Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakhira Shabira
"Perkembangan dan kepopuleran media sosial Instagram menghadirkan selebritas baru yang disebut dengan Influencer. Mudahnya akses ke media sosial dan ramainya fenomena Influencer memberikan kesempatan generasi milenial untuk mendapatkan berbagai terpaan informasi termasuk gaya parenting dari Influencer. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pembentukan pengetahuan pola pengasuhan anak pada orang tua milenial melalui konten pola asuh anak milik Influencer. Ditinjau melalui tiga unsur dialektika dari teori konstruksi sosial realitas yaitu eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivis. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan melakukan wawancara dan observasi pada orang tua usia milenial. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya konstruksi sosial realitas pengetahuan pola pengasuhan anak yang terbentuk pada orang tua usia milenial dari pengamatan konten media sosial Influencer. Proses pembentukan pengetahuan tersebut terjadi lewat dialektika eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi dilihat dari bagaimana kesadaran orang tua usia milenial terhadap pola asuh orang tuanya terdahulu, stigma sosial pola asuh anak, dan kemudahan akses informasi. Objektivasi ditinjau dari 3 hal yaitu alasan dalam memilih Influencer, aktualisasi abstrak, dan aktualisasi konkret. Internalisasi dinilai dari pengaruh eksternal, pola asuh yang diinternalisasi, motivasi internal, dan pencapaian internalisasi.
......The growth and popularity of Instagram social media, there are also new famous figures called Influencers. Easy access to social media and the hectic Influencer phenomenon provides the millennial generation the opportunity to get various exposures to information, including the parenting style of Influencers. This study wanted to find out how the process of forming knowledge of parenting patterns in millennial parents from Influencer parenting content. Judging through the three dialectical elements of the theory of social construction of reality, namely externalization, objectification and internalization. The paradigm used in this research is constructivist. This study uses a case study by conducting interviews and observations on millennial parents. The results showed that the social construction of the reality of parenting knowledge was formed in millennial parents from observasing Influencer social media content. The construction of knowledge occurs through the dialectic of externalization, objectivation, and internalization. Externalization is seen from how millennial parents are aware of their previous parenting patterns, social stigma, and easy access to information. Objectivation is viewed from selctive Influencers, abstract actualization, and concrete actualization. Internalization is assessed from external influences, internalized parenting patterns, internal motivation, and goals to be achieve"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samantha Hana Levani
"Makalah Ilmiah Akhir ini membahas latar belakang pariwisata di Bali dan kenaikan pariwisata selama pandemi yang didukung salah satunya oleh influencer Instagram. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis dokumen serta refleksi pengalaman penulis sebagai influencer yang terlibat pada bidang media sosial, khususnya dalam aksi membangun imajinari pariwisata. Hasil kajian menunjukkan bahwa influencer Instagram telah berkontribusi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali ketika pandemi. Influencer Instagram dilihat memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat terkait destinasi wisata Bali melalui konten yang dibagikan di akun Instagram secara kreatif dan informatif. Namun, peningkatan pariwisata di Bali tidak hanya disebabkan oleh influencer Instagram, tetapi juga faktor-faktor lain seperti kebijakan pemerintah, dan faktor lainnya. Pada akhirnya, kajian ini menunjukkan bahwa perspektif antropologi terkait imajinari pariwasata mampu mengapresiasi diversitas kolaborasi media sosial dengan industri pariwisata. Salah satunya adalah keanekaragaman citra atau imajinari suatu tempat wisata Bali yang berhasil dibentuk oleh influencer Instagram serta menghasilkan engagement baik dengan masyarakat di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini menjadi salah satu faktor dalam pola pencarian informasi wisata atau pemilihan suatu destinasi wisata oleh wisatawan yang hendak berkunjung ke Bali.
......This Final Scientific Paper discusses the background of tourism in Bali and the increase in tourism during the pandemic which is supported by one of the Instagram influencers. The research method used is document analysis method as well as a reflection on the author’s experience as an influencer involved in the field of social media, especially in the act of building an imaginary Bali tourism on Instagram social media. The results of the study show that Instagram influencers have contributed to increasing the number of tourist visits to Bali during the pandemic. Instagram influencers are seen as having the ability to influence people's mindset regarding Bali tourist destinations through content shared on Instagram accounts in a creative and informative way. However, the increase in tourism in Bali is not only due to Instagram influencers, but also other factors such as government policies and other factors. In the end, this study shows that an anthropological perspective related to imaginary tourism is able to appreciate the diversity of collaboration between social media and the tourism industry. One of them is the diversity of images or imaginations of a tourist spot in Bali that was successfully formed by Instagram influencers and resulted in engagement with both domestic and foreign communities. This becomes one of the factors in the pattern of searching for tourist information or the selection of a tourist destination by tourists who want to visit Bali."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Husna Dhiya Hanifah
"Periklanan digital yang menggunakan media sosial belakangan ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Iklan digital di Instagram sering kali menggunakan influencer sebagai salah satu metode untuk menargetkan target khalayak. Jenis terbaru dari influencer yang baru muncul adalah influencer non manusia. Ayudia Larasati, salah satu tokoh Webtoon Indonesia yang menjadi tokoh utama di Webtoon Lara(s)hati dan Zona Maya, menjadi infuencer non manusia terbaru yang melakukan kolaborasi dengan merek dan influencer manusia lain dalam cakupan periklanan digital. Jurnal ini menganalisis peran Laras sebagai influencer non manusia dalam ranah periklanan digital di Instagram. Laras, yang merupakan pengguna Instagram yang berwujud non manusia, memenuhi beberapa karakteristik dari influencer, yakni memiliki sentralitas jaringan, attractiveness, dan trustworthiness. Ekspansi tokoh Laras dari medium Webtoon ke medium Instagram dianalisis menggunakan analisis multimodalitas, dan terlihat bahwa terdapat konsistensi karakter dalam moda yang berbeda sehingga tercipta adanya konsistensi makna.
