Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwata, Ryushi
Tokyo: Asian Productivity Organizations, 1982
658.095 2 IWA j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Matsumoto, Koji
Tokyo: Asian pProductivity Organization, 1982
658.095 2 MAT o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Natania Saraswati Ramany
Abstrak :
Natania Saraswati Ramany. Abstraksi : Tema dari penulisan skripsi ini adalah pekerja lanjut usia ( penduduk Jepang yang berusia lebih dari 65 tahun yang bekerja di perusahaan Jepang ). Sejak Jepang mulai melakukan industrialisasi pada tahun 1950-an, jumlah kelahiran dan kematian di Jepang terus menurun, sehingga Jepang menjadi negara yang memiliki koreika shakai ( masyarakat menua), yakni negara yang jumlah penduduk lanjut usianya telah mencapai 7 % dari total jumlah penduduk. Penduduk lanjut usia di Jepang pada umumnya masih bekerja, sehingga pertumbuhan koreika shakai berarti peningkatan jumlah pekerja lanjut usia yang menyebabkan angkatan kerja Jepang menjadi menua. Hal ini menimbulkan berbagai masalah dalamperusahaan Jepang. Dampak dari bertambahnya koreika shakai dalam perusahaan antara lain: (a) penurunan produktivitas perusahaan seiring dengan menuanya angkatan kerja, (b) pengevaluasian sistem pembagian gaji berdasarkan senioritas yang merupakan sistem manajemen khas Jepang (c) pertentangan antara pemerintah dan perusahaan tentang penetapan kebijakan usia pensiun. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan koreika shakai dalam perusahaan, dampak yang ditimbulkannya, serta upaya pemerintah dan juga perusahaan mengatasi dampak tersebut, yang merupakan tujuan dari penulisan skripsi ini, maka digunakan metode deskriptif-analisis. Hasil yang diperoleh setelah melakukan analisa buku-buku kepustakaan tentang koreika shakai antara lain berupa data-data demografis persentase koreika shakai, dan data-data mengenai koreika shakai dalam perusahaan Jepang. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan: 1) Jepang mengalami pertumbuhan penduduk lanjut usia lebih cepat dibandingkan negara-negara lain yang juga ataupuntelah terlebih dahulu mengalami peningkatan jumlah penduduk lanjut usia.2) Dampak-dampak yang ditimbulkan koreika shakai dalam perusahaan Jepang yakni produktivitas perusahaan jadi menurun, perusahaan harus mengevaluasi sistem senioritas yang merupakan sistem manajemen khas Jepang, dan perusahaan harus menjalankan kebijakan perpanjangan usia pensiun yang ditetapkan pemerintah, tentu saja menyulitkan perusahaan. Namun hal ini bukanlah kesalahan koreika shakai sepenuhnya. Dampak tersebut sebenarnya timbul karena pandangan dan sistem yang ada tidak mendukung kondisi koreika shakai.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S13466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Dwi Rahmawati
Abstrak :
Setelah penyebarannya di dunia, perusahaan multinasional Jepang tetap menggunakan sistem manajemen yang terbukti efektif di Jepang untuk digunakan di perusahaan cabang di Iuar Jepang. Mereka juga mempekerjakan staf lokal sebagai manajer dimana mereka tidak terbiasa dengan sistem tersebut. Salah satu contohnya adalah sistem pengambilan keputusan (ringi-sei) yang inti dari sistem tersebut tidak mengalami perubahan, hanya mengalami penyesuaian. Masalah dalam skripsi ini adalah peran manajer lokal dalam sistem pengambilan keputusan di perusahaan multinasional Jepang. Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk mengetahui peran manajer lokal dalam ringi-sei dan penyesuaian yang terjadi dalam proses tersebut. Manajer lokal tersebut dipekerjakan untuk mendukung internasionalisasi perusahaan-perusahaan Jepang. Mereka mempunyai peran sebagai (I) Pembantu manajer Jepang dalam mengelola perusahaan, (2) Perantara ketika berurusan dengan klien-klien di negara setempat, (3) Pemberi informasi yang dibutuhkan kepada manajer Jepang untuk menjalankan perusahaan cabang dan untuk membuat keputusan, (4) Perantara. antara manajer Jepang dengan karyawan lokal lainnya di perusahaan untuk menyampaikan hasil keputusan, (5) Pengawas pelaksanaan hasil keputusan yang telah dibuat.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pamiarsih
