Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Firdausy
"ABSTRAK
Setelah era reformasi, berbagai media cetak baru menghadapi kenyataan bahwa
pasar tidak cukup untuk menampung produk sejenis yang sedemikian banyak. Pasar pun
mulai menyaring dengan melihat nilai suatu produk media cetak dibandingkan dengan
produk lainnya. Penelitian terhadap Koran Tempo maupun Kompas berdasarkan profil dan
perilakunya ini dilakukan dengan Jatar belakang keingintahuan terhadap peta persaingan
kedua koran yang memiliki kemiripan dalam hal isi surat kabar maupun target market.
Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian kuantitatif
didasarkan kepada hasil Survei Media 2002 yang dilakukan oleh Biro Riset Pemasaran
Mars, suatu lembaga riset independen yang merupakan salah satu anggota dari CIC
Consulting Group. Adapun penelitian kualitatif dilakukan melalui wawancara dan
observasi, selain ditunjang melalui studi kepustakaan.
Hasil survei dan analisis memperlihatkan bahwa Koran Tempo yang sejak awal
memposisikan diri sebagai penantang Kompas. pada beberapa karakteristik berhasil
menempatkan diri pada segmen pembaca yang relatif sama dengan Kompas. Namun,
dilihat dari perbedaan jumlah pembaca Kompas yang lebih sekitar 43 kali dari
jumlah pembaca Koran Tempo, tampaknya Koran Tempo tidak cukup sukses dalam
menjalankan penetrasinya.
Persamaan profil dan perilaku di antara kedua pembaca koran tersebut terdapat
pada Jatar belakang pendidikan SMA, mayoritas pcmbaca berada di Jabotabek, komposisi
gender yang berimbang, jenis tiga pekerjaan mayoritas ibu rumah tangga-PNS-mahasiswa,
kepemilikan rumah mayoritas hak milik, pola pembelian koran eceran, dan perilaku ritual
membaca koran pada pagi dan siang hari mayoritas di rumah. Selain persamaan tersebut,
ditemukan juga beberapa perbedaan yang cukup signifikan di antara kedua profil pembaca
Kompas dan Koran Tempo yaitu status sosial-ekonomi, komposisi usia pembaca, profil
psikografis, jumlah pelanggan, loyalitas pembaca. rutin, dan penyediaan anggaran koran.
Koran Tempo memiliki jalur distribusi yang sama dengan Kompas.
Persamaan profil dan perilaku di antara kedua pembaca koran tersebut terdapat
pada Jatar belakang pendidikan SMA, mayoritas pcmbaca berada di Jabotabek, komposisi
gender yang berimbang, jenis tiga pekerjaan mayoritas ibu rumah tangga-PNS-mahasiswa,
kepemilikan rumah mayoritas hak milik, pola pembelian koran eceran, dan perilaku ritual
membaca koran pada pagi dan siang hari mayoritas di rumah. Selain persamaan tersebut,
ditemukan juga beberapa perbedaan yang cukup signifikan di antara kedua profil pembaca
Kompas dan Koran Tempo yaitu status sosial-ekonomi, komposisi usia pembaca, profil
psikografis, jumlah pelanggan, loyalitas pembaca. rutin, dan penyediaan anggaran koran.
Koran Tempo memiliki jalur distribusi yang sama dengan Kompas.
Seluruh responden yang membaca Kompas dan/atau Koran Tempo dalam sebulan
terakhir dapat dibagi menjadi tiga kelompok (cluster), yaitu Self-Oriented, Konsumtif
Kekeluargaan, serta Pemburu Berita. Kompas m.emiliki kelompok pembaca terbanyak
bertipe Konsumtif Kekeluargaan (37,51%), diikmi oleh tipe Self-Oriented (32,77%), dan
Pemburu Berita (29,72%). Koran Tempo kelompok terbanyaknya bertipe Pemburu Berita
(55%), diikuti oleh Self-Oriented (25%), dan kemudian Konsumtif Kekeluargaan (20%).
