Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Rishanty
"Perlindungan terhadap konsumen merupakan suatu permasalahan karena kedudukan konsumen berada pada posisi yang lemah dibandingkan dengan pelaku usaha. Beberapa waktu lalu, masyarakat dikejutkan dengan pemberitaan bahwa terdapat kandungan zat berbahaya dalam produk mainan Cina. Kandungan zat berbahaya tersebut salah satunya yang paling dipermasalahkan adalah zat timbal yang sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak. Dalam penelitian ini terdapat beberapa pokok permasalahan, yaitu pengaturan mengenai standar baku produk mainan, perlindungan hukum bagi konsumen yang dapat dilakukan, serta peranan pemerintah dalam melindungi konsumen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif yang berupa penelitian sistematik hukum, dan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Indonesia memiliki UUPK yang dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah dalam upaya menindaklanjuti beredarnya produk mainan Cina di Indonesia, ketentuan-ketentuan pasal-pasal UUPK yang tidak terpenuhi adalah Pasal 4 huruf a dan h; Pasal 7 huruf d dan f; Pasal 8 ayat (1) huruf a dan ayat (4); Pasal 21 ayat (1); dan Pasal 62 ayat (1) UUPK, serta upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk memberikan jaminan terhadap perlindungan konsumen adalah dengan mengeluarkan SNI wajib, labelisasi serta melaksanakan pembinaan dan pengawasan agar keamanan produk mainan terjamin."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S24403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djody Riktian Morajaya
"Tulisan ini menganalisis bagaimana kesesuaian Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24/M-IND/PER/4/2013 tentang Pemberlakuan Standard Nasional Indonesia (SNI) Mainan Secara wajib terhadap prinsip-prinsip Technical Barriers to Trade (TBT) Agreement. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal, dengan menggunakan data-data sekunder sebagai data utamanya. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24/M-IND/PER/4/2013 adalah peraturan yang mewajibkan mainan yang beredar di Indonesia baik mainan produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri untuk mematuhi SNI Mainan. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan pemberlakuan SNI Mainan secara wajib yang disusun berdasarkan kepentingan Indonesia untuk melindungi konsumen bayi dan anak, serta disusun berdasarkan kedaulatan Indonesia. Namun dalam penerapan Peraturan Perundang-Undangan tersebut, Indonesia sebagai negara anggota WTO mendapatkan kritik dan saran melalui forum STC dari negara anggota WTO lainnya yang meminta Indonesia merevisi berbagai ketentuan di dalam aturan tersebut. Berdasarkan forum-forum STC yang telah dilalui Indonesia menyangkut kebijakan ini, Indonesia telah memberikan beberapa kelonggaran yang didasarkan permintaan anggota WTO lainnya dalam forum STC tersebut. Indonesia juga tetap mempertahan kebijakan yang dinilai dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan dari kebijakan ini. Saat ini Peraturan menteri Pemerintah terkait pemberlakuan SNI mainan secara wajib ini telah melalui beberapa kali perubahan dan tetap berlaku sampai saat ini.

This article analyzes how the Minister of Industry Regulation Number 24/M-IND/PER/4/2013 conforms to the mandatory implementation of the Indonesian National Standard (SNI) for Toys with the principles of the Technical Barriers to Trade (TBT) Agreement. This article was prepared using doctrinal research methods, using secondary data as the main data. Minister of Industry Regulation Number 24/M-IND/PER/4/2013 is a regulation that requires toys circulating in Indonesia, both domestically produced and foreign produced, to comply with SNI Toys. The Indonesian government has issued laws and regulations relating to the mandatory implementation of SNI for toys, prepared based on Indonesia's interests to protect infant and child consumers and prepared based on Indonesian sovereignty. However, in implementing these Legislative Regulations, Indonesia as a WTO member country received criticism and suggestions through the STC forum from other WTO member countries who asked Indonesia to revise various provisions in the regulations. Based on the STC forums that Indonesia has gone through regarding this policy, Indonesia has provided several concessions based on requests from other WTO members in the STC forum. Indonesia also continues to maintain policies that are deemed necessary to realize the objectives of this policy. Currently, the Government Ministerial Regulation regarding the mandatory implementation of SNI for toys has undergone several changes and remains in effect to this day."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 1997
