Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kathryn Robinson
"
Outbreaks of violence in eastern Indonesia in 1998 were characterized by attacks on migrants from Sulawesi. Anti-Bugis prejudice has a long history in the archipelago, but historically it has been expressed in differing ways. What explanations have been put forward for political/ethnic violence in Indonesia? By comparing the discussion of last year's conflict with that after the post-coup killings, for example, the author raises the question of 'what do we learn'? Is sociological logic adequate in these situations? In this article the author argues that at the foremost, we have to move beyond the reification of ethnic and religious difference, which produce their own mythic enchantment. Explanations of violence need to be grounded in specific historical analysis, in this case the recent history of Indonesian politics."
2000
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Retno Wulan
"ABSTRAK
Konflik Laut China Selatan merupakan salah satu bentuk baru ancaman keamanan pasca perang dingin di wilayah Asia Tenggara. Konflik ini melibatkan enam negara sebagai pengklaim secara Iangsung dan menyangkut kepentingannya besar negara lainnya. Hal ini disebabkan lokasi strategis Laut China Selatan dan potensi yang terkandung didalamnya. Bila konflik ini dibiarkan memuncak akan menimbulkan perang terbuka yang merugikan banyak pihak Mengingat langkah untuk menyelesaikan konflik ini perlu waktu panjang karena rumitnya permasalahan, maka diperlukan upaya yang bisa tetap menjaga kawasan tetap aman hingga terselesaikannya permasalahan klaim wilayah ini yaitu dengan meningkatkan rasa saling percaya (confidence building measures) antara pihak yang bertikai. Langkah ini merupakan salah satu langkah awal diplomasi preventif.
ASEAN sebagai organisasi regional merasa perlu melakukan langkah diplomasi khusus sebagai upaya mengurangi ketegangan yang muncul akibat konflik yang berpotensi timbul yaitu dengan diplomasi preventif dua jalur, pertama dan kedua. Hal ini mengingat sebagian pengklaim adalah negara-negara anggota ASEAN dan keamanan kawasan sangat penting untuk dipertahankan demi menjaga stabilitas kawasan agar tetap kondusif bagi perkembangan perekonomian. Masalah yang ingin dibahas adalah bagaimana upaya ASEAN dengan diplomasi preventif dua jalur dalam mengurangi ancaman keamanan akibat ketegangan konflik yang timbul. Lingkup pennasalahan meliputi pelaksanaan diplomasi preventif jalur pertama melalui pembicaraan bilateral, ASEAN Ministerial Meeting, ASEAN Regional Forum, ASEAN-China Dialogue, ASEAN-China SOM dan diplomasi jalur kedua melalui Lokakarya PengeloIaan Potensi Konflik Laut China Selatan atas inisiatif Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi sumbangan pemikiran tentang penggunaan sinergi diplomasi dua jalur tersebut untuk mengurangi ketegangan konflik di Laut China Selatan secara aman dan damai.
Untuk itu, penulis menggunakan kerangka teori untuk menganalisis permasalahan dengan pendekatan konstruktif dari Bruce Andrews (1975) untuk melihat perilaku ASEAN dalam menanggapi konflik, pendekatan diplomasi dari Hedley Bull (1981) dan diplomasi preventif dan Boutros-Boutros Ghali (1992) dan konsep kerja sama dalam mengatasi konflik dan K.J. Holsti (1988) dan Robert O'Keohane (1994), konsep fungsionalisme dari David Mitrany (1981) serta konsep spill over dan Ernst Haas (1993). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan erat antara diplomasi jalur pertama dan kedua yang berpengaruh positif pada upaya pengurangan ketegangan konflik di Laut China Selatan.