Tipe Konsumtif Kekeluargaan juga mendominasi kelompok pembaca yang membaca baik
Kompas maupun Koran Tempo dengan porsi 46,34%, lalu diikuti oleh tipe Pemburu Berita
(31,71 %), dan tipe Self-Oriented (21,95%).
Kebanyakan pembaca Koran Tempo merupakan duplikasi pembaca Kompas.
Kelompok pembaca duplikasi ini memiliki status. ekonomi yang relatif lebih baik. Profil
psikografisnya lebih mirip profil pembaca Kompas yang banyak memiliki tipe pembaca
Konsumtif Kekeluargaan, berbeda dengan Koran Tempo yang pemhacanya didominasi
oleh tipe Pemburu Berita.
Perumusan strategi pemasaran bagi Koran Tempo perlu disesuaikan dengan tingkat
penetrasi Koran Tempo yang masih jauh di bawah Kompas. Koran Tempo perlu mengubah
orientasi sesuai kondisi pangsa pasamya, yaitu sebagai market follower yang tetap aktif
memperluas pangsa pasar secara tidak menyolok/frontal. Koran Tempo perlu untuk
memfokuskan diri kepada pembaca duplikasi dan tipe pembaca Pemburu Berita.
Secara umum Koran Tempo dianggap mcnawarkan hal yang sama dengan Kompas
bila dilihat dari alasan pembelian kedua koran yang sama-sama terbanyak dibaca untuk
"mengetahui berita terkini' dan 'menambah wawasan'. Ide Koran Tempo sebagai koran
alternatif yang menyajikan berita pembanding dapat dikembangkan untuk memperkuat
positioning Koran Tempo dan didukung oleh kekhasan gaya bahasa, rubrik maupun artikel,
serta gaya penyajiannya.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Oktarini
"Darurat militer di Nanggroe Aceh Darussalam merupakan jalan terakhir yang ditempuh pemerintah Indonesia setelah Gerakan Aceh Merdeka menolak syarat yang diajukan pemerintah untuk kembali ke pangkuan bumi pertiwi. Kondisi Aceh pada saat menjelang pemberlakuan darurat militer menjadi semakin kritis. Hampir semua media massa mengulas masalah Aceh pada masa itu dan menempatkannya sebagai berita utama. Karen konflik, selalu memiliki nilai berita dan sangat menarik untuk diberitakan.
Koran Tempo adalah salah satu media cetak nasional yang pada masa pemberlakuan darurat militer selama Mei-November 2003, memberitakan dengan gencar. Bahkan menempatkannya dalam halaman khusus Perang Aceh. Penempatan berita, penggunaan kata-kata, ternyata mengandung motif tertentu. Motif idealisme dan motif ekonomi.
Untuk mengetahui bagaimana motif-motif tersebut mempengaruhi pemberitaan darurat militer di Aceh dalam Koran Tempo, penulis menggunakan analisis framing dalam menganalisa teks di Koran Tempo. Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk menelaah Cara-cara atau ideologi media saat memproduksi berita. Analisi framing mencermati cara-cara media melakukan seleksi, penonjolan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, menarik, lebih berarti atau diingat untuk menggiring interpretasi pembaca sesuai perspektif media. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi dan menulis berita.
Menurut Norman Fairclough, menganalisa teks tidak bisa dilepaskan dari konteks produksi, serta latar sosial yang sedikit banyak berpengaruh pada pelaku pembuat teks. Salah satu metode penelitian yang memandang teks sebagai satu kesatuan dengan konteks dan latar sosialnya adalah Critical Discourse Analysis (CDA) Norman Fairclongh. Penulis membuktikan tujuan penelitian. CDA dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (a) analisa teks, (b) analisa proses produksi, konsumsi dan distribusi teks, serta (c) analisa sosiokultural yang berkembang di sekitar wacana darurat militer.
Pada level teks, Koran Tempo mengenakan citra tertentu pada pihak yang terlibat dalam konflik di Aceh selama darurat militer berlangsung. Namun, setiap pemberitaannya, Koran Tempo tetap pada posisi berada di tengah dengan melengkapi narasumber dari berbagai pihak yang bertikai maupun terlibat.
