Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonia Adhelia Sulisfianty
Abstrak :
Latar belakang: Kanker kepala dan leher dinyatakan sebagai kanker ketujuh yang paling umum ditemukan di dunia dan hingga saat ini prevalensinya kian meningkat. Kanker kepala dan leher umumnya disebabkan karena tingginya kebiasaan merokok dengan tembakau dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Mahasiswa perguruan tinggi yang menginjak usia dewasa muda umumnya memiliki keterlibatan dengan kedua faktor risiko kanker kepala dan leher, yaitu paparan tembakau dan konsumsi alkohol. Penelitian yang menilai pengetahuan mahasiswa mengenai kesehatan umumnya dilakukan pada mahasiswa medis yang telah terpapar pembelajaran yang berfokus pada ilmu-ilmu kesehatan. Belum ada penelitian tentang kesadaran dan pengetahuan tentang kanker kepala dan leher pada mahasiswa nonmedis di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif potong lintang pada 570 mahasiswa Rumpun SAINTEK dan Rumpun SOSHUM UI menggunakan kuesioner tentang kesadaran dan pengetahuan kanker kepala dan leher yang telah diadaptasi lintas budaya ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil: Secara keseluruhan, sebagian besar mahasiswa mengetahui istilah kanker kepala dan leher. Namun, berdasarkan variabel-variabel kesadaran dan pengetahuan lain yang diteliti, masih banyak mahasiswa yang tidak dapat mengidentifikasi gejala awal dan faktor risiko kanker kepala dan leher. Kesimpulan: Kesadaran dan pengetahuan mengenai kanker kepala dan leher pada mayoritas mahasiswa Rumpun SAINTEK dan Rumpun SOSHUM kurang memadai ......Background: Head and neck cancer is declared as the seventh most common cancer in the world with its increasing prevalence. Head and neck cancer is caused due to the high habit of tobacco use and excessive alcohol consumption. College students generally have an involvement with tobacco exposure and alcohol consumption, as are the two most important risk factors of head and neck cancer. Research that assesses students’ knowledge of health is generally conducted on medical students who have been exposed to a curriculum that focuses on health sciences. There has never been any research in Indonesia assessing awareness and knowledge regarding head and neck cancer on non-medical students. Methods: A descriptive cross-sectional study was conducted on 570 non-medical students using a cross-cultural adapted questionnaire. Results: In general, most of the students knew the term head and neck cancer. However, based on other awareness and knowledge variables studied, there were still many students who were not able to identify the early symptoms and risk factors for head and neck cancer. Conclusion: This study shows that the awareness and knowledge about head and neck cancer in the majority students of Engineering and Technology Cluster and Social Sciences and Management Cluster Universitas Indonesia is inadequate.
Depok: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Primahastuti
Abstrak :
Latar belakang: Kanker kepala dan leher merupakan salah satu kanker yang berisiko tinggi malnutrisi. Pada kanker kepala dan leher stadium lanjut lokal, radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi merupakan terapi pilihan dan berkaitan dengan berbagai efek samping yang berperan dalam penurunan asupan makan dan berefek negatif pada status nutrisi. Tata laksana nutrisi bertujuan untuk mengurangi risiko malnutrisi, mendukung keberhasilan terapi kanker, meningkatkan kualitas hidup, serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Pemberian terapi nutrisi berupa konsultasi individu yang meliputi perhitungan kebutuhan energi, makronutrien, mikronutrien, dan nutrien spesifik, serta pemberian medikamentosa bila diperlukan. Metode: Pasien pada serial kasus ini berjumlah empat orang dengan rentang usia 3055 tahun. Dua dari empat pasien mendapat kombinasi kemoterapi. Hasil skrining keempat pasien dengan malnutrition screening tools (MST) didapatkan skor ≥2. Kebutuhan energi total dihitung menggunakan persamaan Harris-Benedict yang dikalikan dengan faktor stres sebesar 1,4. Pemantauan yang dilakukan berupa anamnesis keluhan subyektif dan analisis asupan, pemeriksaan fisik, antropometri, massa otot skelet, massa lemak, kekuatan genggam tangan, dan hasil laboratorium. Pemantauan dilakukan secara rutin dengan frekuensi satu kali per minggu untuk menilai pencapaian target nutrisi. Hasil: Terapi nutrisi dapat meningkatkan asupan protein dan nutrien spesifik, namun tidak dapat mencegah penurunan BB, massa otot skelet, dan kekuatan genggam tangan pada pasien kanker kepala dan leher stadium lanjut lokal yang menjalani terapi radiasi dengan atau tanpa kemoterapi. Kesimpulan: Tata laksana nutrisi pada pasien kanker kepala dan leher stadium lanjut lokal yang menjalani terapi kanker dapat memberikan efek positif pada asupan nutrien pasien.
