Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Basuki Murdowo
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tentang kinerja Instruktur dalam kaitannya dengan tingkat pendidikan instruktur dan pengalaman pelatihan yang pernah diikuti oleh instruktur untuk meningkatkan proses belajar. Tujuan diadakannya pelatihan untuk instruktur adalah untuk meningkatkan kinerja instruktur, sehingga lulusan dari Balai Latihan kerja dan Loka Latihan Kerja menjadi lulusan yang mempunyai keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pengalaman pelatihan terhadap kinerja Instruktur secara parsial. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat exs post facto, sedang lokasi penelitian adalah Balai Latihan Kerja dan Loka Latihan Kerja di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagal subyek penelitian adalah Instruktur Balai Latihan Kerja dan Loka Latihan Kerja di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswa yang pada saat diadakan penelitian, siswa tersebut sedang belajar di Balai Latihan Kerja dan Loka Latihan Kerja di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Teknik analisis yang digunakan untuk melihat perbedaan adalah dengan menggunakan analisis compare means. Sedang untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial digunakan teknik analisis korelasi.

Hasil temuan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kinerja instruktur apabila ditinjau dari tingkat pendidikannya. Kinerja Instruktur tertinggi adalah instruktur dengan dasar pendidikan Diploma, sedangkan kinerja instruktur tertinggi kedua adalah instruktur dari dasar pendidikan Sarjana dan dari dasar pendidikan Sekolah Menengah Atas { sama besar ). Selain itu juga terdapat perbedaan kinerja instruktur apabila ditinjau dari pengalaman training yang pernah diikuti instruktur. Kinerja Instruktur tertinggi adalah instruktur yang mengikuti pelatihan dengan lama kategori sedang atau sekitar 3548 jam sampai 6374 jam.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan tingkat pendidikan instruktur dengan kinerja instruktur sangat kecil, namun dilihat dari hubungan pengalaman pelatihan yang diikuti instruktur terhadap kinerja instruktur cukup kuat, dan kontribusinya pun besar yaitu sebesar 0.872.

Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja instruktur, seyogyanya dalam penerimaan atau pengangkatan pegawai harus memperhatikan spesifikasi kebutuhan kejuruan dan jurusan pendidikan yang diperlukan. Selain itu juga sudah saatnya diperlukan iklim kerja yang kompetitif untuk dapat memacu instruktur-instruktur yang ada dan juga perlu diadakan evaluasi kerja secara teratur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saifudin
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel perilaku kepemimpinan Kepala Balai dengan variabel kinerja Instruktur. Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan perilaku kepemimpinan Kepala Balai dan kinerja Instruktur pada Balai Latihan Kerja di Bandung. Latar belakang penulisan Tesis ini adalah masih adanya gejala rendahnya kinerja Instruktur dan kepemimpinan Kepala Balai yang tidak mendukung produktivitas kerja dan profesionalisme dalam penanganan pelatihan. Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda deskriptif dengan analisis statistik non parametrik. Kerangka teori dalam penelitian ini adalah bahwa: 1). kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama dalam meningkatkan kinerja Organisasi, 2). Berdasarkan teori XY dinyatakan bahwa kelompok manusia X menuntut keterlibatan peranan pemimpin organisasi untuk mengarahkan, mengendalikan, membina dan memaksa bawahan agar mau bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu kelompok manusia Y juga menuntut peranan pemimpin untuk mendorong, mendukung, memberi motivasi, menjalin komunikasi dengan bawahan kearah tujuan organisasi, 3). Keterlibatan peran pemimpin itu adalah berbentuk perilaku tugas dan perilaku hubungan, wewenang seorang pemimpin dalam mengarahkan dan membimbing bawahannya kearah pencapaian tingkat kinerja yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Hasil-hasil dari penelitian ini adalah : Nilai koefisien korelasi antara perilaku tugas dan perilaku hubungan Kepala Balai dengan kinerja Instruktur W7t1)(2, = 0,617. Sementara itu dalam komparasi dari dua variabel di dua Balai terdapat hasil analisis perhitungan U Mann-Withney sebagai berikut : 1). Perilaku tugas dengan p = 0,0258, 2). Perilaku hubungan dengan p = 0,0414, 3). Kinerja Instruktur p = 0,0358. Kesimpulan dan hasil Penelitian ini adalah : 1). Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku kepemimpinan Kepala Balai dengan kinerja Instruktur, 2). Terdapat perbedaan perilaku tugas, perilaku hubungan Kepala Balai, dan kinerja Instruktur yang signifikan pada kedua balai di Bandung. Adapun saran-saran dalam penelitian ini antara lain : 1).Perlunya kepala balai di Bandung agar meningkatkan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan, dalam upaya meningkatkan kinerja instruktur. 2). Pimpinan perlu mengupayakan perampingan staf (tenaga tekhnis) agar kinerja BLK lebih efektif dan efisien. 3). Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang korelasi variabel lain dengan kinerja Instruktur pada Balai Latihan Kerja di Bandung, karena perilaku Kepemimpinan Kepala Balai bukanlah satu-satunya variabel yang mempunyai korelasi dengan kinerja Instruktur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sutaryo
Abstrak :
Kinerja instruktur merupakan faktor yang diperlukan untuk melaksanakan peranan profesi instruktur secara optimal. Maka mempertahankan dan meningkatkan kinerja pada kondisi yang maksimal adalah prioritas kebijaksanaan bagi setiap pengelola latihan. Terdapat beberapa faktor yang mempengarui kinerja, namun dan beberapa faktor tersebut dalam hal ini kinerja hanya ditinjau dari faktor pelatihan instruktur dan budaya organisasi sejauh mana hubungan antara pelatihan dan budaya organisasi dengan kinerja instruktur karena banyaknya pelatihan yang di berikan kepada instruktur, bukan merupakan jaminan bahwa kinerja akan menjadi baik. Masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Dari beberapa faktor lain tersebut, yang di teliti disini adalah budaya organisasi. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif yang kuat, baik pelatihan maupun budaya organisasi, terhadap kinerja instruktur atas hasil penelitihan tersebut maka untuk meningkatkan kinerja instruktur dapat di lakukan dapat di lakukan dengan memberikan pelatihan kepada instruktur maupun dengan meningkatkan budaya organisasi pada unit kerja yang bersangkutan. Yaitu dengan cara menciptakan hubungan yang kondusif antara pihak manajemen dengan instruktur, menyangkut nilai-nilai ; kebiasaan kerja yang balk dan sal ing mengerti yang di sepakati bersama antara para pegawai atau instruktur dengan pihak menejemen. Dengan deinikian maka, dengan di berikan pelatihan yang memadai sesuai dengan kompetensi instruktur, dan didukung dengan budaya organisasi yang kondusif, sehingga kualitas kinerja akan dapat dipertahankan, dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan dengan peran dan profesionalisme instruktur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subianto
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui peran Kepala Balai terhadap disiplin kerja instruktur. Selain itu jugs untuk mengetahui perbedaan peran Kepala Balai dan disiplin kerja instruktur pada beberapa BLKI di Jawa Tengah. Latar belakang dari penulisan tesis ini karena masih adanya gejalagejala ketidakdisiplinan Instruktur dan peran kepala balai yang tidak mendukung produktivitas kerja dan profesionalisme dalam penanganan pelatihan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis korelasi terhadap 90 sampel instruktur dari tiga BLK industri di Jawa Tengah. Kerangka teori dalam penelitian ini adalah : 1). Bahwa kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama dalam membangun disiplin sumber daya manusia, 2). Berdasarkan teori X dinyatakan bahwa manusia X menuntut keterlibatan peran kepala/pemimpin organisasi untuk mengarahkan, mengontrol, membina dan memaksa bawahan agar mau bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, kelompok manusia Y yang menuntut peran kepala/pimpinan untuk mendorong, mendukung, melibatkan dan memberi motivasi bawahan kearah tujuan organisasi, 3). Keterlibatan peran dari kepala/pemimpin adalah dalam wujud kepala sebagai administrator, supervisor dan motivator dalam mengarahkan disiplin bawahannya kearah yang menunjang tujuan organisasi. Hasil dari penelitian ini adalah Peran Kepala Balai sebagi administrator, supervisor dan motivator berkoretasi dengan disiplin kerja instruktur. Sementara itu dalam komparasi kedua variabel itu di tiga BLKI di Jawa Tengah terdapat hasil analisis ANOVA sebagai berikut : 1). Tidak ada perbedaan peran kepala Balai sebagai pada beberapa BLKI dengan nilai F hitung = 0,83 dan 2) Tidak ada perbedaan disiplin beberapa BLKI dengan nilai F hitung = 0, 06. