Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Novita Sari
"Bangunan peribadatan merupakan ruang sosial yang digunakan sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan sosial, baik secara individu maupun komunal. Pemaknaan ruang ephemeral dapat dilihat melalui kehadiran ruang dalam jangka waktu tertentu selama suatu kegiatan berlangsung, dan akan menghilang setelah mewujudkan fungsi dan tujuan dari individu yang membentuk ruang. Kelenteng merupakan salah satu bangunan peribadatan memiliki ruang-ruang yang disusun atas kepercayaan, nilai dan konsep filosofis kebudayaan Cina, sehingga di dalamnya juga terdapat tingkatan hierarki serta makna. Kajian ini secara khusus akan membahas mengenai tingkatan hierarki ruang pada Vihara Tri Ratna, mulai dari sakral hinggal profan dan juga makna yang terbentuk pada ruang terbuka sebagai area yang aktif digunakan untuk ritual sembahyang individu ataupun komunal. Melalui tahapan pengumpulan sumber data, pengolahan sumber data dengan memasukkan konteks ke dalamnya untuk memperoleh bukti arkeologis, serta interpretasi, penelitian ini bertujuan untuk melihat hierarki ruang pada kelenteng, serta makna ruang yang dapat ditelusuri melalui elemen-elemen pembentuk ruang ephemeral dengan melihat ruang terbuka sebagai frontier and bridge dan juga theatre of action. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa adanya dualitas makna antara frontier and bridges menjadi theatre of action, antara ruang semi-sakral menjadi sakral, pada saat ruang ephemeral terbentuk dan hilang.
......Religious building is a social space used for various social activities, individually and communally. The meaning of ephemeral space could be seen through the presence of space in certain period of time during an activity and will disappear after the purpose of the created space has been finished. Chinese temple is one of religious building consist of spaces which are arranged based on the belief, values, and philosophical concept of Chinese culture, and there are also levels of hierarchy and meaning in it. This study will specifically discuss about the level of spacial hierarchy in Vihara Tri Ratna, start from the sacred area to the profane, and the meaning of the temple’s open space which is actively used for individual and communal ritual prayer. Through a series of method consist of data gathering, processing data by applying context in order to be archaeological evidence, and interpretation, this paper aim to see the hierarchy of the Chinese temple’s spaces, as well as the meaning of space which could be traced through the formed element of an ephemeral space by seeing temple’s open space as ‘frontier and bridges’ and ‘the theatre of action’. The results of the study indicate a duality of meaning between frontier and bridges to become the theatre of action, between semi-sacred space to sacred, at a certain point when ephemeral space is appeared and disappeared."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah
"Skripsi ini membahas bagaimana masyarakat kampung kota memaknai jalan dalam kampungnya dengan mengambil studi kasus sebuah legitimasi atas transformasi jalan pada kampung Bidaracina. Metode yang digunakan dalam survei menggunakan metode observasi, wawancara, emic (menjadi subjek pengamatan), melakukan pemetaan kejadian, dan mengambil foto berdasarkan waktu yang berbeda. Pembahasan mencakup tentang ruang, tempat, dan ruang sosial yang digunakan untuk memahami konsep pemaknaan ruang. Selain itu dibahas pula implikasi dari adanya legitimasi atas transformasi ruang jalan berupa "pasar kaget" yang berpengaruh pada pembentukkan kampung Bidaracina secara keseluruhan.
Hasil studi menunjukkan masyarakat kampung Bidaracina memaknai jalan utama di kampungnya sebagai pasar ketika pagi hari dan sebagai jalur sirkulasi di waktu lainnya. Adanya legitimasi dan kebutuhan atas keberadaan pasar, kekuatan yang terkandung dalam keberadaan pasar, serta pola perkembangan kampung yang berorientasi kepada kebutuhan pasar melatarbelakangi pemaknaan jalan bagi warga kampung Bidaracina. Akhirnya keberadaan jalan sebagai "pasar kaget" selama 51 tahun sebagai pusat ekonomi sosial kampung dan menduduki hierarki tertinggi dalam kampung, memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pembentukkan natural organik yang terjadi pada kampung Bidaracina.

This thesis discusses how society interpret street in the Kampung by taking a case study of legitimacy to the transformation of the street of Kampung Bidaracina. The methods that used in the survey are observation, interviews, emic (being the subject of observation), mapping of events, and taking photos by different time. The discussion covers about space, place, and social space that used to understand the concept of value of space. In addition, also discussed the implications of their legitimacy to the transformation of street space in the form of "pasar kaget" affecting the overall Kampung Bidaracina's formation.
The study shows the society in Bidaracina interpret the main street in the Kampung as a market when the mornings and as a circulation space at any other time. Their legitimacy and the need for the existence of the market, the power contained within its market presence, and development patterns of Kampung that oriented to the needs of the market, are underlying the meaning of street by society of Kampung Bidaracina. Finally, the existence of the street as a "pasar kaget" for 51 years as the center of social economic Kampung and occupy the highest hierarchy in the Kampung, greatly contributing to the organic natural formation of Kampung Bidaracina."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Meiyogo
"Video mapping merupakan sebuah teknik yang menggunakan pencahayaan dan proyeksi sehingga dapat menciptakan ilusi optis pada obyek-obyek. Obyek-obyek tersebut secara visual akan berubah dari bentuk aslinya menjadi bentuk baru yang berbeda dan sangat fantastis Keberadaannya sebagai salah satu fenomena Hiper-Realitas ternyata memberi pengaruh pada dunia Arsitektur dan Interior. Konsep Dekonstruksi yang terdapat di dalam Video Mapping membuatnya mampu merubah makna ruang walaupun secara visual. Karena kemampuannya dalam merubah makna ruang, membuat Video Mapping harus berhadapan dengan beberapa pertanyaan diantaranya sejauh manakah perubahan makna ruang itu dan konsekuensi logis apakah yang terjadi berkaitan dengan ruang dan waktu yang dihadapinya?
