Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra W. Moecthar
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1978
S16450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Priyo Cahyono
Abstrak :
ABSTRAK
Industri rokok sebagai sebuah industri yang sangat bergantung pada cengkeh dan tembakau sebagai bahan baku memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan negara. Disamping merupakan industri yang sangat menyerap tenaga kerja, industri rokok yang didominasi segelintir pemain inti menunjukan geliat yang meyakinkan di tengah badai krisìs yang tak kunjung usai.

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebagai salah satu pemain utama dalam pasar sekaligus merupakan salah satu perusahaan yang berkapitalisasi saham terbesar di lantai bursa seolah tegar ditengah problematika yang melingkupi industri rokok di tanah air. Mulai dari keputusan pemerintah yang semakin memperbesar pajak cukai, hingga masaiah kelangkaan bahan baku dan kampanye gerakan anti rokok, senantiasa dihadapi dengan tenang oleh perusahaan yang berbasis di Kediri, Jawa Timur ini.

GORM bukan nya tumbuh dan besar dengan tanpa masalah. Krisis ekonomi yang kemudian menciptakan fluktuasi nilai tukar dan penurunan daya beli masyarakat merupakan salah satu batu penghalang kesuksesan perusahaan yang didirikan pada tahun 1958 ini. Manajernen konservatif yang cenderung dipertahankan juga membuat perusahaan terkesan menjadi kurang aktif dalam memutar kas yang dimiliki selain pada bidang pengadaan / persediaan. sehingga perusahaan seringkaii menjadi kehilangan kesempatan berharga unuk memaksirnalkan keuaungan dan nilai perusahaan.

Kemampuan perusahaan dalarn memaksimalkan fungsi pengelolaan sumber daya juga merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen, Ketergantungan bahan baku rokok terhadap faktor alam membuat fluktuasi barga cengkeh dan tembakau dapat mendatangkan masalah serius bagi kelancaran proses produksi. Perencanaan dan pembelian bahan baku menjadi demikian penting, sekalipun harus menggunakan jalur pinjaman dari pihak bank yang kemudian dikombinasikan dengan modal sendiri.

Kompleksitas permasalahan inilah yang coba diangkat dan dianalisa dengan tujuan mengetahui keterkaitan antara efektivitas dan efisiensi pengelolaan aspek-aspek keuangan yang ada guna mempertahankan kondisi leverage perusahaan, dimana selanjutnya hubungan ini diarahkan untuk pedoman dan dasar pengambilan keputusan strategik yang bersifat lebih menyeluruh.
2002
T2045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Rahadian Kamajaya
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang perkembangan industri rokok Gudang Garam yang terjadi pada tahun 1956-1986. Dalam perkembangannya, penulis membagi ke dalam tiga tahapan yang membahas pada masa perkembangan, persaingan, serta kejayaan. Di samping berkembanganya sebuah industri rokok Gudang Garam, faktor produksi dan distribusi juga turut mendukungnya, seperti, bahan baku, tenaga kerja, proses produksi, serta kegiatan pemasaran. Selain itu, berkembangnya sebuah industri Gudang Garam juga ditandai melalui jumlah produksi rokok yang dihasilkan dan jumlah tenaga kerjanya. Kehadiran Gudang Garam pada kota Kediri membuat penduduk atau masyarakat di sekitar pabrik tersebut mendapatkan pekerjaan sebagai tenaga kerja atau beralih pekerjaan dari yang awalnya petani menjadi buruh pabrik. Selain itu, dengan kehadiran Gudang Garam di kota Kediri, membuat kota Kediri  perlahan mulai mengalami kemajuan dengan melakukan pembangunan insfrastruktur serta retribusi daerah yang diberikan oleh Gudang Garam. Kontribusi Gudang Garam terhadap negara pun juga dilakukan dengan menyumbangkan cukai dari rokoknya yang setiap tahun signifikan meningkat. Bagian skripsi ini dibagi ke dalam tiga bab. Pertama, mejelaskan tentang masuknya kretek ke Indonesia, awal berdirinya Gudang Garam, serta kondisi umum kota Kediri. Kedua, menjelaskan tentang faktor-faktor pendukung produksi Gudang Garam dan masa periodisasinya. Ketiga, menjelaskan tentang dampak Gudang Garam bagi kota Kediri. Skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan sumber primer (surat kabar, buku perusahaan, dan lainnya), serta sumber sekunder (buku, majalah, jurnal, dan lainnya).
