Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Undoubtedly humor and laughing are essential parts of what it is to be human. All humor is fundamentally human activity, Humor is one of the most important form of creative human communication and expressive culture yet, the formal study of humor and its social consequences has not enjoyed widespread popularity. Humor literature can be split into two broad categories : (a) why individuals use humor (motivationally/psychologically) and (b) the function humor within a social setting on society (sociology)."
384 WACA 5:21 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Hanna
"Prevalensi subluksasi sendi bahu penderita hemiparesis akibat stroke, dilaporkan mencapai 80% dari CVA dan hubungannya dengan kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari merupakan salah satu masalah vang perlu diteliti agar penanganan di bidang rehabilitasi medik dapat lebih tepat dan terarah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara derajat subluksasi sendi bahu dengan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) pada penderita hemiparesis dextra akibat strok. Disamping itu, juga untuk memperoleh prevalensi subluksast sendi bahu serta untuk memperoleh hubungan antara hasil pengukuran klinis dengan hasil pengukuran radiologis. Jenis penelitian studi potong lintang (cross sectional study) ini melibatkan 120 pasien hemiparesis dextra akibat stroke yang terdiri 42 (35%) perempuan dan 78 (65%) laki laki. Pengukuran subluksasi sendi bahu secara klinis dilakukan dengan cara palpasi subacromion space. Pengukuran radiologis melalui pemeriksaan rontgen biasa dengan posisi penderita duduk tegak dan sudut oblique (45°) serta lengan tergantung bebas. Skor AKS menggunakan indeks modifikasi Barthel. Hubungan antara derajat subluksasi sendi bahu dan AKS diuji dengan Chi Square Test. Berdasarkan derajat subluksasi sendi bahu, frekuensi pasien untuk derajat 0, 1, 2 dan 3 masing-masing adalah 24 (20 0%), 59 (49,2%), 27 (22,5%) dan 10 (8,3%). Sedangkan untuk derajat 4 (dislokasi) selama kurun waktu penelitian tidak diperoleh seorang pasienpun. Hasil pengukuran rerata skor AKS berdasarkan derajat subluksasi sendi bahu menunjukkan bahwa untuk derajat 0, 1, 2 dan 3 berturut turut adalah 4,58 (nilai D), 7,64 (nilai C), 18,15 (nilai B) dan 24 (nilai A) Hasil pengukuran klinis (subacromion space) berdasarkan derajat subluksasi sendi bahu reratanya adalah 0,32 jari (5,0 cm), 0,44 jari (6,29 cm), 0,99 jari (15,56 cm) dan 1,45 jari (21,2 cm) berturut-turut untuk derajat 0, 1, 2 dan 3. Pada penelitan ini, prevalensi subluksasi sendi bahu pada penderita hemiparesis dextra akibat strok adalah cukup tinggi (70,6%), dan subluksasi sendi bahu paling banyak terjadi pada stadium Brunnstrom 4, di mana spastisitas mulai menurun. Hasil analisis statistik membuktikan bahwa ada hubungan positip yang bermakna antara derajat subluksasi sendi bahu pada penderita hemiparesis dextra akibat strok dengan skor AKS (r 0,73). Disamping itu, ada hubungan positip yang bermakna antara hasil pengukuran klinis subluksasi sendi bahu dengan derajat subluksasi hasil pemeriksaan radiologis (r 0,88). Semakin besar subacromion space, semakin tinggi derajat subluksasi sendi bahu. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi derajat subluksasi sendi bahu penderita hemiparesis dekstra akibat strok, makin rendah tingkat kemandiriannya."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T57307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Khaul, Amiin
"Buku ini membahas tentang masalah dalam bahasa Arab sehari-hari."
