"[
ABSTRAKKejang merupakan masalah neurologi yang paling sering ditemukan pada anak. Demam merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya kejang, karena demam dapat mengganggu berbagai proses metabolik yang akhirnya meningkatkan kepekaan sel otak sehingga terjadi pengeluaran listrik abnormal serta kejang. Masalah keperawatan yang sering teridentifikasi pada kejang epilepsi yang dipicu demam adalah risiko cedera, hipertermia, dan risiko infeksi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis intervensi dalam mengatasi masalah keperawatan hipertermia yaitu kombinasi pemberian antipiretik dengan kompres hangat. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan diketahui bahwa terjadi penurunan suhu tubuh dalam rentang 0,4ºC-0,6º, setelah mandapatkan kompres hangat disertai pemberian antipiretik pada anak, saat pengukuran di menit ke 30. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam manajemen nonfarmakologis untuk mengatasi masalah keperawatan hipertermia, karena intervensi kompres hangat disertai pemberian antipiretik cukup efektif untuk menurunkan suhu tubuh ketika anak demam serta mengeliminasi salah satu pemicu terjadinya kejang.;ejang merupakan masalah neurologi yang paling sering ditemukan pada anak. Demam merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya kejang, karena demam dapat mengganggu berbagai proses metabolik yang akhirnya meningkatkan kepekaan sel otak sehingga terjadi pengeluaran listrik abnormal serta kejang. Masalah keperawatan yang sering teridentifikasi pada kejang epilepsi yang dipicu demam adalah risiko cedera, hipertermia, dan risiko infeksi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis intervensi dalam mengatasi masalah keperawatan hipertermia yaitu kombinasi pemberian antipiretik dengan kompres hangat. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan diketahui bahwa terjadi penurunan suhu tubuh dalam rentang 0,4ºC-0,6º, setelah mandapatkan kompres hangat disertai pemberian antipiretik pada anak, saat pengukuran di menit ke 30. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam manajemen nonfarmakologis untuk mengatasi masalah keperawatan hipertermia, karena intervensi kompres hangat disertai pemberian antipiretik cukup efektif untuk menurunkan suhu tubuh ketika anak demam serta mengeliminasi salah satu pemicu terjadinya kejang.;ejang merupakan masalah neurologi yang paling sering ditemukan pada anak. Demam merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya kejang, karena demam dapat mengganggu berbagai proses metabolik yang akhirnya meningkatkan kepekaan sel otak sehingga terjadi pengeluaran listrik abnormal serta kejang. Masalah keperawatan yang sering teridentifikasi pada kejang epilepsi yang dipicu demam adalah risiko cedera, hipertermia, dan risiko infeksi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis intervensi dalam mengatasi masalah keperawatan hipertermia yaitu kombinasi pemberian antipiretik dengan kompres hangat. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan diketahui bahwa terjadi penurunan suhu tubuh dalam rentang 0,4ºC-0,6º, setelah mandapatkan kompres hangat disertai pemberian antipiretik pada anak, saat pengukuran di menit ke 30. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam manajemen nonfarmakologis untuk mengatasi masalah keperawatan hipertermia, karena intervensi kompres hangat disertai pemberian antipiretik cukup efektif untuk menurunkan suhu tubuh ketika anak demam serta mengeliminasi salah satu pemicu terjadinya kejang.;ejang merupakan masalah neurologi yang paling sering ditemukan pada anak. Demam merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya kejang, karena demam dapat mengganggu berbagai proses metabolik yang akhirnya meningkatkan kepekaan sel otak sehingga terjadi pengeluaran listrik abnormal serta kejang. Masalah keperawatan yang sering teridentifikasi pada kejang epilepsi yang dipicu demam adalah risiko cedera, hipertermia, dan risiko infeksi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis intervensi dalam mengatasi masalah keperawatan hipertermia yaitu kombinasi pemberian antipiretik dengan kompres hangat. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan diketahui bahwa terjadi penurunan suhu tubuh dalam rentang 0,4ºC-0,6º, setelah mandapatkan kompres hangat disertai pemberian antipiretik pada anak, saat pengukuran di menit ke 30. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam manajemen nonfarmakologis untuk mengatasi masalah keperawatan hipertermia, karena intervensi kompres hangat disertai pemberian antipiretik cukup efektif untuk menurunkan suhu tubuh ketika anak demam serta mengeliminasi salah satu pemicu terjadinya kejang., ejang merupakan masalah neurologi yang paling sering ditemukan pada anak. Demam merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya kejang, karena demam dapat mengganggu berbagai proses metabolik yang akhirnya meningkatkan kepekaan sel otak sehingga terjadi pengeluaran listrik abnormal serta kejang. Masalah keperawatan yang sering teridentifikasi pada kejang epilepsi yang dipicu demam adalah risiko cedera, hipertermia, dan risiko infeksi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis intervensi dalam mengatasi masalah keperawatan hipertermia yaitu kombinasi pemberian antipiretik dengan kompres hangat. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan diketahui bahwa terjadi penurunan suhu tubuh dalam rentang 0,4ºC-0,6º, setelah mandapatkan kompres hangat disertai pemberian antipiretik pada anak, saat pengukuran di menit ke 30. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam manajemen nonfarmakologis untuk mengatasi masalah keperawatan hipertermia, karena intervensi kompres hangat disertai pemberian antipiretik cukup efektif untuk menurunkan suhu tubuh ketika anak demam serta mengeliminasi salah satu pemicu terjadinya kejang.]"