Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Ratna Sarashvati
Jakarta: Yayasan Kusuma Buana, 2008
344.04 Sar t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amma Rahmala Sari
"ABSTRAK
Literasi kesehatan menjadi prediktor status kesehatan individu. Literasi kesehatan dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan kognitif dan sosial individu untuk menerima, memproses, memahami dan menggunakan informasi untuk membuat keputusan bagi kesehatannya. Literasi kesehatan ini dapat mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang, termasuk kebiasaan makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan literasi kesehatan dengan kebiasaan makan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa kesehatan dan non kesehatan. Metode dalam penelitian ini menggunaan metode cross sectional dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 350 mahasiswa. Literasi kesehatan diukur menggunakan kuesioner Health Literacy Questionnaire, sedangkan kebiasaan makan diukur menggunakan Food Frequency Quesionnaire modifikasi. Penelitian ini diikuti oleh 212 mahasiswa perempuan, 174 memiliki suku Jawa, 264 mahasiswa non kesehatan, dan 189 mahasiswa tinggal bersama orang tua. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat literasi kesehatan dengan kebiasaan makan yang diuji menggunakan chi square p=0,024;OR=8,438 . Peningkatan kemampuan literasi kesehatan pada mahasiswa diperlukan untuk membantu pembentukan perilaku kebiasaan makan yang baik. Untuk itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan literasi kesehatan dengan menyediakan website informasi kesehatan yang terpercaya dan pembuatan aturan tentang kebiasaan makan di lingkungan organisasi.

ABSTRACT
Health literacy is a predictor of an individual 39 s health status. Health literacy can be interpreted as knowledge, cognitive and social skills to receive, process, understand and use information to make health decisions. Health literacy will affect on one 39s health behavior including eating habits. The aim of study was to identify relationships of health literacy with eating habits on health and non health students rsquo executive council SEC . This study used cross sectional method with accidental sampling. Samples in this study are 350 students. Health literacy used the Health Literacy Questionnaire, whereas eating habits used a Food Frequency Quesionnaire which has been modified. This study consist of 212 females, 174 Javanese, 264 non health students, and 189 students live with parents.The results showed a significant relationship between health literacy level and eating habits with chi square statistical test p 0,024 OR 8,438. Improving students 39 health literacy skills is needed to establish good behavior of eating habits. Therefor, we need an effort to improve health by providing a trusted and integrated health information website and create regulation about eating habits in organization circle. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Noviana Nasriyanto
"ABSTRAK
Literasi kesehatan (health literacy) didefinisikan sebagai keterampilan kognitif dan sosial yang menentukan motivasi dan kemampuan individu untuk mendapatkan akses untuk memahami dan menggunakan informasi dengan cara mempromosikan dan memelihara kesehatan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan beserta determinan sosialnya pada mahasiswa tingkat pertama program sarjana reguler Universitas Indonesia tahun angkatan 2017/2018. Penelitian dengan desain potong lintang (cross-sectional) ini menggunakan instrumen Health Literacy Scale versi 16 item (HLS-EU- Q16) dan mendapatkan data dari 373 mahasiswa yang tersebar pada tiga rumpun keilmuan di Universitas Indonesia (Rumpun Sains dan Teknologi, Rumpun Sosial dan Humaniora, dan Rumpun Ilmu Kesehatan). Data dianalisis secara univariat, bivariat (dengan menggunakan uji T independen dan uji Anova), dan multivariat (dengan menggunakan regresi linier multivariabel). Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi kesehatan secara keseluruhan cukup baik (M=2,91, SD=0,78) dengan nilai tertinggi pada domain fungsional (M=3,21, SD=0,69), disusul oleh domain interaktif (M=2,90, SD=0,76), lalu domain kritikal (M=2,67, SD=0,87). Hasil analisis bivariat menunjukkan hanya rumpun keilmuan yang yang memiliki perbedaan signifikan dengan mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan yang memiliki tingkat literasi kesehatan lebih tinggi daripada kedua rumpun lainnya. Sementara hasil analisis regresi menunjukkan hanya variabel rumpun keilmuan dan penguasaan bahasa asing yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat literasi kesehatan mahasiswa tingkat pertama program sarjana reguler Universitas Indonesia tahun angkatan 2017/2018. Penelitian tentang literasi kesehatan pada populasi lain, baik pada mahasiswa di universitas lain, maupun pada kelompok demografi lainnya (orang dewasa, ibu hamil, dan lain-lain) akan menambah masukan bagi pengembangan program-program edukasi kesehatan di Indonesia dan memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan.

