Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitriyah Handayani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26549
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti iddriandika Mauda
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S26637
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Eka Putri
"Skripsi ini membahas masalah MSDs yang dialami oleh perawat di Rumah Sakit X yang dinilai dengan metode REBA dan NBM. Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat tiga (3) aktivitas yang berisiko tinggi yaitu, mengangkat pasien, mendorong branchar, dan menarik branchar. Sedangkan tiga (3) aktivitas lain menunjukkan tingkat risiko yang sedang, yaitu pada aktivitas mendorong kursi roda, memasang infus, dan mengukur tensi darah. Adapun keluhan subjektif paling banyak dirasakan perawat pada bagian leher bagian atas, bahu kiri, bahu kanan, punggung, pinggang bagian atas, pinggang bagian bawah, lutut kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri. Oleh karena itu diperlukan pengendalian baik secara engineering maupun administratif untuk mencegah cedera.

Focus of this study is problem of MSDs experienced by nurses at Hospital X as assessed by the REBA and NBM methods. The results of the assessment showed that there were three (3) high-risk activities, namely lifting the patient, pushing the branchar, and pulling the branchar. Meanwhile, three (3) other activities showed a moderate level of risk, namely pushing a wheelchair, placing an infusion, and measuring blood pressure. The subjective complaints were mostly felt by nurses in the upper neck, left shoulder, right shoulder, back, upper waist, lower waist, right and left knees, right and left legs. Therefore it is necessary to control both engineering and administrative to prevent injury."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Syafira
"Kurangnya pencahayaan di tempat kerja berdampak pada kesehatan mata. Penelitian ini membahas tentang gambaran tingkat pencahayaan terhadap keluhan subjektif kelelahan mata pekerja di ruang security and safety PT. XYZ tahun 2016. Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan desain studi cross sectional. Data didapat dari penyebaran kuesioner dan melakukan pengukuran tingkat pencahayaan di ruang kerja yang kemudian dibandingkan dengan tingkat pencahayaan yang ada pada KepMenKes No.1405/MENKES/SK/XI/2002. Hasil penelitian menunjukkan tingkat cahaya 81,3% tidak memenuhi NAB dan mengalami keluhan mata sebesar 87,5%. Faktor tampilan layar monitor dan kelainan refraksi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kelelahan mata.

The lack of illumination in the workplace have an impact on eye health. This study are discussed about illumination level overview based subjective complaints on eyestrain workers in the security and safety's room of PT. XYZ year 2016. The study are descriptive by using cross sectional study design's approach. Data have been obtained from questionnaires and measuring of the illumination's level in the workspace and then compared with the illumination's level standard based on Kepmenkes No.1405/Menkes/SK/XI/2002. Based on the research showed that 81.3% of the lighting's level didn't meet NAB (Illumination's Threshold Value) and experiencing eye's complaints reach out to 87.5%. Factors of display's screen and abnormal refraction have a significant impact to human's eyestrain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safiera Amelia
"PT XYZ adalah industri manufaktur yang memiliki proses produksi yang menghasilkan panas dan berpotensi menimbulkan heat stress bagi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keluhan subjektif akibat tekanan panas pada pekerja di area fermentasi kedelai dan pemasakan PT XYZ. Penelitian dilakukan pada 55 responden dengan desain studi cross sectional deskriptif. Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) digunakan untuk mengukur risiko tekanan panas. Kuesioner menilai keluhan subjektif pekerja akibat tekanan panas.
Hasil menunjukkan indeks WBGT rata-rata di area adalah 27,35°C - 32,29°C. Terdapat 70,9% responden mengalami tekanan panas dan 54,5% mengalami keluhan ringan. Keluhan subjektif utama yaitu banyak berkeringat (67,3%) dan merasa haus (50,9%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keluhan subjektif, yaitu kejadian tekanan panas (p value= 0,001) dan beban kerja (p value= 0,019). Rekomendasi dari segi teknis, administratif, maupun personal dibutuhkan untuk meminimalisasi keluhan subjektif dan dampak kesehatan akibat tekanan panas.