......Digital advertising using social media is currently experiencing rapid growth. Digital advertising on Instagram often uses influencers as a method to target the target audience. The newest type of influencer that has just emerged is the non-human influencer. Ayudia Larasati, one of the Indonesian Webtoon figures who became the main character in Laras(h)ati and Zona Maya, is the newest non-human influencer to collaborate with brands and other human influencers in the scope of digital advertising. This journal analyzes Laras' role as a non-human influencer in the realm of digital advertising on Instagram. Laras, who is a non-human Instagram user, fulfills several characteristics of influencers, namely having network centrality, attractiveness, and trustworthiness. The expansion of Laras' character from Webtoon to Instagram was analyzed using multimodality analysis, and it can be seen that there is a consistency of character in different modes to create consistency of meaning."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Earlene Vinsensia
"Persepsi nilai produk merupakan faktor penting yang dapat memengaruhi intensi membeli konsumen. Salah satu cara untuk memunculkan persepsi nilai produk yang baik di mata konsumen adalah melalui influencer yang kredibel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran persepsi nilai produk sebagai mediator dalam hubungan antara kredibilitas influencer dan intensi membeli pada pengguna Instagram. Partisipan penelitian ini merupakan 311 pengguna Instagram berjenis kelamin perempuan dan berusia 18-24 tahun. Hasil analisis mediasi menunjukan bahwa terdapat hubungan tidak langsung antara kredibilitas influencer dan intensi membeli melalui persepsi nilai produk (ab = 0,236, p < 0,05). Selain itu, terdapat pula efek langsung antara kredibilitas influencer dan intensi membeli (c’ = 0,146, p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa persepsi nilai produk memediasi secara parsial hubungan antara kredibilitas influencer dan intensi membeli pada pengguna Instagram. Dengan demikian, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pelaku bisnis dalam memilih influencer yang ingin diajak bekerja sama, yaitu dengan memperhatikan kredibilitas influencer.

Product perceived value is an important factor that can influence consumer purchase intention. One way to bring up a good consumer's product perceived value is through a credible influencer. This study aimed to look at the role of product perceived value as a mediator in the relationship between influencer's credibility and purchase intentions on Instagram users. The participants of this study were 311 Instagram users who were female and aged around 18-24 years. The results of mediation analysis showed that there was an indirect relationship between influencer credibility and purchase intention through product perceived value (ab = 0,236, p <0,05). In addition, there was also a direct effect between influencer's credibility and purchase intention (c‘= 0,146, p <0,05). This shows that product perceived value partially mediates the relationship between influencer credibility and purchase intention on Instagram users. Thus, this research can be useful for businessmen in choosing influencers who they want to work with, by paying attention to influencer’s credibility."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Chairunnisa Harahap
"Skripsi ini membahas peran sentral dari pemasaran berbentuk viral marketing dalam mendorong keterlibatan dari Generasi Z dalam gerakan konservasi budaya berbasis digital yang diinisiasi oleh Swara Gembira, khususnya kain tradisional Indonesia atau wastra. Selanjutnya, pembahasan akan difokuskan pada penggunaan call-to-action hashtag yakni #BerkainBersama dan #BerkainGembira yang dimaksudkan untuk mendorong komunitas online di Instagram agar kembali mengenakan kain tradisional pada kehidupan sehari-hari. Teori terkait marketing communication, cultural awareness, dan intention to wear digunakan untuk memahami isu yang akan diteliti. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan campuran dengan alat bantu berupa kuesioner tertutup yang disebarkan secara online melalui Google Form dan wawancara semi terstruktur. Data yang didapatkan dari survei online lalu dianalisis menggunakan structural equation modeling (SEM) pada software SmartPLS 4 sedangkan data hasil in-depth interview dianalisis menggunakan analisis tematik.
......
This thesis discusses the central role of marketing in the form of viral marketing in encouraging the involvement of Generation Z in the digital-based cultural conservation movement initiated by Swara Gembira, especially for Indonesian traditional cloth or wastra. Furthermore, the discussion will focus on the use of call-to-action hashtag, namely #BerkainBersama and #BerkainGembira which is intended to encourage the online community on Instagram to return to wearing traditional clothing in everyday life. Theories related to marketing communication, cultural awareness, and intention to wear are used to understand the issue at hand. The research was conducted using a mixed method approach with tools in the form of closed questionnaires distributed online via Google Forms and semi-structured interviews. Data obtained from online surveys were then analyzed using structural equation modeling (SEM) on SmartPLS 4 software, while data from in-depth interviews were analyzed using thematic analysis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library