Kesimpulan dari tesis ini adalah pelaksanaan diplomasi preventif dua jalur ternyata mempunyai peran positif dan akan lebih efektif bila didukung oleh komitmen masing-masing pihak yang bertikai untuk menjalankan hasil-hasil yang dicapai dalam diplomasi preventif baik jalur pertama maupun kedua secara konsisten."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wahyudi Akmaliah
"Saat rejim Orde Baru berkuasa, khususnya sejak tahun 1990-an, hanya segelintir kelas menengah yang memiliki ponsel. Tulisan ini memaparkan signifikansi ponsel bagi orang Indonesia dengan memfokuskan pada era rejim Orde Baru. Di sini, saya mengajukan tiga pertanyaan mengenai hal tersebut; bagaimana kemunculan ponsel pada era rejim Orde Baru? Bagaimana respon masyarakat ketika itu? Apa makna kehadiran ponsel bagi masyarakat Indonesia kebanyakan? Kehadiran ponsel pada era Orde Baru disambut hangat oleh anggota masyarakat, khususnya kelas menengah (elit) Indonesia seiring dengan perubahan sistem ponsel dari analog menuju digital. Alih-alih sekedar sebagai alat komunikasi untuk memudahkan pembicaraan, kehadiran ponsel menjadi gaya hidup sama seperti barang-barang ternama lain yang mereka konsumsi. Ponsel sebagai gaya hidup ini memunculkan ketegangan kelas antara kelas menengah dan bawah yang ditandai dengan munculnya aksi kriminal. Sebagaimana saya tunjukkan dalam artikel ini, maksud aksi kriminal ini bukanlah melulu sebagai bentuk tindakan kriminal sebagaimana umumnya, melainkan sebagai bentuk, yang saya sebut Hidup Nggayani (lifestyling), ketidakmampuan seseorang untuk mengkonsumsi barang-barang yang lebih mahal tetapi kemudian ia membeli barang-barang bekas atau mencari ponsel tiruan yang lebih murah. Artikel ini menyimpulkan bahwa gaya hidup kelas menengah itu tidak melulu dikontruksikan sebagai kelas yang mengkonsumsi pakaian, musik, dan makanan, tetapi juga terkait dengan tindakan mereka dalam menyikapi ponsel.
"
FSRD-ITB, 2016
303 JSIOTEK 15:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jessika Nathania
"Tingginya tuntutan pekerjaan dapat menyebabkan terjadinya ketegangan psikologis pada pekerja. Meski demikian, model teori Job Demand-Resources JD-R mengasumsikan bahwa dukungan sosial yang berperan sebagai moderator, mampu mengurangi ketegangan psikologis akibat tuntutan kerja. Untuk membuktikan asumsi tersebut, peneliti melakukan survei penelitian dengan mengambil data 321 pekerja dari bidang manufaktur dan konstruksi di Indonesia, dengan menggunakan bantuan kuesioner. Ada dua hal penting yang dapat diketahui dari hasil pengolahan data, yakni pertama, tuntutan kerja memiliki hubungan positif yang kuat dan signifikan terhadap ketegangan psikologis r = 0,579, p < 0,01. Kedua, dukungan sosial belum mampu menjadi moderator karena tidak ada hubungan signifikan antara dukungan sosial dan ketegangan psikologis p > 0,01.

The high job demand can lead to psychological strain in workers. However, the Job Demand Resources JD R theory model assume that social support may acts as moderator which reduce the psychological strain caused by job demand. To prove this assumptions, researchers conduct a research survey by taking data from 321 workers of manufactures and construction in Indonesia using the questionnaires. There are two important things that can be known from the data processing, namely, first, the job demand has a strong positive relationship and significant to psychological strain r 0,579, p 0,01. Second, it is known that social support has not been able to be a moderator since there is no significant relationship between social support and psychological strain p 0,01."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rinelly
"Agregat lansia termasuk populasi yang rentan mengalami masalah kesehatan. Salah satu masalah yang dialami lansia yang berperan sebagai family caregiver adalah ketegangan peran caregiver. Aktivitas yang berlebihan hingga menyebabkan kelelahan menjadi faktor penyebab masalah ini. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari refleksi positif sebagai bentuk intervensi untuk menurunkan tingkat kelelahan yang dirasakan Ibu S.
Hasil intervensi menunjukkan terdapat penurunan tingkat kelelahan pada Ibu S yaitu dari 21/30 dengan kategori kelelahan kronik pada 18 Mei menjadi 15/30 dengan kategori kelelahan kronik pada 4 Juni. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa refleksi positif dapat diaplikasikan sebagai salah satu intervensi untuk menangani masalah ketegangan peran caregiver di komunitas.