ABSTRACT
Health literacy is defined as the cognitive and social skills that determine the individual's motivation and ability to gain access to understanding and using information by promoting and maintaining good health. This study aimed to determine the level of health literacy and its social determinants among first-year undergraduate students at the Universitas Indonesia (class of 2017/2018). Using cross-sectional design, this study adapted the short version of Health Literacy Scale instrument (HLS-EU-Q16). Data were collected from 373 college students from three clusters of disciplines (i.e., Science and Technology, Social and Humanity, and Health Sciences). Univariate analyzes showed that in general, the mean of health literacy was rather good (M=2,91, SD=0,78) with the functional domain led as the highest (M=3,21, SD=0,69), followed by the interactive domain (M=2,90, SD=0,76), and then the critial domain (M=2,67, SD=0,87). Bivariate analyzes using independent T test and one-way Anova showed that only the cluster variable has significant differences. While multiple regression showed only the cluster and the number of languages variables that have significant effects toward health literacy. Future studies assessing health literacy among college students in different universities or among other population groups may provide more contribution to the development of health education programs."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradita Haryuningtyas
"ABSTRAK
Gaya hidup sehat merupakan salah satu upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup. Gaya hidup sehat dapat meningkat apabila kemampuan memperoleh, dan mengolah informasi baik. Kemampuan tersebut dapat diketahui melalui tingkat literasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara literasi kesehatan dan gaya hidup sehat. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel 235 mahasiswa keperawatan, dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Gaya hidup sehat diukur menggunakan modifikasi instrumen Health Promoting Lifestyle Profile HPLP-II dan buku panduan GERMAS tahun 2015. Literasi kesehatan diukur menggunakan instrumen Health Literacy Questioner HLQ . Hasil penelitian menunjukkan 48,1 mahasiswa memiliki gaya hidup sehat sedangkan 51,9 memiliki gaya hidup tidak sehat. Rata-rata skor tingkat literasi kesehatan mahasiswa keperawatan 150,07 dari 197. Peneletian ini juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara literasi kesehatan dengan gaya hidup sehat X2=35,696.

ABSTRACT
Healthy lifestyle is one attempted to improve and enhance the quality of life. Healthy lifestyles can increased if the ability to obtain, and processed the information was good. This ability can be known through the health literacy level. This study aimed to identify the relationship between health literacy and healthy lifestyle. This study used cross sectional design with 235 samples of nursing students, with stratified random sampling as a sampling technique. Healthy lifestyle was measured by using modification Health Promoting Lifestyle Profile HPLP II instrument and GERMAS guided book 2015. Health literacy was measured by using the Health Literacy Questioner HLQ instrument. The results shows that 48.1 of students had a healthy lifestyle, while 51.9 had an unhealthy lifestyle. The average health literacy score of nursing students was 150.07 from 197. This study also shows that there is a significant relationship between health literacy and healthy lifestyle X2 35,696."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmy Kaaffah
"Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang dalam mengakses, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan untuk membuat keputusan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi kesehatan memiliki hubungan terhadap bagaimana seseorang menerima informasi kesehatan sehingga berkaitan dengan status kesehatan seseorang. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran literasi kesehatan mahasiswa program sarjana reguler tingkat pertama Universitas Indonesia. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel yang terkumpul adalah 373 mahasiswa Universitas Indonesia tingkat pertama pada 14 fakultas. Literasi kesehatan diukur menggunakan European Health Literacy Survey Question 16 HLS-EU Q16 secara online.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai literasi kesehatan mahasiswa UI tingkat pertama adalah 2.91 dari skala 0-4 yang jika di presentasekan mencapai 72.8 . Domain pencegahan penyakit memiliki nilai literasi terendah, sedangkan domain yang memiliki nilai literasi tinggi adalah domain pelayanan kesehatan. Fakultas dengan nilai literasi tertinggi adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat sementara fakultas dengan nilai literasi terendah adalah Fakultas Ilmu Budaya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka diperlukan pembuatan program intervensi peningkatan literasi kesehatan pada mahasiswa UI terutama pada domain pencegahan penyakit dan lebih dimasifkkan di fakultas non rumpun ilmu kesehatan.
......
