Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tambun, Madschen Sia Mei Ol Siska Selvija
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko ergonomi pekerjaan tenun ulos yang dilakukan dan hubungannya dengan keluhan MSDs pada pekerjaan tenun ulos di Kelurahan Martimbang dan Kelurahan Kebun Sayur Kota Pematang Siantar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Penelitian ini dilakukan pada 42 orang pekerja tenun ulos. Tingkat risiko ergonomi per bagian tubuh terkait postur, beban, durasi dan frekuensi menggunakan REBA serta tingkat keluhan MSDs per bagian tubuh yang dirasakan oleh pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map.
Hasil analisis risiko ergonomi dengan metode REBA terhadap tahapan pekerjaan tenun ulos memiliki tingkat risiko ergonomi paling tinggi pada tahap menarik kayu. Hasil kuesioner Nordic Body Map, paling banyak merasakan keluhan MSDs pada pinggang belakang (79%), bahu kanan (71%), bahu kiri (62%), pantat (62%), lengan atas kanan (50%) dan betis kanan (50%). Distribusi keluhan MSDs berdasarkan umur paling banyak pada pekerja umur 30 s/d 45 tahun, berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada perempuan, berdasarkan masa kerja paling banyak pada pekerja dengan masa kerja lebih dari 10 tahun dan berdasarkan kebiasaan olah raga paling banyak pada pekerja yang tidak terbiasa berolah raga.

The pupose of this study was to determine the risk of weaver ulos who carried out the work ergonomics and its relationship with symptons of MSDs in Martimbang and Kebusn Sayur Village Pematang Siantar City. This was an observational study. The population amounting to 42 people. The level of ergonomics risk related to the body posture, weight, duration and frequency using REBA tool, and the level of MSDs complaints that is felt by workers per part of the body using Nordic Body Map questionnaire.
Ergonomics risk analysis results using the method of REBA according to the stages of weaving ulos that pull timber is the highest one. Nordic Body Map Questionnaire results about MSDs complaints were many who complained on the waist (79%), right shoulder (71%), left shoulder (62%), bottom (62%), right upper arm (50%) and right calf (50%). Distribution of MSDs based on age mostly occur on workers aged 30 until 45 years, based on sex mostly occur on female workers, based on working experience mostly occur on workers which has been worked for more than 10 years and based on sport habit mostly occur on workers whish have no habit of working out sports.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31762
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Ayu Eurohastanti
"ABSTRAK
MSDs memiliki prevalensi tinggi di beberapa pekerjaan berbeda sehingga menjadi salah satu isu kesehatan kerja yang perlu dikendalikan. Klinik perusahaan mencatat bahwa prevalensi nyeri otot pada pekerja PT. X bulan Januari 2016 November 2016 sebanyak 18 kunjungan klinik dengan diagnosa nyeri otot dan sendi, yang diduga merupakan kasus MSDs yang diakibatkan diakibatkan karena pekerjaan terkait penggunaan komputer. Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 119. Sampel yang diambil merupakan seluruh karyawan PT. X. Faktor risiko yang digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini diantaranya faktor risiko individu BMI dan perilaku merokok, lingkungan lingkungan fisik dan peralatan kerja, fisik postur, durasi dan waktu istirahat, dan psikososial beban kerja, tugas pekerjaan, jenjang karir, hubungan interpersonal, kontrol, dan stress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara keluhan MSDs kronis dengan BMI (OR = 8.93), postur (OR = 2.81), waktu istirahat (OR = 6.0), durasi (OR = 2.747), tugas pekerjaan (OR = 3.33), beban kerja (OR = 2.63), stress kerja (OR = 2.82). Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa waktu istirahat merupakan variabel yang paling mempengaruhi terjadinya keluhan MSDs kronis (OR = 7,82) dengan variabel lain yang siginifikan ialah BMI dan stress kerja karyawan.

