Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fikri Masteriarsa
Abstrak :
Pembangunan destinasi pariwisata di Indonesia dapat mendorong peningkatan kunjungan wisatawan dan lama tinggal wisatawan selama berada di destinasi pariwisata. Pengembangan destinasi pariwisata yang dilakukan perlu sejalan dengan karakteristik destinasi pariwisata yang dimiliki. Penelitian ini melakukan analisis klaster untuk memetakan 34 provinsi di Indonesia berdasarkan 13 aspek daya dukung kepariwisataan. Hasil pemetaan terbentuk 4 kelompok destinasi pariwisata dengan kesamaan karakteristik. Klaster-1 memiliki rata-rata daya dukung kepariwisataan terbaik sehingga diklasifikasikan sebagai kelompok destinasi pariwisata maju, yang terdiri dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. Klaster 2 terdiri dari DKI Jakarta dan Kepulauan Riau, dengan 2 aspek kurang baik dan diklasifikasikan sebagai destinasi pariwisata revitalisasi. Selanjutnya Klaster-3 terdiri dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua Barat, memiliki capaian kurang baik pada 6 aspek sehingga diklasifikasikan destinasi pariwisata berkembang. Sementara itu Klaster-4 terdiri dari 16 provinsi lainnya dengan capaian kurang baik pada 9 aspek dan diklasifikasikan sebagai destinasi pariwisata rintisan. Hasil pemetaan juga dibandingkan dengan kebijakan penetapan 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP) yang dilakukan oleh pemerintah, dimana 3 DPP termasuk dalam klaster-4 dengan klasifikasi destinasi pariwisata rintisan yaitu Bangka Belitung, Morotai (Maluku Utara), dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara). Pengembangan pada 3 DPP ini membutuhkan pendanaan fiskal yang lebih tinggi. ......The development of tourism destinations in Indonesia can encourage an increase in tourist visits and the length of stay of tourists while in tourism destinations. The development of tourism destinations needs to be in line with the characteristics of the tourism destinations they have. This study conducted a cluster analysis to map 34 provinces in Indonesia based on 13 aspects of tourism characteristics and carrying capacity. The results of the mapping formed 4 groups of tourism destinations with similar characteristics. Cluster-1 has the best average tourism carrying capacity so it is classified as a group of advanced tourism destinations, which consists of West Java, Central Java, DI Yogyakarta, East Java and Bali. Cluster 2 consists of DKI Jakarta and Riau Islands, with 2 aspects that are not good and are classified as revitalizing tourism destinations. Furthermore, Cluster-3 consists of North Sumatra, West Sumatra, Banten, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, West Kalimantan, East Kalimantan, South Kalimantan, South Sulawesi, North Sulawesi, and West Papua, having poor performance in 6 aspects so they are classified developing tourism destinations. Meanwhile, Cluster-4 consists of 16 other provinces with poor performance in 9 aspects and is classified as a pioneering tourism destination. The mapping results are also compared with 10 priority tourism destinations (DPP) policy in Indonesia, where 3 DPPs are included in cluster-4 with the classification of pioneering tourism destinations, namely Bangka Belitung, Morotai (North Maluku), and Wakatobi (Southeast Sulawesi). The development of these 3 DPPs requires higher fiscal funding.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Widi Sono
Abstrak :
Thesis ini bertujuan untuk menganalisis strategi bersaing dari Tiga Gili, Karimunjawa, dan Kep Seribu sebagai suatu studi kasus yang mencerminkan industri pariwisata bahari di Indonesia. Analisis yang dilakukan menggunakan Diamond Model Porter pada masing-masing studi kasus yang dianggap sebagai suatu Klaster Bisnis. Selain itu juga dilakukan analisis kepada masing-masing studi kasus untuk mengetahui apakah tanda-tanda suatu pembentukan klaster bisnis yang sukser sudah terlihat atau tidak. Terakhir dalam penelitian ini juga akan menghasilkan suatu rekomendasi strategis kepada Stakeholder masingmasing studi kasus yang ada.