344.046 5 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rizki Adiningtyas
"ABSTRACT
Pemilihan mainan berdasarkan jenis kelamin anak memiliki dampak penting pada perkembangan pemahaman anak tentang jenis kelamin dan keterampilan anak-anak. Penelitian saat ini bertujuan untuk menyelidiki korelasi antara sikap peran gender, stereotip gender untuk mainan, dan keinginan mainan. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbedaan sikap peran gender pada ibu yang bekerja dan yang tidak bekerja. Sampel dari sembilan puluh sembilan ibu yang bekerja dan 108 ibu yang tidak bekerja (N = 207) dengan anak-anak berusia 3-5 tahun yang tinggal di wilayah Jabodetabek berpartisipasi dalam penelitian ini. Pearson Correlation menunjukkan korelasi yang signifikan antara sikap peran gender dan stereotip gender (r = 0,364, p <0,05), keinginan mainan untuk mainan sesama jenis (r = 0,142, p <0,05), dan keinginan mainan untuk mainan netral (r = -.203 p <0,05). Stereotip gender juga menunjukkan korelasi yang signifikan dengan keinginan mainan untuk sesama jenis (r = 0,374, p <0,05) dan mainan netral (r = -.299, p <0,05). Tidak ada korelasi signifikan yang ditemukan untuk sikap peran gender dan keinginan mainan untuk mainan seks lintas jenis, serta stereotip gender dan keinginan mainan untuk mainan seks lintas jenis. Uji t sampel independen menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam sikap peran gender antara ibu yang bekerja dan tidak bekerja (t = 3,422, p <0,05, dua ekor) di mana ibu yang bekerja menunjukkan sikap peran gender yang lebih egaliter. Hasil penelitian ini melibatkan sosialisasi tentang gender yang dilakukan oleh orang tua melalui mainan anak-anak.

ABSTRACT
The choice of toys based on the sex of the child has an important impact on the development of children's understanding of gender and children's skills. Current research aims to investigate the correlation between gender role attitudes, gender stereotypes for toys, and toy desires. This study also aims to look at differences in attitudes of gender roles in working and non-working mothers. A sample of ninety-nine working mothers and 108 non-working mothers (N = 207) with children aged 3-5 years who live in the Greater Jakarta area participated in this study. Pearson Correlation showed a significant correlation between attitudes of gender roles and gender stereotypes (r = 0.364, p <0.05), the desire of toys for same-sex toys (r = 0.142, p <0.05), and the desire of toys for neutral toys ( r = -.203 p <0.05). Gender stereotypes also showed a significant correlation with same-sex toys (r = 0.374, p <0.05) and neutral toys (r = -.299, p <0.05). No significant correlations were found for gender role attitudes and toy desires for cross-sex sex toys, as well as gender stereotypes and toy desires for cross-sex sex toys. Independent sample t test showed significant differences in gender role attitudes between working and non-working mothers (t = 3,422, p <0.05, two tails) where working mothers showed more egalitarian gender role attitudes. The results of this study involve the socialization of gender conducted by parents through children's toys."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Bergas Paramasdyo
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang sering mengimpor mainan dengan jumlah 85% setiap tahunnya. Pada 2014, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia melakukan pengujian terhadap 21 sampel mainan impor asal China. Pengujian menunjukkan bahwa mainan tersebut mengandung zat berbahaya yang dapat membahayakan anak-anak. Meski sudah dilakukan pengawasan, mainan impor yang mengandung bahan berbahaya masih bisa ditemukan. Oleh karena itu, dalam tesis ini penulis mengidentifikasi peran pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah beserta permasalahan yang ada. Penulis menggunakan metode yuridis normatif dalam menganalisis perbedaan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Standardisasi Nasional, Kementerian Perdagangan, dan Direktorat Jenderal dan Bea Cukai. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat permasalahan yang dimiliki oleh masing-masing institusi. Pemerintah Indonesia perlu mengoptimalkan fungsi pengawasan untuk mengurangi peredaran mainan anak impor berbahaya, seperti yang dilakukan oleh China.
