Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atika Dranesia
Abstrak :
Stunting merupakan salah satu dampak dari kekurangan gizi kronik pada anak yang akan membawa dampak jangka panjang pada pertumbuhan serta lintas generasi ibu melalui siklus sindrom stunting.. Keberadaan anak stunting di kabupaten Kerinci mencapai setengah dari populasi balita yang dapat dipengaruhi oleh faktor anak, keluarga dan budaya. Penelitian cross sectional dilakukan untuk mengetahui faktor determinan kejadian stunting. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 290 anak yang dipilih dengan metode cluster random sampling. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara kejadian stunting dengan jenis kelamin p=0,019, riwayat ASI eksklusif p=0,038, dan suku ibu p=0,042. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik menunjukkan faktor yang berhubungan terhadap kejadian stunting pada balita adalah jenis kelamin, riwayat pemberian ASI eksklusif, praktik pemberian makanan menurut kepercayaan/tradisi ibu, larangan makan dan tekanan untuk makan. Sementara faktor yang paling berhubungan dengan kejadian stunting adalah riwayat pemberian ASI eksklusif. Dengan demikian pemberian asuhan keperawatan pada anak stunting dapat dilakukan dengan melakukan peningkatan upaya pemberian ASI eksklusif, serta berfokus kepada budaya ibu dalam pemberian makan pada anak. ......Stunting is one of chronic malnutrition in children that will have long term impact on growth across generations through the cycle of stunting syndrome. The presence of stunting children in Kerinci district were about half of the under five years children population that can be affected by children, family and culture factors. Cross sectional study was conducted to determine the determinant factor of stunting. The number of samples in this study were 290 children selected by cluster random sampling method. The result of bivariate analysis shows the relationship between stunting incidence with sex p 0,019, history of exclusive breastfeeding p 0,038, and maternal ethnicity p 0,042 . The results of multivariate analysis using logistic regression showed factors related to stunting were gender, history of exclusive breast feeding, feeding practices according to mother 39 s belief tradition, restriction and pressure to eat. While the factor most related to the incidence of stunting is history of exclusive breastfeeding. Thus the provision of nursing care in stunting children can be done by improving exclusive breastfeeding efforts, and focusing on the mother 39 s culture in feeding the child.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weny Wulandary
Abstrak :
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, kesehatan dan gizi ibu yang buruk, pola asuh dan stimulasi psikososial tidak memadai. Tesis ini membahas determinan stunting pada anak usia 6 – 23 bulan di Provinsi Nusa Tenggara Timur menggunakan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan proporsi stunting pada anak usia 6 – 23 bulan di provinsi NTT sebesar 32,8%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan signifikan dengan stunting di antaranya adalah usia anak (OR: 1,723 CI 95% 1,215-2,445), jenis kelamin (OR: 1,777 CI 95% 1,305-2,419), BBLR (OR: 2,106 CI 95% 1,206-3,423), PBLR (OR: 1,768 CI 95% 1,133-2,759), riwayat penyakit infeksi (OR: 1,548 CI 95% 1,141-2,099), tingkat pendidikan ibu (OR: 1,555 CI 95% 1,136-2,127), dan sanitasi jamban (OR: 1,881 CI 95% 1,384-2,555). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor paling dominan terhadap stunting yaitu riwayat penyakit infeksi dengan nilai OR terbesar (p-value 0,003; OR: 2,244). Anak yang memiliki riwayat penyakit infeksi berisiko stunting sebesar 2,2 kali lebih tinggi dibandingan dengan anak yang tidak memiliki riwayat penyakit infeksi setelah dikontrol variabel usia anak, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, dan sanitasi jamban. ......Stunting is the impaired growth and development that children experience from chronic malnutrition, repeated infection, poor maternal health, and inadequate psychosocial stimulation. The focus of this study is determinants of stunting on 6 – 23 months children in East Nusa Tenggara Province using data from the Study of Indonesian Nutritional Status in 2021. This research is a quantitative study used cross sectional design. The results showed that the proportion of stunting in 6-23 months in NTT province was 32.8%. The results of bivariate analysis showed that variables significantly associated with stunting included child age (OR: 1.723 CI 95% 1.215-2.445), gender (OR: 1.777 CI 95% 1.305-2.419), LBW (OR: 2.106 CI 95% 1.206-3.423), LBH (OR: 1.768 CI 95% 1.133-2.759), history of infectious disease (OR: 1.548 CI 95% 1.141-2.099), maternal education (OR: 1.555 CI 95% 1.136-2.127), and toilet sanitation (OR: 1.881 CI 95% 1.384-2.555). The results of multivariate analysis showed that the most dominant factor of stunting was history of infectious disease (p-value 0,003; OR: 2.244). Children who have history of infectious disease are at risk of stunting by 2.2 times higher than children who do not have history of infectious disease after being controlled by child age, gender, LBW, LBH, and toilet sanitation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Nazmiah
Abstrak :