This thesis aims to analyze the competitive strategies of the three Gili, Karimunjawa, and Kep Seribu as a case study that reflects the marine tourism industry in Indonesia. Analyzes were performed using Porter's Diamond Model at each case study is regarded as a business cluster. In addition, analysis was performed to study each case to determine whether the signs of a success business cluster formation is visible or not. Last in this study will also produce a strategic recommendations to the Stakeholder each the case studies.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32275
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muningrum
Abstrak :
Pertumbuhan kapasitas galangan di Indonesia yang tidak secepat pertumbuhan kapal menyebabkan ketidakmampuan galangan memenuhi kebutuhan reparasi dan pembangunan kapal baru. Hal ini merupakan salah satu faktor penghambat akan pemenuhan kebutuhan armada transportasi laut yang baik di indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah Kab.Tanggamus di Prov. Lampung berinisiatif membuat klaster industri perkapalan. Di klaster industry perkapalan kabupaten Tanggamus ini selain direncanakan adanya pembangunan galangan dan fasilitas penunjang klaster perkapalan yang umumnya ada, juga direncanakan konsep baru dimana proses fabrikasi pembuatan kapal yang biasanya dilakukan di galangan, dilakukan ditempat terpisah. Penunjang fabrikasi ini dapat mengakomodasi kebutuhan fabrikasi beberapa galangan. Dengan konsep ini diharapkan dapat dilakukan penghematan pada galangan dalam pengadaan alat serta peningkatan kualitas hasil produksi yang tinggi dapat tercapai dikarenakan pembagian kerja yang spesifik. Adapun tujuan perancangan ini adalah untuk mendapatkan tata letak fabrikasi yang optimal melalui perhitungan luas areal kerja dengan mempertimbangkan fasilitas yang ada didalamnya. Hasil perancangan berupa layout tata letak fabrikasi penunjang galangan yang optimal serta optimasi luas alokasi ruang sesuai dengan kebutuhan dan alur proses produksi. ...... One of the inhibiting factors to the good marine transportation in Indonesia is the development of shipyard capacity that isn’t as fast as the amount of ships. That factor causes an inability to meet the needs of ship repair and construction of the new ship building. To overcome that problem, Pemda Tanggamus made Tanggamus as the shipbuilding industry cluster. In this cluster, shipyards and other facilities that generally support the cluster will be built. Not only that, a new shipyard fabrication system concept is also planned to be built. In this new shipyard fabrication system, the fabrication work that is usually done in shipyard, is done in separate area. This central fabrication work is designed to be able to accommodate the fabrication work load of shipyards in Tanggamus. Due to the specific division of laboring, a high quality production can be achieved and savings in the procurement of machines is a fact. The goal of this layout design is to obtain an optimum layout design by considering the calculation of the work area and the facility that exist. The output of the design is a layout design and its allocation of the central fabrication work and its supported area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Suryawijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan ternak sapi melalui sistem integrasi di kawasan perkebunan kelapa sawit, berpeluang besar untuk dikembangkan di daerah, mengingat potensi perkebunan kelapa sawit yang tersedia sangat luas. Peningkatan sistem integrasi sapi sawit ini dapat dilakukan dengan menganalisis faktor pendukung dan penghambat dari klaster industri integrasi sapi sawit dengan pendekatan Diamond Porter. Penelitian ini difokuskan pada Kelompok Peternak Karya Lestari. Rencana tindak yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala klaster industri yang ada di Kelompok Peternak Karya Lestari yaitu pengadaan alat pengolahan pupuk organik, pengembangan pusat pembibitan, perlu adanya industri-industri terkait / pendukung seperti industri penggilingan padi, industri tahu, industri gula, bantuan dari pemerintah sebaiknya diberikan kepada kelompok peternak yang sudah berjalan (kurang lebih 2 - 3 tahun), rencana penggemukan sapi selain jenis sapi bali seperti sapi simantel, sapi perah, sementara pembibitan tetap dengan sapi bali. Selanjutnya, klaster industri tersebut dimodelkan dengan model pendekatan sistem dinamis. Hasil dari model sistem dinamis menunjukkan bahwa apabila terjadi kondisi kenaikan permintaan sebesar 10%, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah melakukan pembelian sapi sebanyak 20 ekor tanpa merubah cakupan persediaan yang ada dimana cakupan persediaan bernilai 0.