ABSTRACT
Indonesia is a country that often imports toys with an amount of 85% each year. In 2014, the Indonesian Consumers Foundation conducted tests on 21 samples of imported toys from China. Tests show that the toy contains harmful substances that can harm children. Even though surveillance has been carried out, imported toys containing hazardous materials can still be found. Therefore, in this thesis the writer identifies the role of supervision carried out by the government along with the existing problems. The author uses the normative juridical method in analyzing the differences in supervision carried out by the National Standardization Body, the Ministry of Trade, and the Directorate General and Customs. The results of the study found that there are problems that are owned by each institution. The Indonesian government needs to optimize its supervisory function to reduce the circulation of dangerous imported children's toys, as has been done by China."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Amanda
"ABSTRAK
Peran penting kemasan pada dewasa ini mulai berkembang tidak hanya sebagai pelindung produk, namun juga memudahkan penggunaan, penyaluran informasi, dan membantu meningkatkan pemasaran produk. Munculnya bisnis penyewaan mainan anak secara online mendorong kebutuhan akan kemasan yang dapat menjalankan fungsi utamanya sekaligus menarik bagi konsumen. Maka dari itu, penelitian dilakukan terhadap kotak kemasan mainan yang disewakan untuk mengetahui desain yang paling sesuai dengan preferensi konsumen. Penelitian menggunakan indeks potential gain in customer value untuk mengetahui atribut yang paling membutuhkan perbaikan, semantic differential sebagai skala pengukuran preferensi desain per atribut, dan analisis choice-based conjoint agar memperoleh model desain akhir kemasan sesuai yang paling disukai oleh konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang membutuhkan peningkatan performa antara lain informasi produk, ukuran tulisan, orientasi atau posisi elemen, kemudahan dalam membawa kemasan, warna kemasan, dan gaya grafis. Penelitian juga menyimpulkan bahwa desain kemasan yang paling disukai oleh konsumen yaitu kemasan yang memiliki cutout handle, jenis presentasi informasi produk visual, campuran warna pada kemasannya kontras, gambar produk simplified, bentuk gambar hiasan natural, dan posisi informasi produk yang berada di bagian atas suatu sisi kemasan

ABSTRACT
The important roles of pakaging today have began to develop not only to protect product, but also to ease the use of product and packaging, distribution of information, and help the product rsquo s marketing. The emergence of the online toy rental business stimulate the need of packaging that can perform its main function and appealing to consumers. Therefore, a research is conducted on the toys renting packaging boxes to determine the most suitable design according to consumer preferences. The study uses an index of potential gain in customer value to determine the most crucial attributes that should be improved, semantic differential as a measurement scale of design preferences of each attribute, and choice based conjoint analysis in order to obtain a model of the final packaging design according most favored by consumers. The results showed that the attributes that require performance improvements are product information, font size, orientation or position of elements, ease of carrying the packaging, packaging color, and graphic styles. The study also concluded that the packaging design which is most preferred by the consumers are a packaging that has a cutout handle, visual presentation of product information, contrast color mix, simplified product images, natural ornament shape, and the information products position is located at the upper side or top of a packaging rsquo s side."
2016
S66294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitha Masrati Widodo
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melihat perbandingan sikap peran gender ibu dan preferensi pemilihan mainan pada ibu bekerja yang menyandang status breadwinner dan bukan breadwinner di Jabodetabek. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 108 orang ibu bekerja yang memiliki anak berusia 3-5 tahun. Alat ukur Normative Gender Role Attitudes (NGRA) digunakan untuk mengukur sikap peran gender ibu dan Toys Desirability Judgement digunakan untuk mengukur preferensi pemilihan mainan anak oleh ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara preferensi pemilihan cross-sex toys dengan sikap peran gender pada ibu bekerja yang menyandang status breadwinner dan bukan breadwinner di Jabodetabek (r(106)= -.210, p= 0.029, two-tailed). Akan tetapi, tidak ditemukan perbedaan skor sikap peran gender dan preferensi pemilihan mainan anak baik pada ibu bekerja yang merupakan breadwinner maupun bukan breadwinner di Jabodetabek.