Health literacy is defined as an individual rsquo s ability to access, understand, assess, and apply health information to make healthy decisions in daily life. Health literacy has a correlation with how an individual receives health information, therefore it also correlates with the individuals health status. Thus, this research has a purpose of assessing the description of health literation in first year college students ofregular bachelor program in Universitas Indonesia. The method used in this research was cross sectional. The acquired samples were 373 first year students of Universitas Indonesia from 14 faculties. Health literation was measured using European Health Literacy Survey Questionnaire 16 HLS EU Q16 through an online survey.
Results showed that the average value of health literacy in Universitas Indonesia first year students is 2.91 from a scale of 0 4, or 72,8. Disease prevention domain has the lowest health literacy value, while the health care domain has the highest health literacy value. The faculty with the highest health literacy value is the Faculty of Health Sciences, while the lowest value was obtained from the Faculty of Humanities. Based on those results, an intervention program to increase health literacy in students of Universitas Indonesia, especially in the disease prevention domain,is much needed especially in non health sciences faculties."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Lestari
"ABSTRAK
Melek kesehatan merupakan determinan status kesehatan utama yang berhubungan dengan kemampuan seseorang mengakses informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan untuk mencapai status kesehatan yang baik. Melek kesehatan dipengaruhi oleh usia, pendidikan, dan kemampuan mengakses teknologi. Mahasiswa merupakan kelompok yang memiliki faktor-faktor tersebut untuk mencapai melek kesehatan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan melek kesehatan antara mahasiswa kesehatan dan non kesehatan dan karakteristik pembanding lainnya. Metode dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan analisis perbandingan. Sampel yang terkumpul adalah 436 mahasiswa Universitas Indonesia. Melek kesehatan diukur menggunakan Health Literacy Questionnaire (HLQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa kesehatan memiliki tingkat melek kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa non kesehatan (p<0,001). Karakteristik pembanding lain yang signifikan secara statistik adalah pendapatan keluarga pada mahasiswa non kesehatan (p=0,04). Frekuensi akses informasi kesehatan online memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat melek kesehatan. Sumber informasi kesehatan juga tampak memiliki peranan dalam melek kesehatan. Peningkatan kemampuan melek informasi kesehatan online pada mahasiswa penting untuk dilakukan oleh Universitas Indonesia. Selain itu, sumber informasi kesehatan online harus ditingkatkan kualitasnya.

ABSTRACT
Health literacy is a major determinant of health status associated with a person's ability to access health information and health services to achieve good health status. Health literacy is influenced by age, education, and technology access ability. Students have these factors to achieve high health literacy level. This study aimed to compare the health literacy among health stuent and non-health student and identify other comparative characteristics. This study used cross sectional design and used comparative analysis. Samples collected are 436 students at the Unversitas Indonesia. Health literacy was measured using the Health Literacy Questionnaire (HLQ). The results showed that health students higher health literacy level compared to non-health students (p <0.001). Other comparative characteristic that statistically significant influencing health literacy level is the family income of non-health students (p = 0.04). Frequency of access to online health information has a significant relationship with the level of health literacy. Sources of health information also appears to have a role in health literacy. Universitas Indonesia should increase the online health information literacy skills in students. In addition, the quality of online health information sources must be improved.
"
2016
S63102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Editha Aldillasari Rodianto
"Literasi kesehatan merupakan salah satu upaya promosi kesehatan dalam mencegah dan menurunkan perilaku berisiko penyakit tidak menular yang kini banyak menyerang usia remaja akhir dan dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pada mahasiswa program sarjana di Universitas Halu Oleo (UHO) dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 (n=341). Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian potong lintang (cross-sectional). Pengukuran literasi kesehatan menggunakan Health Literacy Scale European Union (HLS-EU-Q16) yang berisi 16 pertanyaan yang telah diadaptasi. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel terikat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti jenis kelamin, status tempat tinggal, suku, uang saku, akses informasi kesehatan, dan kepemilikan asuransi kesehatan sebagai variabel bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi kesehatan mahasiswa UHO tergolong cukup baik (M= 46,55; SD=7,376). Hasil regresi linier berganda menunjukkan hubungan yang signifikan antara akses informasi kesehatan (β=0.17, p=0.001) dan kepemilikan asuransi kesehatan (β=0.12, p=0.017) dengan status tempat tinggal sebagai variabel perancu. Koefisien determinasi pada penelitian ini didapatkan sebesar 5% yang menandakan hubungan yang lemah antara literasi kesehatan dan faktor-faktor yang berhubungan. Diperlukan upaya pengembangan program edukasi, khususnya terkait literasi kesehatan interaktif dan kritikal dalam meningkatkan literasi kesehatan pada mahasiswa UHO.