ABSTRACT
Systems integration of Cattle development in the area of oil palm plantations, has a great opportunity to be developed, given the potential of oil palm plantations provided very extensive. System integration of oil palm-beef cattle can be improved by analyzing the enabling and inhibiting factors of industrial cluster of palm-beef cattle integration with Porter?s Diamond approach. This study focused on farmer group Karya Lestari. The action plan to overcome the problems of industrial clusters at farmer group Karya Lestari ie procurement of organic fertilizer processing, development of breeding centers, availability of related industries / supporting industries such as rice mills, tofu industry, sugar industry, government should be given aid to groups of farmers who are already running (approximately 2-3 years), fattening cattle like simantel cattle, dairy cattle, while breeding still with bali cattle. Furthermore, the industrial cluster modeled by systems dynamic approach. The results of the systems dynamic model shows that when there is an increase in demand conditions by 10%, then the action that can be done is purchase as many as 20 cattle without changing the existing inventory coverage where coverage inventory value is 0.
2016
T45774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Ramadhani
Abstrak :
Meningkatnya penggunaan e-commerce telah mempengaruhi perkembangan industri fashion online pada saat ini dan meningkatkan kompetisi di antara para pemain. Oleh karena itu, setiap pelaku bisnis perlu menyiapkan strategi pemasaran terbaik untuk dapat bersaing dan menarik konsumen,seperti melakukan segmentasi pelanggan untuk dapat memahami karakteristik pelanggan dan melakukan strategi pemasaran secara efektif kepada pelanggan yang tepat. Hal tersebut yang juga ingin dilakukan The Blouse yang merupakan toko fashion online yang menjual pakaian melalui e-commerce. Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, yang dilakukan dengan menilai pelanggan berdasarkan model RFM. Setelah itu, dapat dilakukan analisis klaster untuk melakukan klasterisasi nilai RFM dari setiap pelanggan menggunakan metode klasterisasi k-means dan CLARA. Setelah klasterisasi terbaik ditentukan melalui analisis siluet dan Dunn index, maka akan diketahui klaster-klaster pelanggan yang dimiliki oleh The Blouse. Hasil dari klasterisasi tersebut kemudian dapat dianalisis untuk mengetahi bagaimana profil pelanggan dari setiap klaster yang terbentuk. Dengan begitu, dapat disimpulkan bagaimana segmentasi dan profil pelanggan The Blouse sebagai dasar untuk memberikan saran terbaik untuk permasalahan yang dihadapi perusahaan. ......The increasing use of e-commerce has influenced the development of the online fashion industry at this time and increased competition among players. Therefore, every business person needs to prepare the best marketing strategy to be able to compete and attract consumers, such as segmenting customers to be able to understand customer characteristics and carry out effective marketing strategies for the right customers. This is what The Blouse, which is an online fashion store that sells clothes through e-commerce, also wants to do. This research was conducted to achieve this goal, which was carried out by assessing customers based on the RFM model. After that, cluster analysis can be performed to cluster the RFM values of each customer using the k-means and CLARA clustering methods. After the best clustering is determined through silhouette analysis and Dunn index, it will be known the customer clusters owned by The Blouse. The results of the clustering can then be analyzed to find out how the customer profile of each cluster is formed. That way, it can be concluded how the segmentation and customer profile of The Blouse is the basis for providing the best advice for the problems faced by the company
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awangga Febian Surya Admaja
Abstrak :