Masalah kurang gizi pada balita merupakan masalah gizi utama di Indonesia yang ditemui pada sebagian besar wilayah Indonesia termasuk DKI Jakarta. Penelitian pada bulan Mei-Juni 2012 di wilayah kerja Puskemas Petukangan Selatan Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Tahun 2012. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi protein (KEP) pada balita umur 6-59 bulan. Menggunakan metode cross sectional, dengan variabel dependen adalah KEP balita, sedangkan umur, jenis kelamin, asupan makanan, penyakit infeksi, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, penghasilan perbulan ketersediaan pangan, besarnya keluarga dan pemanfaatan pelayanan kesehatan menjadi variabel independen Hasil penelitian menunjukan proporsi balita yang mengalami KEP adalah 54,2%. Hasil analisis bivariat, faktor-faktor yang berhubungan adalah asupan makanan, penyakit infeksi, pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kesimpulannya proporsi KEP termasuk tinggi. Saran pelaksanaan program intervensi gizi fokus pada kelompok rentan, mereplikasi pos gizi, promosi kesehatan gizi dan kerja sama lintas sektor. The problem of less nutrition especially for children under five is still the case of main nutrition in Indonesia that can be found in most regions either in country side or Town, even it occurs in province of DKI Jakarta. This research was carried out from May to June 2012 in Local Government Clinic in Petukangan Selatan The sub-distric of Pesanggrahan in 2012. The goal of this research is to know the factors relating to the less energy of protein which occurs on children under five- age, within 6 to 59 months. The research used the method of cross sectional.The Dependent Variable is the status of the less energy of protein it self, whereas age, sex, food, disease infection, education of their mothers, jobs and duties, incomes per month, the amount of family, and health services become the Independent Variable. The result of this research showed that the proportion of children under fiveage who experienced the less energy of protein based on weights and ages was 54,2 %. The analyses of the factors relating to the less energy of protein was the need of food,disease infection,jobs and duties and use the health services. The conclusion of this research is that the proportion of KEP for children under five-age in Local Government Clinic in South Petukangan is high. It is suggested to carry out the intervention of nutrient program and give the focus on maximize the nutrition post and replication of nutrition post, the promotion about health as a prevent, and join with another institution.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Roza Werdani
Abstrak :
Kekurangan gizi merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh asupan makanan yang tidak adekuat dan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kekurangan gizi (wasting) pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Kekurangan gizi (wasting) diukur menggunakan indikator berat badan menurut panjang badan (BB/PB). Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri (berat badan dan panjang badan) dan wawancara kuesioner dengan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17,0% anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang mengalami kekurangan gizi (wasting). Dari 153 anak usia 6-23 bulan, 44,4% mengalami infeksi saluran pernapasan akut dan/atau diare dalam 2 minggu terakhir, 47,7% tidak ASI eksklusif, 43,1% tidak mencapai minimum dietary diversity, 52,9% tidak mencapai minimum acceptable diet, 32,0% mengalami defisit asupan energi, dan 52,9% defisit asupan protein. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa penyakit infeksi (p-value =0,032) dan asupan energi (p-value =0,017) berhubungan signifikan dengan kekurangan gizi (wasting). Uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa asupan energi merupakan faktor dominan kekurangan gizi (wasting) pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang tahun 2019 (OR=5,616; 95% CI : 1,193-26,438).
Undernutrition is a form of malnutrition caused by inadequate food intake and infectious diseases. The present study was conducted to determine the dominant factor related to undernutrition (wasting) among children aged 6-23 months in Pagedangan, Tangerang District. Cross-sectional designs were used to conduct this study. Undernutrition (wasting) was measured using child weight-for-height (WHZ) indicator. The data were collected by anthropometric measurements (body weight and body length) and questionnaire interviews with respondents. This study showed that 17.0% of children aged 6-23 months in Pagedangan, Tangerang District were wasted. Of the 153 children aged 6-23 months, 44.4% had acute respiratory infections and/or diarrhea in the past 2 weeks, 47.7% did not exclusively breastfeed, 43.1% had un-met the minimum dietary diversity, 52.9% had un-met a minimum acceptable diet, 32.0% had a deficit of energy intake and 52.9% had a deficit of protein intake. Chi-square analysis revealed that infectious diseases (p-value=0.032) and energy intake (p-value=0.017) were significantly associated with undernutrition (wasting). Multiple logistic regression analysis revealed that energy intake was the dominant factor of undernutrition (wasting) among children aged 6-23 months in Pagedangan, Tangerang District in 2019 (OR=5,616; 95% CI:1,193-26,438).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library