This quantitative research was aimed to examine the comparison of mother’s gender role attitudes and toys desirability in working mothers who are breadwinners and not breadwinners in Jabodetabek. The participants of this research were 108 working mothers who had children aged between 3-5 years old. Gender role attitudes was measured using Normative Gender Role Attitudes (NGRA) and toys desirability was measured using Toys Desirability Judgement. The results showed that there was a significant negative relationship between toys desirability cross-sex toys and gender role attitudes in mothers with breadwinner status and not breadwinner in Jabodetabek (r(106)= -.210, p= 0.029, two-tailed). However, there were no differences in toys desirability and gender role attitudes for Mothers who were breadwinners or not breadwinners in Jabodetabek."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Larasati
"ABSTRAK
Pemilihan mainan oleh orang tua kepada anak dapat menjadi sebuah sarana untuk sosialisasi gender. Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara preferensi mainan orang tua dengan sikap peran gender, serta mengindikasikan adanya pengaruh jenis kelamin orang tua dan jenis kelamin anak terhadap preferensi mainan tersebut. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara preferensi mainan (toy desirability) orang tua dan sikap peran gender mereka, serta perbedaan kedua variabel tersebut antar populasi ayah dan ibu. Toy desirability diukur dengan meminta partisipan menilai desirability akan 30 buah mainan dengan skala Likert 7 poin, sementara sikap peran gender diukur dengan alat ukur Normative Gender Role Attitudes (NGRA). Partisipan terdiri dari 285 ayah dan ibu domisili Jabodetabek. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gender role attitudes orang tua dengan penilaian toy desirability untuk same-sex (r=0.196, p<0.01) dan neutral toys(r=-0.187, p<0.01). Tidak terdapat perbedaan sikap peran gender maupun preferensi pemberian mainan antara ayah dan ibu. Ketika jenis kelamin anak diperhitungkan, ditemukan bahwa orang tua lebih menginginkan same-sex toys dan tidak menginginkan cross-sex toys bagi anak lelaki ketimbang anak perempuan.

ABSTRACT/b>
The toys parents select for their children could play a part in their socialization of gender roles. Previous studies indicate a correlation between gender role attitudes in parents and their preference of toys, as well as a difference in toy preference asa function of the parents and the childs gender. This study aims to look into parents toy desirability ratings, its correlation with parents gender role attitudes, and the difference between the two variables in mothers and fathers, with and without considering the gender of their child. Toy desirability scores are obtained by asking participants to rate the desirability of 30 toys using a 7-point Likert scale, whilst the Normative Gender Role Attitudes (NGRA) scale is used to measure gender role attitudes. The study is participated by 285 Indonesian mothers and fathers residing in Jabodetabek area. Results show a significant correlation between parents gender role attitudes and their desirability ratings for same-sex toys (r=0.196, p<0.01) and neutral toys(r=-0.187, p<0.01). No difference is shown between mothers and fathers in gender role attitudes and toy desirability ratings when the childs gender is not considered. When the childs gender is considered, it is found that parents desire same-sex toys and reject cross-sex toys for their sons more they do for their daughters.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zain Danish Hermawan
"Skripsi ini membahas mengenai hak cipta atas hak menggandakan dan hak mengumumkan terkait penggunaan ciptaan lagu yang dimanfaatkan oleh pelaku usaha mainan musikal. Permasalahan dalam artikel ini adalah bagaimana perlindungan hak cipta atas karya musik yang digunakan dalam mainan musikal dan mengidentifikasi penggunaan musik dalam mainan musikal dilihat dari konteks hak menggandakan dan hak mengumumkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan dan pengaturan terkait penggunaan ciptaan lagu atau musik yang di manfaatkan oleh pelaku usaha mainan musikal di Indonesia belum diatur secara jelas dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang hak cipta. UUHC hanya mengatur mengenai definisi pengumuman dan penggandaan dan kewajiban pembayaran royalti bagi pihak-pihak yang memanfaatkan hak ekonomi pencipta. Dengan begitu, perlu restrukturisasi atau penambahan ketentuan spesifik mengenai perlindungan hak cipta seperti perlindungan hak cipta atas lagu dan musik yang digunakan oleh pelaku usaha mainan dengan tujuan adanya upaya preventif yang lebih menjamin perlindungan dan menghindari adanya kerugian baik secara materiil maupun imateriil oleh banyak pihak, serta untuk menghindari adanya hambatan dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

