the rapid increase of foreign direct investment (FDI) inflow to Indonesia.

A Joint Venture as a form of Strategic Alliance is partnership between two parties or more. They may establish either fifty-fifty or unequal equity partnership. This study is to elaborate a 50-50 or an equally equity Joint Venture process between PT. Z and a foreign investor in property development which is often viewed as a problem in voting. The purpose of this study is to elaborate a 50-50 Joint Venture procese between PT. Z, a local property developer and a foreign investor. As a guidelines a sequence process of joint venture is provided.

PT. Z is a medium sized property developer which prefers focusing on a niche market. PT. Z has operated a good quality and international standard rental apartment in South Jakarta. It is performing very well In terms of income and occupancy level. PT. Z has also acquired a parcel of land in the Jakarta?s CBD area and keeps it for future development. The shareholders of PT. Z have realized that they have a limited capital resources to build the office building. Raising a new loan will not be possible as the company has already a very high leverage. Having considered all factors by using SWOT analysis, PT. Z will use high value of the apartment to seek foreign partner who can bring new equity to the company. PT. Z offers 50% equity partnership to the incoming foreign partner.

The HIC-SEA (Holding Investment Corporation for South East Asia) is a subsidiary of a large prominent European-based multinational company. The HIC-.SEA is interested in investing in the property market in the region and will manage property portfolio in South East Asia countries including in Indonesia. The HIC-SEA is registered in Bermuda and has chosen Singapore as a regional base operation.

A WIN-WiN negotiation could be implemented in achieving a joint venture agreement because both parties will work together for a long term period. Building a foundation for negotiation should be based on similarity of offer/requirements, then moving up to negotiate differences in order to achieve WiN-WiN situation. There are several key issues in structuring a 50-50 JoInt Venture such as control and managent, buy-sell provisions In relating to a deadlock resolution in the Joint Venture Company. The Joint Venture Company should limit the number of Board of Commissioners and Board of Directors members in order to speed-up the decision making process. Business plan for the Joint Venture Company should be prepared carefully to avoid misunderstanding between the two parties.

A summary of the joint venture process is as follows:

1. Set-up the objective of doing joint venture

2. Do valuation of the subject properties

3. Arrange all legal documents such as land thle, building permit, artides of association.

4. Do feasibility study for a proposed project and/or prepare property report including investment proposal (e.g. how many percent the shares participation is offered)