Aggregates of the elderly included populations who rsquo;s vulnerable experiencing health problems. One of the problems experienced by the elderly who has a role as family caregiver is caregiver role strain. Excessive activity leading to fatigue is a contributing factor to this problem. This study aimed to determine the effectiveness of positive reflection as a form of intervention to reduce the level of fatigue of Mrs. S.
The results showed that there is a decrease in fatigue level in Mrs S from 21/30 with the category of chronic fatigue on May 18 to 15/30 with category chronic fatigue on June 4. Based on this research, it can be concluded that positive reflection can be applied as one of intervention to treat caregiver role strain in community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Mirace Naftali Theodore
"Penelitian ini memfokuskan pada peran ketegangan sosial dalam terpicunya aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh pasangan-pasangan di Jepang, khususnya dari suami kepada istri selama era pandemi COVID-19. Semenjak terjadinya pandemi, spesifiknya setelah pemerintah Jepang memberikan deklarasi keadaan darurat pada 7 April 2020, terdapat peningkatan drastis pada data konsultasi KDRT1 antar pasangan di Jepang (GEBCO2). Dengan melakukan studi kasus pada beberapa narasi konsultasi KDRT yang didapat dari situs forum diskusi online dan media sosial, penelitian ini menemukan bahwa ketegangan yang muncul akibat tekanan pandemi COVID-19, telah berkontribusi dalam mendorong pelaku KDRT untuk melakukan kekerasan. Berdasarkan sisi sentralitas ketegangan dari teori ketegangan umum Agnew, ketegangan yang berpotensi mengarahkan seseorang untuk melakukan kejahatan merupakan ketegangan yang mengancam tujuan, kebutuhan, aktivitas, nilai dan/atau identitas seseorang tersebut. Analisis yang telah dilakukan menunjukkan relevansi pandemi COVID-19 sebagai ketegangan utama, dengan regulasi seperti himbauan jishuku sebagai ketegangan objektif, dikombinasi dengan ketegangan subjektif yang ada pada tiap individu dalam masyarakat, telah menciptakan ketegangan sosial. Temuan dari penelitian ini menunjukkan ketika ketegangan ini berhasil mengancam tujuan (seperti dalam mengatur finansial keluarga), kebutuhan (seperti kebutuhan ekonomi), aktivitas (seperti bekerja layak biasanya), nilai (seperti nilai atau pandangan personal dalam hubungan keluarga) dan/atau identitas (seperti suami yang teishukanpaku) sang suami, pada titik tertentu, suami menjadi terpicu untuk melakukan kekerasan pada istrinya, dan kasus KDRT pun terjadi.

This study focuses on the role of social strain in triggering acts of violence that are occurring among partners in Japan, particularly from husbands to wives, during the COVID-19 pandemic era. Since the start of the pandemic, particularly after the Japanese government declared a state of emergency on April 7, 2020, there has been a drastic rise in DV consultation data between partners in Japan (GEBCO). By doing a case study on some of DV consultation narratives obtained from online discussion forum sites and social media, this study found that strain created by the pressures of the COVID-19 pandemic has contributed to prompting DV perpetrators to commit violent acts. According to the centrality of strain in Agnew’s general strain theory, strain that has the potential to lead someone to commit a crime is the strain that threatens the goals, needs, activities, values and/or identity of that individual. Analysis that has been conducted shows a relevance wherein the COVID-19 pandemic, as the primary strain, and regulation like jishuku as the objective strain, combined with subjective strains that’s already on each individual in society, eventually create social strain. Findings from this study shows that when these strains succeed in threatening the husband’s goals (such as take control of family’s financial), needs (such as economic requirements), activities (such as working as usual), values (such as personal values or perspectives on family relationships) and/or identity (like the husband’s identity as a teishukanpaku), at some point, the husband becomes triggered to commit acts of violence against his wife, resulting in a DV case."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safanah Yasmien Damita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi ketegangan peran pada single mother yang memiliki anak penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD) dan strategi untuk menghadapinya. Studi-studi terdahulu minim membahas ketegangan peran dan strategi untuk menghadapinya pada subjek single mother dengan anak penyandang ASD. Maka dari itu, penelitian ini akan mengisi kekosongan tersebut menggunakan teori oleh Williams James Goode (1960) dan Lindsey (2016). Metode dalam studi ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan wawancara mendalam. Penelitian ini menemukan bahwa single mother dengan anak penyandang ASD mengalami ketegangan peran pada saat menjalankan peran parenthood. Ketegangan peran pada single mother dengan anak penyandang ASD terlihat dari kesulitan untuk dapat menyeimbangkan seluruh peran parenthood nya yang luas secara bersamaan karena keterbatasan waktu dan energi. Ketegangan peran ini semakin dirasakan, karena mereka tidak memiliki cukup sumber daya ekonomi dan dukungan dari pihak lain. Dalam menghadapi situasi ketegangan peran ini, single mother dengan anak penyandang ASD melakukan 4 strategi yakni mendelegasikan peran pendampingan, eliminasi pada hubungan peran, memprioritaskan peran tertinggi, dan media sosial Tik Tok sebagai mekanisme dukungan emosional dan informasional.