Wireless sensor network (WSN) adalah sekelompok node sensor yang mengambil data dengan parameter pengukuran tertentu dan kemudian mengirim data secara nirkabel ke node pusat atau server untuk pemrosesan data. Salah satu hal yang paling penting dalam WSN adalah umur dari jaringan. Node sensor dalam WSN dirancang agar memiliki bentuk yang kecil sehingga mudah untuk dipindahkan, diganti dan rendah biaya produksi. Untuk mendukung desain tersebut maka energi dari node sensor dalam WSN biasanya tergantung baterai yang terintegrasi. Sehingga umur dari WSN tergantung pada kapasitas baterai dari masing-masing node sensor. Node sensor harus bekerja seefisien mungkin agar penggunaan energi dapat lebih hemat sehingga umur WSN bisa lebih panjang. Semakin lama umur WSN, maka diharapkan semakin tinggi total data atau semakin banyak data yang dikirimkan. Pada proses transmisi data, node sensor mengkonsumsi lebih banyak energi daripada saat melakukan proses data; Oleh karena itu, WSN perlu menggunakan metode routing untuk menghemat energi pada saat proses transmisi. Salah satu dari banyak cara untuk memperpanjang umur WSN adalah dengan menggunakan konsep pengelompokan node atau disebut dengan metode klaster. Salah satu protokol routing yang menggunakan konsep klaster adalah LEACH. Penelitian ini mengusulkan metode routing DivNCGL yang dimodifikasi berdasarkan LEACH dengan cara mendistribusikan cluster heads (CHs) untuk mencegah terpilihnya CH yang berdekatan. Proses distribusi dilakukan dengan cara membagi luas area sebaran node diawal proses set-up menjadi subregion. Proses pembagian subregion menggunakan nilai probabilitas yang didapatkan dengan metode non-cooperative game berdasarkan sisa node aktif, nilai energi total yang tersisa, dan energi yang dibutuhkan untuk melakukan transmisi. Parameter evalusi dilihat dari umur jaringan, total disipasi energi dan total data terkirim. Perbandingan simulasi akan melihat dari 3 metode yaitu LEACH, LEACH dengan probabilitas non-cooperative game (NCGL), dan DivNCGL. Dari hasil simulasi, umur WSN menggunakan metode DivNCGL meningkat lebih dari 30% dengan disipasi energi yang stabil dibandingkan dengan protokol LEACH. Peningkatan umur WSN akan meningkatkan jumlah data yang dikirimkan dan data yang diterima dengan menggunakan metode DivNCGL meningkat mencapai 70% dibandingkan dengan LEACH. ......A wireless sensor network (WSN) is a group of sensor nodes that take data with specific measurement parameters and then send the data wirelessly to a central node or server for data processing. One of the most critical things in WSN is the age of the network. The sensor nodes in WSN are designed to be compact, so they are easy to move or replace, with low production costs. To support the compact design of sensor nodes, the energy from the sensor nodes in the WSN usually depends on the integrated battery. So the lifespan of the WSN depends on the battery capacity of each sensor node. The sensor node must work as efficiently as possible so that energy use can be more efficient so that the WSN life can be longer. The longer the lifespan of the WSN, it is expected for higher total data sent. In the data transmission process, the sensor node consumes more energy than when processing data; Therefore, WSN needs to use a routing method to save energy during the transmission process. One of the many ways to extend the life of the WSN is to use the concept of grouping nodes or the so-called cluster method. One of the routing protocols that use the cluster concept is LEACH. This study proposes the DivNCGL routing method, a modified method based on LEACH by distributing cluster heads (CHs) to prevent the selection of adjacent CH. The distribution process is carried out by dividing the distribution area of ​​the nodes at the beginning of the setup process into subregions. The subregion division process uses the probability value obtained by the non-cooperative game method based on the remaining active nodes, the total remaining energy, and the energy required for transmission. Parameter evaluation is seen from network lifetime, total energy dissipation, and total data sent. The simulation comparison will look at 3 methods, namely LEACH, LEACH with probability non-cooperative game (NCGL), and DivNCGL. From the simulation results, the lifespan of WSN using the DivNCGL method increased up to 30% with stable energy dissipation compared to the LEACH protocol. The increasing lifespan of the WSN also increases the amount of data transmitted. Using the DivNCGL method, the received data increased up to 70% compared to LEACH.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Ratnasari