PT XYZ is a manufacturing industry which has production process that produces heat and potentially cause heat stress for workers. The purpose of this study was to determine factors related to the level of subjective complaints due to heat stress among workers in soybean fermentation and cooking area. This study performed on 55 workers using cross sectional descriptive study design. Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) were used to quantify risk of heat stress. Questionnaires assessed worker's subjective complaints from heat stress.
Results showed WBGT index in the average area are 27,35°C - 32,29°C. About 70,9% respondents experienced heat stress and 54,5% suffered minor complaints. The most subjective complaints were excessive sweating (67,3%) and feeling thirsty (50,9%). Factors related to the level of subjective complaints were heat stress (p value= 0,001) and workload (p value= 0,019). Hence, the recommendation such as engineering, administrative, and personal control are needed to minimize the subjective complaints and adverse health effect of heat stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarah Defi Saputri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tekanan panas dan keluhan subjektif yang ada di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas. Bahaya panas merupakan salah satu hazard yang ada di dunia industri saat ini. Bahaya panas yang tidak ditangani dengan benar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang biasa disebut heat-related disorders. Pajanan panas ke tubuh pekerja akan direspon tubuh melalui heat strain. Indeks WBGT Indoor di area produksi PT Frisian Flag Indonesia menunjukkan nilai antara 23,920C sampai 32,780C. Setelah dilakukan analisis, didapatkan bahwa 50 responden yang menjadi subjek penelitian, 24 responden termasuk kelompok berisiko mengalami tekanan panas. Seluruh responden penelitian pernah mengalami keluhan akibat pajanan tekanan panas tetapi dengan frekuensi yang berbeda-beda.

This study aims to determine heat stress and subjective complaints in PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas. Heat is one of the hazards that exist in the industry today. Heat stress that are not addressed properly will cause a variety of health problems commonly called heat-related disorders. Heat exposure to the worker's body will be responded by body through heat strain. Indoor WBGT index in the production area of PT Frisian Flag Indonesia showed values between 32.780C- 23.920C. After analysis, it was found that 50 respondents which is the subject of research, 24 respondents including groups at risk of heat stress. The entire study respondents have experienced complaints due to exposure to heat stress but with different frequencies."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Sarah Andriyari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran keluhan subjektif akibat kejadian tekanan panas yang memajan pekerja di area penatu dan dapur Crowne Plaza Hotel Jakarta pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 105 orang. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 12 responden (11,4%) mengalami kejadian tekanan panas. Selain itu, hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa terdapat tujuh keluhan yang dirasakan oleh lebih dari 50% responden yaitu, cepat haus (93,3%), banyak berkeringat (91,4%), merasa cepat lelah (67,6%), jarang buang air kecil/air seni sedikit (65,7%), lemas (59,0%), tidak nyaman dalam bekerja (56,2%), dan pusing atau berkunang-kunang (50,5%). Berdasarkah hal tersebut, perlu dilakukan pengendalian baik dari segi teknis, administratif, maupun personal untuk meminimalisasi keluhan subjektif dan risiko kesehatan akibat tekanan panas.

ABSTRACT
This study aims to explain the overview of subjective complaints caused by heat stress exposure among workers in laundry and kitchen area of Crowne Plaza Hotel Jakarta in 2015. This study uses observational method with cross sectional study design. 105 workers from laundry and kitchen area becomes the respondents of this study. This study shows that 12 respondents (11,4%) experienced heat stress. Moreover, there are seven subjective complaints which are felt by more than 50% workers are feeling thirsty (93,3%), sweating (91,4%), feeling tired (67,6%), jarang infrequent urination (65,7%), feeling limp (59,0%), feeling uncomfortable while working (56,2%), dan headache (50,5%). Therefore, efforts such as technical and administrative control, personal control are needed to minimize the subjective complaints and adverse health effect of heat stress.
"
2015
S60747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyanti
"Aktivitas administrasi di dalam ruang kantor seperti menulis, membaca, mengetik dan menggunakan komputer merupakan pekerjaan yang dilakukan terus menerus dan membutuhkan tingkat pencahayaan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pencahayaan dan keluhan subjektif kelelahan mata pada pekerja di ruang kantor PT. XYZ tahun 2017. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pencahayaan, usia, lama kerja, kelainan refraksi, perilaku berisiko terhadap kesehatan mata, durasi kerja, kekontrasan, dan tampilan layar monitor. Sedangkan variabel dependen adalah keluhan subjektif kelelahan mata. Penelitian ini dilakukan kepada 45 orang pekerja dengan desain studi cross sectional.
Hasil pengukuran tingkat pencahayaan menggunakan lux meter diketahui bahwa 80 area kerja tidak memenuhi standar Permenkes No. 48 Tahun 2016, dimana terdapat 82,2 pekerja mengalami keluhan subjektif kelelahan mata. Hasil penelitian ini tidak menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara karakteristik individu usia, lama kerja, kelainan refraksi, perilaku berisiko terhadap kesehatan mata, faktor pekerjaan durasi kerja, kekontrasan,tampilan layar monitor, dan tingkat pencahayaan dengan keluhan subjektif kelelahan mata.