......Video mapping is a technique that using light and projection which can make an optical illusion to the objects. Those objects visually changes from the original shapes to the difference and fantastic shapes. It's existence as Hiper-Reality phenomenon actually has given influence to the world of Architecture and Interior. The Concept of Deconstruction in Video Mapping give it's ability to change the defintion of space eventhough it is only as visual. Because of it's ability to change the space definition, Video Mapping has to be faced with a view question. How far the change of that space definition and what kind of logic consequence that will be related to space and time that has to be faced?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43285
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alivia Alfany
"Penelitian ini membahas prinsip kesamaan sinonimi dekat pada ulasan konsumen di Shopee dengan menggunakan teori komponen makna dan ruang lingkup pembeda terhadap adjektiva. Dalam sebuah ulasan konsumen terdapat penilaian suatu produk dengan berbagai adjektiva. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebahasaan yang mengandung sinonimi dekat terhadap adjektiva di dalam ulasan konsumen pada platform Shopee di sebuah produk best seller The Body Shop sesuai dengan kecenderungan penggunaan berdasarkan frekuensi pemakaiannya. Adjektiva yang ditemukan peneliti adalah adjektiva dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara simak catat. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga puluh enam adjektiva yang ditemukan, tetapi yang digunakan sebagai sampel penelitian sebanyak dua belas adjektiva. Kedua belas adjektiva tersebut merupakan pasangan sinonim yang terlihat dari tahap pertama analisis komponen makna. Dari analisis komponen makna terlihat adanya kesamaan makna antara adjektiva dengan adjektiva lainnya. Tahap analisis selanjutnya adalah melihat ruang lingkup pemakaian adjektiva, seperti ragam bahasa, nilai rasa, dan kelaziman agar terlihat bahwa pasangan sinonim tersebut merupakan sinonimi dekat. Pasangan sinonimi dekat akan disesuaikan dengan kecenderungan penggunaan berdasarkan frekuensi pemakaiannya. Dari kecenderungan itu dapat terlihat bahwa konsumen menggunakan adjektiva yang bermakna umum dan nilai kelaziman dari kata itu masih dapat diterima oleh masyarakat.
......This study discusses the principle of close synonymy similarity in consumer reviews on Shopee by using the theory of components of meaning and scope of differentiating adjectives. In a consumer review there is an assessment of a product with various adjectives. This study aims to describe language that contains close synonyms for adjectives in consumer reviews on the Shopee platform on a best seller The Body Shop according to the tendency of use based on the frequency of use. The adjectives found by the researcher are basic adjectives. This study uses a descriptive qualitative method by observing notes. The results showed that there were thirty-six adjectives found, but twelve adjectives were used as research samples. The twelve adjectives are synonym pairs which can be seen from the first stage of the meaning component analysis. From the meaning component analysis, it can be seen that there is a similarity in meaning between adjectives and other adjectives. The next stage of analysis is to look at the scope of the use of adjectives, such as language variety, taste values, and prevalence so that it can be seen that the synonym pairs are close synonyms. Pairs of close synonyms will be adjusted according to the tendency of use based on the frequency of use. From this trend, it can be seen that consumers use adjectives that have a general meaning and the customary value of the word is still acceptable to the public."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Awaliyatul Fajriyah
"ABSTRAK
Di dalam dunia arsitektur, khususnya di Indonesia, tidak ada aturan baku mengenai penamaan sebuah karya arsitektur. Karena ketiadaan ini, beberapa karya arsitektur dinamai tidak sesuai dengan definisinya. Hal ini dapat terjadi karena berbagai macam kepentingan dari banyak pihak. Lambat laun setelah masyarakat mengalami proses berpikir yang panjang, penggunaan nama-nama yang tidak sesuai definisinya ini akan menggeser makna dari istilah itu sendiri karena tanda-tanda yang disajikan tidak sesuai dengan makna ideal yang terkandung. Dampaknya, definisi yang masyarakat pahami mengenai sebuah istilah adalah definisi yang sudah bergeser. Pergeseran makna ini mempengaruhi interpretasi ruang yang ditimbulkannya. Dalam tulisan kali ini, yang terjadi adalah degradasi ruang publik dimana ruang publik dimaknai sebatas pusat perbelanjaan. Hal ini menyebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia atas ruang publik sedikit terusik bahkan hingga tidak terpenuhi. Diperlukan sebuah mekanisme khusus mengenai penamaan sebuah karya arsitektur untuk menghindari penafsiran bebas. Skripsi ini bertitik berat pada kesesatan bahasa yang mengacu pada definisi ideal dan definisi riil sebuah istilah.

ABSTRACT
In architecture, especially in Indoesia, there are no standard rule for giving a name of an architectural work. Because of this lack, some architectural work haven?t named accordance with its definition. This case could happened because any concernment from any side. Gradually after the people have a long-thinking experience, application of the name which not accordance with its definition would shift the meaning of the term because the sign that given is not appropriate with its ideal meaning. The affection, definition that understood by the communities about some term is a shifted-meaning. This shifting of meaning influence the interpretation of public space inflicted. In this writing, the occurrence is public space degradation where public space just meant with shopping center. This cause the people needs of public space bothered and unfulfilled. We need some requirement about giving-building-name for architectural work to avoid a free-interpretation. This thesis, focused on linguistic fallacy which refer to ideal and riil definition of some term."
2016
S64525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library