Kairo: Maktabat Nahdat , 1958
ARA 492.7 ALK m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Balqis Hasba
"Identitas muslimah seringkali dikaitkan dengan gagasan penggunaan hijab sebagai bentuk ketaatan terhadap agama. Dalam sirkuit budaya, individu memiliki kemampuan untuk membentuk kembali identitasnya dengan menghasilkan makna baru melalui beberapa proses. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman muslimah yang menggunakan budaya cosplay untuk menyalurkan bakat dan kreativitas mereka dengan membuat budaya baru yaitu hijab cosplay. Cosplay merujuk pada kegiatan penggemar karakter media utama untuk meniru karakter favoritnya dengan mengadopsi ciri khas karakter tersebut. Kreativitas tersebut terletak dalam pengalaman sehari-hari hijab cosplayer, sehingga seluruh tindakan sosial hijab cosplayer adalah praktik bermakna untuk menciptakan makna dan budaya baru. Peneliti menggunakan teori sirkuit budaya Paul du Gay dan Stuart Hall untuk menganalisis negosiasi muslimah dalam proses penciptaan hijab cosplay. Metodologi yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan diary study seperti teknik photo diary untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penciptaan hijab cosplay melalui proses identitas, produksi, konsumsi, regulasi, dan representasi yang saling mempengaruhi serta mendefinisikan satu sama lain. Identitas sebagai muslimah mempengaruhi bagaimana hijab cosplay diproduksi dan dijalankan. Kostum dan karakter yang ditampilkan menunjukkan bagaimana hijab cosplayer mengonsumsi suatu produk. Terdapat regulasi yang mengatur kegiatan hijab cosplayer seperti norma hijab cosplay yang berasal dari nilai-nilai Islam dan karakteristik cosplay. Keseluruhan proses pun merepresentasikan dan direpresentasikan oleh penampilan hijab cosplayer dalam kehidupan sehari-hari. Budaya hijab cosplay menjadi arena bagi muslimah untuk menciptakan makna dengan menyatukan dua wacana — praktik cosplay dan hijab— melalui tindakan sehari-hari.

The identity of muslim women is often associated with the idea of using hijab as a form of obedience to religion. Based on circuit of culture theory, individuals have the ability to reshape their identity by generating new meanings through several processes. This research aims to examine the experiences of hijab women who make use of cosplay culture to represent their talents and creativity by creating a new culture. The creativity lies in the everyday life of hijab cosplayer so that hijab cosplayer’s social actions are meaningful practice to create new meaning and culture. This research uses circuit of culture theory by Paul du Gay and Stuart Hall to analyse hijab cosplayer’s experiences in the process of making hijab cosplay. The method used in this research is the qualitative research method and diary study photo study technique to collect the data. The result of this research shows that the process of creating hijab cosplay pass through identity process, production, consumption, regulation, and representation that interplay and define one another. Their identity as hijab women influence how hijab cosplay was produced and carried out. The costume and the character that they are cosplaying relate to how hijab cosplayers consume a product. There are regulations that regulate the activities of hijab cosplayers, such as the norm of hijab cosplay which comes from Islamic values and cosplay characteristics. Such as the norm of hijab cosplay which comes from Islamic values and cosplay characteristics. The whole process also represents and represented by the appearance of hijab cosplayers in everyday life. Therefore, hijab cosplay culture become an arena for hijab women to create new meanings by uniting two discourses — the practice of cosplay and hijab —through daily practice."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bubandt, Nils
"Konflik-konflik berdarah yang menyertai Indonesia setelah jatuhnya Orde Baru cenderung terjadi di Indonesia bagian Timur, dengan pengecualian daerah Aceh. Saat ini banyak analisis akademis, baik dalam bahasa Indonesia maupun Inggris yang telah mulai menguraikan aspek-aspek politis, sosial dan diskursif dari konflik-konflik di Timor Timur, Maluku, Maluku Utara, Poso, Kalimantan dan Papua. Penelitian-penelitian ini telah mulai meninggalkan penelaahan-penelaahan yang terlalu sederhana dan kerap sarat bias yang muncul segera setelah terjadinya konflik. Penelitian-penelitian tersebut mulai memberikan gambaran tentang konteks etnografis yang lengkap dan lebih rumit dari 'perang di Indonesia bagian Timur'. Gambaran ini memperlihatkan tercampur baurnya provokasi politik, ketegangan ekonomi, provokasi diskursif, dan adaptasi buletin lokal terhadap bentuk-bentuk identifikasi berdasarkan agama suku bangsa yang memberikan dorongan dan motif berbeda untuk ikut serta dalam setiap kerusuhan individual yang bergejolak di berbagai wilayah Indonesia Timur setelah tahun 1999. Walaupun setiap bentrokan/pertikaian (bahkan dalam satu wilayah konflik seperti Maluku atau Poso) seringkali bersifat unik secara politis dan pengalaman, mereka saling mempengaruhi satu sama lain. Setiap kerusuhan memupuk berkembangnya perasaan paranoia nasional yang disebarluaskan oleh media. Dalam prosesnya,setiap pertikaian/bentrokan menaburkan bibit-bibit kekerasan di tempat lainnya."