Administrative activities in office such as writing, reading, typing and using computers are work that are done repetitively and require adequate lighting levels. This study aims to analyze the lighting level and subjective complaints of eye fatigue in workers in the office of PT. XYZ in 2017. The independent variables in this study are the lighting level, age, duration of employment, refractive abnormalities, risky behavior, duration of work, contrast, and monitor screen display. While the dependent variable is subjective complaints of eye fatigue. This research was conducted to 45 workers with cross sectional study design.
From the measurement of ligthing level using lux meter, 80 work area is known to not meet the standard of Permenkes. 48 of 2016, where 82.2 of workers are experiencing eyestrain due to insufficient level of lighting. The results of this study did not show any significant relationship between individual characteristics age, duration of work, refractive abnormalities, risky behavior to eye health, occupational factors duration of work, contrast, monitor screen display and lighting level with subjective complaints of eyestrain on workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Bagus Riyanto
"Aktivitas di dalam ruang kantor seperti menggunakan komputer merupakan pekerjaan yang paling sering dilakukan. Penggunaa komputer yang terus-menerus setiap harinya akan menimbulkan risiko pekerja mengalami musculoskeletal disorders MSDs. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi dan keluhan subjektif MSDs pada pekerja pengguna komputer di kantor PT XYZ. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat risiko ergonomi, usia, jenis kelamin, masa kerja, durasi kerja, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan keluhan subjektif MSDs. Penelitian ini dilakukan kepada 26 pekerja dengan desain studi cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan antara indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, serta kebiasaan olahraga terhadap keluhan subjektif MSDs.

Office activities such as computer use are the most common tasks. Continuous computer usage every day poses a risk to workers experiencing musculoskeletal disorders MSDs. This study aims to know the level of ergonomic risk and subjective complaints MSDs on computer user workers in the office of PT XYZ. The variables studied in this study were an ergonomic risk, age, gender, length of service, duration of work, body mass index, smoking habit, exercise habit, and subjective complaints MSDs. This research was conducted to 26 workers with cross sectional study design. The results showed that there was a tendency between body mass index, smoking habits, and exercise habits of subjective MSDs complaints. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Sensiana Sundari
"Penelitian ini tentang Hubungan antara Dosis Pajanan Kebisingan Personal dengan Keluhan Subjektif (Non Auditory) Pada Pekerja Di Area Utilities 05 Di Sebuah Perusahaan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi Tahun 2015. Pengukuran dosis pajanan bising personal diukur menggunakan alat Noise Dosimeter, sementara data responden dan keluhan subjektif (non audiotory) diperoleh menggunakan kuesioner. Metode yg digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan melakukan observasi dan pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara dosis pajanan kebisingan personal dan karakteristik pekerja dengan keluhan subjektif (non audiotory).

This study is about the relationship between personal noise dose exposure with Subjective complaints (Non Auditory) On Workers At Utilities Area 05 In A Leading Oil and Gas Company in 2015. Personal noise exposure dose was measured by using a Noise Dosimeter, while the data of respondents and subjective complaints (non audiotory) was obtained by a questionnaire. Method which is used in this research is quantitative observation and data collection. The results showed there is no relationship between the personal noise exposure dose with subjective complaints (non audiotory)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>