5. Set-up criteria for the foreign partner(s)

6. Prepare the agenda for a WiN-WIN negotiation

7. Go through the due diligent process

8. Legally binding agreement
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khikin Indahsari
Abstrak :
Sektor industri property merupakan salah satu sektor yang paling terkena dampak krisis ekonomi. Sektor ini sempat terpuruk dalam sekali, dan saat ini masih berusaha untuk bisa pulih dari serangan krisis tersebut. Walau kejatuhan sektor ini cukup terasa, akan tetapi industri ini tetap berusaha untuk terns berkembang dan memenuhi permintaan pasar. Industri property tetap harus memperhatikan rasio-rasio keuangannya agar tetap stabil dan membaik. Penulisan karya akhir ini berusaha untuk memperlihatkan pengaruh dari variable rasio-rasio keuangan dan variabel resiko sistematik. Adapun rasio-rasio keuangan yang diteliti secara lebih lanjut adalah Current Ratio, Total Debt to Equity, Net Profit Margin, Return on Equity, Earning per Share dan juga ukuran total aktiva perusahaan-perusahaan dalam sektor industri ini Rasio-rasio keuangan ini diambil dari laporan keuangan 33 perusahaan yang sahamnya terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta dan minimal sudah IPO dalam jangka waktu 2 tahun lalu. Pembahasan dan penelitian dilakukan pada periode 2000-2004, secara keseluruhan peri ode maupun analisa pertahun. Selain dibagi pertahun, penelitian ini juga membagi perusahaan ke dalam tiga skala, yaitu skala keseluruhan, skala besar dan skala kecil. Pembagian ini didasarkan dari besaran rata-rata total aktiva. Penganalisaan menggunakan beberapa metode seperti regresi tunggal dan regresi berganda. Adapun tahapannya adalah dilakukannya regresi berganda untuk mencari beta, selanjutnya dilakukan regresi berganda untuk melihat tingkat signifikansi, hubungan antar variabel dan lainnya. Penelitian ini menggunakan software E-Views 4.1 dan SPSS 12 dalam perhitungan regresi maupun pengujian-pengujian lainnya, seperti UJI F dan Uji Multikolinieritas. Pengelolaan data atas 33 saham perusahaan ini memberikan hasil yang cukup sesuai dengan harapan. Pengolahan data ini memperlihatkan bahwa variabel rasio keuangan memang mempunyai pengaruh terhadap resiko saham. Adapun pengaruh yang diberikan oleh tiap rasio berbeda, begitu juga tingkat hubungan antar rasio tersebut yang juga termasuk dalam pembahasan. Variasi yang terdapat dalam hasil penulisan karya akhir ini bertambah banyak dengan penambahan skala perusahaan. Hasil dari pengolahan data memperlihatkan bahwa investor masih tetap membutuhkan rasio keuangan sebgai sarana pertimbangan sebelum melakukan investasi.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atsna Mudrikah
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan PDB pada sektor real estate dan pertumbuhan FDI pada sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran terhadap profitabilitas industri properti dan real estate yang diukur dengan NPM, ROA, dan ROE. Jenis data yang digunakan adalah data time series. Metode analisis yang digunakan adalah Vector Autoregression dimana meliputi uji akar unit untuk mengetahui kestasioneran data, penentuan lag optimal, uji granger causality dan uji innovation accounting yang meliputi uji impulse response function dan uji variance decomposition. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh data dari variabel yang digunakan telah stasioner. Untuk variabel NPM, Pertumbuhan PDB, dan Pertumbuhan FDI stasioner pada data dasarnya (level), sedangkan untuk variabel ROA dan ROE stasioner pada turunan pertamanya (first difference). Lag yang paling optimum untuk diaplikasikan kedalam setiap model adalah lag 7. Hasil uji granger causality menunjukkan secara signifikan ada pengaruh antara Pertumbuhan PDB dan FDI terhadap NPM, ROA, dan ROE. Hasil uji innovation accounting menunjukkan respon yang bervariasi pada NPM, ROA, dan ROE terhadap adanya shock pada variabel Pertumbuhan PDB dan Pertumbuhan FDI. ......The objective of this research is to analize the effect of GDP growth of real estate sector and FDI growth of residensial, industry area and office complex on industry profitability of property and real estate measured by NPM, ROA, and ROE. Data employed in this research is time series data. Analysis employed in this research is Vector Autoregression included unit root test to know the data stationerity, determining optimal lag, granger causality test and innovation accounting test that stand of impulse response function test and variance decomposition test. Test result shows that all data of variable employed has been stationer. For NPM, GDP growth and FDI growth variabel have been stationer at level and for ROA and ROE variabel are stationer at first difference. The optimum lag for each model is 7. The result of granger causality test shows there is a significanly effect between GDP growth and FDI growth to NPM, ROA and ROE.The result of innovation accounting test shows the various responses of NPM,ROA, and ROE on the presence of shock of GDP growth and FDI growth.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Yunanto
Abstrak :
ABSTRAK
Laporan magang ini membahas mengenai proses audit akan akun pendapatan PTYYY yang beroperasi di industri properti untuk periode yang berakhir 31 Desember2016. Proses audit ini dilaksanakan berdasarkan Pedoman Audit KAP RR yangsudah disesuaikan dengan SPAP. Setelah melakukan proses audit yang berdasarkanrisiko, auditor menilai bahwa kebijakan akuntansi PT YYY sudah sesuai denganPSAK 23 selaku standar akuntansi yang berlaku untuk akun pendapatan. Setelahselesai melakukan proses audit, auditor pun menilai bahwa penyajian akunpendapatan dinyatakan wajar dalam segala hal yang bersifat material. Kata kunci:Audit, pendapatan, industri properti

ABSTRACT
This internship report explains about audit process of revenue of PT YYY whichoperates in property industry for the period ended on 31 December 2016. The auditprocess was implemented based on KAP RR Audit Guide which appropriate withSPAP. After doing the audit process based on risks, the auditor assessed thataccounting policy of PT YYY had suited PSAK 23 as applied acoounting standardfor revenue. After the audit process was finished, the auditor analysed that therecognition revenue was presented fairly in all material respects. Keywords Audit, revenue, property industry
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tatok Prijobodo
Abstrak :
ABSTRAK
Industri rollformer untuk amp dan dinding belakangan ini sudah menjadi industri dengan tingkat halangan masuk /entry barrier yang cukup rendah. Hal ini ditandai beberapa hal : teknologi perangkat keras yang tidak begitu tinggi (mesin), bahan baku dan tenaga kerja yang rnelimpah, investasi awal yang tidak tergolong besar, Industri ini menawarkan jenis barang yang serupa satu sama lain.

Akibat dari tingkat ?halangan masuk? yang demikian rendah adalah anis ?pendatang haru? rol Iformer yang tenis bertambah dan tahun ke tahun. hingga saat ini tercatat paling sedikit ada 30 pemain yang berkecimpung dalam industri ini. Diperkirakan jumlah tersebut masih akan terus bertambah pada tahun tahun yang akan datang.