This thesis discusses the copyright for the right to reproduce and the right to publish related to the use of song creations that are utilized by musical toy entrepreneurs. The problem in this article is how to protect copyright for musical works used in musicals and identify the use of music in musicals from the context of the Right to Reproduce and the Right to Announce. The results of the study show that policies and regulations regarding the use of songs or music that are utilized by musical toy businesses in Indonesia have not been clearly regulated in Law no. 28 of 2014 concerning copyright. UUHC only regulates the definition of announcement and duplication and the obligation to pay royalties for parties who take advantage of the economic rights of creators. In this way, it is necessary to restructure or add specific provisions regarding copyright protection such as copyright protection for songs and music used by toy business actors with the aim of making preventive efforts that guarantee more protection and avoid material and immaterial losses by many parties, and to avoid obstacles in national economic grow"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meitria Cahyani
"Disertasi ini membahas pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Mainan Secara Wajib (SNI Mainan) yang bertujuan mewujudkan pelindungan anak sebagai konsumen dari peredaran mainan tidak berkualitas di pasaran. Anak-anak merupakan bagian dari kelompok konsumen rentan (vulnerable consumer) yang memiliki kondisi khusus yang berbeda dibandingkan konsumen dewasa pada umumnya, serta membutuhkan pelindungan dari produk-produk yang menyasarnya sebagai target market, termasuk mainan. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 yang diperbaharui dengan Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UU Perlindungan Anak) telah mengatur pelindungan terhadap hak-hak anak; sedangkan pengaturan hak-hak konsumen terdapat dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Kedua undang-undang ini belum memiliki pengaturan mengenai pelindungan anak sebagai konsumen. Selanjutnya, bagaimana pemberlakuan SNI Mainan dapat melindungi anak sebagai konsumen ? Penelitian ini dilakukan dengan metode sosiolegal di beberapa kota pada provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Pendekatan perbandingan hukum terkait keamanan mainan (toy safety) dilakukan pada negara Amerika Serikat, Australia, China, dan organisasi supranasional Uni Eropa. Analisis deskriptif kualitatif meliputi ruang lingkup pemberlakuan, pengawasan dan faktor-faktor pendukung pemberlakuan SNI Mainan. Temuan penelitian menunjukkan : (1) Perkembangan pelindungan anak sebagai konsumen sesudah berlakunya SNI Mainan membutuhkan penguatan hak-hak anak sebagai konsumen agar anak-anak Indonesia terlindungi ; (2) SNI Mainan belum memberikan pelindungan sesuai tujuan pemberlakuannya yaitu untuk melindungi anak sebagai konsumen mainan di Indonesia; (3) Pemerintah perlu mencermati faktor-faktor pendukung optimalisasi pemberlakuan SNI Mainan, khususnya dengan implementasi Public Interest Model Of Optimal Deterrence dalam pemberlakuan SNI Mainan Secara Wajib untuk mewujudkan pelindungan anak sebagai konsumen yang lebih baik di masa yang akan datang. Catatan khusus dari hasil penelitian disertasi ini adalah urgensi memasukkan pengaturan tanggung jawab ketat (strict liability) dan pengaturan mengenai konsumen rentan (vulnerable consumer) yang meliputi lansia, golongan disabilitas, dan anak-anak sebagai konsumen dalam pembahasan amandemen UUPK selanjutnya.

This dissertation discusses the application of the Compulsory Indonesian National Standard for Toys (SNI Toys) which aims to realize the protection of children as consumers from the circulation of toys that are not of good quality in the market. Children are part of a group of vulnerable consumers who have special conditions that are different from adult consumers in general, and need protection from products that target them as a target market, including toys. Law No. 23 of 2002 which was renewed by Law no. 35 of 2014 concerning Amendments to Law no. 23 of 2002 concerning Child Protection (Child Protection Law) has regulated the protection of children's rights; while the regulation of consumer rights is contained in Law no. 8 of 1999 concerning Consumer Protection (UUPK). These two laws do not yet have regulations regarding the protection of children as consumers. Furthermore, how can the implementation of SNI Toys protect children as consumers? This research was conducted using the sociolegal method in several cities in the provinces of DKI Jakarta, Banten and West Java. A comparative legal approach related to toy safety was carried out in the United States, Australia, China, and the European Union supranational organization. Qualitative descriptive analysis includes the scope of implementation, supervision and supporting factors for the implementation of SNI Toys. The research findings : (1) The development of child protection as consumers after the entry into force of SNI Toys requires strengthening the rights of children as consumers so that Indonesian children are protected; (2) SNI Toys have not provided protection in accordance with the purpose of its implementation, namely to protect children as consumers of toys in Indonesia; (3) The government needs to examine the supporting factors for optimizing the implementation of SNI Toys, especially by implementing the Public Interest Model Of Optimal Deterrence in the compulsory implementation of SNI Toys in order to create better protection for children as consumers in the future. A special note from the results of this dissertation research is the urgency to include strict liability arrangements and regulations regarding vulnerable consumers which include the elderly, disabled groups, and children as consumers in the discussion of further UUPK amendments."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>