ABSTRACT
High prevalence of MSDs in different work activities lead to occupational health and safety issue that must be controlled. Company's clinic found that 18 visits reported with Myalgia diagnose as a MSDs complaint case caused by work activity around PT. X workers from January 2016 November 2016. This research is cross sectional with 119 sample. The sample are all employee at X. Dependent variable is MSDs complaint, whereas independent variables as risk factor are individual factors BMI, current smoking status, physical factors posture, rest break, and duration, psychosocial factors work load, task, carier level, interpersonal relation, job control, and job stress, physical environment, and work equipment. The results of this research shown that there is a significance relation between MSDs Chronic Complaint with BMI (OR 8.93), posture (OR 2.81), rest break (OR 6.0), durasi (OR 2.747), task (OR 3.33), work load (OR 2.63), job stress (OR 2.82),. Mutivariate analysis shown that rest break is a domant factors associated with MSDs complaint whereas BMI dan job stress are the other significant factors. "
2017
T48863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Paramitha
"Aktivitas pekerjaan perajin ukiran batu dalam proses produksinya memiliki bahaya ergonomi yang dapat berisiko terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) terkait dengan postur janggal dalam durasi lama, gerakan berulang dan rutin dilakukan setiap hari. Penelitian dilakukan pada proses kerja perajin ukiran batu di Duta Alam, Jakarta Selatan tahun 2014 bertujuan untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) menggunakan Nordic Body Map. Hasil penelitian didapatkan tingkat risiko ergonomi pada pekerjaan perajin yaitu risiko sedang sebanyak 6 aktivitas kerja dan tingkat risiko tinggi sebanyak 8 aktivitas kerja dari 14 aktivitas pekerjaan yang ada.
Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui keluhan MSDs yang paling banyak dirasakan perajin pada pinggang bagian bawah dan pinggang bagian atas (92,9%). Keluhan yang dirasakan berupa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku, kejang/keram dan kesemutan. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu karakteristik individu yang terdiri dari umur, jenis kelamin, masa kerja, jam kerja per hari, Indeks Massa Tubuh (IMT), kebiasaan merokok dan aktifitas fisik. Sebagian besar aktivitas kerja memiliki tingkat risiko ergonomi tinggi sehingga diperlukan segera tindakan perbaikan desain tempat kerja. Disarankan juga adanya pengaturan waktu kerja dan istirahat yang efisien bagi perajin.

Job activities stone artisans in the production process has ergonomic hazard that could have risk the occurence of Muskuloskeletal Disorders (MSDs) associated with awkward posture with long-duration, repetitive movements and routine activity. The study was conducted on the working process of stone artisans in Duta Alam, South Jakarta in 2014 to assess the level of ergonomic risk based methods Rapid Entire Body Assessment (REBA) and Musculoskeletal Disorders (MSDs) using Nordic Body Map. From the results on the occupational risk levels obtained medium risk 6 work activities and high risk 8 work activities of 14 processes the work activities.
The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint MSDs that be perceived stone artisans to low back and upper back (92.9%). The complaints is stifness, painful, tingling, andspasms. In addition toergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors consists of individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked, body mass index, smoking habit, and physical activities. Most of the work activities have a high level of ergonomic risk that required immediate corrective action design of the workplace. In addition, suggested of regulating working and rest time efficient for crafter.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwandi Raharjo
"Risiko ergonomi merupakan salah satu bentuk risiko yang disebabkan karena hubungan kexja manusia, mesin (alat) dan lingkungan. Faktor risiko ergonomi terdini dari faktor fisik, faktor psikososial dan faktor individu. Faktor fisik yang terdiri dari repetition, force, poslure, vibralion, compression, dan linglcungan (cahaya, bising, suhu), psikososial misalnya job content, work/time pressure, job control, social support, job dzlssaliwaction, dan falctor individu, misalnya, umur, status sosial- ekonomi, merokok, riwayat kesehatan, jenis keiamin, onthropomerry dan aktifitas fisik Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko egonomi pekerjaan pemanenan kelapa sawit secara manual dan hubungannya dengan keluhan MSDs.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah pekerja panen dan muat kelapa sawit di kebun kelapa sawit PT. X Sumatera Selatan tahun 2008. Sampel penelitian adalah selumh pekerja panen dan muat kelapa sawit yang beljumlah 117 orang. Variabel independen adalah postur, beban, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, umur, lembur dan lama kcrja. Variabel dcpenden adalah keluhan MSDs. Data diolah secara kualitatif dengan metode REBA dan analisis kuantitatif dengan bantuan software SPSS.
Hasil penelitian, berdasarkan metode REBA tingkat risiko ergonomi panen dan muat rnasuk kategori tinggi (8 - 10), tingkat aksi 3 dan dibutuhkan tindakan scgcra. Deskripsi dari responden adalah jenis pekerjaan (pemanen = 98 dan pemuat = 19), tingakt pendidikan (5 SD = 98 dan > SD = 19), kerja lembur ( lembur = 37 dan tidak lembur = 80), lama kerja (S 2 tahun = 37 dan > 2 tahun = 80), dan umur (< 45 tahun = 112 dan 2 45 tahun = 5). Dari uji bivariat didapat hasil bahwa variabel jenis pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap keluhan MSDS yaitu untuk pckerjaan pemanenan. Sedangkan variabel yang lain, yaitu status pernikahan, tingkat pendidikan, kexja lembur, lama bekerja dan umur pekerja tidak berpengaruh signifikan terhadap keluhan MSDs.