Reaksi alamiah yang selalu akan terjadi untuk Industri yang sudah cukup jenuh adalah terbentuknya price driven market, hal ini dapat dicermati dan tingkat margin rata - rata industri yang tidak pernah membaik bahkan terus menurun darii tahun ke tahun. PT X yang sudah beroperasi sejak tahun 1973 di Indonesia mempunyai target market Top End Industrial market. Kelebihan dan segmen ini adalah pada faktor harga yang relatif Iebih baik dibanding dengan dua segmen pasar yang lain yaitu Middle and Low End industrial Market. Kelebihan ini disebabkan karena dukungan teknis dan kualitas produk menjadi faktor penentu untuk mendapatkan order pekerjaan dari segmen tersebut. PT X adalah satu dari sangat sedikit pemain industri ini yang sangat menguasai kedua hal tersebut diatas. Kelemahan dari industri ini ada pada volumenya yang kecil (hanya 30 % dari jumlah total pasar yang tersedia), dimana untuk pasar ini PT X telab mampu menggaet 25 % market share. Sementara pasar terbesar untuk industri ini adalah Middle dan Low End Industrial Market yang mencakup 70 % dari total volume pasar, dimana PT X hanya mampu Meraih 9,5% dari total vlume pasar yangtersedia, Ciri utama dari market ini adalah Price Driven Market, pasar dimana faktor harga menjadi penentu yang sangat dominan. PT X secara alamiah kurang cocok untuk bertarung dipasar ini karena standard Roc yang sangat tinggi sebagai persyaratan dari para pemegang sahamnya (20 %). Sementara margin rata - rata industri untuk middle and Low end Industrial Market berkisar antara 5- 12.5%. Keadaan ini sangat memberatkan PT X untuk mengbadapi persaingan di kemudian han sejalan dengan pertum buhan investasi asing atau swasta besar di Indonesia (yang merupakan customer utama Top End Industrial Market) tidak banyak mengalami kemajuan sejak krisis 1998.

PT X mengalami penurunan kinerja operasionalnya pada tahun 1997 berupa penurunan volume penjualan (dalam metrik ton) sebesar 53 % dibanding tahun sebelumnya (1996). Penjualan masih terus menurun sebesar Iebih kurang 37.5% pada tahun 1998 dibandingkan dengan tahun 1997 (dalam metrik ton). Dan pada tahun 1999 dan 2000 rnengalami kenaikan berturut turut sebesar 40 % dan 30 %. Tetapi bila dibandingkan, kondisi penjualan pada tahun 2000 hanya berkisar 53% (dalam metnik ton) terhadap total Volume penjualan pada tahun 1996.

Beberapa faktor selain ekonomi yang juga cukup menambah intensitas persaingan dalam jndustri ini adalah bahan baku import dan lemahnya market development dan PT X. Hal ini bisa terlihat dengan jelas dan product range dan distribution channel yang mereka miliki. PT X mempunyai product range yang sama hiugga tulìsan ini dibuat bila dibandingkan dengan product range mereka 27 tahun Lalu ketika perusahaan ini pertama kali berdiri. Bila dilihat secara [ebih detail perusahuan ini sebenarnya hampir tidak memiliki customer data base yang berbeda 3 tahun belakangan ini. Hal ini dapat dimengerti karena pasar sasaran merekapun tidak pernah berubah selama ini.

Dengan kata lain product/market development adalah kelemahan yang paling menonjol dari PT X yang harus segera dibenahi agar perusahaan bisa tetap survive.

Pengembangan pasar, terutama untuk segment middle and low end industrial plus residential market akan sangat menentukan kelangsungan hidup ke depan dari perusahaan ini. Peluang terbuka masih cukup lebar untuk kedua pasar tersebut (middle and low end industrial) dengan cara mensiasati jenis ketebalan dan brand name yang lain dari standar produk yang ditawarkan, sehingga seccara volume (dalam metric ton) akan segera ada perubahan, tanpa harus merusak pasar yang selama ini dikuasai oleh PT X.