Introduction: Head and neck cancer is one of malignancy with higher risk of malnutrition. Treatment of choice for locally advanced head and neck cancer is radiotherapy with or without chemotherapy and is associated with various side effects that may decrease food intake and negatively affect nutritional status. The aim of nutrition management is to reduce the risk of malnutrition, to support the success of cancer therapy, to enhance the quality of life, and to reduce morbidity and mortality. Nutrition therapy in the form of consultation includes calculation of energy needs, macronutrient, micronutrient, and specific nutrients, as well as drug therapy when needed. Methods: This case series consist of four patients between 3055 years old. Half of the patients received combination with chemotherapy. All patients had screening score with malnutrition screening tools (MST) ≥2. The total energy requirement was calculated using Harris-Benedict equation then multiplied with stress factor 1.4. Monitoring was done by anamnesis of subjective complaints and food intake, physical examination, anthropometric, muscle mass, fat mass, hand grip strength, and laboratory results. Monitoring was performed frequently once a week to assess the accomplishment of nutritional target. Results: Nutrition therapy could improve intake of protein and specific nutrients, but couldn't prevent weight loss, a decrease in muscle mass and hand grip strength in locally advanced head and neck cancer patients receiving radiation therapy with or without chemotherapy. Conclusion: Nutrition management in locally advanced head and neck cancer patients receiving anticancer therapy positively affect patient's nutrient intake.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Ananda Rianto
Abstrak :
ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Penurunan Kualitas Hidup terkait Kanker Kepala dan Leher banyak dirasakan oleh pasien yang sedang menjalani pengobatan kanker tersebut. Pengukuran dari perubahan kondisi ini membutuhkan suata alat ukur valid yang dapat diimplementasikan untuk pasien Kanker Kepala dan Leher di Indonesia. EORTC QLQ-H N 35 merupakan suatu kuesioner kualitas hidup khusus Kanker Kepala dan Leher yang telah divalidasi ke berbagai bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan EORTC QLQ-H N 35 versi Bahasa Indonesia yang memiliki validitas bahasa yang baik dapat diujicobakan lebih lanjut untuk uji kesahihan dan keandalan.METODE: Penelitian ini merupakan suatu studi kualitatif yang melaporkan proses penerjemahan kuesioner EORTC QLQ-H N 35 ke dalam Bahasa Indonesia berdasarkan persyaratan yang ditulis didalam EORTC Quality of Life Group Translation Procedure, 4th edition, 2016 serta respons pasien terhadap hasil terjemahan tersebut. Populasi terjangkau untuk fase uji coba kuesioner adalah laki-laki dan perempuan usia 18-70 tahun dengan diagnosa kanker kepala dan leher yang datang ke poliklinik rawat jalan Rehabilitasi Medik dan poliklinik rawat jalan THT Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, yang memenuhi kriteria penelitian. Pemilihan sampel untuk fase uji coba kuesioner dilakukan secara consecutive sampling. Peserta diminta mengisi kuesioner EORTC QLQ-H N35 versi 1 Bahasa Indonesia dan diwawancarai untuk menilai respons mereka terhadap kuesioner. Wawancara ulang dilakukan untuk mengkonfirmasi pemahaman pasien terhadap pertanyaan yang diduga bermasalah saat penyusunan terjemahan kuesioner.HASIL: Sebanyak 14 subyek mengikuti uji coba kuesioner. Dari wawancara awal dan wawancara konfirmasi didapatkan masih ada 13 dari total 35 pertanyaan yang dirasa pasien sulit dijawab, membingungkan, menggunakan kata yang sulit dipahami, atau membuat tidak nyamanKESIMPULAN: Masih banyak pertanyaan yang yang dipersepikan berbeda dari makna aslinya oleh pasien. Adaptasi EORTC QLQ-H N35 dalam Bahasa Indonesia versi 1 belum dapat dipahami dan digunakan untuk menilai kualitas hidup pasien Kanker Kepala dan Leher di Indonesia. Uji coba dan penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menghasilkan hasil terjemahan yang valid.