This study discusses the development of the Gudang Garam Cigarette factory industry that occurred in 1956-1986. In its development, the author divides into three stages which discuss the period of development, competition, and glory. In addition to the development of a Gudang Garam Cigarette industry, the factors of production and distribution also support it, such as raw materials, employee, production processes, and marketing activities. In addition, the development of a Gudang Garam cigarette factory is also characterized by the amount of cigarette production and the number of its emloyee. The presence of Gudang Garam Cigarette factory in Kediri, made residents or communities arroun the factory get jobs as employee or switch jobs from the farmers who initially became factory workers. In addition, with the presence of a Gudang Garam factory in Kediri, it slowly began to progress with construction and retribution from the area provided by the Gudang Garam factory. The contribution of Gudang Garam factory to the country was also carried out by donating excise from cigarettes which significantly increased every year. The part of this essay is divided into three chapters. First, explaining about the entry of kretek into Indonesia, the begining developmentl of Gudang Garam, and the general condition of Kediri city. Second, explain the supporting factors for Gudang Garam production and their period. Third, explain the impact of Gudang Garam for Kediri city. This essay uses historical research methods with primary sources (newspapers, corporate books, etc), and secondary sources (books, magazines, journals, etc).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Piesca Salsabila
Abstrak :
Nilai produksi dari rokok putih di Indonesia selama tahun 2006 hingga 2010 memiliki trend yang negatif sebesar -11,82%. Sebaliknya, faktor-faktor input - seperti tenaga kerja dan bahan baku- yang digunakan memiliki trend yang positif. Ketika faktor-faktor input meningkat sedangkan outputnya menurun, maka perlu dicari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penurunan output melalui Total Faktor Produktivitas. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat membantu industri rokok putih dalam menentukan kombinasi faktor-faktor input, melalui elastisitas input terhadap produksinya dan determinan yang dapat mempengaruhi produktivitas industri rokok putih di Indonesia. Hasil penelitian ini memperlihatkan Kapital, Tenaga Kerja & Bahan Baku signifikan mempengaruhi output Industri Rokok Putih di Indonesia. Sedangkan tarif bea masuk impor, produktivitas tenaga kerja, ineffisiensi dan konsentrasi industri seluruhnya signifikan mempengaruhi Pertumbuhan Total Faktor Produktivitas nya.
The production value of white cigarettes in Indonesia during 2006 and 2010 had a negative trend of -11.82%. On the contrary, the input factors used -such as labor and raw materials- had a positive trend. When input factors used increases and the output decreases, it is necessary to look for other factors that can affect a decrease in output through the Total Factor Productivity. Hence, the objectives of this study is to help the white cigarettes industry in determining a combination of factors input, through the input?s elasticity of production and determinants that can affect the productivity of white cigarette industry in Indonesia. This study shows Capital, Labor & Raw Material significantly affect output in white cigarette industry. While import tariffs, labor productivity, inefficiency and concentration significantly affect its Total Factor Productivity Growth.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sugiyanto
Abstrak :
Akibat buruk merokok telah menyebabkan kematian sekitar 3,5 juta manusia setiap tahunnya di dunia, sedangkan di Indonesia mencapai 57.000 per tahun. Pada tahun 2003 jika tidak dilakukan pencegahan diperkirakan rokok menyebabkan kematian 10 juta pertahun. Penelitian ekonometri telah membuktikan bahwa konsumsi rokok telah menimbulkan kerugian ekonomi. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena Indonesia merupakan negara pengkonsumsi rokok terbesar ke-4 dunia, dengan pertumbuhan mencapai 44% (1990-1997). Konsumsi rokok kretek 182.614 juta batang dan rokok putih 29.546 juta batang. Dalam rangka peiaksanaan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81/1999 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. Untuk mengubah produksi rokok kretek melalui penyesuaian mutu tembakau memerlukan waktu yang cukup panjang. Sedangkan penelitian pada tanaman tembakau selama ini ditujukan untuk meningkatkan kadar tar dan nikotin. Dengan pemberlakukan kebijakan diperkirakan Indonesia akan akan jadi pengimpor tembakau Virginia terbesar. Dampak bagi perkebunan cengkeh lebih serius dikarenakan industri rokok rendah tar dan nikotin tidak menggunakan bahan baku cengkeh, jika memakaipun dalam jumlah sedikit. Bagi pengusaha rokok kretek kendala yang jelas adalah angka obsolut tar 20 mg dan nikotin 1,5 mg per