Kesimpulan, hasil score REBA hight, keluhan terbanyak dialami pada bagian leher dan punggung bawah, dan paling sedikit dari responden adalah pada bagian pantat, jenis pekerjaan berpengaruh signifikan tcrhadap jumlah keluhan. Saran kepada manajemen, perlu pengecekan kesehatan terkait keluhan otot rangka, penyuluhan kepada pekezja pzmcn dan muat TBS tentang tata cara kerja yang aman, selamat dan sehat, pengaturan waktugam keqa terkait pemulihan kcscgaran tubuh, termasuk kebijakan lembur dan program mekanisasi pekmjaan pemanenan dan pemuatan TBS. Saran untuk pekcnja, agar mclaporkan kepada Puskesbun jika merasakan/mengalami gangguan otot-rangka, menerapkan perilaku hidup sehat (tidak/kurangi merokok, waktu istirahat cukup, makan makanan bergizi seimbang) dan mcmatuhi prosedur kerja pemsahaan yang telah ditetapkan terkait kexja yang aman, sehat dan selamat. Saran lmtuk peminat K3, perlu penelitian lanjutan mengenai hubungan faktor risiko ergonomi (termasuk fbktor psikososial) dengan keluhan MSDs, aspek K3 pemanenan kelapa sawit.

Ergonomic risk is a risk fonn due to relation among people task, machine, and environment. Ergonomic risk factor include physical factor, psichosocial factor and individual factor. The physical factor sucah as repetition, force, posture, vibration, compression, and environment (lighting, noise, temperature), psycosocial factor consist of job content, work/time pressure, job control, social support, job dissatisfaction, and individual factor suach as age, social-economic status, smoking, health historical, gender, anthropometry and other physical activities.
This research aimed at knowing the ergonomic risk factor and level and MSDs discomfort on harvesters of oil palm plantation in PT. X South Sumatera. This research is classified as an observational research with the plan of cross sectional research. The research population is the workers in harvesting and fresh fruit bunch (FFB) loading to truck in PT. X South Sumatera year 2008. The research sample is total populasi as amount 117 respondences. The independent varibale are posture, force, type of job, educational level, age, over time work, and age of work. The dependent variable is MSDS discomfort. The data is processed qualitatively by REBA method and quantitative analysis with the computere help.
The result of this research, ergonomic risk level (REBA) score is 8 to 10, action level 3 and necessary soon, the highest level is loading worker. The description of the respondence, type of job (harvesters = 98, loaders = 19), educational elevel (S elementary = 98 dan > elementary = 19), overtime( yes = 37, no = 80), age of work (5 2 years = 37, > 2 years = 80), and age (< 45 years = 112, 245 years = 5). The result of bivariate analysis shows that type of job has significant relations with MSDS discomfort (p-value = 0.027, OR = 0.29l, 95% CI : 0,106 - 0,799). Others variables, marital status, educational elevel, over time, age of work, and age have no significant relation with MDSs.
Conclusion, REBA score is hight, the most discomfort are neck and low back, the lesst is hip/buttock. Type of job (harvesting) has significant correlation with MSDS discomfort. Suggestion for management, need checking the healthly related to MSDs discomfort, socialise to working regarding safe and health harvesting and loading FFB, arrangement of working hour related to recovery and overtime policy, mechanisation program for harvesting, for worker, inform to Puskesbun if feel discomfort of MSDS, healhty life style, and complince with company procedure, and for OIIS concemers, need the next research about ergonomic risk including psicosocial factors and MSDS discomfort of harvesting job, and OHS aspect of oil palm harvesting.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34286
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azelytta Adriani
"Perkembangan teknologi dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam dunia usaha. Akan tetapi, perkembangan ini dapat berdampak negatif apabila tidak sesuai dengan karakteristik dan kemampuan pekerja. Salah satu risiko akibat ketidaksesuaian tersebut adalah Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini menilai postur pada pekerja di Sentra Industri Tas PATRIA tahun 2013 yang bekerja dengan posisi duduk dengan jumlah responden 20 orang. Faktor lain yang berkaitan dengan postur adalah durasi, frekuensi dan beban yang dinilai menggunakan RULA. Penilaian ini dilengkapi menggunakan QEC untuk mendapatkan skor per bagian tubuh. Penelitian ini juga menggambarkan karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin, masa kerja, IMT, perilaku merokok, perilaku olahraga yang berkontribusi terhadap terjadinya MSDs. Penelitian ini menilai keluhan MSDs menggunakan kuisioner NBM. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan disain studi cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan risiko MSDs sangat tinggi pada seluruh proses pembuatan tas dan agenda yaitu pemotongan, penempelan, penjahitan pola dan finishing. Keluhan terbanyak adalah pada bagian leher bagian atas (60%), bahu kanan, punggung dan pinggang (masing-masing 50%). Untuk itu diperlukan upaya pengendalian secara ergonomi berupa perbaikan disain tempat kerja dan administrasi seperti pembatasan jam kerja, penyuluhan cara bekerja yang ergonomi dengan melibatkan pemiliki usaha dan Puskesmas setempat serta melibatkan pekerja secara aktif untuk menurunkan tingkat risiko dan keluhan MSDs.