Abstrak :
Jepang dan AS dikenal dunia sebagai dua negara industri maju dengan perekonomian yang sangat baik. Dan Waters mengatakan bahwa suatu perekonomian hanya bisa efisien jika perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya juga demikian, dan suatu perusahaan hanya bisa begitu kalau para personil dan metode bisnisnya juga efisien. Sehubungan dengan itu, dapat ditarik benang merah bahwa perekonomian kedua negara itu dapat berkembang pesat, selain karena sumber daya manusianya yang berkualitas, mereka menerapkan metode bisnis atau manajemen bisnis yang efisien. Meskipun begun, Jepang dan AS menerapkan gaya manajemen yang berbeda, salah satunya dalam hal proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat dipahami karena Jepang dan Amerika adalah dua negara yang mempunyai latar be]akang sosial budaya dan masyarakat yang berbeda. Tema dalam skripsi ini adalah pengambilan keputusan dalam manajemen Jepang dan AS. Dan yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakah pengaruh masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen Jepang dan Amerika. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengambilan keputusan dalam kedua gaya manajemen tersebut, kemudian menganalisa untuk mengetahui pengaruh masyarakat kedua negara itu terhadap proses pengambilan keputusan, dengan memakai metode deskriptif analisis. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui penganrh masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen gaya Jepang dan Amerika. Ringiseido dalam manajemen gaya Jepang mempunyai ciri khas yaitn cara kerja proses pengambilan keputusan ini dilakukan secara berkelompok, dari menunjuk kepada pengambilan keputusan dengan konsensus. Hal ini terbenluk karena masyarakat Jepang adalah masyarakat berkelompok, dan masyarakat vertikal. Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat sadar kelompok. Mereka mennberi perhatian utama pada harmonisasi atau wa dalam memihara keutuhan kelompok. Dan sebagai rnasyarakal vertikal yang memperhatikan jenjang hierarki, bangsa Jepang mengenal oyabun-kobuit, dan senpai-kohai kankei. Dalam hubungan ini terjadi hubungan resiprositi, yaitu atasan memberi bantuan kepada bawahannya, dan sebagai gantinya bawahan akan selalu siap untuk membantu atasannya. Hubungan seperti ini timbul karena mereka menyadari rasa saling ketergantungan di antara mereka sendiri. Sedangkan Amerika Serikat, top- down desicion making yang ada dalam, manajemen Amerika, mengutamakan kekuatan individu. Dalam perusahaan Amerika, peranan dan kemampuan individu menjadi perhatian utama untuk dapat naik ke jenjang yang lebih tinggi. Karena itu, persaingan individu di antara mereka sangat ketat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika seseorang berhasil rnenduduki posisi penting dalam perusahaan, berarti ia telah rnampu membuktikan bahwa kemampuan individunya lebih menonjol dibandingkan yang lain. Karena itu, hak untuk mernbual keputusan menjadi wilayah eksklusif bagi manajer. Dengan demikian, masyarakat suatu negara sangat menpengaruhi pembentukan gaya manajemennya. Begitu pula dengan Jepang dan Amerika, khususnya dalam hal proses pengambilan keputusan Jepang dan dengan penekanan mereka pada kelompok, lebih mengutamakan proses pengambilan keputusan secara berkelornpok pula. Berbeda dengan Amerika yang menghargai individualiame, proses pengambilan keputusan pun ditekankan pada kemampuan individu.