......Health literacy is one of the health promotion efforts in preventing and reducing the risk behavior of non-communicable diseases that nowadays attack late adolescents and young adults. This study aims to determine the level of health literacy among undergraduate students at Halu Oleo University (UHO) and the factors related to it. This research is a cross-sectional study and uses secondary data from Health Literacy Study 2019 (n=341). Health literacy measurement uses the European Union's Health Literacy Scale (HLS-EU-Q16) contains 16 questions that have been adapted. The analysis uses multiple linear regression with health literacy as the dependent variable and the factors that influence it, such as gender, residence status, ethnicity, pocket money, access to health information, and ownership of health insurance as independent variables. The results showed that the health literacy level of UHO students was quite good (M=46.55; SD=7.376). The results of multiple linear regression showed a significant relationship between access to health information (β=0.17, p=0.001) and ownership of health insurance (β=0.12, p=0.017) with residence status as a confounding variable. The coefficient of determination in this study was obtained at 5% which means a weak relationship between health literacy and related factors. Efforts are needed to develop educational programs related to interactive and critical health literacy in improving health literacy in UHO students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ines Cyntia
"Stroke merupakan kondisi kegawatan, semakin cepat pengobatan semakin tinggi kemungkinan hasil diperoleh. Mahasiswa sebagai populasi muda dipilih karena pada usia ini individu mulai membentuk gaya hidup jangka panjang. Sehingga program promotif dan preventif dapat diadaptasi dengan baik. Penelitian menggunakan desain deskriptif komparasi, cross sectional dengan populasi mahasiswa sarjana angkatan 2017 di Universitas Indonesia melibatkan 114 responden. Instrumen penelitian menggunakan  Stroke Knowledge Test. Analisis dilakukan menggunakan uji t independen beda dua rerata (α=0,05). Didapatkan hasil p=0,000 bermakna dari perbedaan skor mahasiswa kesehatan dan non kesehatan. Hampir tiap aspek yang dianalisis dalam karakteristik masuk dalam kategori mayoritas yang sama. Perlunya ketersediaan akses mata kuliah stroke lintas fakultas, sehingga mahasiswa dari fakultas selain kedokteran dan keperawatan dapat ikut belajar dan mendapatkan secara lebih dalam. Perlunya ketersediaan informasi stroke pada internet dan media sosial untuk kalangan muda sehingga informasi stroke bisa didapatkan secara mudah dan berimplikasi pada bertambahnya pengetahuan masyarakat.

Stroke is a condition of emergency, young population are chosen because at this age individuals begin to form long-term lifestyles. So that promotive and preventive programs can be well adapted. The study used a comparative descriptive, cross-sectional design with a population of undergraduate students class 2017 at the University of Indonesia involving 114 respondents. The research instrument used is the Stroke Knowledge Test. The analysis was performed using two mean independent t-test (α = 0.05). The results obtained were p = 0.000 which was significant from the difference in scores of health and non-health cluster students. Almost every aspect analyzed in the characteristics falls into the same majority category. Cross-faculty stroke courses are needed, so every students can gain basic stroke information properly. Stroke information needs to be availlable on the internet and social media so that stroke information can be obtained easily by young people and increasing public knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Cahyani Sudarsono
"Mahasiswa FKUI sebagai calon petugas kesehatan yang nantinya menjadi panutan masyarakat, hendaknya menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pola hidup sehat. Berdasarkan pemikiran dilakukan observasi terhadap mahasiswa tingkat III FKUI untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang pola hidup sehat yang dijalaninya, yang diperiksa-silang dengan wawancara mengenai akivitas fisik dan harapan mahasiswa terhadap kemungkinan pengembangan fasilitas olahraga di lingkungan kampus Salemba. Pemantauan terhadap pola hidup sehat dilakukan dengan cara mahasiswa mengisi sendiri Kuesioner modifikasi Living Long and Healffifully - A Seff Test. Wawancara tentang aktivitas fisik dipandu dengan menggunakan kuesioner modifikasi Physical fitness Activity Question -National Health Interview Survey. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan Indeks Massa Tubuh serta pemeriksaan persen lemak tubuh menggunakan metoda skinfold calipersistem 3 titik (three-siteequations).