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rafiza Putri
"Tesis ini membahas tentang taktik apropriasi yang dilakukan oleh orang dengan tunanetra dalam praktik mobilitas menggunakan ponsel pintar dalam kehidupan sehari-hari di tengah himpitan strategi dari kelompok masyarakat dominan, orang non disabilitas. Cara masyarakat terstruktur dan terorganisasi dalam masyarakat modern telah secara sistematis tidak menguntungkan warga masyarakat dengan atribut minoritas. Inklusi menjadi cita-cita yang selalu digaungkan untuk pembangunan masyarakat berkelanjutan. Dengan memfokuskan kajian pada praktik mobilitas sebagai praktik dasar yang menjembatani aktivitas sehari-hari, penelitian ini berusaha mendengar suara enam orang dengan tunanetra untuk menghasilkan analisis mengenai apropriasi ponsel pintar untuk mobilitas orang dengan tunanetra. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan utama dengan menganalisis cara orang dengan tunanetra memandang dunia, mengapropriasi penggunaan ponsel pintar, dan melakukan taktik apropriasi ponsel pintar untuk mobilitas sehari-hari. Penelitian studi kasus ini menunjukkan bahwa cara pandang afirmatif menjadi latar belakang orang dengan tunanetra menggunakan fitur aksesibilitas dan aplikasi transportasi daring pada ponsel pintar untuk kebutuhan dan mobilitas sehari-hari di tengah masyarakat modern yang menuntut serba cepat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun berbagai peraturan secara internasional dan nasional disusun untuk mewujudkan inklusivitas, namun kesenjangan antara peraturan dan implementasi masih terjadi. Kebijakan yang bersifat simbolik, yang kurang melibatkan orang dengan disabilitas dalam proses pembuatan kebijakan berpotensi melatarbelakangi kesenjangan yang terjadi. Penelitian ini terbatas pada informan yang melakukan mobilitas dengan menggunakan ponsel pintar, sehingga penelitian ini merekomendasikan untuk penelitian berikutnya agar melakukan kajian kepada orang dengan tunanetra yang melakukan mobilitas tanpa menggunakan ponsel pintar.