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai pemetaan industri percetakaan di Indonesia dengan menggunakan Analisis klaster. dengan metode K-Means. Pada saat ini penyebaran industri percetakan di Indonesia tidak merata, sebagian besar terkonsentrasi di pulau Jawa (73.3%), belum adanya informasi mengenai industri percetakan, informasi yang ada hanya sebatas penyebaran 2585 percetakan berikut bentuk badan hukumnya sehingga kebutuhan logistik (produk cetak) yang tidak dapat terbagi secara merata di antara perusahaan percetakan yang ada. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 13 variabel, dengan menggunakan analisis faktor varibel direduksi menjadi 5 faktor. Hasil analisis klaster dengan metode K-means dibentuk sebanyak 3 klaster dimana faktor utilisasi mempunyai nilai p-value sebesar 0.620, lebih besar dari 0.05, artinya faktor utilisasi dari ketiga klaster relatif sama atau utilisasi antara klaster 1 tidak berbeda nyata dengan utilisasi di kedua klaster lainnya. Klaster 1 terdiri dari 382 perusahaan yang merepresentasikan industri percetakan di Indonesia secara umum dimana semua nilai faktornya bertanda negatif yang artinya semua nilai faktor rendah atau berada dibawah Klaster 2 terdiri dari 4 perusahaan dengan faktor pendapatan lain dan investasi (7.75701) serta faktor asset (4.74713) tinggi, tetapi faktor terkait produksi rendah (-0.07193).Pada klaster 3 hanya faktor utilisasi saja yang rendah (-0.55112), hal ini menunjukkan perusahaan tidak efisien dikarenakan produktivitasnya yang rendah. Hasil dari klaster yang terbentuk dibuat analisa SWOT sebagai salah satu dasar untuk rencana strategi pengembangan industri yang akan dilakukan. Pemerintah perlu kiranya untuk mengembangkan industri cetak secara lebih merata dan berkualitas. ......This thesis discussed the mapping percetakaan industry in Indonesia by using cluster analysis. with K-Means method. At this time the spread of the printing industry in Indonesia is uneven, mostly concentrated in Java (73.3%), lack of information about the printing industry, there is only limited information dissemination following printing 2585 forms so that the logistics needs of its legal entity (print product) are not can be divided evenly among the existing printing company. Variables used in the study as many as 13 variables, using a variable factor analysis is reduced to 5 factors. From the results of cluster analysis with K-means cluster method established as many as three clusters in which the utilization factor has a value p-value for 0620, greater than 0.05, meaning that utilization factor of the three clusters are relatively equal to or utilization of cluster 1 are not significantly different with the utilization in two other clusters. Cluster 1 consists of 382 companies representing the printing industry in Indonesia is generally where all values are negative factors which means that all the factors are low or below-average population of clusters formed. Cluster 2 consists of 4 companies with other factors and investment income (7.75701) and high asset factor (4.74713), but low-production-related factors (-0.07193). In cluster 3 is only just a low utilization factor (-0.55112), but four factors others do not, it shows the company is inefficient due to low productivity. Results from the cluster formed made a SWOT analysis as a basis for industrial development strategy plan will be done. Government is necessary to develop the print industry in a more equitable and quality.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29849
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laoh, Enrico
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia, moda transportasi Indonesia lebih cenderung condong kepada transportasi laut. Salah satu sektor yang menitik beratkan distribusinya menggunakan transportasi laut adalah sektor minyak dan gas bumi. Pengoptimasian biaya transportasi laut ini telah dilakukan dengan berbagai metode agar dapat menghasilkan biaya yang seminim mungkin dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing metode. Pada penelitian ini dilakukan klasterisasi pola distribusi minyak bumi menggunakan pendekatan graph mining. Dengan melakukan single linkage clustering dengan tujuh fungsi graph, didapatilah pembangunan hasil klaster dengan menggunakan gabriel graph dan minimum spanning tree memberikan hasil yang terbaik. Klaster pola yang dihasilkan selanjutnya dapat digunakan untuk proses pengoptimalisasian pola distribusi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa jumlah klaster terbaik dan feasible adalah sebanyak 43 klaster.