Subyek penelitian dipilih secara acak dari seluruh mahasiswa tingkat III FKUl. Enam puluh lima mahasiswa berhasil diambil datanya, terdiri dari 26 mahasiswa dan 39 mahasiswi. Hasil pengisian kuesioner Seff Test menunjukkan bahwa meskipun tidak ada mahasiswa yang masuk dalam kategori tertinggi (excellent), sebagian besar (89%) tergolong dalam kategori sangat baik (verygood). Meskipun demikian, jika ditinjau dari faktor aktivitas fisik, khususnya berdasarkan standar AGSM (American College of Sports Medicine), hanya 14% mahasiswa yang melaksanakan aktivitas fisik yang memadai. Hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) menunjukkan bahwa sebagian besar (59%) mahasiswa tergolong dalam berat badan normal (desirable/normoweight), 23% berat badan kurang (underweight) dan 9% obese tingkat I. Pada pengukuran persen lemak tubuh, diperoleh hasil sebagian besar (53%) tergolong optimal, 19% kurus (lean) dan 28% tergolong gemuk (slightly overfat dan fat).
Pada penelitian ini, hubungan antara kategori gaya hidup sehat dengan komposisi tubuh tidak menunjukkan kecenderungan yang jelas. Namun demikian berdasarkan rendahnya aktivitas fisik yang nyata, mahasiswa tingkat III FKUI pada saat ini sangat memerlukan penyelesaian untuk memperbaiki pola hidup sehat, khususnya dalam hal peningkatan aktivitas fisik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Ratri Renjana
"ABSTRAK
Latar Belakang: Promotor kesehatan berperan mengedukasi masyarakat dalam
menjaga kesehatan, termasuk kesehatan gigi. Mahasiswa Promosi Kesehatan
sebagai calon promotor kesehatan yang baik harus memiliki perilaku dan status
kesehatan gigi yang baik untuk menjadi role model bagi masyarakat.
Tujuan: Mengetahui status kesehatan gigi mahasiswa Promkes FKM UI sebagai calon
promotor kesehatan dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan status
kesehatan giginya.
Metode: Desain cross sectional pada total populasi 67
mahasiswa Promkes FKM UI 2017. Menggunakan kuesioner dan pemeriksaan status karies gigi.
Hasil: indeks DMF-T yaitu kerusakan gigi mahasiswa 4,7, lebih besar dari DMF-T nasional berdasarkan Riskesdas 2013. 72% mahasiswa memiliki karies aktif, 50,7% mahasiswa dengan status karies tinggi, 86,6% tingkat pengetahuan kurang baik, 52,2% memiliki sikap negatif, 71,6% memiliki tindakan kurang baik. 71,6% mahasiswa mengetahui fasilitas gratis poli gigi UI, hanya 12,5% memanfaatkannya, 41,8% mahasiswa dengan lingkungan sosial penghambat, 23,9% mahasiswa dengan lingkungan sosial pendukung. Hubungan signifikan hanya dimiliki antara lingkungan sosial penghambat dengan status kesehatan gigi (P =0,036; OR=0,347; 95% CI=0,1-0,9). Uji multivariat menunjukan lingkungan sosial pendukung memiliki OR=2,949, artinya
mahasiswa tanpa lingkungan sosial pendukung berpeluang memiliki status karies tinggi sebesar 2,95 kali lebih besar. Kesimpulan: Dibutuhkan sisipan ilmu kesehatan gigi pada mata kuliah yang ada dan kebijakan pemeriksaan gigi mahasiswa minimal setahun sekali.

ABSTRACT
Background : Health promoter had to educate the community in maintaining the
health, including dental health. Health promoter students as a future health
promoter should have good behavior and dental health to be a role model.
Aim: Find out health promoter students dental health status and most dominant factors related to their dental health.
Method: Cross sectional study with total population
in University of Indonesia's 67 health promoter students using questionare and dental caries examination.
Result: Students DMF-T index is 4.7, higher than
national DMF-T index (based on Riskesdas 2013). 72% students have decay, 50,7% student have high caries status. 86,6% have low level of knowledge, 52.2%
have negatif attitude, 71,6% have less behaviour, 71.6% knowing about the dental clinic UI free facility, only 12.5% use it. 41.8% with inhibiting social environment, and only 23.9% with supportive social environtment. Significant correlation only show in inhibiting social environtment with dental health status (P=0.036; OR=0.347; 95% CI=0.1-0.9). Multivariate test show supportive social
environtment have OR=2,949, meaning that student without supportive social environtment will have high caries status 2,95 times higher.
Conclusion: Student should be equipped with dental health knowledge that included in one of the
subject, and dental check up once a year policy for students is needed."
Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>