Koran Tempo memilih kata-kata yang dipakai dengan dua faktor pendorong. Faktor ideologi dengan tujuan menyampaikan informasi yang sebenar-benarnya atau sesuai fakta di Aceh. Dan faktor ekonomi dengan tujuan meningkatkan oplah dan menarik pengiklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Yulia
"Penelitian ini merupakan sebuah analisis terhadap teks berita politik seputar Pilkada Serentak 2015 yang membahas kandidat kepala daerah perempuan. Metode yang digunakan untuk menganalisis teks berita adalah semiotika, dan difokuskan pada bagaimana harian Kompas dan Koran Tempo merepresentasikan politisi perempuan dalam berita politik. Semiotika yang digunakan adalah metodologi semiotika Roland Barthes yakni lima kode pokok untuk menggali mitos dalam narasi literatur. Kerangka konseptual Cultural Studies dan Media Marxist digunakan untuk mengkritisi kultur patriarki yang tercermin dalam bahasa-bahasa yang digunakan media untuk membahas politisi perempuan. Kultur patriarki dianggap menghegemoni ruang redaksi baik pekerja media maupun komunikator massa, yang tercermin dari pemilihan kata-kata serta fakta yang dimunculkan. Masing-masing media memunculkan mitos tersendiri atas perempuan di ranah politik, khususnya yang maju sebagai kandidat kepala daerah. Mitos tersebut masih menerjemahkan hegemoni ideologi patriarki ke dalam bahasa pemberitaan, walaupun dengan derajat yang berbeda.

This research aims to provide analysis about women candidates on 2015 local elections in political news texts. Semiotics method is applied to analyse news, and I focused the research on how Kompas and Koran Tempo are representing women politicians in political news. On this research, I used Roland Barthes’s semiotic; five major codes to reveal myths on narrative literaturs. Cultural Studies and Media-Marxist as the conceptual framework to criticize patriarchy culture that implies on languages to represent women politician in media. Patriarchy culture is considered as hegemony in redactional spaces, either media workers or mass communicators. This hegemony is mirrored from words and facts that chosen into women politician’s narrative news. Each media brings out their own myths upon women on politics, especially whom run for office in 2015 local election. Both media have myths that translated patriarchy ideology hegemony, despite on different levels. The level can be interpretatively measured by different style of narrative  and language explication.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Ayuningtias
"ABSTRAK
Tesis ini membahas konstruksi realitas penggusuran warga sebagai kebijakan
publik di media cetak. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma
kritis serta dibedah melalui Analisis Teks Elektif. Konstruksi realitas di media
memperlihatkan bahwa media memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik
mengenai suatu kebijakan publik yang akan menghasilkan citra tertentu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Koran Tempo yang menjadi sampel penelitian ini
tidak hanya berperan sebagai saluran komunikasi politik dalam memberitakan
kebijakan publik sebagai produk politik, tetapi juga menunjukkan
keberpihakannya dengan cara mendukung kebijakan serta memperkuat citra sang
pembuat kebijakan. Penelitian ini juga berusaha membongkar kepentingan politik
ideologi dan ekonomi pada teks media, yang pada akhirnya mendasari suratkabar
nasional ini dalam mengkonstruksikan realitasnya

ABSTRACT
This thesis discusses the construction of reality about eviction of residents as
public policy in the print media. This study is a qualitative research with a critical
paradigm and dissected via Elective Text Analysis. Construction of reality in the
media shows that the media has the power to shape public opinion about a public
policy that will produce a certain image. The results show that the Koran Tempo
as a sample of this research not only serves as a channel of political
communication in informing public policy as a political product, but also show its
bias by supporting policy and strengthen the image of the policymaker. This study
is also try to dismantle political ideologies and economic interests in media texts,
which in turn underlies this national newspapers in constructing reality"
2016
T46742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library