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1 }. Terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara peran kepala balai sebagi administrator, supervisor, dan motivator dengan disiplin kerja instruktur. 2). Tidak terdapat perbedaan peran Kepala Balai dan disiplin kerja instruktur pada ketiga BLKI di Jawa Tengah. Berdasarkan penelitian tersebut perlunya peran Kepala Balai pada Balai Latihan Kerja Industri ditingkatkan dengan jalan memberikan otonomi dan Kepala Balai diberi pendidikan dan pelatihan, mengikuti seminarlpenataran serta memberi buku referensi mengenai peran yang diembannya. Dan juga disarankan bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti disiplin kerja instruktur agar alat ukur disempurnakan dan untuk menambah variabel lain agar disiplin kerja instruktur dapat lebih banyak lagi dijelaskan oleh variabel yang mempengaruhinya.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, R. Managara
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu instruktur latihan kerja (ILK) di Balai Latihan Kerja industri yang berada di bawah tanggungjawab Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Saat ini hanya ada 5 (lima) Balai Latihan Kerja lndustri (BLKI) yang menjadi unit pelaksana teknis (UPT) di daerah, yaitu (1) BLKI Serang; (2) BLKI Medan; (3) BLKI Surabaya; (4) BLKI Makasar; dan (5) BLKI Samarinda. Kelima BLKI yang menjadi unit pelaksana teknis Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi tersebut mempunyai peranan yang strategis dan taktis. Dianggap strategis sekaligus taktis, karena merupakan unit organisasi organik Pemerintah Pusat yang jumlahnya tinggal sedikit karena sebagian besar sudah dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah. Dengan demikian, maka peranannya menjadi ganda, yakni sebagai institusi pelatihan yang berfungsi sebagai model bagi lembaga-lembaga pelatihan lainnya, baik yang dikelola oleh Pemerintah Daerah maupun yang dikelola Swasta. Peranan lainnya ialah sebagai sentral pemberi atau penambah bekal ketrampilan bagi pencari kerja dan(atau pekerja yang ingin meningkatkan ketrampilan kerjanya. Upaya mengetahui dan memperoleh gambaran empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu instruktur ini dilakukan, karena penyelenggaraan program pelatihan kerja khususnya dalam ketrampilan di bidang industri masih menghadapi masalah khususnya yang berkaitan dengan masih rendahnya kinerja instruktur latihan itu sendiri. Di sisi lain, instruktur latihan kerja merupakan asset yang paling berharga dan mempunyai peranan yang paling panting dalam proses berlatih melatih. Dalam rangka itu, maka dilakukanlah penelitian dan analisis untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, ketrampilan, motivasi kerja dan pengalaman efektif dengan kinerja individu instruktur. Dari 349 instruktur yang ada di 5 (lima) BLKI tersebut, diambil 10 orang dari masing-masing BLKI untuk menjadi sampel sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 50 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mempergunakan kuesioner untuk variabel pengetahuan, ketrampilan, motivasi kerja dan pengalaman efektif. Sedangkan teknik analisis yang dipergunakan adalah teknik analisis statistik yang dibantu dengan pengunaan table dan gambar serta analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan korelasi Spearman Rank terbukti bahwa terdapat hubunganyang positif dan signifikan antara variabel pengetahuan, ketrampilan kerja, motivasi kerja dan pengalaman efektif (variabei bebas) dengan variabel kinerja individu instruktur latihan kerja sebagi variabel tidak bebas. Berdasarkan uji reliabilitas perangkat pengumpulan data, diperoleh kesimpulan bahwa secara rata-rata, koefisien reliabilitas mempunyai nilai yang tergolong reliabel dimana nilainya terendah adalah 0,6929 untuk faktor pengalaman efektif dan yang tertinggi adalah 0,8062 untuk faktor pengetahuan. Sedangkan hasil uji validitas perangkat pengumpulan data menunjukkan semua butir pertanyaan dianggap valid. Kesimpulan dari hasil pengujian-pengujian statistik yang menggunakan perangkat Statistical Program for Social Sciences (SPSS) diperoleh hasil bahwa Hipotesis Nol (HO) ditolak.