2000
S15437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yokori, Yossy Louisa
Abstrak :
Pada umumnya perusahaan-perusahaan Jepang mengalami lebih banvak tahun yang penuh perjuangan dengan keadaan pasar yang tidak menguntungkan daripada keadaan pasar yang menguntungkan. Bilamana para pengusaha itu tidak terlalu peka terhadap cobaan tersebut, maka mereka tentu sudah jauh terpental dari dunia usaha yang mereka lakukan. Begitu pula pada masa sebelum perung dunia kedua, banvak orang Jepang mencoba mendirikan perusahaan tetapi terpaksa berhenti di tengah jalan, karena tidak mampu menghadapi tantangan baru, seperti dalam bidang hubungan pemasaran, penemuan produk-produk baru, dan hal-hal lain yang tidak menguntungkan, seperti adanya peperangan dan bencana alam. Dalam masa-masa sulit seperti disebutkan di atas, muncul seorang laki-laki dengan hanya tamatan sekolah dasar kelas empat dan dengan modal bakat alamnya dalam berdagang, ia berhasil menjadi salah satu pendiri industri raksasa elektronik di dunia. Ia bukan hanya dikenal sebagai eksekutif andal, tetapi sekaligus sebagai ahli manajemen. Adapun tokoh tersebut adalah Matsushita konosuke. Nama yang sama terkenalnya dengan merek-merek yang dikeluarkannya seperti Panasonic dan National. Pascale dan Athos, yakni para penulis The Art of Japanese Management. menempatkan Matsushita Konosuke sebagai salah satu inovator manajemen terbesar di dunia. Salah satu sifat Matsushita yang banyak dikagumi orang adalah kemampuannya untuk mengatasi kendala dan hambatan menjadi faktor yang lebih positif. Menurut Matsushita, semua kesulitan itu merupakan tantangan baginya. Tantangan yang membuat hidup lebih menarik. Yang membuat keberadaanya menjadi lebih bermakna. Dengan cara pandang seperti itu, ia selalu memperoleh keberanian dan keyakinan untuk menyapu hambatan yang ada di depan mata. Nyatanya, banyak dari ide-ide inovatifnya tentang pemasaran, pengembangan produk, dari manajemen sumber daya manusia lahir pada saat-saat penuh kesulitan seperti itu. Bukan hanya itu, dengan kebijakan-kebijakan, pemikiran dan gagasannya, ia pun dimintai nasehatnya oleh perdana menteri, seperti Shigeru Yoshida, Eisaku Sato, dan beberapa perdana menteri yang lain. Pada masa kemenangan Jepang atas perang Rusia-Jepang tahun 1905, Matsushita ingin mengadakan perubahan dalam hidupnya dengan pindah ke Osaka. Ia bekerja di sebuah toko sepeda. Suatu saat ia mengamati sebuah kereta, dan ia menemukan dirinya tertarik pada bidang pekerjaan yang menggunakan kata listrik. Akhirnva, ia memutuskan akan Mencurahkan kariernyn untuk memberikan harapan baru pada industri listrik. Usahanya ini dimulai pada tahun 1910, ketika ia hergabung dengan Osaka Electric Light Company. Pada tahun 1917 Matsushita Konosuke keluar dari Osaka Electric Light Company. karena ia ingin lebih mengembangkan pembuatan stopkontak listrik dengan model hasil karyanya. Dengan modal dari tabungannya selama bekerja di Osaka Electric Light Company, akhirnya pada tanggal 7 Maret 1918, ia meresmikan perusahaannya sendiri yaitu perusahaan yang membuat peralatan listrik, dan diberi nama Matsushita Electric. Perusahaannya bukan hanya memproduksi stopkontak itu saia, tetapi ia juga mengembangkan peralatan listrik lainnya, khususnya peralatan listrik rumah tangga, misalnya setrika listrik, lampu sepeda, perlengkapan pemanas listrik, radio, baterei, dan masih banyak yang lainnya. Setiap produksi yang baru dengan segera laku di pasaran. Sejak 1932, perusahaan mencapai kedewasaan yang luar biasa. Matsushita Konosuke mencari sesuatu untuk memperkuat perasaan dalam misi di antara staf karyawannya dan hal untuk membuat sikap yang kreatif, serta menjadi unsur yang permanen dalam etos perusahaan. Kepercayaan bahwa kepemimpinan yang kuat sangat diperlukan dalam kesehari-harian dan supaya prinsip yang ditetapkan dapat membimbing kegiatan sehari-hari, serta unluk memberi semangat kepada setiap orang di dalam perusahaan. Maka ia membuat prinsip perusahaan yang sampai saat ini terus dipegang teguh oleh para karyawannya. Pada tanggal 3 November 1945, ia mendirikan lembaga PHP, inisial tersebut merupakan singkatan dari Peace and Hhappiness through Prosperity. Lembaga ini sangat membantu kesejahteraan masyarakat melalui gagasan-gagasan yang timbul di dalam lembaga tersehut. walaupun sekarang Matsushita Konosuke telah tiada, tetapi perusahaan yang dirintisnya tetap berjalan untuk melanjutkan misi yang telah ditanam olehnva.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library