Technological development can help improve the effectiveness and productivity. However, these developments could have a negative impact if it is not in accordance with the characteristics and capabilities of workers. One such discrepancy is due to the risk of Musculoskeletal Disorders (MSDs). This study assesses posture on workers in industrial centers PATRIA bag in 2013 working in a sitting position with the number of respondents 2013. Another factor is related to postir duration, frequency and workload was assessed using RULA. This assessment was completed with using the QEC to get a risk index score on the body. This study also present the individual characteristics such as age, gender, years, body mass index, smoking and exercise behaviors that contribute to the occurrence of MSDs. This assessment also assessed MSDs complaints using a questionnaire NBM. This study is a descriptive observational cross-sectional study design. the results of this study showed a very high risk of MSDs in the whole process of bag making and agenda that is cutting, pasting, sewing and finishing. Most complaints are on the upper neck (60%), right shoulder, back, and waist (50%). for it, necessary control measures with improved ergonomic design and administrative work such as restrictions on hours of work, work ergonomics extension method involving local business owners and health centers as well as actively involving workers ringkat to reduce the risk of MSDs and complaints."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horry Andres
"Proses kerja dengan banyak aktivitas biasanya menggunakan seluruh anggota tubuh dan membutuhkan kinerja otot yang maksimal. Proses pekerjaan pembuatan sandal kulit banyak dilakukan secara manual sehingga berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorders/MSDs). Penelitian ini dilakukan pada perajin sandal kulit di Bengkel Reza Leather Kranggang, Bekasi Tahun 2014 untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode REBA dan keluhan MSDs. Responden sebanyak seluruh perajin (16 orang). Dari hasil penelitian didapatkan tingkat risiko pekerjaan dari 24 aktivitas pekerjaan yang ada yaitu risiko tinggi (high) 3 pada aktivitas kerja pewarnaan sandal, penggarisan pola mukaan, dan pencucian sol. Kemudian risiko sedang (medium) terdapat 10 aktivitas kerja, dan risiko rendah (low) 11 aktivitas kerja. Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui bahwa keluhan MSDs yang dirasakan perajin pada leher bagian atas dan leher bagian bawah (93.75%), kemudian pinggang bagian bawah (87.5%) serta punggung (81.25%). Keluhan yang dirasakan berupa rasa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku dan kesemutan serta kram/kejang. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu faktor risiko pekerjaan yang terdiri dari posisi kerja dan pencahayaan, serta karaktersitik individu yang terdiri dari umur, masa kerja, jam kerja per hari, indeks masa tubuh, dan kebiasaan merokok.

The process of working with many activities normally will use the whole body and require maximum muscle performance. The process of making leather sandals much work is done manually so that to induce risk of musculoskeletal disorders (Musculoskeletal Disorders / MSDs). The research was to do craftsman leather sandals at Reza Leather Workshop, Kranggan, Bekasi in 2014 to describe the level of ergonomic risk based methods REBA of musculoskeletal disorders and complaints. Responden of all craftmans (16 persons). From the results, the risk level of work activity of 24 existing jobs are high risk (high) 3 to the work activity staining sandals, hatching patterns of the surface, and leaching sol. Then the risk of moderate (medium) contained 10 work activities, and low risk (low) 11 work activities. The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint musculoskeletal disorders that be perceived craftmans to upper neck and lower neck (93.75%); and then the lower back (87.5%); and the back (81.25%). The complaints is stifness, painful, tingling, and cramps/spasms. In addition to ergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors work consists of working positions and lighting, as well as an individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked per day, body mass index and smoking habit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library