ABSTRACT BACKGROUND Head and Neck Cancer related changes in Quality of Life has been reported by patients undergoing cancer treatment. A valid measurement tool that can detect the changes in Quality of Life of Head and Neck Cancer patient can enhance the quality of treatment and management of this type of cancer. The EORTC QLQ H N 35 is a specific quality of life assessment module for Head and Neck Cancer patients that had been validated into many languages. This study aims to translate EORTC QLQ H N 35 into Bahasa Indonesia so that it may be used for validity and reliability study.METHODS This is a descriptive qualitative study that reports the translation process of The EORTC QLQ H N 35 into Bahasa Indonesia as described in the EORTC Quality of Life Group Translation Procedure, 4th edition, 2016 and the patient rsquo s response to the translation result. The sample for the pilot testing phase of the study are men and women age 18 70 years old, diagnosed with Head and Neck Cancer who came to the outpatient Rehabilitation and ENT clinic Cipto Mangunkusumo Hospital that fulfilled the study criteria. Sampling for the pilot testing phase is done via consecutive sampling. The participants were asked to fill the EORTC QLQ H N35 version 1 Bahasa Indonesia and interviewed to record their response of the the questionnaire. A second interview was conducted to confirm the patients understanding of the questions that are noted to be problematic during the translation phase.RESULTS Fourteen subjects participated in the questionnaire pilot testing phase. From the first and second interview, it is found that out of 35 set of questions, there are 13 questions that are deemed by the patients to be difficult to answer, confusing, using difficult words, or upsettingCONCLUSION There are still many questions that had been perceived differently by the patient from what had been intended. Version 1 of the EORTC QLQ H N 35 Bahasa Indonesia cannot be fully understand by the patient and cannot be used to measure the Quality of Life of Head and Neck Cancer patient in Indonesia. Further tests and research is required to produce a valid translation of the questionnaire.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis
Abstrak :
Kanker kepala dan leher merupakan kanker yang menggambarkan berbagai tumor ganas yang berasal dari saluran aerodigestif atas, yang meliputi kanker pada mata, telinga, rongga hidung, sinus paranasal, nasofaring, orofaring, hipofaring, laring, kelenjar saliva, dan kelenjar tiroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi akupunktur manual terhadap kadar MDA dan skor NAS dibandingkan dengan akupunktur manual sham pada penderita kanker kepala dan leher pasca terapi radiasi. Uji klinis acak tersamar tunggal dengan kontrol dilakukan terhadap 30 pasien kanker kepala dan leher yang dibagi secara acak menjadi kelompok akupunktur manual n=15 dan kelompok akupunktur manual sham n=15. Pemeriksaan kadar MDA dilakukan sebelum perlakuan dan setelah sesi ke-12. Penilaian skor NAS dilakukan pada saat sebelum perlakuan, setelah sesi ke-6, dan setelah sesi ke-12. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok akupunktur manual dengan kelompok akupunktur manual sham terhadap penurunan kadar MDA sebelum dan sesudah perlakuan p=0,787. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok manual dengan akupunktur manual sham terhadap penurunan skor NAS sebelum dan sesudah perlakuan yang diukur pada sesi ke-6 p=0,001 dan sesi ke-12 p=0,003. Kesimpulan penelitian ini terapi akupunktur manual efektif untuk menurunkan skor NAS, namun kurang efektif untuk menurunkan kadar MDA pada penderita kanker kepala dan leher pasca terapi radiasi.
Head and neck cancer encompasses a wide range of malignant tumours arising from the upper aerodigestive tract, includes eyes, ears, nasal cavities, paranasal sinuses, nasopharynx, oropharynx, hypopharynx, larynx, salivary glands, and thyroid gland. This study aims to determine the effect of manual acupuncture therapy on MDA levels and NAS scores compared with manual sham acupuncture in patients with head and neck cancer post radiation therapy. Single blinded randomized clinical trials with control were performed on 30 head and neck cancer patients divided randomly into manual acupuncture groups n = 15 and the sham manual acupuncture group n = 15. The examination of MDA levels is performed before treatment and after the 12th session. Assessment of NAS scores is performed before the treatment, after the 6th session, and after the 12th session. The result showed no significant difference between manual acupuncture group and sham manual acupuncture group to decrease MDA level before and after treatment p = 0,787. There was a significant difference between manual group and sham manual acupuncture on NAS score decrease before and after treatment measured at 6th session p = 0,001 and 12th session p = 0,003. The conclusion: manual acupuncture therapy effectively decrease NAS scores, but statistically less effective to reduce levels of MDA in patients with head and neck cancer after radiotherapy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Angelia Suwignjo
Abstrak :
Pada kanker kepala dan leher ditemukan adanya peningkatan kadar radikal bebas dan penurunan aktivitas antioksidan, yaitu Superoksida Dismutase SOD. Salah satu terapi utama pada pasien kanker kepala dan leher adalah terapi radiasi. Efek tidak langsung terapi radiasi adalah meningkatkan kadar radikal bebas. Selain itu efek samping terapi radiasi menyebabkan penurunan kualitas hidup. Penelitian ini dibagi secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok akupunktur manual n=15 dan kelompok akupunktur manual sham n=15. Penelitian ini menggunakan titik GV20 Baihui, LI4 Hegu, ST36 Zusanli, SP6 Sanyinjao, dan LR3 Taichong. Terapi dilakukan tiga kali seminggu selama 30 menit sebanyak 12 kali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selisih skor SOD tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara kedua kelompok p=0.695 tetapi adanya perbedaan bermakna secara statistik pada selisih skor Organization for Research and Treatment of Cancer EORTC QLQ-C-30 sebelum dan setelah dua belas kali terapi antara kedua kelompok.
In head and neck cancer found an increase in free radical levels and decreased antioxidant activity, namely Superoxide Dismutase SOD . One of the main therapies in head and neck cancer patients is radiation therapy. The indirect effect of radiation therapy is to increase the levels of free radicals. In addition, side effects of radiation therapy lead to a decrease in the quality of life. The study was randomly divided into two groups, the manual acupuncture group n = 15 and the manual acupuncture group sham n = 15. This study uses GV20 Baihui point, LI4 Hegu, ST36 Zusanli, SP6 Sanyinjao, and LR3 Taichong. Therapy is done three times a week for 30 minutes as much as 12 times. The results of this study showed that there was no statistically significant difference in the difference between the two groups p = 0.695 but there was a statistically significant difference in the difference between the QLQ-C-30 Organization for Research and Treatment of Cancer EORTC score before and after twelve times of therapy between the two groups p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library