This study aims to explore the role strain of single mother whose child with Autism Spectrum Disorder (ASD) and strategies to deal with it. Previous studies still minimally discuss role strain and strategies to deal with it of a single mother whose child with ASD. Therefore, this study will fill the gap using the theory by Williams James Goode (1960) and Lindsey (2016). The method in this study is a qualitative method with in-depth interview collection techniques. This study found that a single mother whose child with ASD experience role strain when carrying out parenthood roles. The role strain of a single mother with a child with ASD is evident from the difficulty in being able to balance all of their parenthood roles simultaneously due to time and energy constraints. This role strain is increasingly be perceived, because they do not have enough economic resources and support from other parties. In dealing with this situation of role strain, a single mother whose child with ASD carried out 4 strategies, namely delegating the mentoring role, eliminating role relationships, prioritizing the highest role, and Tik Tok social media as an emotional and informational support mechanism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Resamaili
"ABSTRAK
Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses peredaan ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea antara Korea Utara dengan Korea Selatan dalam kurun waktu 2000-2002. Proses peredaan ketegangan terjadi diwarnai oleh berbagai macam aktifitas kedua negara, baik yang bersifat resistensi maupun diplomatis. Kedua negara dapat dikatakan memiliki niat untuk melakukan rekonsiliasi dan berupaya menciptakan reunifikasi diantara keduanya. Terbukti dengan kemauan dua negara yang telah lama bertikai tersebut untuk memikirkan masa depan mereka melalui berbagai macam pertemuan. Dengan menempatkan pola dari
perspektif konstruktivis, penelitian ini berhasil memunculkan agen, struktur, identity, interest dan behavior sebagai bagian-bagian penting dalam penerapan konstruktivis pada studi kasus konflik antara dua negara saudara yang bertikai dan terpisah oleh tirai ideologi. Pada penelitian ini juga digunakan metode case study dengan melihat konflik Korea Utara dan Korea Selatan di Semenanjung Korea
sebagai obyek penelitian. Selain itu, penggunaan Historical Perspective-Research juga digunakan untuk membantu melakukan analisa dan kritik serta menyatukan urutan kejadian atau peristiwa yang terjadi di Korea Utara dan Korea Selatan.

ABSTRACT
The aim of this thesis is to find out the de-escalation of tension process that occured between North and South Korea in the Korean Peninsula during the period of 2000-2002. The process was marked by a variety of activities from the two countries, including resistance and diplomacy. The two countries can be said to have intention to do the reconcil and towards reunification. This is shown by the two conflicting countries willingness to consider their future through various meetings. By placing the pattern of constructivist perspective, this research successfully brought agency, structure,
identity, interest and behaviour as an important parts in the implementation of constructivism on the case study of two sibling states locked in conflict and separated by ideological curtains. This research used case study methods which oversew the phenomena, situation and condition in the Korean Peninsula. This thesis also used a Historical Perspective-Research method to give some analized
the historical background and the chronology of events in both countries."
2009
T 26224
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>