This thesis discusses the tactics of appropriation carried out by people with visual impairments in the practice of mobility using smart phones in everyday life amid the crush of strategies from dominant group, the non-disabled people. The way society is structured and organized in modern society has systematically disadvantaged citizens with minority attributes. Inclusion becomes an ideal solution that is always echoed for sustainable community development. By focusing the study on mobility practice as a basic practice that bridges daily activities, this study seeks to hear the voices of six people with visual impairments to produce an analysis of appropriations of smartphone for the mobility of people with visual impairments. This research attempts to explore the way people with visual impairments view the world, the way they appropriate the use of smartphone, and the way they adopt smartphone as the tactic for daily mobility. This case study research shows that the affirmative model of disability provides a background for people with visual impairments using accessibility features and online transportation applications on smart phones for their daily needs and mobility in modern society. These results show that eventhough both international and national regulations have been developed to promote inclusivity, however the gap between regulations and implementation still exists. Symbolic policies, which do not involve people with disabilities in the policy-making process, have the potential to set the gap behind. This research is limited to informants who do mobility using smartphones, therefore this study recommends that for the next research to conduct studies on people with visual impairments who do mobility without using smart phones."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Tri Astut
"Bencana banjir lahar dingin merupakan bencana susulan pasca meletusnya gunung Merapi yang berada di Yogjakarta. Bencana ini menimbulkan trauma bagi masyarakat yang mengalaminya termasuk remaja perempuan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman traumatik remaja perempuan akibat banjir lahar dingin pasca erupsi gunung Merapi dalam perspektif tumbuh kembang di hunian sementara kabupaten Magelang. Subjek dari penelitian ini adalah enam partisipan yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.
Hasil penelitian: didapatkan enam tema gambaran traumatik bagi remaja perempuan yaitu respon psikologis, respon kognitif, respon fisik, perubahan hubungan sosial, pencapaian personal growth dan rehabilitasi kehidupan seharihari.
Rekomendasi: Tindak lanjut dengan penerapan dan pengembangan tematema yang sudah teridentifikasi dari pengalaman traumatik bagi remaja perempuan.

Cold lava flood disaster is catastrophic eruption of Mount Merapi was in Yogyakarta. This disaster cause a traumatic experience for the community including Adolescent female.
Purpose of this study was to explore the traumatic experience of adolescent Female in floods of cold lava after the eruption of Mount Merapi in the perspective of growth and development in Magelang regency shelter. Subjects in the study were the six partisipans taken purposively with the criteria had experienced traumatic. Methodology in qualitative research is phenomenological.
The results: six themes of the picture obtained traumatic for adolescent female, the psychological response, cognitive responses, physical responses, changes in social relationships, personal growth and rehabilitation of daily living.
Recommendation: Follow up with the application and development of the themes that have been identified from a traumatic experience for adolescent female."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31226
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Judyca Sarinah
"Masalah kemandirian dapat mempengaruhi munculnya masalah harga diri pada lansia. Hal itu disebabkan karena adanya etiologi intrinsik seperti kondisi fisik, kognitif, dan jiwa serta persepsi negatif lansia dan etiologi ekstrinsik seperti suasana tinggal di panti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik responden usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kondisi kesehatan, tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, tingkat harga diri, dan hubungan antara tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan tingkat harga diri lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan pada 75 responden dengan panduan instrumen Barthel Index dan Rosenberg Self-Esteem Scale dengan desain cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan 76 tergolong mandiri, 56 memiliki harga diri tinggi, dan tidak ada hubungan antara tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan tingkat harga diri p value 0,051; CI 95 . Penelitian berikutnya disarankan untuk meneliti hubungan antara tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dasar dan aktivitas kehidupan sehari-hari instrumental dengan tingkat harga diri pada lansia di panti sosial yang berbeda.

The independence problem can affect self esteem problem in elderly. It is caused by intrinsic etiologies such as the physical, cognitive, and mental conditions and the negative perception of elderly and extrinsic etiology namely the situation about living in elderly institution. The purpose of this research is to identify the characteristics of participants age, gender, education level, and health condition, the independence level of doing activities daily of living, the self esteem level, and the correlation between the independence level of doing activities daily of living with the self esteem level of elderly in Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 South Jakarta. This research was done for 75 participants by using Barthel Index and Rosenberg Self Esteem Scale with cross sectional design.
The result shows 76 participants are independent, 56 participants have high self esteem, and there is not correlation between the independence level of doing activities daily of living with the self esteem level p value 0,051 CI 95 . The next research is recommended to identify the correlation between the independence level of doing basic and instrumental activities daily of living with the self esteem level in different social elderly institution.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library