ABSTRACT
As one of the largest maritime countries in the world, Indonesia transportation modes are more likely inclined to sea transport. One sector that the distribution are mainly using sea transport is oil and gas sector. Optimizing the cost of sea transport has been carried out by various methods in order to produce cost as little as possible with the advantages and disadvantages of each method. In this research petroleum distribution pattern clasterization is done by using graph mining approach. By conducting single linkage clustering with seven graph function, the result shows that clustering using gabriel graph and minimum spanning tree gives the best result. The clustered patterns result then can be used for the process of optimizing the distribution pattern. The result shows that the best and feasible number of cluster can be built is 43 clusters
2016
S63315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Desriani
Abstrak :
Pelabuhan seperti Pelabuhan Tanjung Priok tidak hanya berperan sebagai noda transportasi, tetapi juga sebagai klaster ekonomi. Dengan ini, pelabuhan menarik perusahaan untuk berkumpul di dekat pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model klaster sehingga efek klaster pelabuhan terhadap ekonomi dan lingkungan bisa diantisipasi oleh pemerintah. Dengan menggunakan metode sistem dinamis dan kalster pelabuhan di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai sistem referensi, penelitian ini mampu menjelaskan efek klaster pelabuhan terhadap ekonomi dan lingkungan dan juga faktor penentu terjadinya efek tersebut. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kehadiran klaster pelabuhan mampu meningkatkan ekonomi namun disisi lain memperburuk kualitas udara di sekitar pelabuhan. Tiga kebijakan yaitu kebijakan pengembangan free-trade zone, kebijakan instalasi shore power system, dan kebijakan yang menggabungkan pengembangan free-trade zone dan instalasi shore power system, diujikan pada model untuk mendemonstrasikan sensitivitas ekonomi dan lingkungan akibat pertumbuhan klaster pelabuhan. ......Port like Port of Tanjung Priok is not only serve as transport node, but also is an economic cluster. By this, port attract companies to converge in proximity to seaport and form port cluster. This study aims to obtain port cluster model so the effects of port cluster to economics and environment can be anticipated by the government. By using System Dynamics as the methodology and Tanjung Priok port cluster as reference system, this study is able to explain the effects of port cluster to economics and environment so do its determinants. This study reveals that the existence of port cluster is able to increase the economy at the other hand worsen the air quality around port area. Three policies, freetrade zone establishment, shore power system installation, and combination of free trade zone and shore power system are tested in model to demonstrate the sensitivity of port cluster growth to the economy and environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhagas Aufa Handoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan potensi yang besar, negara ini memiliki target untuk menjadi negara maju dengan PDB yang kuat. Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah adalah mengembangkan klaster industri, dimana sektor industri memberikan kontribusi besar untuk perekonomian negara. Tapi, perkembangan itu akan meningkatkan penggunaan energi dan emisi karena produksi energi Indonesia masih didominasi sumber energi non-terbarukan. Salah satu tantangan terbesar untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan adalah aspek finansial. Tujuan penelitian ini adalah memahami faktor-faktor dalam pengembangan klaster industri yang ditenagai energi terbarukan menggunakan pendekatan system dinamis. Terletak unsur kebaruan dimana model yang dikembangkan menggunakan aspek finansial dan sustainability. Hasil penelitian menunjukan bahwa energi terbarukan memiliki potensi yang baik, yaitu memberikan cumulative cash flow lebih rendah 7 , emisi lebih rendah 2523 , dan jumlah tenaga kerja yang sama untuk industri non-intensif energi dan memberikan cumulative cash flow lebih rendah 7 , emisi lebih rendah 2523 , dan jumlah tenaga kerja yang sama untuk industri non-intensif energi dan memberikan cumulative cash flow lebih tinggi 15 , emisi lebih rendah 2599, dan jumlah tenaga kerja yang sama untuk industri intensif energi disbanding energi non-terbarukan
ABSTRACT
Indonesia is a country with a great potential, it has a target of being a developed country with strong GDP. One of the initiatives that the government take is develop industrial cluster as industrial sector plays a huge role in its economy. However, that development would also increase the energy demand and emission as Indonesia rsquo s energy production still dominated by non renewable energy sources. It still hard to increase the share of renewable energy production due to financial aspect. The objective of this research is to understand the factors in developing renewable energy powered industrial cluster in Indonesia using system dynamics approach. It took the novelty as the model was generated mainly on financial perspectives and sustainability aspects. The result shows that renewable energy has a great prospect as it gives 7 less cumulative cash flow, 2523 less emission, and same human resources recruited for non energy intensive industries and 15 higher cumulative cash flow, 2599 less emission, and same human resources recruited for energy intensive industries compared to non renewable energy
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>