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sundari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri, dan lingkungan kerja dengan kinerja instruktur. Subyek penelitian ini berjumlah 62 orang instruktur yang bertugas di lima BPPD Pulau Jawa. Jumlah tersebut merupakan jumlah seluruh instruktur yang ada di Pulau Jawa. Instrumen untuk pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berupa pernyataan-pernyataan untuk motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri, lingkungan kerja, sedangkan variabel kinerja instruktur menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkapkan pelaksanaan kerja yang dilakukan oleh instruktur sebagai pengajar. Analisis yang digunakan dengan metode Zero Order Correlation dan Multiple Correlation. Untuk memperjelas korelasi variabel bebas dengan variabel terikat, dilakukan dengan pembentukan composite variabel, yaitu mengkelompokkan butir-butir pertanyaan menjadi satu composite atau lebih. Butir-butir pertanyaan yang saling berkorelasi diasumsikan mempunyai karakteristik yang sama. Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri, lingkungan kerja secara sendiri-sendiri mempunyai hubungan positif terhadap kinerja instruktur yaitu masing-masing sebesar 0,2446; 0,2161; dan 0,2707. Sedangkan antara motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri dan lingkungan kerja secara bersama-sama mempunyai hubungan positip yang lebih besar yaitu menjadi 31,42 persen, r2 sebesar 9,87 persen artinya; variasi kinerja instruktur dijelaskan oleh motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri dan lingkungan kerja sebesar 9,87 persen. Hasil penelitian ini memberikan isyarat bahwa peningkatan kinerja instruktur bukan semata-mata permasalahan manajemen saja, tetapi juga menyangkut faktor-faktor psikologis individu instruktur. Berdasarkan kecenderungan pada penelitian ini, disarankan bahwa suasana kerja dapat menjadi pra-kondisi bagi peningkatan kinerja instruktur. Dengan adanya pra-kondisi ini faktor motivasi berprestasi dan ruang bagi kemampuan pengembangan din menjadi sasaran intervensi dalain upaya peningkatan kinerja instruktur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Wahyu Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui sejauh mana tingkat Etos Kerja Instruktur dan Kepuasan Kerja Instruktur di Balai Latihan Kerja Yogyakarta. (2) Mengungkap hubungan antara Kepuasan Kerja Instruktur dengan Etos Kerja Instruktur di Balai Latihan Kerja Yogyakarta. Sampel penelitian ini berukuran 38 responden yang diperoleh secara populasi dari 6 kejuruan yaitu : Kejuruan Teknologi Mekanik, Teknik Otomotif, Teknik Bangunan, Teknik Listrik, Tataniaga dan aneka kejuruan. Data ini dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, analisa data dilakukan secara kuantitatif dengan statistik deskriptif, korelasi produk moment dan regresi. Interpretasi dari hasil analisis data menggunakan tarif signifikansi 5%. Hasil uji reliabilitas instrumen Etos Kerja Instruktur dan Kepuasan Kerja Instruktur masing-masing sebesaar 0,734 dan 0,696. Hasil analisis diskriptif menunjukkan (1) Etos Kerja Instruktur tergolong dalam kategori tinggi dan Kepuasan Kerja Instruktur tergolong dalam kategori tinggi. Hasil analisis korelasi menemukan adanya (2) hubungan yang positip dan signifikan antara Kepuasan Kerja Instruktur dengan Etos Kerja Instruktur di Balai Latihan Kerja Yogyakarta dengan korelasi r = 0,819.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Dawud
Abstrak :