batang, serta jangka waktu selama 5 tahun untuk SKM dan 10 tahun untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT). Kandungan tar rokok kretek sendiri tergantung bahan baku dan proses produksi. Sigaret Kretek Mesin (SKM) dapat disesuaikan dengan biaya yang lebih mahal dan testa yang berubah yang belum tentu diterima pasar. Sedangkan Sigaret Kretek Tangan (SKT) tidak akan dapat mencapai kandungan kadar tar dan nikotin. Bila dipaksakan peraturan ini maka akan banyak perusahaan rokok yang ditutup karena tidak mampu menyeusaikan diri, padahal Industri rokok kretek menyerap tenaga kerja sekitar 6,4 juta orang yang akan terancam keberadaannya. Selama tahun 1993-1997 konsumsi rokok per kapita rata-rata naik 10,49%. Pada tahun 1997 konsumsi rokok per kapita 1,189 batangltahun. pemberlakuan Peraturan Pemerintah (PP) tersebut sangat menguntungkan industri rokok impor Sigaret Putih Mesin yang telah sesuai standar Word Health Organization (WHO). Sebaiknya yang ditempuh dahulu sosialisasi kesadaran akan kesehatan, etika dan tata krama merokok. Pembuatan kode etik mengenai iklan rokok, dan ketentuan cukai Selanjutnya diperlukan dialog untuk mengatasi perbedaan antara praktisi dan Semua pihak yang terkait.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbi Setyadji
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesalonika Azzalia Nauli
Abstrak :
Kondisi ekonomi yang unik akibat pandemi COVID-19 menghasilkan tantangan tersendiri dalam penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam kebijakan transfer pricing, baik bagi para Wajib Pajak maupun bagi pemerintah. Permasalahan yang ditimbulkan oleh fenomena pandemi ini di antaranya adalah menetapkan pembanding yang andal dalam penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha, terutama pada tahun-tahun keuangan yang terkena dampak pandemi COVID-19. Performa bisnis suatu perusahaan yang terkena dampak ekonomi dari pandemi pada tahun 2020 akan sulit disebandingkan jika disandingkan dengan performa perusahaan pembanding pada tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya oleh karena kondisi perekonomian yang berbeda. OECD mengeluarkan sebuah pedoman mengenai penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan pada masa COVID-19. Para Wajib Pajak diharapkan dapat mendokumentasikan bagaimana dan sejauh mana mereka telah terdampak oleh pandemi. Panduan yang dikeluarkan OECD tidak menjelaskan secara spesifik teknis yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak maupun Pemeriksa Pajak dalam rangka menerapkan kewajaran dan kelaziman usaha, terutama dalam menetapkan perusahaan pembanding yang andal. Indonesia belum memiliki peraturan pelaksana mengenai penerapan kewajaran dan kelaziman usaha, sehingga hal ini menyebabkan ketidakpastian hukum dalam pelaksanaannya. Untuk mengatasi hal tersebut, Wajib Pajak dapat menganalisa sejauh mana dan dalam hal apa saja transaksi afiliasi mereka terdampak pandemi, lalu melakukan penyesuaian pada hal-hal yang terdampak pandemi tersebut. Selain itu, Wajib Pajak dapat mendokumentasikan sejauh mana Wajib Pajak telah terdampak oleh pandemi sebagai paduan bagi pemeriksa pajak ketika melakukan pemeriksaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. ......The unique economic conditions caused by the COVID-19 pandemic have created its own challenges in applying the principles of fairness and business practice in transfer pricing policies, both for taxpayers and for the government. The problems caused by this pandemic phenomenon include establishing a reliable comparison in the application of the principles of fairness and business practice, especially in the financial years affected by the COVID-19 pandemic. The business performance of a company affected by the economic impact of the pandemic in 2020 will be difficult to compare with the performance of a comparison company in 2019 and in previous years due to different economic conditions. The OECD issued a guide regarding the application of the principles of fairness and business practice that can be carried out by companies during the COVID-19 period. Taxpayers are expected to be able to document how and to what extent they have been affected by the pandemic. The guidelines issued by the OECD do not specifically explain the technicalities that must be carried out by taxpayers and tax examiners in the context of implementing fairness and business practices, especially in determining a reliable comparison company. Indonesia does not yet have implementing regulations regarding the application of fairness and customary business, so this causes legal uncertainty in its implementation. To overcome this, Taxpayers can analyse to what extent and in what ways their affiliated transactions are affected by the pandemic, then make adjustments to matters affected by the pandemic. In addition, taxpayers can document the extent to which taxpayers have been affected by the pandemic as a guide for tax examiners when conducting audits of taxpayers' tax obligations.

Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandita Laksmi Wardhani
Abstrak :
Keberadaan Industri Rokok, khusus nya rokok kretek di Indonesia semakin menimbulkan dilema. Pada satu sisi, industri rokok kretek yang lebih unggul dibandingkan industri rokok putih secara keseluruhan telah menyumbangkan porsi yang cukup besar bagi pendapatan negara, Salah satunya melalui pendapatan cukai rokok. Namun tak dapat disinyalir rokok adalah produk yang berbahaya bagi kesehatan, dan menyebabkan kematian bagi jutaan jiwa tiap tahunnya. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi tingkat konsumsi rokok namun juga tak ingin kehilangan pendapatan yang cukup besar dari industry ini. Dimulai dari penetapan kebijakan, penentuan tarif harga jual eceran, hingga pembatasan dalam bidang promosi atau periklanan. Pada penelitian ini, akan dipaparkan dinamika industri rokok kretek di Indonesia dengan menggunakan metode analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja (SCP) dengan pembatasan hanya kepada Struktur dan Kinerja saja . Data menggunakan data sekunder. Penelitian ini menggunakan rasio konsentrasi empat perusahaan teratas dan MES (Minimum Efficiency of Scale) atau skala minimum efisiensi sebagai alat ukur struktur, dan untuk kinerja akan digunakan proksi PCM (Price Cost Margin). Setelah analisa deskriptif dilakukan, berikutnya adalah analisa secara ekonometrika untuk mengetahui hubungan antara struktur dengan kinerja pada industri ini. Pada hasil penelitian didapat strukur pasar industri bersifat oligopoly dengan nilai CR4 pada 0.594 hingga 0.717 serta nilai PCM berkisar antara 0.61 hingga 0.721 yang mengindikasikan bahwa industri ini memiliki kekuatan pasar serta terbukti bahwa struktur mempengaruhi kinerja. ......The existence of clove cigarettes in Indonesia apparently causes a more and more dilemma. At one side, clove cigarettes which is totally more superior than common cigarettes have already contributed large portion of income for the country. This can be proved by the large amount of cigarette tax that comes into the government's income. But in other way, cigarettes are still the dangerous product for health and cause a high death-rate of millions people annually. Various kinds of effort have been done by the government in order to decrease the consumption level of cigarettes, but in the contrary, the government itself does not want to loose a large amount of income from this industry. The efforts start from the determination of policy, the appointment of tariff of sell price per piece, and the limitation of promotion activity and advertisement. Through this research, the dynamic of clove cigarettes industry in Indonesia will be clearly explained by the approximation of SCP (Structure, Conduct, and Performance) analysis with the limitation of Structure and Performance only and use secondary data. This research is using the four largest companies concentration ratio and MES (Minimum Efficiency of Scale) as the measuring tool of structure. PCM (Price Cost Margin) will be used to analyze performance. After the descriptive analysis has been done, the next is to analyze the relation between structure and performance by econometric analysis. In this research founded that structure indicated oligopoly size with the CR4 value range of 0.594 - 0.717 and indicates that companies performance have market power with the range of PCM value in 0.61 - 0.721 and also prove that structure influence performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>