Dalam pengembangan produk ini perlu dicari produk dengan tingkat entry barrier yang cukup tinggi, sebagai contoh adalah pengembangan produk Roff Truss untuk residential market segment yang harus disupport dengan teknologi piranti lunak yang cukup canggih;. Kecanggihan piranti lunak ini akan menjadi kendala yang sangat berat bagi competitor untuk ikut-ikutan memasuki segmen pasar ini. Sebagai contoh lain adalah PEB (Pre Engineered Building), dimana konsep pemaarannya adalah one stop solution yang akan memberikan service secara lebih komprehensif kepada customer.
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hashemi Yuda Fadillah
Abstrak :
ABSTRAK Bisnis properti merupakan industri yang sudah mapan. Perkembangan teknologi informasi global jika dibandingkan dengan bisnis properti memiliki jarak yang signifikan sekitar 5 tahun. Walaupun tertinggal dalam hal pengadopsian teknologi, beberapa ahli yakin bahwa inovasi disruptif dapat meranah ke industri ini. Pengembang global mulai mengikuti tren tersebut walaupun tingkat adopsinya masih lambat. Sebagai contoh, terdapat satu ERP yang populer di Indonesia untuk bisnis ini. Beberapa pengembang besar telah menggunakan perangkat lunak tersebut termasuk XYZ Property, tetapi pada saat sistem telah diimplementasikan pada kondisi waktu tertentu mengalami masalah penggunaan sehingga saat ini ditinggalkan penggunanya padahal investasi yang dilakukan cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan ERP di XYZ Property. Penelitian ini menggunakan metode AHP untuk melakukan pemeringkatan terhadap faktor-faktor tersebut. Hasil pemilihan mendapatkan total 10 faktor dan 3 alternatif solusi. Data diperoleh berdasarkan kuesioner yang diserahkan ke delapan responden dari XYZ Property. Berdasarkan peringkat dari yang paling berpengaruh, faktor-faktor tersebut ialah: dukungan manajamen atas, pelatihan dan pengayaan, infrastruktur, kultur organisasi, kustomisasi ERP, manajemen perubahan, manajemen proyek, komunikasi, pelibatan pengguna, dan pengetesan perangkat lunak. Selanjutnya, berdasarkan urutan pemeringkatan, opsi alternatif implementasi sistem manajemen pengetahuan, menjadi alternatif yang direkomendasikan sebagai solusi.
ABSTRACT Property industry is already at its mature stage. With the current global technology advancement, this industry is lagged behind 5 years. While some experts said it behind from every other business, some still believe there will be a disruptive innovation. The global trend for real estate developer is try to catching up, even though the adoption rate is quite slow. For example, there is one ERP system that were popular in Indonesia for this kind of business. Some of the major developer already using this system including XYZ Property, but after the implementation process have been complete in a short time they were facing issue with usability, so currently it has been abandoned by some of it users even though the investment cost is quite high. This research is to discover and analyze some of the factors regarding the usability of ERP system. In order to obtain the priorities of it factors, this research is using AHP as a method. This research can conclude there are 10 factors and 3 alternatives solution based on its selection result. Data were gathered from the questionnaire that were submitted to eight respondents within XYZ Property. With an order from the most influential, here are the list of the factors: top management support, user training, infrastructure, organization culture, ERP customization, change management, project management, communication, user involvement and software testing. As follows, according to the order of the alternative result, the option to implement a Knowledge Management System (KMS) is a recommended solution.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Surjo Koentjoro
Abstrak :
ABSTRAK
Belum banyak pemahaman tentang efek komunikasi media sosial milik perusahaan pada Brand Advocacy, Brand Equity, Brand Attitude, dan Purchase Intention ketika diterapkan pada industri properti. Jadi, kami menyelidiki 164 pengguna Facebook menggunakan survei online terstandarisasi. Untuk menguji model yang diusulkan, kami menganalisis akun Facebook resmi PT. Lippo Cikarang, pengembang properti yang berlokasi di sebelah Timur Jakarta, ibu kota Indonesia. Dalam analisis data, kami menerapkan Analisis Jalur. Hasil studi empiris kami menunjukkan bahwa komunikasi media sosial yang dibuat perusahaan hanya mempengaruhi Brand Advocacy, Brand Attitude, dan Brand Equity, tetapi tidak mempengaruhi Purchase Intention. Namun, pengukuran dengan mengabaikan responden muda di bawah 30 tahun mengungkapkan bahwa komunikasi media sosial yang dibuat perusahaan hanya mempengaruhi Brand Advocacy dan Brand Attitude, tetapi tidak mempengaruhi Brand Advocacy dan Purchase Intention. Brand Advocacy, Brand Attitude, dan Band Equity menunjukkan pengaruh positif pada Purchase Intention di semua kelompok umur.
ABSTRACT
There have been limited understanding of the effects of firm created social media communication on Brand Advocacy, Brand Equity, Brand Attitude, and Purchase Intention when applied to the property industry. Thus, we investigated 164 Facebook users using a standardized online survey. To test the proposed model, we analyzed the Official Facebook account of PT. Lippo Cikarang, a property developer located to the East of Jakarta, the capital of Indonesia. In the data analysis, we applied the Path Analysis. The results of our empirical studies showed that firm created social media communication affected only Brand Advocacy, Brand Attitude, and Brand Equity, but did not affect Purchase Intention. However, measurement removing young respondents below 30 years of age reveals that firm created social media communication only affected Brand Advocacy and Brand Attitude, but did not affect Brand Equity and Purchase Intention. Brand Advocacy, Brand Attitude, and Brand Equity and showed a positive influence on Purchase Intention across all age groups.
2018
T51243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library