Penelitian ini bermaksud mengungkap kontribusi iklim organisasi BLIP Bandung dan kepuasan kerja terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung., dengan analisis fungsional dan derajat keterkaitan antara variabel iklim organisasi, kepuasan kerja dan kinerja kerja instruktur. Hipotesis yang diajukan adalah : (1) Derajat keterkaitan dan daya determinatif antara variabel iklim organisasi BLIP Bandung dengan kinerja kerja instruktur cukup berarti dan signifikan, (2) Derajat keterkaitan dan daya determinatif antara variabel kepuasan kerja instruktur dengan kinerja kerja instruktur cukup berarti dan signifikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh gambaran bahwa : (1) Variabel iklim organisasi BLIP Bandung mempunyai pengaruh terhadap kinerja kerja BLIP dengan klasifikasi cukup; (2) Variabel kepuasan kerja instruktur mempunyai pengaruh cukup terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung, (3) Secara empirik kinerja kerja instruktur BLIP Bandung dapat diterangkan oleh variabel iklim organisasi BLIP Bandung dan kepuasan kerja instruktur; (4) Iklim organisasi BLIP Bandung ternyata merupakan faktor determinan terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung dan kepuasan kerja instruktur turut pula berkontribusi terhadap kinerja kerja instruktur; (5) Secara bersama-sama variabel iklim organisasi BLIP Bandung dan kepuasan kerja instruktur merupakan faktor yang mempunyai kesejajaran fungsi dalam meningkatkan kinerja kerja instruktur. Kedua hipotesis tersebut ternyata dapat diterima dengart tingkat korelasi yang cukup menurut skala Guilford tentang ketentuan batas-batas r. Terdapatnya koefisien korelasi ini bukan berarti hanya variabel iklim organisasi dan kepuasan kerja instruktur yang berpengaruh terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung, namun masih ada variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja kerja instruktur. Karena itu perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai varibel-variabel yang lain yang berpengaruh terhadap kinerja kerja instruktur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surahmat
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel perilaku kepemimpinan Kepala Balai dengan variabel disiplin kerja Instruktur. Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan perilaku kepemimpinan Kepala Balai dan disiplin kerja Instruktur pada beberapa Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah (LLKUKM) di Jawa Barat. Latar belakang dari penulisan tesis adalah masih adanya gejala-gejala ketidakdisiplinan Instruktur dan kepemimpinan Kepala Balai yang tidak mendukung produktivitas kerja dan profesionalisme dalam penanganan pelatihan. Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda deskriptif dengan analisis statistik inferensial terhadap 90 sampel Instruktur dan enam LLKUKM di Jawa Barat. Kerangka teori dalam penelitian ini adalah : 1). bahwa kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama dalam membangun disiplin sumber daya manusia, 2) berdasarkan teori X dinyatakan bahwa kelompok manusia X menuntut keterlibatan peranan pemimpin organisasi untuk mengarahkan, mengontrol, membina dan memaksa bawahan agar mau bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, kelompok manusia Y juga menuntut peranan pemimpin untuk mendorong, mendukung, melibatkan dan memberi motivasi bawahan ke arah tujuan organisasi. 3). Keterlibatan peran dari pemimpin itu adalah dalam wujud perilaku tugas dan perilaku hubungan seorang pemimpin dalam mengarahkan disiplin bawahannya kearah yang menunjang tujuan organisasi. Hasil-hasil dari penelitian ini adalah : 1). Nilai koefisien korelasi antara perilaku tugas dan perilaku hubungan Kepala Balai dengan disiplin kerja Instruktur rx1,Q? = 0,5584. Koefisien determinasi adalah sebesar 1z= 0,3497 atau 34,97 % dengan persamaan garis regresi Y = 51,802 + 0,384 X1+ 0,318 X2. Sementara itu dalam komparasi kedua variabel itu di enam LLKUKM terdapat hasil analisis perhitungan ANOVA sebagai berikut : 1). rata-rata perbedaan perilaku kepemimpinan pada beberapa LLKUKM dengan nilai F hitung = 4,18 dan 2). rata-rata perbedaan disiplin beberapa LLKUKM dengan nilai F hitung = 1,986. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah :1). Terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara perilaku kepemimpinan Kepala Balai dengan disiplin kerja Instruktur 2). Terdapat perbedaan perilaku gaya kepemimpinan Kepala Balai yang sangat signifikan dan disiplin kerja Instruktur yang signifikan pada beberapa LLKUKM di Jawa Barat, 3) Sebanyak 34,97 % variabilitas disiplin. Kerja Instruktur dapat diprediksi oleh perilaku kepemimpinan Kepala Balai, sedangkan 65,03 % sisanya diprediksi oleh faktor lain.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library